Tuesday, September 29, 2015

Sekilas Pandang Gerakkan HTI


           
            Keberadaan Hizbut Tahri Indonesia (HTI) bermakna tersendiri bagi negeri ini. Bagaimana pun juga HTI merupakan barang impor dari luar, ini mengacu kepada istilah-istilah yang diberikan oleh yang anti akan HTI. Namun HTI sudah menjadi Ormas Islam di Indonesia yang rasa lokal. Begitu juga kalau kita mengacu kepada Ikhwanul Muslimin (IM), di Indonesia dikenal dengan nama Partai Keadilan (PK) waktu pertama dan Sabili sebagai medianya. Dan sangat dikenal dengan gerakkan tarbiyahnya, kemudian PK berubah menjadi Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS), ini juga sudah menjadi bagian dari penggerakkan Islam yang ada di Indonesia.
            Kembali lagi kepada masalah HTI yang keberadaannya banyak ditolak di Indonesia. Apapun Ormasnya tentunya memiliki Positif dan Negatifnya karena bukan Ormas Malaikat yang tidak memiliki kesalahan. HTI selama ini mengambil andil pada gerakkan Demonstrasi, baik yang dilakukan oleh Akhwat wa Ikhwan (Wanita dan Pria). Dimana HTI selalu terlihat dalam aksi demo Kenaikan BBM, Syariah Islam Solusi, Tolak Mis Word, Ledy Gaga dan lain-lainnya. Gerakkan HTI sangat terlihat kental dalam masalah politik (Siyasah Syar’iyah).
            Dalam sebuah wawancara juru bicara (Jubir) HTI mengatakan gerakkan HTI bukan gerakkan Politik Partai, dalam hal ini bukan berarti HTI anti Partai (Golput). Tetapi HTI berfokus pada perubahan peradaban, jadi anggota HTI yang ikut coblos silahkan mau pilih partai yang mana saja, itu tidak ada aturan main dalam HTI. Namun HTI juga memberikan arahan kepada kemaslahatan ummat Islam di Indonesia. Maka dari itu gerakkan HTI dapat kit abaca sebagai berikut;
            Pertama, HTI memperhatikan gerakkan politik partai walaupun tidak berpartai. Artinya gerakkan politik di pemerintah tetap ada dikalangan HTI. Kedua, gerakkan HTI gerakkan perubahan peradaban. Artinya HTI menginginkan Negara berdasarkan Khilafah, Negara berdasarkan Islam. Tetapi HTI juga membantah dan tidak mengakui keberadaan Islamic State (IS) yang dulunya dikenal dengan sebutan ISIS (Islamic State Iraq and Syam). Kerena menurut HTI menegakkan Khilafah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ketiga, Gerakkan HTI gerakkan yang netral. Tidak berada pada gerakkan bawah tanah ataupun terbuka. Artinya HTI susah untuk ditebak arahnya pengerakan oleh banyak kalangan.
            Idealnya HTI memiliki dua arah perubahan, pertama perubahan Negara dan kedua perubahan dunia. Cara da’wah HTI cenderung kepada kaum muda layaknya HASMI. Kenapa mereka lebih suka menda’wahkan kaum muda, karena kaum muda asset Negara dan Islam khususnya. Apapun juga keberadaan Islam yang akan datang tergantung pada kaum muda. Kalau kaum muda rusak maka pasti keberadaan Islam masa depan juga rusak. Maka dari itu HTI mengajak para kaum muda untuk da’wah dan sosialisasi kemasyarakatan.
            Hal ini bisa kita lihat dari para aktivis HTI layaknya Felix Y. Siauw, Salim A. Fillah dan lain-lain. Selain memberikan motivasi kepada kaum muda  dekat dengan agama, HTI juga mengambil peran melawan arus media. Hal ini sangat jelas terlihat dengan tabloid Media Umat dan Wabsite hizbut-tahrir.or.id, selain itu juga ada majalah Al-Wa’ie yang berisi seputar gerakkan perubahan peradaban (yang dimaksud adalah Khilafah). Maka dari itu tujuan HTI sebenarnya adalah gerakkan penegakkan Khilafah kembali di dunia Islam.
            Bagi yang anti akan HTI sebut saja NU yang pernah memasang spanduk anti HTI, seharusnya berterima kasih kepada HTI karena HTI pro rakyat, ketika BBM naik HTI demo agar BBM diturunkan dan berbagai macam aktivitas lainnya yang membawa manfaat kepada rakyat Indonesia. Namun disini penulis juga memiliki beberapa catatan untuk HTI, karena apapun itu HTI sudah lama ada di Indonesia dan juga selama ini kita tidak pernah komplik dengan HTI. Maka dari itu kalau pun ada catatannya, itu dari sumber luar yang harus menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi HTI.
            Dalam membela rakyat HTI lebih banyak dikuti kalangan Akhwat, jika kita pertimbangkan lebih lanjut, pulang dari demo mereka capek dan harus mengurus suami lagi. Selain itu percampur adukan antara laki-laki dan perempuan itu hal yang tidak baik untuk dilakukan. Sebagus apapun panitia membaut agar demo pria-pria dan wanita-wanita, tetap akan bercampur juga ketika jalan. Maka dari itu, jika ikut demo sebaiknya HTI mempertimbangkan kepada para akhwat agar yang diikutkan cukup pria saja, karena tugas wanita juga ada dirumah bukan dilapangan.
            Selama ini menurut sebagian sumber mengatakan HTI menolak hadits Ahad (hadits yang perawinya hanya satu jalur saja).  Maka hal ini HTI (jika benar klaim tersebut) keliru dalam menetapkan sebuah hokum, kerana ada banyak hadits ahad daripada hadits mutawatir terutama yang berkaitan dengan Aqidah. Maka perlu dipertanyakan dalam hal ini bagaimana aqidahnya HTI, bagaimana cara mengambil suatu hokum jika menolak hadits ahad yang begitu banyak. Bagaimana cara ibadah HTI jika hadits Ahad tidak dipakai.

Jika hal ini benar, maka HTI sudah terlalu jauh dalam kekeliruan selama ini. Namun jika hal ini salah maka yang menulis dan yang menyebarkan kaidah tersebut telah melakukan fitnah. Maka dari itu penulis tidak bisa memvonis langsung dalam masalah ini benar atau salah. Karena belum pernah penulis dengar langsung dari aktivis HTI, yang menolak hadits ahad. Wallahu ‘alam….  

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: