Tuesday, June 24, 2014

Sikap Terhadap Pilpres, Piala Dunia Dan Ramadhan


 
Dunia Politik Dipenuhi Hujatan antar Pendukung Capresnya ... Dunia Sepak Bola Dipenuhi Teriakan Suporter menyambuT Piala Dunia ....Hmmm ... TuTup Mata Dan Telinga saja .. Karna Dunia IsLam Akan MenyambuT Kemenangan Yang SesungGuhnya .. MarHaban Ya Ramadhan   ^ _ ^ (Fay Rycha, Mahasiswi Universitas Terbuka Taiwan)


Penulis: Amriadi, A.Ma.D


 
Pilpres (Pemilihan Presiden)

Dunia politik dipenuhi dengan hujatan antar Pendukung, mereka tidak peduli dengan namanya ghibah dan fitnah. Penghujatannya bukan saja terhadap mereka yang mencalonkan diri menjadi caleg atau capres, tetapi  hujatan itu juga ditujukan kepada agama tertentu. Padahal masalah agama adalah masalah prinsip dan keyakinan, maka dari itu jika ada ummat yang menghujat atau menghina agama sendiri hanya karena politik maka dapat dipastikan mereka telah keluar dari agama tersebut dan mereka dari agama lain yang  menghina agama lain lagi,  maka wajib dituntut atas hinaan maupun pelecehan terhadap agama tersebut.

Jangan karena pesta demokrasi kita dari umat Islam berpecah belah, jangan karena visi dan missi capres kita bertengkar, tetapi mari kita bersikap sportifitas dan adil terhadap para calon yang akan kita pilih, dengan pilihan hati nurani kita bukan karena uang atau kepopularitasannya.
Jangan pernah mengedepan hawa nafsu dan egoisme, karena hal itu akan menimbulkan kehancuran. Oleh karena itu, kita sebagai kaum muslimin dan muslimat harus melihat kriteria-kriteria calon pemimpin yang akan memimpin kita di esok hari, minimal ada pada mereka sikap keadilan, Amanah, berilmu (Cerdas), memiliki kemampuan untuk memimpin, menegakkan Islam dan kehormatannya.

Kriteria lain sebagaimana diungkapkan oleh para ulama yaitu pilihlah diantara mereka yang sedikit mudharatnya, karena setiap pilihan akan dipertanggungjawabkan didunia maupun akhirat, jika pemimpin yang kita pilih itu baik maka hasil yang akan kita dapat juga baik, begitu juga sebaliknya.

Tolak ukur selanjutnya adalah melihat shalatnya, jika mereka berani meninggalkan shalat jangan harap mereka menghiraukan rakyat.  Karena Allah saja tidak dihiraukan apalagi kita sebagai manusia, terus shalatnya dimana ia kerjakan berjamaah atau sendiri dirumah, terutama shalat Isa dan Shubuh. Karena dalam hadist Nabi n. Ditegaskan Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh...” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651). 

Yang terakhir lihatlah keluarganya, sakinah atau tidak.  Istrinya bagaimana, membuka aurat atau suka berfoya-foya. anaknya bagaimana, bolos sekolah atau suka tawuran. Jika keluarganya belum sangguh dipimpin maka jangan harap dia bisa memimpin negara yang jumlahnya jutaan penduduk. Inilah yang mungkin menjadi rujukan sebelum datang ke TPS bagi yang mau memilih dan bagi yang tidak memilih silahkan menjalankan aktifitasnya seperti biasa, memilih ataupun tidak itu hak privasi kita masing-masing.

Maka dari itu Abu Fatih Abdurrahman Kontributor VOA-ISLAM menggambarkan 3 tipe ummat dalam menghadapi arus Pilpres, yang pertama Kelompok Kebanyakan, baik kalangan awam maupun 'alim yang sudah gamang dalam mempertahankan ideology dan semangat kejuangannya. Kelompok inilah yang coba terbiasa hidup hina dan kehilangan martabat dibawah ajaran dan system yang diterapkan musuh-musuh alaminya dari kalangan kuffar dan munafik.
Kedua, Kelompok Petualang yang sebenarnya merupakan kalangan sedikit dari orang-orang kebanyakan pada kelompok pertama diatas. Kelompok tipe ini adalah mereka yang berupaya hidup di 2 (dua) alam atau amphibi. Terkadang mencoba bergulat meraih kemuliaan namun tidak jarang juga akhirnya bertahan dalam kehinaan.
Dan yang ke tiga atau yang Terakhir, adalah tipe kelompok yang kami beri nama The Salmon Code. Sedangkan Rasululloh n. memuliakan kelompok ini dengan nama Thoifah Al Manshuroh. Sebuah elit kelompok dari Ummat nabi Muhammad n. yang mendapat ampunan (maghfiroh) dan kasih sayang (rahmah) dimana dengan kedua karunia Allah itu mereka dimasukkan kedalam syurgaNya.
Terakhir penulis mengingatkan kita jangan sampai sibuk dengan mengurusi visi dan missi capres, lupa dengan visi dan misi hidup kita sendiri.
 
Piala Dunia
Dunia sepak bola dipenuhi dengan teriakkan histeris para suporter menyambut mereka para bintang di lampangan hijau. Bagi yang tidak datang langsung kelapangan hijau, mereka akan menyaksikannya lewat chanel Televisi atau Streaning Internet, walaupun jam yang disiarkan berada pada jam 12 malam keatas. Inilah perbedaan khusus bagi pecinta bola yang bagun jam 3 malam hanya untuk menyaksikan TV yang disiarkan bola piala dunia, tetapi bagi pecinta Allah l. Bangun jam 3 untuk shalat malam dan mendekatkan diri kepada Allah l. Bukan kepada Cristian Rodaldo si Bintang Bola.
Karena bola tidak sedikit terjadi perpecahan, misalnya suatu kelompok yang mendukung negara A putus saudara  karena mereka mendukung Negara B, dalam hal yang sama juga  sering terjadi bentrokkan antar suporter, baik yang datang langsung atau yang hanya menyaksikan di televisi. Disisi lain bola juga menjadi ajang perjudian atau pertaruhan yang kadang-kadang membuat keluarga menjadi berantankan disebatkan dengan gila bola.
Dalam dunia bola juga tidak jauh dengan dunia politik Demokrasi yang menghalalkan berbagai cara yang penting menang, dalam dunia sepak bola juga sering kita temukan begitu, sampai-sampai dukun dan para Normal juga dilibatkan demi untuk mencapai kemenangan, mereka tidak peduli dosa atau tidak, halal atau haram.
Pada dasarnya menyukai permainan sepak bola boleh-boleh saja asal tidak berlebihan. Bagi seorang Muslim mengingat Allah harus yang pertama, bola boleh jadi berada pada posisi yang ke dua puluh. Hobi nonton bola boleh saja pada jam 3 malam asal shalat shubuh tepat waktu. Jangan karena nonton bola shubuh jam 10 siang, tetapi harus disesuaikan dengan keadaan kita masing-masing.
Jangan karena sepak bola kita lupa kepada Allah l. Jangan karena bola kita membenci saudara kita sendiri, jangan karena bola kesehatan diri kita terganggu, jangan karena bola kita laila terhadap kegiatan dan kewajiban kita sendiri, tetapi sesuaikanlah dengan situasi dan kondisi kita masing-masing.
Marhaban Yaa Ramadhan

Dunia Islam pun tidak ketinggalan dalam rangka menyambut bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang magfirah, bulan lebih baik dari seribu bulan, yaitu Marhaban Yaa Ramadhan. Mari kita sambut kedatangannya dengan penuh ketakwaan, keIkhlasan dan kesabaran serta Istiqamah untuk bulan-bulan selanjutnya.

Kita ummat Islam tidak boleh berpecah belah pada bulan ini, tetapi menjadi bulan penegak persatuan dan kesatuan, jangan karena shalat terawih 11 dan 23 rakaat kita berpecah-belah. Perbedaan shalat terawih bukan pada perbedaan prinsip atau keyakinan, tetapi perbedaan shalat terawih hanya terletak pada perbedaan khilafiyah dan fiqhiyah.
Maka dari itu, kita ummat Islam harus mensikapi kedatangnya dengan beberapa pokok kaidah, agar benar-benar mendapat baraqah dari Allah l.

1.      “Alfarhu”
Hatinya merasa gembira, dan bersuka cita dengan kedatangan bulan Ramadhan ini, karena dipanggil Allah untuk melaksanakan shaum, karena dirinya mengetahui sepenuhnya bahwa dengan puasa ini Allah akan mengangkat derajatnya menjadi hambaNya yang bertaqwa. 

Allah Swt berfirman: “Hai hamba-hamba yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (QS Al-Baqarah 183). 

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Yang akan masuk melaluinya pada hari kiamat hanyalah hamba hamba yang berpuasa. Tidak akan masuk seorang pun melaluinya selain mereka. Lalu diserukan, “Manakah hamba hamba Allah yang berpuasa?” Maka, mereka pun berdiri. Tidak ada seorang pun yang akan masuk melalui pintu Ar-Rayyan ini kecuali mereka. Setelah semua masuk, pintu itu pun ditutup, sehingga tidak ada lagi yang bisa masuk melaluinya” (Muttafaqun ‘Alaih).

Rasulullah bersabda: “Wahai sekalian manusia. Ramadhan, bulan penuh berkah telah datang kepada kalian. Pada bulan ini, Allah melimpahkan (karunia-Nya) kepada kalian. Dia menurunkan rahmat, menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan mengabulkan doa. Allah akan melihat perlombaanmu di bulan itu dan akan membanggakanmu di hadapan para malaikat. Maka, tampilkanlah dari diri kalian yang baik-baik. Karena orang yang malang adalah orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah pada bulan itu” (HR Ath-Thabrani).

2.      “Attazzikiyah”
Berusaha untuk membersihkan hati agar hatinya terbebas dari penyakit-penyakit hati yang menyebabkan dirinya sulit untuk mengakses “nur” rahasia hikmah yang tersembunyi di balik bulan Ramadhan dengan selalu memperbanyak istighfar di setiap kesempatan menjelang Ramadhan.

3.      “Al ilmu”
Mempelajari tujuan, hikmah, keutamaan, amal-amal utama dan hal-hal yang dapat mengurangi bahkan merusak nilai ibadah puasanya sehingga ketiba datang Ramadhan kita benar benar siap untuk mengakses semua nilai universitas Ramadhan.

4.      “Al-Maghfirah” 
Memohon ampunan dari Allah, dan meminta maaf kepada orangtua, suaminya atau istri tercintanya, tidak lupa juga kepada kerabat, saudara, handai taulan dan para tetangganya. Bersih lahir batin adalah kunci kebahagiaan. Wallahu ‘alam.


SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: