Oleh: Jawadi*
*) Aktivis Dakwah Dewan Da'wah Indonesia
A.
Pendahuluan
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala atas
nikmat yang telah diberikannya kepada kita semua. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarganya, serta para sahabat
dan pengikutnya yang senantiasa istiqomah diatas sunnahnya dalam mendakwahkan
Islam di muka bumi ini.
Dalam pertemuan kali ini, kami
mendapatkan kesempatan untuk membahas mengenai organisasi Hidayatullah. Dalam makalah ini, pembahasan kami mengenai sekilas sejarah Hidayatullah, Visi dan Misi, Ormas, Struktur Organisasi, dan Lembaga- lembaga Hidayatullah,
serta penutup.
B.
Sejarah
Berdirinya
Hidayatullah lahir pada saat umat
Islam sedang menantikan datangnya abad XV H yang diyakini sebagai Abad
Kebangkitan Islam. Tema pokoknya pada saat itu adalah “Back to Qur’an and
Sunnah”. Hidayatullah adalah sebuah gerakan pemikiran yang mencoba
menerjemahkan slogan “Back to Qur’an and Sunnah” secara lebih konkrit
sehingga a-Qur’an dan as-Sunnah menjadi ‘blue print’ pengembangan peradaban
Islami.
Hidayatullah memandang bahwa
kemunduran umat Islam lebih disebabkan karena pandangan yang parsial dalam
memahami keholistikan ajaran Islam. Masing-masing kelompok mengambil tema dan
titik tekan program sesuai dengan pandangannya yang sangat parsial bahkan tema
dan titik program itu seringkali menjadi semacam ‘ideologi’ kelompok.
Sebagai organisasi massa Islam yang berbasis
kader, Hidayatullah menyatakan diri sebagai Gerakan Perjuangan Islam (Al-Harakah
al-Jihadiyah al-Islamiyah) dengan dakwah dan tarbiyah sebagai program
utamanya.
Hidayatullah didirikan pada tanggal
7 Januari 1973 / 2 Dzulhijjah 1392 H di Balikpapan dalam bentuk yayasan sebuah
pesantren, oleh Ust. Abdullah Said (alm). Dari sebuah bentuk pesantren,
Hidayatullah kemudian berkembang dengan berbagai amal usaha di bidang sosial,
dakwah, pendidikan dan ekonomi serta menyebar ke berbagai daerah di seluruh provinsi
di Indonesia. Melalui Musyawarah Nasional I pada tanggal 9–13 Juli 2000 di
Balikpapan, Hidayatullah mengubah bentuk organisasinya menjadi organisasi
kemasyarakatan (ormas), dan menyatakan diri sebagai gerakan perjuangan Islam.
C.
Visi dan Misi Program Hidayatullah
Visi
Hidayatullah adalah “Membangun Peradaban Islam.” Sedangkan
misi Hidayatullah ada empat,yaitu:
1.
Meningkatkan kualitas dan Kuantitas sumberdaya insani.
2. Mengintensifkan pelayanan umat melalui aktivitas sosial,
pendidikan, dan dakwah.
3.
Mewujudkan kemandirian ekonomi.
4. Mendorong penegakan Islam pada tingkat individu, keluarga,
masyarakat
D.
Ormas
Hidayatullah
Sebagai organisasi massa,
keanggotaan Hidayatullah bersifat terbuka, demikian pula misi, visi, dan konsep
dasar gerakannya. Hidayatullah menjadikan amal-amal usahanya bersifat otonom,
dan berfungsi sebagai basis pendidikan dan perkaderan.
Hidayatullah merupakan wadah bagi
komponen ummat Islam yang ingin mewujudkan idealismenya membangun masyarakat
Islami dengan mengacu kepada metode/manhaj nubuwwah. Hidayatullah berpegang
teguh kepada al-Qur’an dan as-Sunnah. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya
adalah mutlak, karena itu segala urusan dikembalikan kepada Allah dan
Rasul-Nya.
Agenda utama Hidayatullah adalah;
pelurusan masalah aqidah, imamah dan jamaah (tajdid); pencerahan kesadaran
(tilawatu ayatillah); pembersihan jiwa (tazkiyatun-nufus); pengajaran dan
pendidikan (ta’limatul-kitab wal-hikmah) menuju lahirnya kepemimpinan dan ummat
terbaik.[1]
E.
Struktur dan Mekanisme Organisasi
Pengurus Organisasi Tingkat Pusat
terdiri dari Dewan Syura dan Dewan Pimpinan Pusat. Dewan Syura merupakan
lembaga tertinggi organisasi, dipimpin oleh Ketua Dewan Syura yang sekaligus
merupakan Imam bagi jamaah Hidayatullah, dengan sebutan Pemimpin Umum.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat
dipilih lewat Musyawarah Nasional, dan Pengurus DPP disahkan oleh Pemimpin Umum
di dalam Munas tersebut untuk jangka waktu 5 tahun.
Struktur di bawah Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) terdiri dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW/tingkat Provinsi),Dewan Pimpinan Daerah (DPD/tingkat Kabupaten/Kota), Dewan
Pimpinan Cabang (DPC/tingkat Kecamatan), Pimpinan Ranting (PR/tingkat
Desa/Kelurahan), Pimpinan Anak Ranting (PAR/tingkat RW/RT). Ketua Dewan
Pimpinan Wilayah/Daerah/Cabang dipilih oleh Musyawarah di tingkat masing-masing
dan disahkan oleh struktur di atasnya.
Kepemimpinan
untuk periode 2010- 2015, Pimpinan Umum (Ketua Dewan Syura) adalah Ustadz. H.
Abdurrahman Muhammad, sedangkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dijabat
oleh Dr. Abdul Mannan, di dampingi Sekretaris
Jendral. Ir. Abu A’la Abdullah.
Untuk mewujudkan
visi dan misi organisasi tersebut, maka Hidayatullah membentuk lembaga- lembaga
yang mendukungnya, yaitu:
a.
Pendidikan
Hidayatullah
Dalam tahapan 25 tahun kedua
Hidayatullah, pendidikan mempunyai peranan yang sangat sentral dan strategis,
terutama jika dikaitkan dengan upaya peningkatan mutu sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang berkualitas
menurut terminologi Islam adalah manusia yang mampu memfungsikan segala potensi
fikir dan potensi dzikir dalam dirinya secara seimbang sehingga segala penguasaan
ilmu, penguasaan teknologi dan keahliannya memberi manfaat bagi dirinya,
lingkungannya dan dunia pada umumnya. Oleh karena itu, pengembangan sumber daya
manusia harus ditekankan pada prinsip-prinsip ketauhidan dan akhlakul karimah
tanpa menafikan harkat intelektualitas.
Bertolak dari pemikiran di atas,
Hidayatullah memperkenalkan konsep pendidikan Islam integral dan
diimplementasikan dalam pengelolaan sekolah-sekolah Hidayatullah sejak dari
tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi.
Istilah integral menunjukkan satu
kesatuan dari seluruh unsur pendidikan yang ada, baik iman dan taqwa maupun
ilmu pengetahuan dan teknologi, sekolah dan masyarakat, formal maupun
non-formal, dan sebagainya. Mulai 2005, Hidayatullah menegaskan penggunaan
Kurikulum Berbasis Tauhid (KBT) untuk seluruh Sekolah Integral yang
dikelolanya. Sekolah-sekolah milik Hidayatullah tidak diwajibkan mempergunakan
nama ‘Hidayatullah’ namun wajib mempergunakan KBT dan sistem integral.Lembaga
Pendidikan Hidayatullah meliputi Taman Kanak-Kanak dan Play Group, Sekolah
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah di hampir semua Daerah, Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
setidaknya ada di setiap Wilayah dan 3 perguruan tinggi di Surabaya, Balikpapan,
dan Depok. Pada tahun 2006, setelah didapatkan ijin dari Menteri Pendidikan
Nasional, didirikanlah Universitas Hidayatullah di Jakarta. Universitas ini
tidak mengeliminir keberadaan Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim (STAIL) Hidayatullah Surabaya, Sekolah Tinggi Ilmu
Syari'ah (STIS)
Hidayatullah Balikpapan, maupun Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Hidayatullah Depok yang telah ada.
b.
Pesantren-pesantren
Hidayatullah
Pesantren-Pesantren Hidayatullah
seperti halnya pesantren di tempat lain, berfungsi sebagai tempat untuk
mendalami ilmu-ilmu diniyah. Lingkungan kampus Pesantren juga berfungsi sebagai
miniatur kehidupan berimamah dan berjamaah. Selain dihuni santri yang tinggal
di asrama, di Pesantren juga tinggal guru, pengasuh, pengelola, dan jamaah Hidayatullah
yang berkeinginan menetap di sekitar Pesantren dalam rangka belajar menegakkan
Islam.
Pola pengajaran
di pesantren Hidayatullah adalah sistem pesantren modern, yaitu penggabungan
mata ajaran umum dan mata ajaran khusus
atau keislaman (diniyyah).
c.
Hidayatullah
dan Kaum Dhu'afa
Untuk membantu anak-anak kurang
mampu, Hidayatullah telah mendirikan Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) di hampir setiap DPD. PPAS ini
berupa asrama tempat anak-anak yatim atau piatu atau miskin tinggal, sebagai
pengganti orang tua. Muatan utama PPAS adalah pendidikan diniyyah,penumbuhan
rasa percaya diri,kreativitas, dan
hal-hal penting lainnya layaknya yang mereka peroleh dari keluarga.
Keberadaan lebih dari 200 Pusat
Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) dengan jumlah anak yatim piatu dan tidak mampu
yang dibina rata-rata 150 orang anak adalah bukti keberpihakan Hidayatullah
terhadap kalangan dhu’afa (lemah) dan mustadh’afin (tertindas), anak yatim
piatu dan tidak mampu. Ini merupakan salah satu komitmen yang mendapat
perhatian utama sejak awal perlangkahan Hidayatullah.
d.
Baitul
Maal Hidayatullah
Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
adalah lembaga di bawah Hidayatullah yang mempunyai fungsi untuk mengelola dana
zakat, infaq, shadaqah, wakaf ataupun hibah ummat. Sebagai wujud kepercayaan
masyarakat dan pemerintah terhadap Hidayatullah, Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
mendapat pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional melalui Surat Keputusan
Menteri Agama Republik Indonesia No. 538 tahun 2001.
BMH mengelola dana ummat untuk
disalurkan bagi pemberdayaan ummat, memajukan lembaga-lembaga pendidikan maupun
sosial, memajukan dakwah Islam, mengentaskan kaum dhuafa (lemah) maupun
mustadh’afin (tertindas).
Kini Baitul Maal Hidayatullah telah
memiliki 30 kantor perwakilan dan 144 jaringan pos peduli (mitra). Sebagai
komitmen layanan sosial, BMH juga telah mendirikan klinik-klinik IMS (Islamic
Medical Service) di berbagai lokasi. Lembaga IMC berdiri pada tanggal 06
Agustus 2008.
e.
Majalah
Suara Hidayatullah
Majalah Suara Hidayatullah (Sahid)
merupakan salah satu dari badan usaha milik Hidayatullah yang menggarap bidang
pers. Majalah Suara Hidayatullah berisi tentang problematika dan dinamika
dakwah, baik di Indonesia maupun dunia. Di dalamnya ada rubrik wawancara dengan
tokoh ternama, kajian Al-Qur`an dan Hadits, kisah heroik perjuangan da’i di
berbagai pelosok tanah air, hingga masalah keluarga. Tiras rata-rata selama 5
tahun terakhir (hingga 2005) majalah full-color ini mencapai 60.000 eksemplar
sekali terbit, dengan sebaran dari Sabang sampai Merauke.[2] Majalah Suara
Hidayatullah berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur.
f.
Situs
Hidayatullah
Situs- situs
informasi Hidayatullah terdapat dalam beberapa website, antara lain: www.hidayatullah.com (majalah,
berita, diskusi, dan link- link Islam), www.hidayatullah.or.id (organisasi,
amal- amal usaha terkait, layanan dakwah/ atau pendidikan/ sosial, dll) dan
wensite- website milik amal usaha mandiri seperti bmh.or.id (Baitul Maal
Hidayatullah), luqman al-hakim, STIM, STAIL, STIS, dll.
Hidayatullah.com kini telah berkembang menjadi situs
berita dunia Islam yang ramai dikunjungi dan menjadi ajang diskusi baik sesama
aktivis Islam maupun dengan kelompok anti-Islam.
g.
Muslimat
Hidayatullah (Mushida)
Merupakan organisasi otonom
Hidayatullah, yang telah memiliki 15 Pengurus Wilayah (PW) di seluruh
Indonesia. Mushida bergerak dalam bidang da’wah, pendidikan, dan sosial, dengan
fokus garapan adalah pemberdayaan wanita, keluarga dan anak.
Visi Mushida adalah “Membangun
keluarga Qur’ani sebagai tonggak utama terwujudnya masyarakat bertauhid.”
Untuk menggapai visi tersebut maka setiap program Mushida mengarah kepada
pembentuk pribadi muslimah yang rahmatan lil ‘alamin, dan membangun sosok
muslimah yang berkualitas dalam menunjang perannya sebagai pribadi, istri, ibu
dan sebagai anggota masyarakat.
Di bidang pendidikan, Mushida
mengemban amanah untuk mengembangkan lembaga pendidikan Hidayatullah pada
tingkatan Taman Kanak-Kanak, Play Group, Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA). TK
Hidayatullah yang manajemennya sudah baik, dipercaya masyarakat dan unggulan,
menjadi model atau percontohan bagi TK yang lainnya dalam hal peningkatan
kualitas guru melalui pelatihan rutin, pembinaan manajemen, penerbitan bulletin
hingga penyediaan tenaga guru.[3]
h.
Syabab
(Pemuda) Hidayatullah
Untuk mewadahi aspirasi kalangan
remaja dan mahasiswa, Hidayatullah telah membentuk organisasi otonom Pemuda
Hidayatullah. Gerakan utamana organisasi ini adalah menyelenggarakan kegiatan
perkaderan pemuda, mahasiswa, dan remaja Islam, untuk menumbuhkan ghirah perjuangan
dan semangat berkurban.
Pada Munas 2005, Pemuda Hidayatullah
telah memilih kepengurusan tingkat pusat, dengan Ketua Umum Drs Asdar Majhari,
Sekretaris Jenderal Saiful Bahri, SH, dan Bendahara Umum Muh Isnaini.[4]
i.
Induk
Koperasi Hidayatullah (Inkophida)
Induk Koperasi Hidayatullah
(Inkophida) adalah koperasi sekunder yang menjadi wadah seluruh jaringan
Koperasi Hidayatullah yang tersebar diseluruh Indonesia. Inkophida didirikan di
Jakarta pada tahun 1999, dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Koperasi
dan Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor : 013/BH/M.1/1999,
tanggal 9 April 1999.
Saat ini Inkophida memiliki 9
(sembilan) Puskophida (Pusat Koperasi Hidayatullah) ditingkat provinsi dan 142
Kophida (Koperasi Primer Hidayatullah) di tingkat Kabupaten/Kota. Visi
Inkophida adalah membangun jaringan ekonomi ummat yang berkeadilan dan saling
menguntungkan.[5]
j.
Tim
SAR (Search and Rescue) Hidayatullah
SAR adalah suatu kegiatan manusia yang meliputi segala upaya dan
usaha untuk mencari, memberikan pertolongan serta menyelamatkan jiwa manusia
dan atau harta benda bernilai yang hilang atau menghadapi bahaya dari musibah
pelayaran, penerbangan, bencana alam serta bencana lainnya.
Mengingat betapa mulianya tugas dan fungsi SAR, maka dibentuklan
SAR Hidayatullah sebagai suatu bentuk kepedulian Yayasan Hidayatullah terhadap
kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
Pembentukan SAR Hidayatullah bertujuan untuk melatih kaum muda agar
menjadi:
- Manusia yang bertaqwa kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
- Manusia yang berkepribadian,
berwatak, dan berbudi pekerti luhur.
- Manusia yang mempunyai
kecerdasan yang tinggi dan berketerampilan.
- Anggota masyarakat yang baik
dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta
bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan di lingkungan pesantren
Hidayatullah pada khususnya dan pada umumnya bertanggungjawab atas
pembangunan bangsa dan negara.
