Sunday, September 13, 2015

Islam Nusantara dan Wahabi

Ini merupakan tulisan ketiga saya dalam menangapi pernyataan KH. Idrus Ramli. Saya akan terus membahasnya sebelum dia belum mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada segenap rakyat Aceh. Atas kelukaan ulama-ulama Aceh yang harus saya bela. Memang kami akui ada kesalahan dalam diri kami, alias salah undang. Kami telah menulis di Spanduk Anti Salafi Wahabi, Syiah, PKI dan Islam Nusantara. Tapi yang kami undang justru KH. Idrus Ramli dari Dewan Pakar Nahdlatul Ulama (NU) pusat yang didalamnya adalah para pendukung Islam Nusantara. Terbukti dengan muktamar NU ke 33 di Jombang Jawa Timur dengan tema Islam Nusantara.
Said Aqil Siradj selaku ketua NU juga telah menegaskan dalam sebuah wawancara di detik.com bahwa beda Islam Arab dengan Islam Indonesia. Oleh karena itu kehadiran Idrus Ramli ke Parade Aswaja Aceh, tidak menutup kemungkinan untuk menyebarkan paham Islam Nusantara semagai mana NU sekarang ini. Namun perlu juga kita ketahui semua, NU sekarang ini telah berpecah ada yang pro ke Islam Nusantara dan juga tidak sedikit yang kontra. Said Aqil ketua umum PBNU selalu mewanti-wanti Wahabi dengan Saudinya dan tidak pernah membahas Syiah yang telah membantai rakyat Iraq, Iran, Suriah, Lebanon dan lain-lain.
Dalam perjalanan sejarah Syiah adalah pengkhianat terhadap umat Islam, termasuk dalam mengkudeta Kekhalifahan Turki Usmani. Pernahkan kita lihat dan kita dengar Saudi Wahabi membantai umat Islam. Pernahkah dalam perjalanan sejarah Wahabi Saudi berkhianat kepada umat Islam. Mengenai kerja sama Saudi dan Amerika dan Negara-negara Kafir lainnya. Itu masalah biasa. Negara mana yang tidak bersahabat dengan Amerika, apakah Indonesia tidak bershabat dengan Amerika. Jangankan Amerika yang telah mengabil hasil bumi di Negara kita Papua dan termasuk Aceh, Israel juga doyan bershahabat dengan Indonesia.
Karena itu logika mengatakan Saudi berkhianat karena bershabat dengan Amrika dan harus berhati-hati. Kenapa Indonesia tidak kita masalahkan yang jelas-jelas melaratkan kita. Islam Nusantara selama ini membenci dan anti terhadap Saudi Arabiya. Perlu kita ketahui Islam Nusantara dan Islam Liberal anti Syariat Islam. Kedatang Dewan Pakar NU pusat ke Aceh, jangan-jangan ingin mengacaukan syariat Islam yang telah tegak selama ini di Aceh.
Penulis ulangi lagi yang bela Inul Goyang ngebor Gusdur Mantan Ketua umum NU, yang membela Isyad Manji dan Ledy Gaga, Said Aqil Siradj ketua Umum NU. Dengan demikian, kalau kita ambil sampel dalam penelitian kaulitatif dapat dipastikan NU termasuk yang menentang Syariat Islam. Dan tidak sedikit tokoh-tokoh NU yang menentang penegakkan Syariat Islam. Namun kita tidak mengambil sampel demikian, karena dalam tubuh NU masih sangat banyak yang pro Syariat Islam. Hanya segilintir orang yang ditokohkan menjadi masalah.
Simboyan Islam Nusantara yang gaungkan Jamaat Islam Nusantara dan NU mendukung Islam Nusantara termasuk Lukman Hakim selaku Manteri Agama RI sebagaimana yang ungkakan Habib Rezieq Syihab dalam Wabsite resminya. Pertengkaran antara Salafi Wahabi dan NU telah terjadi sangat lama. Dimulai dari kehancuran Khilafah Usmani sehingga berdiri NU dan sampai sekarang masih menjadi bahan perdebatan dan kebencian sesama mereka.
Maka dari itu jelas factor utama NU anti Wahabi. Terutama karena Wahabi sering kali membid’ahkan tradisi NU. Seharusnya hal ini para Wahabi Salafi sadar. Akan berada dimana, jangan memakai standar Saudi sebagai Negara Syariat, tapi harus pake standar Indonesia yang abu-abu. Kalau di Saudi umat Islam banyak tau Al-Qur’an dan Hadits, sedangkan di Indonesia banyak yang awam.
Karena itu muncul Islam Nusantara yang men-Indonesiakan ajaran Islam, hal ini tentunya salah kaprah. Islam tidak bisa lepas dari Arab. Islam ada yang namanya Haji harus ke Arab, Shalat harus menghadap Kiblat yang mana juga terletak di Arab. Islam juga ada Al-Qur’an dalam bahasa Arab, maka seharusnya NU ubah dulu logonya yang berbahasa arab jika mau ikut kampanye Islam Nusantara.
Membenci Syiah itu ada dasar dan factor, Membenci PKI itu jelas ada sebap dan akibat, membenci Islam Nusantara jelas akan sesat dan menyesatkan, membenci Wahabi perlu dipertimbangkan. Karena kita tidak bisa lepas dengan Saudi Arab. Iklan di Youtube kedatangan Idrus Ramli ke Aceh, dengan misi kampanye kebencian terhadap Wahabi. Dari itu bisa jadi sebab akibat dari permecah belahan ulama di Aceh.
Kesalahan ini semoga tidak terulang dikemudian hari, baik warga Aceh maupun KH. Idrus Ramli. Saya Yakin sebenarnya beliau terpeleset dalam mengeluarkan kata-katanya. Saya juga yakin beliau masih dalam NU garis lurus, karena saya pernah melihar beliau berdebat dengan Said Aqil selaku Ketum NU yang membenarkan keeksistensi Syiah.
Maka dari itu mencabut pernyataan dan meminta maaf kepada warga Aceh, itu hal yang wajar. Dan itu tidak menjatuhkan marwah anda wahai sebaga Kiyai. Selama ini kita berada dalam satu garis, tapi setelah peristiwa di Aceh. Kita tidak lagi segaris dan saya sangat mendukung Forum Kiyai Muda Jawa Timur. Sekali lagi peristiwa ini adalah sebuah musibah yang anda buat, sehingga kita harus berbeda. Kalau Kiyai pro Syariat Islam bersama Forum Kiyai Muda Jawa Timur, maka seharusnya anda mendukung syariat Islam di Aceh dan tidak memecah belahkan ulama Aceh. Bukan malah mendukung Islam Nusantara.

            

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: