Dunia
Politik Dipenuhi Hujatan antar Pendukung Capresnya ... Dunia Sepak Bola Dipenuhi Teriakan Suporter menyambuT
Piala Dunia ....Hmmm ... TuTup Mata Dan Telinga saja .. Karna Dunia IsLam Akan
MenyambuT Kemenangan Yang SesungGuhnya .. MarHaban
Ya Ramadhan ^ _ ^ (Fay Rycha,
Mahasiswi Universitas Terbuka Taiwan)
Penulis: Amriadi, A.Ma.D

Pilpres (Pemilihan Presiden)
Dunia politik dipenuhi dengan hujatan antar Pendukung, mereka
tidak peduli dengan namanya ghibah dan fitnah. Penghujatannya bukan saja
terhadap mereka yang mencalonkan diri menjadi caleg atau capres, tetapi hujatan itu juga ditujukan kepada agama
tertentu. Padahal masalah agama adalah masalah prinsip dan keyakinan, maka dari
itu jika ada ummat yang menghujat atau menghina agama sendiri hanya karena
politik maka dapat dipastikan mereka telah keluar dari agama tersebut dan mereka
dari agama lain yang menghina agama lain
lagi, maka wajib dituntut atas hinaan
maupun pelecehan terhadap agama tersebut.
Jangan karena pesta demokrasi kita dari umat Islam berpecah
belah, jangan karena visi dan missi capres kita bertengkar, tetapi mari kita
bersikap sportifitas dan adil terhadap para calon yang akan kita pilih, dengan
pilihan hati nurani kita bukan karena uang atau kepopularitasannya.
Jangan pernah mengedepan hawa nafsu dan egoisme, karena hal itu
akan menimbulkan kehancuran. Oleh karena itu, kita sebagai kaum muslimin dan
muslimat harus melihat kriteria-kriteria calon pemimpin yang akan memimpin kita
di esok hari, minimal ada pada mereka sikap keadilan, Amanah, berilmu (Cerdas),
memiliki kemampuan untuk memimpin, menegakkan Islam dan kehormatannya.
Kriteria lain sebagaimana diungkapkan oleh para ulama yaitu
pilihlah diantara mereka yang sedikit mudharatnya, karena setiap pilihan akan
dipertanggungjawabkan didunia maupun akhirat, jika pemimpin yang kita pilih itu
baik maka hasil yang akan kita dapat juga baik, begitu juga sebaliknya.
Tolak ukur selanjutnya adalah melihat shalatnya, jika mereka
berani meninggalkan shalat jangan harap mereka menghiraukan rakyat. Karena Allah saja tidak dihiraukan apalagi kita
sebagai manusia, terus shalatnya dimana ia kerjakan berjamaah atau sendiri
dirumah, terutama shalat Isa dan Shubuh. Karena dalam hadist Nabi
. Ditegaskan “Sesungguhnya shalat
yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan
shalat subuh...” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651).

Yang terakhir lihatlah keluarganya, sakinah atau tidak. Istrinya bagaimana, membuka aurat atau suka
berfoya-foya. anaknya bagaimana, bolos sekolah atau suka tawuran. Jika
keluarganya belum sangguh dipimpin maka jangan harap dia bisa memimpin negara
yang jumlahnya jutaan penduduk. Inilah yang mungkin menjadi rujukan sebelum
datang ke TPS bagi yang mau memilih dan bagi yang tidak memilih silahkan
menjalankan aktifitasnya seperti biasa, memilih ataupun tidak itu hak privasi
kita masing-masing.
Maka dari itu Abu Fatih Abdurrahman Kontributor VOA-ISLAM
menggambarkan 3 tipe ummat dalam menghadapi arus Pilpres, yang pertama Kelompok Kebanyakan,
baik kalangan awam maupun 'alim yang sudah gamang dalam mempertahankan ideology
dan semangat kejuangannya. Kelompok inilah yang coba terbiasa hidup hina dan
kehilangan martabat dibawah ajaran dan system yang diterapkan musuh-musuh
alaminya dari kalangan kuffar dan munafik.
Kedua, Kelompok Petualang
yang sebenarnya merupakan kalangan sedikit dari orang-orang kebanyakan pada
kelompok pertama diatas. Kelompok tipe ini adalah mereka yang berupaya hidup di
2 (dua) alam atau amphibi. Terkadang mencoba bergulat meraih kemuliaan namun tidak
jarang juga akhirnya bertahan dalam kehinaan.
Dan yang ke tiga atau yang Terakhir,
adalah tipe kelompok yang kami beri nama The Salmon Code. Sedangkan
Rasululloh
. memuliakan kelompok ini dengan
nama Thoifah Al Manshuroh. Sebuah elit kelompok dari Ummat nabi Muhammad
. yang mendapat ampunan (maghfiroh) dan
kasih sayang (rahmah) dimana dengan kedua karunia Allah itu mereka dimasukkan
kedalam syurgaNya.


Terakhir penulis mengingatkan kita
jangan sampai sibuk dengan mengurusi visi dan missi capres, lupa dengan visi
dan misi hidup kita sendiri.
Piala Dunia
Dunia sepak bola dipenuhi dengan
teriakkan histeris para suporter menyambut mereka para bintang di lampangan
hijau. Bagi yang tidak datang langsung kelapangan hijau, mereka akan
menyaksikannya lewat chanel Televisi atau Streaning Internet, walaupun jam yang
disiarkan berada pada jam 12 malam keatas. Inilah perbedaan khusus bagi pecinta
bola yang bagun jam 3 malam hanya untuk menyaksikan TV yang disiarkan bola
piala dunia, tetapi bagi pecinta Allah
. Bangun jam 3 untuk shalat malam dan
mendekatkan diri kepada Allah
. Bukan kepada Cristian Rodaldo si
Bintang Bola.


Karena bola tidak sedikit terjadi
perpecahan, misalnya suatu kelompok yang mendukung negara A putus saudara karena mereka mendukung Negara B, dalam hal yang
sama juga sering terjadi bentrokkan
antar suporter, baik yang datang langsung atau yang hanya menyaksikan di
televisi. Disisi lain bola juga menjadi ajang perjudian atau pertaruhan yang
kadang-kadang membuat keluarga menjadi berantankan disebatkan dengan gila bola.
Dalam dunia bola juga tidak jauh dengan
dunia politik Demokrasi yang menghalalkan berbagai cara yang penting menang,
dalam dunia sepak bola juga sering kita temukan begitu, sampai-sampai dukun dan
para Normal juga dilibatkan demi untuk mencapai kemenangan, mereka tidak peduli
dosa atau tidak, halal atau haram.
Pada dasarnya menyukai permainan sepak
bola boleh-boleh saja asal tidak berlebihan. Bagi seorang Muslim mengingat
Allah harus yang pertama, bola boleh jadi berada pada posisi yang ke dua puluh.
Hobi nonton bola boleh saja pada jam 3 malam asal shalat shubuh tepat waktu.
Jangan karena nonton bola shubuh jam 10 siang, tetapi harus disesuaikan dengan
keadaan kita masing-masing.
Jangan karena sepak bola kita lupa
kepada Allah
. Jangan karena bola kita membenci
saudara kita sendiri, jangan karena bola kesehatan diri kita terganggu, jangan
karena bola kita laila terhadap kegiatan dan kewajiban kita sendiri, tetapi
sesuaikanlah dengan situasi dan kondisi kita masing-masing.


