Pendidikan
Anak
Pendidikan
untuk anak sangat lah penting sejak dini, karena anak merupakan investasi
akhirat. Mendidik untuk menjadi anak yang shaleh adalah impian semua orang,
kaerena amal yang tidak terputus adalah anak shaleh yang mendoakan orang tua.
Lantas bagaima cara agar menjadi anak yang shaleh. Firman Allah dalam surat
lukman adalah jawabannya:
øÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏèt ¢Óo_ç6»t w õ8Îô³è@ «!$$Î/ ( cÎ) x8÷Åe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOÏàtã ÇÊÌÈ
Artinya: dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar". (QS. Luqman:13)
Sebelum kita bahas
panjang lebar ayat ini, saya ingin menanyakan terlebih dahulu kepada ibu-ibu
semua yang hadir disini. Kalau suami menikah lagi kira-kira ibu-ibu cemburu
atau tidak? Cemburu! Kita saja yang manusia cemburu kalau suami nikah lagi.
Allah yang maha kuasa atas segalanya, tentu juga cemburu kalau menyukutukannya
dengan cara apapun. Maka dari itu dosa syirik, dosa yang sangat teramat besar.
Kembali lagi kepada
ayat diatas, bagaimana cara Luqman mengajarkan kepada anaknya jangan
mensyarikatkan Allah
. Disini dapat kita simpulkan bahwa kita
diperintahkan oleh Allah untuk membimbing anak kita kepada ketauhidan bukan
kepada kekufuran. Tapi bagaimana realitanya. Apa yang kita ajarkan kepada
anak-anak kita. Sudahkah kita ajarkan pada anak kita akan kenapa harus
berislam, kenapa harus menyembah Allah semata, kenapa harus shalat, puasa dan
zakat, kenapa dan kenapa.
Ketika anak kita main
ditempat kawan, nak pulang jangan magrib nanti disenggol setan. Waktu pulang
anak kita kesepak batu dan jatuh berdarah. Kan sudah mama bilang, pulang jangan
malam-malam disenggol setan. Ketika mau tidur, nak cuci kaki dulu. Kalau tidak
nanti dijilat setan. Anak-anak sering tergesa dan maunya cepat-cepat untuk
tidur jika mereka sudah ngantuk. Namun datang sumut menggigit kaki dan dia
menangis. Namun datang kita, kan sudah mama bilang kalau mau tidur cuci kaki
dulu. Inikan sudah di jilat setan. Makan jangan bicara nanti di makan sama
setan, semua setan. Apa-apa setan.
Sehingga secara tidak
langsung kita ajarkan kepada anak kita untuk takut kepada setan bukan kepada
Allah
. Ketika
ibunda Imam Syafii sebelum lahir saja sudah membiasakan diri untuk
halaqah-halaqah Al-Qur’an. Dan ketika Imam Syafii lahir yang dibiasakan oleh
ibundanya dengan Al-Qur’an. Maka jangan heran kalau Imam Syafii umur 7 tahun
sudah hafal dan baca Al-Qur’an. Dan pada umur 9 tahun Imam Syafii sudah hafal
Kitab Al Muwatta’ karya Imam Malik, jadi Imam Malik dan Imam Syafii adalah guru
dan murid. Walaupun ada pendapat antara Imam Malik dan Imam Syafii berbeda.
Hal yang sama juga juga
dilakukan oleh seorang ayah dari palinglima perang terbaik. Dia adalah Muhammad
Alfatih yang anak-anak sekarang banyak yang tidak tau dengan nama yang ini.
Karena anak-anak sekarang yang duluan diajarkan oleh televise akan kisah-kisah
percintaan dan romansa, tapi kalau anak-anak dahulu yang diajarkan oleh orangtuanya
kisah para pejuang Islam, bukan si Kancil mencuri timun. Kalau si Kancil
mencuri timun yang kita ceritakan maka korupsi dan penjurian diwaktu besarnya.
Kenapa demikian karena dari kecil sudah kita ajarkan bagaimana si Kanil curi
timun.
Kembali lagi kepada
Muhammad Alfatih, yang waktu kecilnya diajarkan langsung oleh ulama terkemuka,
dalam waktu kecil sudah hafal Al-Qur’an, yang di ceritakan adalah kisah
perjuangan para sahabat, kisah para pejuang Islam. Maka tidak heran umur 18
tahun ayahnya mengangkat menjadi raja. Dan pada umur 22 tahun Kota
Konstatinopel ditaklukkan olehnya. Kota Konstatinopel, jika dunia ini satu
Negara maka ibukota yang paling cocok adalah kota Konstatinopel.
Hal ini dia taklukkan
sebagaimana hadits Rasulullah
. Yang mengatakan kota Konstatinopel lebih dahulu
ditaklukkan oleh umat Islam. Dan panglima yang menaklukan adalah panglima
terbaik. Umat Islam dari masa sahabat sampai ke generasi ke enam belum ada yang
bisa menaklukkan, namun Muhammad Alfatih yang merupakan generasi yang ke 7 baru
bisa menaklukannya. Apa yang kita tanam maka itu yang akan kita petik. Kita
tanam kepada anak kita TV perusak maka hasilnya sudah pasti, tidak perlu kita
sebutkan lagi.
Anak-anak
cenderung mengikuti kita, apa yang kita ucap, langkah, sampai gaya dan
kesopanan juga tidak tinggal diperhatikan. Kita selaku orangtuanya menjadi
contoh baginya. Ketika kita pakai pakaian yang mohon maaf belum menutupi aurat
kita selaku ibunya, maka jangan heran kalau anak kita mengikutinya. Ketika kita
berlaku kasar didepan anak-anak kita maka jangan heran kalau anak-anak kita
nakal.
Terus
bagaimana kalau anak-anak kita tinggal hanya bersama pebantu rumah tangga. Dan
kita hanya sedikit waktu bersamanya. Apalagi ada yang menitipkan kepada tempat
penitipan anak, sungguh keibuan dan kebapakan kita akan hilang darinya. Jangan
heran kalau dia lebih cenderung kepada lingkungannya, walaupun kita tidak mau
anak kita demikian.
Ketika
anak kita yang diajarkan oleh pebantu lulusan SD maka itulah guru pertamanya.
Sedangkan ibunya yang S2 tapi sibuk kerja, tidak ada gunanya untuk anaknya.
Anak sebagai generasi kita yang perlu kita didik semaksimal mungkin. Maka bagi
ibu yang S1 atau S2 kuliahnya jangan malu tinggal dirumah bersama anak-anak,
karena memang itu tugas kita bagi seorang ibu. Ayahnya, tugasnya mencari nafkah
untuk istrinya dan keluarga. Membantu suami boleh-boleh saja, tapi jangan
sampai anak-anak kita terlantar begitu saja. Anak aset masa depan dan penyelamat
diakhirat nantinya.
Begitu
juga kalau anak sudah biasa dengan lingkungannya, akan susah mendengarkan
ucapan kita selaku orangtua. Ketika kita bilang A, guruku bilang kalau itu
adalah B. Maka jangan heran anak-anak nakal tidak mendengarkan kita
orangtuanya. Maka dari itu kepedulian kita terhadap anak sangatlah penting guna
untuk membentuk karakternya dan menjadikan mereka anak-anak yang shaleh dan
shaleha.
Pembahasan Selanjutnya: Birul Walidain
0 comments:
Post a Comment