Apa itu krisis hutang, dan mengapa ia disebut krisis? Itu
berarti (bahwa) negara-negara paling miskin di dunia tidak akan mampu membayar hutangnya, dan tidak akan
pernah dapat membayar hutang-hutangnya. Mereka meminjam uang lebih banyak setiap
tahunnya untuk membayar hutang-hutang lama. Jadi setiap tahun mereka meminjam
uang, membayar ulang utang, dan semakin banyak hutang. Setiap orang Afrika
berhutang £225.
Setiap tahun orang Afrika memberikan £2 untuk negara-negara
kaya, tetapi mengakhiri tahun dengan hutang yang lebih mendalam. Kita dapat
memutar hal ini dan melihatnya dari arah yang berbeda – dalam rata-rata kita
menerima £1,30 setahun dari hutang pembayaran atas jasa dari orang-orang
Afrika. Tetapi kita mendapatkan £51 setahun dalam bentuk subsidi dari
buruh-buruh Afrika dalam makna subsisdi kopi, tembaga atau coklat. Kita,
bagaimanapun juga, memberikan orang-orang Afrika bantuan, dan kita
memberikannya £7 setahun. Jadi inilah
yang disebut dengan bantuan – kita memberikan ulang £7 pada orang-orang Afrika
dari £51 yang mereka berikan kepada kita. Tentu saja £51 yang diberikan kepada
kita tidak didistribusikan dengan rata – saya juga tidak mendapatkan bagianku –
tetapi itu memberikan kesan pada kita (terjadi) transfer kekayaan dari negara-negara
miskin ke negara-negara kaya.
Setiap tahun Afrika meminjam $12 miliar, tetapi setiap tahun
Afrika membayar ulang hutang sebesar $14 miliar (seluruh angka tersebut dalam
US$). Jadi mereka tetap saja dimiskinkan sebesar $2 miliar. $1 miliar dari sini
jatuh ke IMF, yang diasumsikan membantu pembangunan di negara-negara miskin.
Kita memberikan beberapa bantuan ke Afrika, tetapi seperlima dari bantuan itu
kembali secepatnya sebagai hutang pembayaran atas jasa. Jadi itu adalah adalah bantuan untuk IMF dan
bank-bank (di) utara.
Negara-negara miskin selalu meminjam, dan telah terjadi
krisis hutang di masa lalu. Di tahun 1820 AS adalah suatu negara yang miskin
dan meminjam ke Inggris. Terjadi krisis hutang di tahun 1842 ketika 11 negara
bagian AS terpuruk, dan mereka tidak pernah membayar hutang-hutangnya ke
Inggris. Setelah Perang Dunia Pertama Inggris meminjam uang dari AS. Terjadi
krisis hutang di tahun 1932 dan Inggris terpuruk. Inggris sekarang berhutang
sekitar $20 miliar sejak Perang Dunia Pertama yang mana tidak pernah dibayar.
Ekonom Charles Kindelberger menjelaskan mengapa anda mendapatkan suatu periode
pertumbuhan dimana terdapat suatu pertumbuhan laba nyata dan ekspansi kredit
bank yang sangat cepat. Akhirnya pertumbuhan uang melampaui produktifitas –
dimana uang kemudian jatuh ke dalam spekulasi. Spekulasi tidak saja menyebabkan
penggelapan tertentu melainkan juga peminjaman yang lebih spekulatif. Yang
seringkali meliputi peminjaman ke negara-negara miskin – dan anda mendapatkan
sesuatu yang disebut ‘loan pushing’ (desakan untuk meminjam) dimana dalam
kenyataannya bank mendorong peminjam untuk meminjam uang yang tidak mereka
butuhkan. Hal ini menyebabkan terjadinya penggelembungan perekonomian dan
ekpansi yang sangat besar – inilah yang disebut dengan periode mania (mania
period). Pada akhirnya penggelembungan ini meledak, harga-harga jatuh,
bank-bank berusaha untuk mendapatkan kembali uangnya – inilah yang disebut
dengan panik (panic). Peminjaman diberhentikan sehingga semuanya runtuh
dan itulah yang sebut kehancuran (crash). Lingkaran kapitalis (capitalist
cycle) adalah suatu lingkaran yang sudah berlangsung selama 50 atau 70
tahun, dan ini masih terus berlanjut. Kita telah mengalami mania di tahun 1820,
tahun 1860-an, 1920 dan 1970-an. Bagian dari mania-mania ini adalah terjadinya
peminjaman ke negara-negara miskin, dan pada bagian akhir dari periode mania
negara-negara miskin seringkali dipaksa meminjam uang hanya untuk membayar
ulang pinjaman-pinjaman mereka. Inilah yang sesungguhnya dialami AS ketika
meminjam uang dari Inggris di tahun 1820-an dan dengan Inggris yang meminjam ke
AS di tahun 1920-an. Jadi krisis hutang yang kita lihat sekarang bukanlah suatu
fenomena, ini adalah suatu bagian yang normal dalam lingkaran perekonomian
kapitalis.
Tetapi lingkaran yang terjadi dewasa ini berbeda dengan yang
terjadi di masa lalu. Di tahun 1970 negara-negara miskin di dunia berhutang
sebesar $70 miliar. Memasuki tahun 1980 mereka berhutang $600 miliar, hampir 9
kali lipat dari hutang sebelumnya. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Di
pertengahan tahun 1970-an suku bunga nyata adalah negatif. Bank-bank mengejar
negara-negara miskin untuk meminjam uang. Masa panik datang di tahun 1979,
tetapi seperti halnya panik di tahun 1929 yang diikuti dengan suatu crash,
panik di tahun 1979 tidak diikuti oleh suatu crash. Di tahun 1930-an
buruh-buruh sebelah Utaralah yang terlihat menanggung akibat dari depresi.
Kapitalis-kapitalis sebelah Utara juga membayar, sementara kapitalis-kapitalis
Selatan dan buruh-buruh sebelah Selatan sesungguhnya diuntungkan. Amerika Latin
di tahun 1930-an memperlihatkan suatu periode pertumbuhan dan
industrialisasi -- salah satu alasannya
adalah Amerika Latin lalai membayar hutang-hutangnya dan malahan menyimpan uang
(tersebut) di dalam negri. Kelas-kelas penguasa memutuskan apa yang terjadi di
tahun 1979 tidak akan terulang lagi. Mereka memutuskan bahwa buruhlah, baik
Utara maupun Selatan, yang harus menanggung krisis kali ini. Mereka
memperkenalkan kebijakan-kebijakan pasar bebas neo-liberal, khususnya
kebijakan-kebijakan yang mentransfer uang dari negara-negara miskin ke negara
kaya. Di utara terjadi penekanan terhadap buruh-buruh dan penurunan gaji. Pada
saat yang bersamaan mereka juga menekan sebelah Selatan. Hal ini dilakukan
dalam 2 bentuk yang berbeda.
Terjadi
suatu pertumbuhan suku bunga yang sangat besar. Dari tahun 1977 sampai 1981
suku bunga meningkat sebesar 10 persen. Negara-negara yang mengambil pinjaman
pada saat suku bunga nyata negatif
kemudian menghadapi kenyataan bahwa mereka tiba-tiba harus membayar 9 persen –
dan mereka tidak mampu untuk membayarnya. Jadi mereka mengambil pinjaman baru
untuk membayar pinjaman lama – tetapi hal ini bahkan tidak cukup. Antara tahun
1984 dan 1989 sebesar $100 milliar telah ditransfer dari negara-negara miskin
ke negara kaya – inilah perbedaan antara pinjaman-pinjaman baru dan bantuan
yang mereka terima dengan pembayaran ulang pinjaman serta bunga-bunganya yang
mereka lakukan.
Antara
tahun 1989 dan 1989 jumlah dari hutang-hutang ini berlibat ganda. Sebagian
besar dari sini adalah pembelanjaan ulang (refinancing) dari
hutang-hutang lama. Hutang telah telah digandakan sejak pertama kali dipinjam.
Tetapi pada saat yang bersamaan cara lain untuk mentransfer kekayaan dari
Selatan ke Utara dilakukan, dan hal dilakukan dengan cara menurunkan
harga-harga komoditi. Harga-harga
komoditi yang diproduksi orang-orang Afrika sekarang dibayar hanya setengah
dari apa yang mereka dapatkan di tahun 1979. Secara umum Afrika telah
mensubsidi Utara dalam 20 tahun terakhir mendekati sebanyak $400 miliar.
Bagaimana
Utara keluar dari tipuan ini? Ada 2 hal yang sangat penting: pertama adalah
keberadaan dari Bretton Woods Intitutions, Bank Dunia dan IMF, yang pertama
kali didirikan di tahun 1945 untuk membantu membangun ulang Eropa setelah
Perang Dunia II. Institusi ini telah
mendapatkan kekuatan yang luar biasa terhadap negara-negara miskin dan mereka
telah mencegah pembatalan/ penghapusan hutang negara-negara miskin karena mereka
mampu untuk memaksakan syarat-syarat, satu diantaranya adalah bahwa anda harus
membayar ulang pinjaman-pinjaman. Jadi di sini terjadi perputaran uang yang
sangat besar antara Utara dan Selatan.
Inilah tipuan yang dilakukan oleh institusi untuk memaksakan
kebijakan-kebijakan penyesuaian struktual, karena mereka mengatakan bahwa
bantuan diberikan dengan syarat
dikembalikannya pinjaman dan karena itu
pinjaman-pinjaman haruslah selalu dibayar.
Mekanisme ini membuat institusi ini memiliki kontrol yang sangat ketat.
Beberapa
negara, seperti Nikaragua, Mozambique dan Angola, berusaha untuk pecah dari hal
ini dan mereka dipukul. Selama masa perang dingin telah dapat memaksakan
kehendak-kehendaknya terhadap siapa saja yang tidak sejalan dengan Bank Dunia
dan IMF, dan pembantaian orang sebanyak yang
dibutuhkan akan dilakukan demi memaksakan kebijakan itu.
Jadi
perpaduan antara kebijakan perekonomian dan kebijakan militer telah dapat
memastikan bahwa orang-orang miskin di Selatan dan orang-orang miskin di Utara
menanggung akibat dari masa panik di tahun 1979, dan mencegah terjadinya crash.
Untuk kelas kapitalis sistem baru ini telah mendapatkan sukses yang luar biasa.
Untuk pertama kali mereka secara alami telah menunda crash untuk masa
waktu paling tidak 20 tahun. Beberapa pinjaman digunakan untuk proyek-proyek
pembangunan, tetapi banyak dari pinjaman tersebut di tahun 1970-an dan 1980-an
adalah pinjaman perang dingin – untuk menaikkan Mobutu di Zaire, apartheid di
Afrika Selatan, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan (berkembangnya) suatu slogan
dalam berbagai kampanye di Selatan, yang berbunyi, ‘Can’t pay, won’t pay’
(Tidak dapat bayar, tidak akan membayar) , dan juga, ‘Dont owe, won’t pay’
(jangan meminjam, tidak akan membayar).
Dengan
menghormati jubile 2000 – kata jubile berasal dari Alkitab perjanjian lama
dimana setiap 50 tahun anda diasumsikan untuk membatalkan/menghapuskan seluruh
hutang-hutang dan membebaskan seluruh budak. Jubile 2000 dimulai dengan
mengatakan mari membuat tahun 2000 sebagai suatu tahun jubile, dan itu dimulai
sebagai suatu kampanye gereja. Tetapi ini dalam kenyataannya adalah suatu
tuntutan yang radikal karena itu menantang seluruh basis sistem finansial
internasional. Dalam dua tahun terakhir Jubile 2000 semakin meluas daripada
basis gereja asalnya. Kita sekarang diberi dukungan oleh serikat buruh – TUC,
TGWU, Unison, FBU dan banyak organisasi lainnya. Jubile 2000 sekarang eksis di
lebih dari 50 negara dan gerakan-gerakan di Selatan sangat radikal. Inilah
saatnya untuk dorongan terjadi dari gerakan Jubile 2000 – dari rakyat di
negara-negara terhutang. Mereka tidak hanya mengarahkan targetnya ke
kreditor-kreditor seperti IMF tetapi
juga berbicara tentang elit-elit mereka, dan mengatakan kita harus menggunakan
kampanye anti-hutang untuk memobilisasi rakyat kita, untuk mendesak
pemerintah-pemerintah kita untuk lebih transparan, untuk mengubah hubungan
diantara negeri-negeri kita.
Hutang
telah menjadi suatu persoalan selama hampir 20 tahun tetapi sekarang tiba-tiba
hutang menjadi agenda. Jubile 2000 telah berhasil paling tidak untuk membantu
hal itu. Kita telah mengubah pandangan dunia karena kita memiliki suatu pesan
yang sederhana dan jelas – hutang adalah suatu issue keadilan, dan harus
dibatalkan di tahun 2000. Ini adalah suatu tuntutan yang secara mendasar
radikal yang mana menantang seluruh sisem finansial internasional. Dan ini
berkenaan dengan memperkuat rakyat untuk melakukan hal yang sama.
0 comments:
Post a Comment