Marhaban Yaa Ramadhan
Dunia Islam pun tidak ketinggalan dalam rangka menyambut bulan
yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang magfirah, bulan lebih baik dari
seribu bulan, yaitu Marhaban Yaa Ramadhan. Mari kita sambut kedatangannya
dengan penuh ketakwaan, keIkhlasan dan kesabaran serta Istiqamah untuk
bulan-bulan selanjutnya.
Kita ummat Islam tidak boleh berpecah belah pada bulan ini,
tetapi menjadi bulan penegak persatuan dan kesatuan, jangan karena shalat
terawih 11 dan 23 rakaat kita berpecah-belah. Perbedaan shalat terawih bukan
pada perbedaan prinsip atau keyakinan, tetapi perbedaan shalat terawih hanya
terletak pada perbedaan khilafiyah dan fiqhiyah.
Maka dari itu, kita ummat Islam harus mensikapi kedatangnya
dengan beberapa pokok kaidah, agar benar-benar mendapat baraqah dari Allah
.

1.
“Alfarhu”
Hatinya merasa gembira, dan bersuka cita dengan kedatangan
bulan Ramadhan ini, karena dipanggil Allah untuk melaksanakan shaum, karena
dirinya mengetahui sepenuhnya bahwa dengan puasa ini Allah akan mengangkat
derajatnya menjadi hambaNya yang bertaqwa.
Allah Swt berfirman: “Hai hamba-hamba yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (QS Al-Baqarah 183).
Allah Swt berfirman: “Hai hamba-hamba yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (QS Al-Baqarah 183).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu
yang dinamakan Ar-Rayyan. Yang akan masuk melaluinya pada hari kiamat hanyalah
hamba hamba yang berpuasa. Tidak akan masuk seorang pun melaluinya selain
mereka. Lalu diserukan, “Manakah hamba hamba Allah yang berpuasa?” Maka, mereka
pun berdiri. Tidak ada seorang pun yang akan masuk melalui pintu Ar-Rayyan ini
kecuali mereka. Setelah semua masuk, pintu itu pun ditutup, sehingga tidak ada
lagi yang bisa masuk melaluinya” (Muttafaqun ‘Alaih).
Rasulullah bersabda: “Wahai sekalian manusia. Ramadhan, bulan penuh berkah telah datang kepada kalian. Pada bulan ini, Allah melimpahkan (karunia-Nya) kepada kalian. Dia menurunkan rahmat, menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan mengabulkan doa. Allah akan melihat perlombaanmu di bulan itu dan akan membanggakanmu di hadapan para malaikat. Maka, tampilkanlah dari diri kalian yang baik-baik. Karena orang yang malang adalah orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah pada bulan itu” (HR Ath-Thabrani).
Rasulullah bersabda: “Wahai sekalian manusia. Ramadhan, bulan penuh berkah telah datang kepada kalian. Pada bulan ini, Allah melimpahkan (karunia-Nya) kepada kalian. Dia menurunkan rahmat, menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan mengabulkan doa. Allah akan melihat perlombaanmu di bulan itu dan akan membanggakanmu di hadapan para malaikat. Maka, tampilkanlah dari diri kalian yang baik-baik. Karena orang yang malang adalah orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah pada bulan itu” (HR Ath-Thabrani).
2.
“Attazzikiyah”
Berusaha untuk membersihkan hati agar hatinya terbebas dari
penyakit-penyakit hati yang menyebabkan dirinya sulit untuk mengakses “nur”
rahasia hikmah yang tersembunyi di balik bulan Ramadhan dengan selalu
memperbanyak istighfar di setiap kesempatan menjelang Ramadhan.
3.
“Al ilmu”
Mempelajari tujuan, hikmah, keutamaan, amal-amal utama dan
hal-hal yang dapat mengurangi bahkan merusak nilai ibadah puasanya sehingga
ketiba datang Ramadhan kita benar benar siap untuk mengakses semua nilai
universitas Ramadhan.
4.
“Al-Maghfirah”
Memohon ampunan dari Allah, dan meminta maaf kepada orangtua,
suaminya atau istri tercintanya, tidak lupa juga kepada kerabat, saudara,
handai taulan dan para tetangganya. Bersih lahir batin adalah kunci
kebahagiaan. Wallahu ‘alam.
0 comments:
Post a Comment