- Manusia yang memiliki
kepedulian terhadap sesama dan alam lingkungan sekitar
Visi SAR Hidayatullah
“Visi SAR Hidayatullah adalah ikut serta membangun bangsa dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan terutama dalam hal pencarian dan penyelamatan
yang dikarenakan bencana baik bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh
ulah manusia.”
Misi SAR Hidayatullah
“Misi SAR Hidayatullah adalah menyediakan wadah bagi kaum muda
Hidayatullah untuk menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih
baik yang sanggup bertanggung jawab dan mampu memanfaatkan potensi diri untuk
kemanusiaan.”[6]
k.
Grand
MBA dan Pos MTQ
Grand MBA (Gerakan Membudayakan
Mengajar dan Belajar al-Quran) merupakan program Hidayatullah setelah melalui
kajian mendalam mengenai perkembangan Islam di Indonesia. Kemunduran ummat
disebabkan oleh rendahnya pemahaman tehadap al-Quran lantaran ummat tidak lagi
akrab dengan kitab sucinya itu.
Jarangnya kaum muslimin mempelajari
al-Quran mengakibatkan kurangnya pemahaman terhadap ajaran Islam yang
sesungguhnya, sehingga banyak sekali ajaran Islam yang tidak diketahui, atau
tidak dimengerti, tidak dipahami, atau disalahpahami oleh ummat Islam.
Akibatnya, ummat mayoritas ini memposisikan Islam secara taklid (meniru-niru)
dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk itu, perlu ditumbuhkan gerakan
mempelajari al-Quran. Bagi yang belum dapat membaca, perlu belajar membaca.
Bagi yang belum benar, perlu belajar membaca secara benar untuk menghindari
kesalahan arti. Bagi yang tidak mengerti bahasa Arab, perlu membaca terjemahan
al-Quran hingga tamat. Bagi yang belum dapat mengartikan, perlu mempelajari
cara menerjemahkannya. Dan bagi yang telah memiliki kemampuan, wajib untuk
mengajarkannya kepada orang lain, minimal 10 orang dalam suatu kurun tertentu.
Hidayatullah telah menerbitkan
modul-modul belajar membaca dan belajar menerjemah Metoda MBA. Untuk
implementasinya, di setiap titik kegiatan aktivis Hidayatullah, didirikan
Majelis Taklim al-Quran (MTQ) yang dikoordinasi melalui Pos MTQ. Kegiatan MTQ
difokuskan pada belajar membaca dan menerjemah al-Quran di bawah bimbingan
seorang mu’allim (guru), agar kaum muslimin benar-benar menguasai keterampilan,
bukan sebatas wawasan keislaman. Mereka yang telah lulus akan mendapatkan sertifikat,
dan dapat menjadi penerang di lingkungan masing-masing secara bertanggung
jawab.[7]
l.
Pos Da’i Hidayatullah
Pos Da’i
Hidayatullah adalah lembaga dakwah yang merupakan amal usaha organisasi yang
secara struktural berada dalam koordinasi Departemen Dakwah PP Hidayatullah.
Adapun tugas pokok Pos Da’i Hidayatullah adalah merencanakan, melaksanakan, dan
mengkoordinasikan program dakwah serta meningkatkan kompetensi dan kapasitas
da’i Hidayatullah didasarkan atas analisis kebutuhan organisasi dalam rangka
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
F.
Penutup
Demikian makalah tentang sekilas organisasi
Hidayatullah yang telah kami sampaikan. Kami sadari masih banyak kekurangan di
dalam makalah kami, oleh karena itu apabila terdapat kesalahan mengenai
informasi tentang Hidayatullah, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari
pemabaca sangat membantu untuk perbaikan makalah ke depannya. Wallaahu ‘Alamu bi Showaab.
Sumber Rujukan:
http://hidayatullah.or.id
[1]
http://hidayatullah.or.id/in/profil-topmenu-101/sejarah-singkat-topmenu-37.html
[3]
http://hidayatullah.or.id/in/-silahkan-pilih-wilayah-infolayanan-157/16-sekilas-muslimat-hidayatullah.html
[6]
http://hidayatullah.or.id/in/-silahkan-pilih-wilayah-infolayanan-157/15-sekilas-sar-hidayatullah.html
0 comments:
Post a Comment