Ini merupakan tulisan
ketiga saya dalam menangapi pernyataan KH. Idrus Ramli. Saya akan terus
membahasnya sebelum dia belum mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada
segenap rakyat Aceh. Atas kelukaan ulama-ulama Aceh yang harus saya bela.
Memang kami akui ada kesalahan dalam diri kami, alias salah undang. Kami telah
menulis di Spanduk Anti Salafi Wahabi, Syiah, PKI dan Islam Nusantara. Tapi
yang kami undang justru KH. Idrus Ramli dari Dewan Pakar Nahdlatul Ulama (NU)
pusat yang didalamnya adalah para pendukung Islam Nusantara. Terbukti dengan
muktamar NU ke 33 di Jombang Jawa Timur dengan tema Islam Nusantara.
Said Aqil Siradj selaku
ketua NU juga telah menegaskan dalam sebuah wawancara di detik.com bahwa beda
Islam Arab dengan Islam Indonesia. Oleh karena itu kehadiran Idrus Ramli ke
Parade Aswaja Aceh, tidak menutup kemungkinan untuk menyebarkan paham Islam
Nusantara semagai mana NU sekarang ini. Namun perlu juga kita ketahui semua, NU
sekarang ini telah berpecah ada yang pro ke Islam Nusantara dan juga tidak
sedikit yang kontra. Said Aqil ketua umum PBNU selalu mewanti-wanti Wahabi
dengan Saudinya dan tidak pernah membahas Syiah yang telah membantai rakyat
Iraq, Iran, Suriah, Lebanon dan lain-lain.
Dalam perjalanan
sejarah Syiah adalah pengkhianat terhadap umat Islam, termasuk dalam mengkudeta
Kekhalifahan Turki Usmani. Pernahkan kita lihat dan kita dengar Saudi Wahabi
membantai umat Islam. Pernahkah dalam perjalanan sejarah Wahabi Saudi
berkhianat kepada umat Islam. Mengenai kerja sama Saudi dan Amerika dan
Negara-negara Kafir lainnya. Itu masalah biasa. Negara mana yang tidak bersahabat
dengan Amerika, apakah Indonesia tidak bershabat dengan Amerika. Jangankan
Amerika yang telah mengabil hasil bumi di Negara kita Papua dan termasuk Aceh,
Israel juga doyan bershahabat dengan Indonesia.
Karena itu logika
mengatakan Saudi berkhianat karena bershabat dengan Amrika dan harus
berhati-hati. Kenapa Indonesia tidak kita masalahkan yang jelas-jelas
melaratkan kita. Islam Nusantara selama ini membenci dan anti terhadap Saudi
Arabiya. Perlu kita ketahui Islam Nusantara dan Islam Liberal anti Syariat
Islam. Kedatang Dewan Pakar NU pusat ke Aceh, jangan-jangan ingin mengacaukan
syariat Islam yang telah tegak selama ini di Aceh.
Penulis ulangi lagi
yang bela Inul Goyang ngebor Gusdur Mantan Ketua umum NU, yang membela Isyad
Manji dan Ledy Gaga, Said Aqil Siradj ketua Umum NU. Dengan demikian, kalau
kita ambil sampel dalam penelitian kaulitatif dapat dipastikan NU termasuk yang
menentang Syariat Islam. Dan tidak sedikit tokoh-tokoh NU yang menentang
penegakkan Syariat Islam. Namun kita tidak mengambil sampel demikian, karena
dalam tubuh NU masih sangat banyak yang pro Syariat Islam. Hanya segilintir
orang yang ditokohkan menjadi masalah.
Simboyan Islam
Nusantara yang gaungkan Jamaat Islam Nusantara dan NU mendukung Islam Nusantara
termasuk Lukman Hakim selaku Manteri Agama RI sebagaimana yang ungkakan Habib
Rezieq Syihab dalam Wabsite resminya. Pertengkaran antara Salafi Wahabi dan NU
telah terjadi sangat lama. Dimulai dari kehancuran Khilafah Usmani sehingga
berdiri NU dan sampai sekarang masih menjadi bahan perdebatan dan kebencian sesama
mereka.
Maka dari itu jelas
factor utama NU anti Wahabi. Terutama karena Wahabi sering kali membid’ahkan
tradisi NU. Seharusnya hal ini para Wahabi Salafi sadar. Akan berada dimana,
jangan memakai standar Saudi sebagai Negara Syariat, tapi harus pake standar
Indonesia yang abu-abu. Kalau di Saudi umat Islam banyak tau Al-Qur’an dan
Hadits, sedangkan di Indonesia banyak yang awam.
Karena itu muncul Islam
Nusantara yang men-Indonesiakan ajaran Islam, hal ini tentunya salah kaprah.
Islam tidak bisa lepas dari Arab. Islam ada yang namanya Haji harus ke Arab,
Shalat harus menghadap Kiblat yang mana juga terletak di Arab. Islam juga ada
Al-Qur’an dalam bahasa Arab, maka seharusnya NU ubah dulu logonya yang
berbahasa arab jika mau ikut kampanye Islam Nusantara.
Membenci Syiah itu ada
dasar dan factor, Membenci PKI itu jelas ada sebap dan akibat, membenci Islam
Nusantara jelas akan sesat dan menyesatkan, membenci Wahabi perlu
dipertimbangkan. Karena kita tidak bisa lepas dengan Saudi Arab. Iklan di
Youtube kedatangan Idrus Ramli ke Aceh, dengan misi kampanye kebencian terhadap
Wahabi. Dari itu bisa jadi sebab akibat dari permecah belahan ulama di Aceh.
Kesalahan ini semoga
tidak terulang dikemudian hari, baik warga Aceh maupun KH. Idrus Ramli. Saya
Yakin sebenarnya beliau terpeleset dalam mengeluarkan kata-katanya. Saya juga
yakin beliau masih dalam NU garis lurus, karena saya pernah melihar beliau
berdebat dengan Said Aqil selaku Ketum NU yang membenarkan keeksistensi Syiah.
Maka dari itu mencabut
pernyataan dan meminta maaf kepada warga Aceh, itu hal yang wajar. Dan itu
tidak menjatuhkan marwah anda wahai sebaga Kiyai. Selama ini kita berada dalam
satu garis, tapi setelah peristiwa di Aceh. Kita tidak lagi segaris dan saya
sangat mendukung Forum Kiyai Muda Jawa Timur. Sekali lagi peristiwa ini adalah
sebuah musibah yang anda buat, sehingga kita harus berbeda. Kalau Kiyai pro
Syariat Islam bersama Forum Kiyai Muda Jawa Timur, maka seharusnya anda
mendukung syariat Islam di Aceh dan tidak memecah belahkan ulama Aceh. Bukan
malah mendukung Islam Nusantara.
0 comments:
Post a Comment