Melanjutkan pembahasan
kemarin bahwa dalam masalah pacaran Allah dan Rasul melarangnya. Dan jelas
sebab dan akibatnya. Namun bukan anak ABG namanya kalau tidak punya alasan
lain. Kan pacaran itu bikin kita positif. Maksudnya, positif hamil gitu. Ada
lagi yang mengatakan, pacaran kan tanda kita dewa. Mungkin pandai beradegan
dewasa kali ya. Pacaran kan bikin kita semangat belajar dan tambah rajin
ibadah, kan dia jadi beramal ma’ruf nahyi mungkar. Ayatnya betul, tapi
tempatnya salah. Niatnya saja sudah salah.
Pacaran kan bisa membuat orang lain bahagia, senang
dan sebaginya. Kan membuat orang lain bahagia termasuk
beribadah. Maaf salah tempat, kenapa gak pada orang tua kita
aja lakuin kayak gitu, kenapa harus pada si dia.
Pacaran kan gak ngapa-ngapain,
“Cuma” pegang tangan doang dan jalan-jalan aja. Ngapain pacaran kalau
gak ngapa-ngapa. Ingat kata “Cuma” itu sangat berbahaya karena kata yang bikin kita masuk
kejurang kehancuran. Hari ini pegang tangan besok pegang ini, besok lagi Cuma
pegang itu dan seterusnya.
Kalau ada jalan yang becek, awas dek jatuh! Nanti,
baju kamu kotor lho. Sini, kakak gendong! (Modus lama).
Setelah
nikah lain lagi, mau kepleset kah, mau jatuh kah, gak perduli gue. Elos.
Masa
pacaran kamu dah makan belum dek? Kalau belum makan, makan dulu
gih! Nanti kamu sakit. Sesudah nikah di tanya aja gak, makan syukur. Gak makan ya sudah. Kalau lagi smsn, kata-katanya mesra banget. Kalau sudah
nikah Sms
aja gak, kalau pun di balas. Cuma SJP (singkat, jelas, padat). Lagi sakit,
langsung datang ke rumah. Walau harus ngutang.
Waktu
dah nikah, udah istirahat aja. Kamu pasti
Cuma kecapean. (untung jawabannya seperti ini, coba bayangin. Kalau jawaban nya seperti ini. “kenapa gak
mati aja lo”.
Kalau
ada apa-apa, sini kakak bantu. Kalau udah nikah, katanya sarjana, gitu aja gak bisa. Goblok lo!
Dalam sebuah artikel seorang penulis mengungkapkan bahwa kalau waktu pacaran, pacar mu
baik. Maka, waktu udah nikah dia akan berbuat kasar kepadamu. Jikalau, waktu
pacaran dia berani kasar padamu. Maka, waktu sudah nikah. Dia akan lebih kasar
dari sebelumnya. Maka dari itu
pacaran tidak ada untungnya, yang ada kerugian yang banyak seperti yang telah
kita bahas kemarin.
Kalau waktu sebelum
akat nikah saja dia berani labuhkan tangannya ketubuhmu, jangan heran kalau setelah
nikah dia juga berani lakukan kepada wanita-wanita lain. Toh, sama-sama dosa
kepada Allah. Yang tiada takut dosa jangan harap dia takut dosa setelah nikah,
kecuali dapat hidayah dari Allah. Maka dari itu sudah pantas bagi wanita untuk
menjaga dirinya dari bahaya nafsu ini. Cowok mempertahankan egonya, tapi kalau cewek mempertaruhkan kehormatannya.
Permen yang telah
terbuka akan datang berbagai ancaman, mulai dari kotor sampai diserang oleh
serangga. Maka bagi orang yang waras lagi jernih akalnya tentu akan memilih
permen yang masih terbungkus daripada mengambil permen yang telah terbuka
kemudian mencucinya. Oleh karena itu wanita Islam itu berhijab untuk menjaga
dari noda, ancaman, pelecekhan dan sebagainya.
Jangan berikan dirimu
untuk diganggu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pakai hijab itu
supaya kamu tidak digoda oleh lawan kamu. Jangan bangga kamu banyak didatangi,
karena pada dasarnya barang murah itu banyak pengunjungnya. Semakin banyak
mantan, maka kamu itu bukan laku tapi karena murahan. Maka dari itu jagalah
dirimu baik-baik agar tidak menjadi barang yang murah harganya.
Menikah itu perlu
komitmen, sedangkan pacaran tanpa harus berkomitmen. Sudah kita jalani aja
dulu. Pernikahan itu perlu keyakinan, tapi pacaran tanpa perlu yakin. Yang
dicari isinya yang cantik dan tampan wajahnya. Itulah bedanya pacaran dan
nikah, nikah harus mampu yakinkan diri, orangtua, si dia, mertua dan orang
disekelingnya. Tapi pacaran tidak membutuhkan itu semua, cukup jalani aja dulu.
Bagi cowok diketahui sanggup nikah, mampu biayai hidup sendiri, kalau cewek ke dapur
dulu, harus bisa bedain mana jahe dan mana yang nama cabe.
Abul
‘Aliyah rahimahullahu berkata, “Siapa
yang bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di muka bumi maka sungguh ia
telah membuat kerusakan di bumi. Karena kebaikan di bumi dan di langit
diperoleh dengan ketaatan.” (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 6/179) “Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya
bagi laki-laki daripada fitnahnya wanita.” (HR. Al-Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 6880)
Jelas perbuatan pacaran merupakan sebuah kerusakan dan kekejian. Dan jelas pula
hadits diatas bahwa wanita adalah fitnah yang berat bagi para pria. Apalagi
bagi wanita yang suka menggoda.
“Sesungguhnya
dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah
wanita (isteri) yang sholehah.” (HR. Muslim). Hadits ini
ditunjukan bukan kepada wanita cantik yang mengobarkan aurat. Tapi kepada
wanita shaliha. Jadi jangan mimpi cantik itu yang pertama, karena keantikan itu
nilainya nol. Menikah boleh memilih cantik, kaya, bagus nasapnya, dan sebagai. Tapi
agama nilainya satu dan yang lain nilainya nol. Untuk mendapatkan nilai sejuta
harus ada angka satu terlebih dahulu, baru tambah cantik atau nol satu. Jadinya
10, tambah kaya jadinya 100, tambah nasabnya baik, jadi 1.000 semakin banyak
tambah nolnya semakin bagus. Tapi kalau ditambah nol semua tanpa satu tidak ada
nilainya.
Terus bagaimana kita
ketahui calon kita akan bobot dan bibitnya. Islam mengajarkan kepada kita yang
namanya ta’ruf. Ta’aruf itu datangi wali, anda bebas bertanya kepada
orangtuanya, karena yang paling tau tentang anaknya adalah orangtua tentunya. Namun
kalau tidak cocok sama-sama saling tidak merugikan. Dan hal ini tentu tidak
kita temukan dalam halnya pacaran yang merugikan kedua belah pihak. Karena itu
dilarang yang namanya pacaran.
Ketika orang
mengeluarkan pernyataan pacaran itu boleh kok, asal setelah nikah. Itu aja
syaratnya. Dalam mengatasi hal ini Rasulullah
bersabda: “Hai para pemuda! Barang siapa diantara kalian
yang sudah mencapai masa nikah (Memiliki kemampuan), maka nikahlah. Karena itu
dapat menjaga pandangan mata dan kemaluan. Barang siapa yang belum mampu maka
hendaklah berpuasa, karena itu penyembuh.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits diatas
jelas solusi bagi yang belum siap berpuasa, bersabar tentunya. Perbaiki diri
dulu sebelum masa. Sibukkan diri dengan hal-hal yang baik. Agar kamu tidak
melihat yang tidak pantas untuk kamu lihat. Untuk menciptakan kebiasaan baru memang,
memerlukan waktu, kesabaran, istiqamah mempertahankannya.
Mulailah dari sekarang sebelum menyesal dipengujungan dan tiada kata terlambat selain
#udahputusinaja!
Pilihlah pasangan yang selektip, yang dapat mengantarkan kamu ke surga Allah,
itulah cinta suci dan sejati. Bukan cinta yang dimaksud I Love Yaou My Heart
atau berbagai kata romantic lainnya. Semoga yang sudah nikah tetap langgeng,
sakinah, dan mawaddah warahmah. Yang belum nikah siapkan diri untuk bisa
meyakinkan diri dan semua orang disekitar anda. Risalah ini telah kami
sampaikan, mudah-mudah Allah
memberikan hidayah kepada kita untuk berani
berkata #CukupSampaiDisiniSaja
Pembahasan Selanjutnya: Islam Memberkan Solusi
0 comments:
Post a Comment