Friday, November 7, 2014

TANGGAPAN “DEMOKRASI BISA DI ISLAMKAN” KH. CHALIL RIDWAN, Lc

TANGGAPAN “DEMOKRASI BISA DI ISLAMKAN” KH. CHALIL RIDWAN, Lc

Dalam wawancara wawasan menuju NKRI bersyariah dengan Tabloid Suara Islam Edisi 178.
Suara Islam:  Saat ini ada kelompok Islam yang mengatakan bahwa demokrasi itu
haram. Menurut Kiyai bagaimana?
Kiyai Chalil: Demokrasi itu ibaratnya Bank. Bank bisa di Islamkan tidak? padahal konsepnya
dari Barat. Begitu juga dengan demokrasi. Bisa kita Islamkan. [1]

KH. Chalil Ridwan adalah ketua umum MUI yang menjadi sumber rujukan ummat Islam di Indonesia. Beliau sangat lantang menyerukan untuk menghancurkan liberal, membubarkan aliran sesat dan lain-lain. Beliau adalah salah satu tokoh yang penulis kagumi dan sangat mendukung sepak terjangnya dalam berupaya menegakkan syariat Islam. Tapi, penulis tidak fatanatik dan berlebihan dengan pendapatnya. Salah satu buktinya pada tulisan ini, penulis tidak sependapat dengan beliau.
Sebelum kita membahas panjang lebar mari kita lihat perbandingan antara Islam dan Demokrasi. Negara Demokrasi  belum ada yang bisa menjamin rakyatnya damai dari kriminalitas, deskriminasi dan sebagainya. Tapi Islam telah terbukti dimulai dari masa nabi n. Di Madinah, kemudian dilanjutkan oleh para khulafahu rasyidin, kemudian kerajaan Islam. Semuanya terbukti 99% tidak ada kriminalitas bahkan rakyatnya tidak ada yang dibawah garis kemiskinan.
Lebih jauh demokrosi adalah sebuah agama, kenapa demikian? Mari kita analisis terlebih dahulu. Baru bisa dikatakan sebuah agama jika memiliki beberapa poin penting berikut:
DEMOKRASI                                                ISLAM
Ø  Mempunyai tuhan             : - Rakyat/wakilnya                             - Allah l.
Ø  Mempunyai kitab suci       : - Undang-Undang                             - Al-Qur’an
Ø  Mempunyai hari raya                    : - Hari lahir Negara                - Idul Fitri & Adha
Ø  Mempunyai nabi/pembawa           : - Plato at. al                           - Muhammad n.
Ø  Tempat diturunkan                        : - Yunani                                - Mekkah (Arab)
Ø  Tempat Ibadah                              : - Istana Negara                      - Masjid
Dari analisa di atas dapat kita simpulkan bahwa Demokrasi adalah sebuah agama, paling tidak adalah aliran sesat dan menyesatkan. Hal ini juga di ungkapkan oleh syaikh Syaikh Abu Muhammad 'Ashim AI-Burqawi AI-Maqdisi v: “Demokrasi Adalah Diin (Agama) Kafir Yang Bid’ah, Dan Status Para Penganutnya Adalah Antara Menjadi Rabb-Rabb (Orang-Orang Yang Dipertuhankan) Yang Berfungsi Sebagai Pembuat Syariat Dan Antara Menjadi Pengikut-Pengikut Yang Beribadah Kepada Rabb-Rabb tersebut.”[2]
Oleh karena itu kalau demokrasi bisa di Islamkan, maka aliran sesat dan agama-agama kafir juga bisa di Islamkan. Takutnya hal ini tidak hanya sampai disini, akan terjadi lagi penjualan Islam seperti Islam Liberal, Musik Islami, termasuk Pacaran Islami. Jadi kalau sudah begini, maka tidak ada gunannya lagi agama Islam, karena sudah melanggar tantanan yang ada didalam Islam dan bercampur baur dengan kekufuran. Sehingga sangatlah laku nama Islam diperjualkan dipasar bebas. Apalagi kita hidup di zaman kapitalis ini, yang memandang tanpang luwarnya saja.
Masalah bank bisa di Islamkan, walaupun konsepnya dari barat. Pertama bank adalah masalah muamalah, yang kedua hal yang serupa dengan bank pada zaman Rasulullah n. Sudah ada yang namanya baitul mal. Lembaga keuangan Negara dan lembaga zakat, Infak dan Shadaqah bisa menjadi sumber rujukan bahwa bank bisa di Islamkan, karena sudah ada gambaran umum. Jadi, bank dan demokrasi sangat jauh juga berbeda.
Sekarang jika demokrasi bisa di Islamkan maka aliran sesat dan agama lain juga bisa di Islamkan tidak usah mengeluarkan fatwa-fatwa sesat atau kafir. Jika demokrasi tidak bisa di Islamkan. Sangat jelas, karena sebuah agama tidak mungkin bisa diubah kecuali orang atau penganutnya masuk Islam.  Semoga tulisan singkat ini bisa menambah wawasan kita semua untukmengkajilebih jauh maslah hal ini.
Wallahu ‘alam.
 Penulis: Amriadi
E-Mail: amriadicyber@gmail.com

[1] Suara Islam, Wawacara: Jihad Politik di Depan Mata, Jangan Ribut masalah Demokrasi,  Edisi, 178, 2014
[2] Perj. Ustadz Abu Musa Ath- Thayyaar, Agama Demokrasi: Jawa Tengah, Kafayeh Cipta Media, hal. 39

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: