Sunday, September 13, 2015

Imam Syafii dan KH. Idrus Ramli

Dalam tulisan ini bukan bermaksud menyamakan Imam Syafii dengan KH. Idrus Ramli. Namun dalam tulisan ini masih dalam masalah orasinya di Parade Aswaja Aeh. Beliau menyetakan Syiah itu sesat, memang itu benar dan Imam Syafii juga berkata demikian. Namun yang jadi masalah dengan beliau adalah menyatakan yang bukan mazhab syafii aliran sesat. Ini sama dengan menyesatkan semua ulama yang berpegang kepada empat mazhab.
Imam Syafii berkata: “Jika kalian telah mendapatkan Sunnah Nabi, maka ikutilah dan janganlah kalian berpaling mengambil pendapat yang lain.” Imam Syafii berkata demikian, apakah Imam Syafii Wahabi. Dalam kesempatan lain Imam Syafii juga berkata: “Jika ada hadits yang Shahih bertentangan dengan pendapatku, maka tinggalkan pendapatku. Itulah Mazhabku.”
Begaimana dengan Idrus Ramli. Dalam parade Aswaja di Aceh dalam orasinya dia mengatakan:Kita semua yang ada disini Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) dan menganut Mazhab Syafii, karena itulah yang akan mempersatukan kita seluruh umat muslim. Diluar dari Aswaja dan Mazhad Syafii, adalah aliran sesat,”tegas Dewan Pakar PB NU pusat. Inilah bedanya Imam Syafii dengan Idrus Ramli. Dia mengaku mazhab Syafii tapi perkataan tidak selaras dengan perkataan Imam Syafii.
Imam Syafii berkata: “Semua pendapatku itu benar, namu tidak menutup kemungkinan pendapat orang lain lebih benar. Semua pendapat salah, namun tidak menutup kemungkinan pendapatku lebih salah.” Dalam berbagai perkataan Imam Syafii lebih hati-hati dalam berkata, namun Idrus Ramli dengan gamblang berkata yang tidak mazhab Syafii sesat. Imam Syafii selaku pendiri Mazhab saja tidak berkata demikian. Namun kenapa Idrus Ramli berani berkata demikiaan.
Mengenai Idrus Ramli membenci Wahabi itu hak beliau. Begitu juga dengan rakyat Aceh yang membuat Parade Aswaja itu juga hak masyarakat Aceh. Masyarakat Aceh membenci Wahabi itu juga hak warga masyarakat Aceh. Yang jadi masalah ketika ada orang luar yang membakar dan menambah kebencian tersebut. Sehingga bukan persatuan seperti yang dia ungkapkan yang terjadi tapi justru perpecahan yang terjadi.
Kembali lagi kepada topik semula, Imam Syafii dan KH. Idrus Ramli. Imam Syafii tidak mengklaim dirinya paling benar, namun Idrus Ramli justru sebeliknya yang bukan Mazhab Syafii Sesat. Perlu kita ketahui bahwa ulama yang tergabung didalam Majelis Perwakilan Ulama (MPU) Aceh berpegang kepada empat Mazhab, dengan demikian Idrus Ramli secara tidak langsung telah menyesatkan ulama Aceh. Seharusnya Idrus Ramli sadar kalau dia lagi berada di daerah Aceh sebagai tamu bukan tuan rumah. Kalau di Jawa dia katakana demikian itu tidak masalah dengan warga Aceh. Tapi karena dia ucapkan di Aceh, maka jadi masalah bagi segenap rakyat Aceh.
Menurut pengamatan penulis kalau pernyataan ini diungkapkan Teuku Wisnu dapat dipastikan telah dikafirkan oleh semua orang dan bahkan bisa dijebloskan ke penjara. Tapi karena yang menyatakan ini adalah KH. Idrus Ramli dari Dewan Pakar NU Pusat. Media pada ciut, tidak berani ngebulynya. Tidak berani membentuk opini kalau dia ini sesat. Tapi coba Wisnu bahas masalah khilafiyah langsung dituduh Wisnu sesat.
 Karena itulah, kita tidak membeda-bedakan yang sesat ya sesat, yang bid’ah ya bid’ah, yang ngawur ya ngawur, yang keliru tetap keliru, tidak bisa diganti. Dari itu kita harus bisa memilah mana yang benar dan mana yang salah. Mengatakan selain mazhab Syafii sesat ini jelas ngawur, keliru, dan jelas-jelas bengkok yang tidak bisa diluruskan. Mencabut pernyataan dan meminta maaf kepada rakyat Aceh secara terbuka dan resmi dari NU adalah solusi untuk KH. Muhammad Idrus Ramli selaku Dewan Pakar Nahdlatul Ulama yang ada di pusat. (AM)



SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: