Oleh: Amriadi Al Masjidiy
Kata
Pengantar
Penjelasan mengenai konsep ketuhanan di era
informasi dan teknologi sekarang memang sangat dibutuhkan. Terutama bagi yang
terjun kedalam bidang pemikiran. Kerena sekarang ada golongan yang ingin
menciptakan agama baru dan membunuh konsep ketuahan agama-agama lain. Sehingga melahirkan
konsep agama yang keragu-raguan, inilah yang dinamakan dengan pluralism agama.
Kaum pluralis berpandangan bahwa agama adalah ekspresi budaya yang relatif sifatnya. Maka tak masalah menurut mereka jika umat Islam sesekali menyebut Tuhannya dengan Yahweh, God,Lord, atau Yesua. Toh muaranya tetap pada satu Tuhan. Sedangkan di kalangan penganut agama Kristen, terjadi perdebatan mengenai sebutan untuk Tuhan. Seperti kata “Yesus” diubah menjadi “Yesua” yang dilakukan oleh kelompok Kristen yang menyebut dirinya “Jaringan Gereja-gereja Pengagung Nama Yahweh”.2 Kelompok ini juga mengubah kata “Tuhan” menjadi “Yahwe”.
Dalam agama Yahudi ada sebutan Lata, Uzza,
Hubal, disamping sebutan untuk Allah sendiri. Gejala ‘spekulasi teologis’
semacam ini terjadi oleh sebab tak ada sumber yang otentik tentang kebenaran
konsep dan nama Tuhan. Yang terjadi adalah dugaan-dugaan yang tak menghasilkan
keyakinan sama sekali.
Bagi umat Islam, penyebutan nama Tuhan yang
bersifat spekulatif tentu sangat bermasalah. Sebab, hal ini bisa mengaburkan
konsep tauhid Islam. Penyebutan kata “Allah” di dalam Al-Qur’an menandakan
bahwa penyematan nama untuk Dzat Yang Maha Kuasa haruslah bersumber dari Allah
sendiri dengan sifat-sifat yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Dengan berdasar pada sumber yang otentik akan
mencegah spekulasi akal. Konsep Tuhan dalam Islam juga menegaskan bahwa jalan
menuju Tuhan hanya satu, yakni Islam. Jika tidak maka tak mungkin ada do’a,
ihdinash shirathal mustaqim (Tunjukilah kami jalan yang lurus)
|
Pendahuluan
Sebenar Allah . Hanya menurunkan kepada manusia satu
agama saja. Namun manusia telah menjadi kebudayaan, adat istiadat dan juga
filsafat menjadi bagian dari agama. Maka dari itu muncullah agama-agama baru.
Disisi lain sebuah agama juga merupakan hasil kontruksi dari perjalanan sejarah
agama yang murni dari Allah, kemudian diubah menjadi agama yang baru. Agama
yang Allah turunkan kepada manusia adalah agama tauhid, dalam hal ini Allah . Berfirman dalam
Al-Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 92:
¨bÎ) ÿ¾ÍnÉ»yd öNä3çF¨Bé& Zp¨Bé& ZoyÏmºur O$tRr&ur öNà6/u Âcrßç7ôã$$sù
“Sesungguhnya
(agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu[1]
dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku.”
Maka dari itu seharusnya manusia hanya
mengikuti satu agama saja yakni agama Tauhid, tentunya agama tauhid adalah
agama Islam. Islam merupakan asal kata dari Aslama-yaslimu-islam yang artinya
berserah diri dan kedamaian. Lebih lanjut Islam berarti agama yang damai dengan
berserah diri kepada Allah yang maha Kuasa, dan orang yang menganut agama Islam
disebut muslim.[2]
Islam
merupakan agama yang diridhai oleh Allah . Dalam hal ini
terdapat dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 19 sebagai jaminan mutu untuk
kita renungi. Tidak ada agama lain yang memberikan jaminan mutu selain Islam.
Karena memang benar agama Islam berasal dari tuhan sang pencipta segala
makhluk. Dalam hal ini dengan gamblang Allah . Memberitahukan kepada
kita dalam Al-Qur’an yang mulia, yang terdapat dalam surat Ali Imran ayat 85.
`tBur Æ÷tGö;t uöxî ÄN»n=óM}$# $YYÏ `n=sù @t6ø)ã çm÷YÏB uqèdur Îû ÍotÅzFy$# z`ÏB z`ÌÅ¡»yø9$# ÇÑÎÈ
“Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.”
Ditolak karena menyesihi kehendak Allah . Sebagus dan sedahsyat
apapun amalan didunia tetap ke neraka janhanam dengan azab yang pedih. Maka
dari itu Islam merupakan satu-satunya agama yang diterima disisi Allah .
Islam merupakan agama
yang terlengkap dengan segala perintah dan larangan. Hal ini memang seharusnya
demikian, karena kita manusia sebagai ciptaan Allah . Yang tentunya
memiliki aturan dan petunjuk yang harus kita jalani didunia ini. Dalam hal ini
Allah . Berfirman dalam
Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 2.
y7Ï9ºs Ü=»tGÅ6ø9$# w |=÷u ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`É)FßJù=Ïj9 ÇËÈ
Dari ayat diatas Allah jelas menginformasikan kepada kita bahwa
Al-Qur’an sebagai pedoman pentujuk yang tidak perlu diragukan lagi. Kenapa
Al-Qur’an tidak perlu diragukan lagi? Dalam menjawab pertanyaan Allah . Memberikan jawabannya dalam Al-Qur’an
Surat Al-Baqarah ayat 23-24
bÎ)ur öNçFZà2 Îû 5=÷u $£JÏiB $uZø9¨tR 4n?tã $tRÏö7tã (#qè?ù'sù ;ouqÝ¡Î/ `ÏiB ¾Ï&Î#÷VÏiB (#qãã÷$#ur Nä.uä!#yygä© `ÏiB Èbrß «!$# cÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇËÌÈ bÎ*sù öN©9 (#qè=yèøÿs? `s9ur (#qè=yèøÿs? (#qà)¨?$$sù u$¨Z9$# ÓÉL©9$# $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÅsø9$#ur ( ôN£Ïãé& tûïÌÏÿ»s3ù=Ï9 ÇËÍÈ
“dan
jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami (Muhammad), buatlah[5]
satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu
selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat
membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu
dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi
orang-orang kafir.”
Dari ayat diatas jelas merupakan Al-Qur’an
menantang bagi yang meragukan Al-Qur’an. Kalau anda mengajak adu jotos satu
lawan satu itu fair. Namun Al-Qur’an tidak fair, Al-Qur’an mengatakan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah. Jika kamu yang benar. Tantangan ini sampai
sekarang belum ada yang mampu untuk menandinginya. Maka dalam hal ini terimalah
Islam sebagai agama tauhid yang telah Allah sempurnakannya, sebagaimana
firmannya dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 3. Yang artinya: “Pada hari ini telah ku sempurnakan
untukmu agamamu, dan
telah ku cukupkan kepadamu nikmatku, dan telah ku ridhai Islam itu jadi
agamamu.” Dengan demikian tuntas sudah, agama yang
berhak kita terima adalah agama Islam yang benar datangnya dari Allah . Tinggal kita sami’na
wa atha’na. Dengar & laksanakan!. Maka tidak ada alasan selain Islam adalah
agama yang benar dan Allah memaksakan kita untuk menerimanya.
***
|
Konsep Tuhan
Dalam Islam
Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat
Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang
Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Islam menitik beratkan
konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Dia itu
wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha Kuasa. Menurut al-Qur’an terdapat
99 Nama Allah (asma’ul husna artinya: “nama-nama yang paling baik”) yang mengingatkan
setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua nama tersebut mengacu pada Allah,
nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas. Di antara 99 nama Allah tersebut, yang
paling terkenal dan paling sering digunakan adalah “Maha Pengasih” (ar-rahman)
dan “Maha Penyayang” (ar-rahim).
Dalam banyak ayat Allah . Berfirman bahwa tuhan itu maha esa. Misalnya
dalam surat Al-Qur’an surat Al-Nisa ayat 171:
إِنَّمَا
اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ
Yang artinya: “Ssungguhnya
Allah ita adalah tuhan yang maha esa” dalam Ayat lain Allah juga berfirman:
ö/ä3ßg»s9Î)ur ×m»s9Î) ÓÏnºur ( Hw tm»s9Î) wÎ) uqèd ß`»yJôm§9$# ÞOÏm§9$# ÇÊÏÌÈ
“dan Tuhanmu
adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang.”
Selanjutnya dalam Al-Qur’an suah An-Nahl ayat 51 Allah lebih
mempertegaskan lagi untuk tidak menyembah selainnya.
* tA$s%ur ª!$# w (#ÿräÏGs? Èû÷üyg»s9Î) Èû÷üuZøO$# ( $yJ¯RÎ) uqèd ×m»s9Î) ÓÏnºur ( }»Î*sù Èbqç6ydö$$sù ÇÎÊÈ
Allah
berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua Tuhan; Sesungguhnya Dialah Tuhan
yang Maha Esa, Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut"
Dan masih banyak ayat serupa dengan ini, misalnya sebutkan
saja dalam surat Al-Ikhlas ayat 1-4. (
Q.S. Al-Baqarah 2 : 133), (Q.S. Al-Maaidah 5 : 73), (Q.S. Al-An’aam 6 : 19), (Q.S. At-Taubah 9 :
31), ( Q.S. Yusuf 12 : 39 ), (Q.S. Ar Ra’d 13 : 16 ), (Q.S. Ibrahim 14 : 48),
(Q.S. Ibrahim 14 : 52), (Q.S. An Nahl 16 : 22), (Q.S. Al-Kahfi 18 : 110), (Q.S.
Al-Anbiyaa 21 : 108), (Q.S. Al-Hajj 22 : 34). Ayat ini semua menjelaskan
tentang keesaan Allah .
Dalam mendefinisikan
makna Al-Ilah,Ibnu Taimiyah mengunggkapkan bahwa tuhan yang dipuja dengan penuh
kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan
mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan,
berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan
dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta
kepadanya.
Konsep Tuhan
dalam Islam telah memperlihatkan pola pikir yang berbeda dengan konsep Tuhan
dalam agama lain seperti Kristen, Yahudi, Budha, Hindu maupun dengan konsep
Tuhan dalam agama lainnya. Kalangan ini sama-sama menghadapi perbedaan konsep
teologis dengan konsep teologis dalam Islam. Kalangan non muslim membangun
konsep Tuhan di atas landasan yang berbeda, sedangkan Islam membangun konsep
ketuhanan dengan keyakinan yang pasti. Untuk lebih jelasnya lagi kita lihat
beberapa konsep tuhan dalam agama-agama lain sebagai perbandingannya.
***
|
Konsep Tuhan
Agama
Nasrani
Agama Nashrani atau yang sekarang lebih dikenal dengan
sebutan agama Kristen adalah salah satu agama yang mengaku ngaku monotheisme,
namun dalam kenyataannya ajaran Kristen adalah polytheisme, yaitu ketika kita
melihat konsep aqidah mereka yang dikenal dengan Trinitas atau Tritunggal.
Agama Katholik adalah agama Kristen yang paling tua.
Katholik sendiri berarti orang-orang umum, karena mereka mengaku-aku sebagai
induk segala gereja dan penyebar missi satu-satunya di dunia. Disebut pu la
dengan Gereja Barat atau Geraja Latin, karena mereka mendominasi Eropa Barat,
yaitu mulai dari Italia, Belgia, Prancis, Spanyol, Portugal dan lain-lainnya.
Disebut juga sebagai Gereja Petrus atau Kerasulan karena mereka mengaku-aku
bahwa yang membangun agama mereka adalah Petrus, murid Nabi ‘Isa yang paling
senior.[6]
Agama Katholik meyakini bahwa Roh Qudus tumbuh dari Tuhan
Bapa dan Anak secara bersamaan. Mereka juga berkeyakinan bahwa Tu-han Bapa dan
Tuhan Anak memiliki kesempurnaan yang sama. Bahkan mereka meyakini bahwa Yesus
atau Tuhan Anak ikut bersama-sama dengan Tuhan Bapa mencipta langit dan bumi.
Adapun agama Ortodox yang disebut pula sebagai Gereja Timur
atau Gereja Yunani adalah agama Kristen yang menyempal dari Kristen Katholik
pada tahun 1054 M. Agama Ortodox meyakini bahwa Roh Qudus hanya tumbuh dari
Tuhan Bapa saja, dan mereka meyakini bahwa Tuhan Bapa lebih utama daripada
Tuhan Anak.
Sedangkan agama Protestan adalah pengikut Martin Luther yang
menyempal dari agama Katholik karena menganggap banyak hal yang tidak masuk
akal dari agama Katholik. Disebut Protestan karena sikap mereka yang memprotes
Gereja Lama atau kaum Katholik. Mereka menye-but dirinya dengan Gereja
Penginjil karena pengakuan mereka yang ha-nya mau mengikuti Injil semata.
Terkadang mereka disebut dengan Kris-ten saja. Agama Protestan di antara agama
yang melarang membuat patung dan gambar untuk disembah. Walaupun demikian,
mereka tetap meyakini ajaran trinitas yang intinya adalah Tuhan itu satu tetapi
terdiri dari tiga oknum.[7]
Secara garis besarnya, agama Kristen meyakini bahwa Nabi
‘Isa atau Yesus adalah Anak Tuhan. Oleh karena itu murid-murid Yesus mereka
yakini sebagai Rasul. Bahkan Saulus atau Paulus atau Bulus, yaitu musuh besar
Nabi ‘Isa ? yang sangat bernafsu menangkap dan menyalib Nabi ‘Isa serta banyak
menyiksa dan menangkapi para pengikut Nabi ‘Isa juga ikut diyakini sebagai
Rasul.
Hal ini karena tipu dayanya yang mengatakan kepada
orang-orang Nashrani bahwa dia mendapat wahyu dari Yesus untuk meneruskan
ajarannya dan Yesus menamainya dengan Bulus. Padahal tidak ada seorang nabi pun
yang memiliki masa lalu yang kelam, yaitu mantan musuh Allah dan Rasul-Nya.
Tipu daya Saulus semakin sempurna dengan menyusupkan orang-orangnya ke dalam
deretan rohaniawan Kristen, seperti Lukas dan lain-lainnya. Melalui
orang-orangnya ini akhirnya Saulus berhasil merubah Injil dan memasukkan faham
trinitas ke tengah-tengah umat Nashrani.
Dalam sejarah ketuhanan kaum Nashrani, penuhanan Yesus baru
dilakukan pada akhir Abad II Masehi. Kemudian pada Konsili di Necea tahun 325
Tuhan Anak disejajarkan dengan Tuhan Bapa. Selanjutnya pa- da Abad III Roh
Qudus dipertuhankan. Pada konsili di Ephese Bunda Ma ria disejajarkan dengan
Trinitas oleh penganut Katholik. Begitulah sejarah ketuhanan dalam agama
Kristen.[8]
Islam dengan tegas
menolak kepercayaan Kristen bahwa Tuhan itu tiga pribadi dalam satu hakekat
(lihat Tritunggal). Dalam konsepsi Islam tentang Tuhan, tidak ada kesetaraan
antara Tuhan dan ciptaan. Kehadiran Tuhan dipercaya ada dimanapun, dan tidak
menjelma sebagai siapapun atau apapun. Kristen Barat merasa Islam sebagai agama
kafir selama Perang Salib pertama dan kedua. Muhammad dipandang sebagai setan
atau tuhan palsu yang disembah bersama Apollyon dan Termangant dalam trinitas
yang tidak suci. Pandangan tradisional Kristen adalah bahwa Nabi Muhammad sama dengan Tuhannya Yesus.
Dalam Islam “Al-Qur’an
dengan tegas dan lugas mengatakan bahwa: tiada Tuhan selain Allah, titik.
Konsep tauhid dalam Al-Qur’an tidak pernah menyatakan bahwa Tuhan Pencipta itu
adalah Tuhan dari segala tuhan. Sedangkan dalam agama-agama lainnya keesaan
Tuhan itu kadang tidak dinyatakan secara konsisten.”. Perbedaan agama Yahudi
dan Nasrani juga dengan jelas dinyatakan dalam Al-Qur’an, “Dan orang-orang Yahudi serta Nasrani mengatakan: ‘Kami adalah anak-anak
Allah dan kekasih-Nya.” (Q.S. Al-Maidah: 18). Yang dimaksud dengan kalimat
“Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-Nya”, menurut Imam Ibnu Al-Jauzi
adalah Uzair dan Isa a.s
Ludovico Marracci
(1734), penerima pengakuan dosa Paus Innosensius XI, menyatakan: Muhammad dan
pengikutnya yang menganggap ortodoks, telah dan melanjutkan untuk memiliki
gagasan Tuhan yang asli dan logis dan sifat-sifat-Nya (selalu mengecualikan dan
menolak Trituggal), muncul sangat jelas dari Qur’an itu sendiri dan seluruh
kepercayaan akan Tuhan Muhammad, sehingga akan membutuhkan banyak waktu untuk
menyangkal yang beranggapan Tuhan Muhammad berbeda dengan Tuhan sejati.[9]
Banyak pesan-pesan
dalam Perjanjian Lama mengacu pada kasih Tuhan. Tema sentral dalam Perjanjian
Baru adalah kasih Tuhan dalam perantaraan Yesus. Dalam Islam, kasih Tuhan
muncul dalam seluruh tanda-tanda dan penciptaan Bumi dimana manusia dapat hidup
dalam kehidupan yang layak.[10]
“Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa; Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan
bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit,
lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal
kamu mengetahui.” (QS. al-Baqarah :21-22)
***
Konsep Tuhan
AgamaHindu |
Konsep
tuhan dalam agama Hindu tidak diketahui dengan jelas bagaimana sebenarnya
konsep tuhan yang harus di sembah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para
sarjana, dalam tubuh Agama Hindu terdapat beberapa konsep ketuhanan, antara
lain henoteisme, panteisme , monisme,
monoteisme, politeisme, dan ateisme.
Menurut
Sami bin Abdullah Al Maghlouth, Tuhan agama Hindu memiliki konsep monoteisme tetapi hal ini tidak ada
kejelasan dalam agama Hindu. Kemudian ada konsep tuhan Politeisme yaitu mereka berpendapat
seluruh alam jagat raya ini adalah tuhan, seperti matahari, bulan, batu pohon,
ular dan lain sebagainya adalah tuhan agama Hindu. Pada abad ke 9 sebelum
masehi para pendeta agama Hindu berpendapat konsep tuhan dalam agamanya adalah
Trimurti yaitu kekuatan Dewa Bramana sebagai pencipta, Dewa Wisnu sebagai
pemelihara dan Dewa Siwa yang akan melebur dunia beserta isinya.[11]
Menurut
orang awam yang tidak mengetahui isi kitab suci atau sejarah agamanya akan
mengatakan tuhan itu ada 10, 100, 1000 dan seterusnya, namun bagi mereka kaum
terpelajar yang mengetahui isi kitab suci agamanya akan mengatakan bahwa tuhan
dalam agama Hindu hanya satu.[12]
Ada pun konsep tuhan menurut kitab suci agama Hindu disebutkan sebagai berikut:
Dalam mantra
Yajur Veda XL. 17 “Yo Savaditye Purassa So Savaham.” Artinya Kekuatan
yang menjadi matahari bersinar itu adalah aku yang tunggal. “Ekam Eva
Adwityam Tasmad Asatah Sajjayata.” (Chadogya Upanisad VI. 21) artinya: Ia
Maha Esa, Tidak ada duanya, dari padanyalah semua makhluk tercipta.[13]
Lebih lanjut dalam kitab Upanishad
konsep tuhan disebutkan dalam Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1 tuhan
hanya ada satu. Dalam Shvetashatara
Upanishad Ch. 6 V. 9 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak punya ibu dan bapak,
Dia tidak punya tuan dan pelindung.
Sementara dalam Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan
bahwa Tuhan itu tidak ada sesuatupun yang menyerupai Dia. Dalam Shvetashatara
Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan tidak bisa dilihat dan Tidak
ada orang yang mampu melihat dengan mata. Dalam kitab suci Hindu yang paling sering
dibaca orang yaitu Bhagavad Gita yaitu Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3
menyatakan bahwa Dia tidak dilahirkan, tak ada permulaan, Tuhan seru sekalian
alam.[14]
Dalam kitab utama Hindu yaitu Veda atau
Weda disebutkan dalam Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa
bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yang berhak disembah. Yajurveda
Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci. Yajurveda
Ch. 40 V. 9 menyatakan bahwa “Andhatma pravishanti” artinya
memasuki, dan “assambhuti” artinya benda/alam seperti api, air, dan
udara. Maksudnya mereka yg menyembah benda/alam seperti api, air,
udara, telah masuk kedalam kegelapan. Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3
menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar. Pada Rigveda yang dianggap
paling suci, pada Rigveda Bk. 1 Hymn 64. V. 46 dinyatakan : Tuhan itu
Maha Esa, panggillah Dia dengan berbagai nama.
Di Islam juga ada 99 nama untuk Tuhan yang satu. Juga diulangi pada Rigveda
Bk. 10 Hymn 114 V. 5 menyatakan Tuhan itu satu tapi Dia disebut dengan nama yang bermacam-macam.
[15]
Pada Rigveda Bk. 2 Hymn 1
menyatakan bahwa ada 33 nama yang ditujukan pada Tuhan, diantaranya :
G Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Brahama (pencipta), bahasa
arabnya Choliq. Umat muslim tidak keberatan kalau Allah dipanggil dengan
Khalik atau Creator, atau Brahama. Tapi kalau orang menyebutkan Brahama
itu adalah Tuhan yang berkepala 4 dengan mahkota, umat muslim sangat tidak
setuju.
G Shvetashvatara Upanishad Ch. 4 V. 19 menyatakan tidak ada satu makhlukpun yang menyerupai Tuhan.
G Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Vishnu (Wishnu) artinya Sustainer
(pemelihara alam), yang memberi rizki. Bahasa arabnya adalah “Rabb”.
Orang muslim tidak keberatan Allah disebut Rabb, Vishnu, Sustainer, Cheriser.
Yang jadi masalah adalah Vishnu adalah Tuhan yang punya 4 tangan, tiap tangan
memegang cakra, tangan kirinya memegang rumah kerang, menaiki seekor burung
garuda sambil bersandar pada gulungan ular. Umat muslim tidak bisa menerima
itu.
G Apalagi Yajurveda Ch. 32 V. 3
menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan.
G Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah
kecuali Tuhan yang satu.
G Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan
yang sesungguhnya”
G Dalam Brahama Sutra disebutkan :
“Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yang kedua. Tuhan tidak berbilang sama
sekali”.[16]
Dalam Veda, Istilah tuhan yang maha esa
disebut dewa atau sat (kebenaran mutlak). Kata dewa mengandung dua makna
yaitu tuhan yang maha esa dan sebagai makhluk tertinggi ciptaanya. Dijelaskan
bahwa seluruh dewa berjumlah 33 yang menguasai dunia. Seluruh dewa terdiri 8 wasu
(asta wasu), 11 Ludra (Ekadasaludra), 12 Aditya (Dwadasatya)
serta Indra dan Prajapati.[17]
Delapan Dewa Asta
Wasu disebutkan sebagai berikut:
1. Dewa Api yaitu Agni atau Anala
2. Dewa Bumi yaitu Prthiwi atau Dhawa
3. Dewa Angin yaitu Wahyu atau Anila
4. Dewa Langit yaitu Dyaus atau Pratyusa
5. Dewa Matahari yaitu Surya atau Pratyusa
6. Dewa Antariksa yaitu Sawitri atau Aha
7. Dewa Bulan yaitu Chandra atau Soma
8. Dewa Konstlasi Planet yaitu Druha atau
Duwa[18]
Sepuluh Dewa Ekadasaludra
disebutkan sebagai berikut:
1. Aja Ekapat
2. Ahirbudhnya
3. Wirupaksa
4. Jayanta
5. Bahurupa
6. Aparajita
7. Savitra
8. Tryambaka
9. Waiwaswata
10. Hara[19]
Duabelas Dewa Dwadasaditya
yang terdiri enam pasang dewa yang terbagi dua kelompok yaitu:
a. Kelompok Dewa Transenden:
1. Mitra (Sahabat)
2. Aryaman (mengalahkan musuh)
3. Bhaga (pemurah)
4. Twastra (pembentuk)
5. Pusan (Energi)
6. Wiwaswat (gemerlapan)
b. Kelompok Dewa Immanen:
1. Waruna (langit)
2. Daksa (Ahli)
3. Amsa (yang bebas)
4. Sawitri (pelebur)
5. Sukra (kekuatan)
6. Wisnu (yang meresapi)[20]
Dalam Rg Veda X. 36.14 disebutkan
dewa-dewa yang datang dari berbagai penjuru dunia yang dikenal dengan Astadikpalaka
atau Dewa Dewata Nawa Sanga dengan Siwa sebagai penguasa tengah. Dewata
Nawa Sanga terdiri dari:
1. Utara :
Kuwera
2. Timur :
Indra
3. Selatan :
Yama
4. Barat :
Waruna
5. Timur Laut :
Isana
6. Tenggara :
Agni
7. Barat Daya :
Surya
8. Barat Laut :Wayu[21]
Dari gambaran
konsep tuhan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa konsep agama Hindu memiliki kontradiksi antara satu
dengan yang lain. Disuatu sisi konsep tuhan agama Hindu Monoteisme namun
disisi lain mereka memiliki banyak dewa yang harus disembah. Maka tidak heran
jika kita bertanya kepada orang Hindu awam percaya berapa banyak Tuhan?
Beberapa orang mungkin mengatakan 3, beberapa orang mungkin mengatakan 100,
beberapa orang mungkin mengatakan 1.000, sementara yang lain mungkin mengatakan
33 crores, 330 juta. Tetapi jika Anda bertanya kepada seorang Hindu
terpelajar yang berpengalaman dengan tulisan suci Hindu, dia akan memberitahu
Anda bahwa dalam Hinduisme Anda harus percaya dan menyembah hanya kepada
satu Tuhan.[22]
Tapi Hindu awam,
ia percaya dalam filsafat yang dikenal sebagai panteisme, segala sesuatu
adalah Tuhan. Hindu yang awam percaya bahwa pohon adalah Tuhan, matahari adalah
Tuhan, bulan adalah Tuhan, manusia adalah Tuhan, ular adalah Tuhan. Namun apa
yang kami Muslim percayai adalah segalanya adalah milik Tuhan, segala sesuatu
milik Tuhan (GOD), 'G' 'O' 'D' dengan 's' tanda kutip (akhiran S tanda
kepemilikan); pohon milik Tuhan, matahari milik Tuhan, bulan milik Tuhan,
manusia menjadi milik Tuhan, ular itu milik Tuhan. Jadi perbedaan utama antara
Hindu awam dan Muslim awam adalah bahwa Hindu awam mengatakan segala sesuatu
adalah Tuhan, kita Muslim mengatakan segalanya adalah milik Tuhan.[23]
***
|
Konsep Ketuhanan
Agama Budha
Perlu
ditekankan bahwa Buddha bukan Tuhan. Konsep ketuhanan dalam agama Buddha
berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimana alam semesta diciptakan oleh
Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke sorga ciptaan Tuhan
yang kekal.
“Ketahuilah
para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang
Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak
Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak
akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan,
pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak
Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada
kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan
dari sebab yang lalu.”[24]
Ungkapan
di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka,
Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama
Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam yang artinya “Suatu Yang
Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”. Dalam
hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang
tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk
apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asankhata)
maka manusia yang berkondisi (sankhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran
kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.[25]
Dengan
membaca konsep Ketuhanan Yang Mahaesa ini, kita dapat melihat bahwa konsep
Ketuhanan dalam agama Buddha adalah berlainan dengan konsep Ketuhanan yang
diyakini oleh agama-agama lain. Perbedaan konsep tentang Ketuhanan ini perlu
ditekankan di sini, sebab masih banyak umat Buddha yang mencampur-adukkan
konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut
agama-agama lain sehingga banyak umat Buddha yang menganggap bahwa konsep
Ketuhanan dalam agama Buddha adalah sama dengan konsep Ketuhanan dalam
agama-agama lain.[26]
Bila
kita mempelajari ajaran agama Buddha seperti yang terdapat dalam kitab suci
Tipitaka, maka bukan hanya konsep Ketuhanan yang berbeda dengan konsep
Ketuhanan dalam agama lain, tetapi banyak konsep lain yang tidak sama pula.
Konsep-konsep agama Buddha yang berlainan dengan konsep-konsep dari agama lain
antara lain adalah konsep-konsep tentang alam semesta, terbentuknya Bumi dan
manusia, kehidupan manusia di alam semesta, kiamat dan Keselamatan atau
Kebebasan.
Di
dalam agama Buddha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai kebuddhaan
(anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati dimana batin manusia
tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir. Untuk mencapai itu
pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya. Tidak ada dewa – dewi
yang dapat membantu, hanya dengan usaha sendirilah kebuddhaan dapat dicapai.
Buddha hanya merupakan contoh, juru pandu, dan guru bagi makhluk yang perlu
melalui jalan mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan melihat kebenaran
& realitas sebenar-benarnya.[27]
Konsep Tuhan
Agama Konghucu
Sistem Ketuhanan Agama
Konghucu Ajaran-ajaran dalam kitab Su Si tidak begitu banyak memu
at hal-hal yang berkaitan dengan konsep
metafisika. Ajaran metafisika justru banyak bersumber pada kitab klasik, kitab
yang sudah ada sebelum Khongcu lahir. Yang dimaksud dengan ajaran metafisika di
sini ialah ajaran yang mencakup konsep tentang Tuhan, manusia, alam semesta dan
konsep tantang hidup sesudah mati.[28]
Tuhan dalam ajaran Konghucu sering disebut Thian atau Tee, yang artinya Tuhan
Yang Maha Besar atau Tuhan Yang Maha Menguasai Langit dan Bumi.
Di dalam kitab Ngo King
biasa diberi kata sifat sebagai berikut:
1. Siang
Thian - artinya Thian Yang Maha Tinggi
2. Hoo
Thian - artinya Thian Yang Maha Besar
3. Chong
Thian - artinya Thian Yang Maha Suci
4. Bien
Thian artinya Thian Yang Maha Pengasih
5. Hong
Thian artinya Yang Maha Kuasa Maha Pencipta
6. Siang
Tee Tee Yang Menciptakan Alam Semesta.[29]
Kongcu sendiri percaya
adanya Thian yang selalu harus dihormati dan dipuja karena Dialah yang menjaga
alam semesta. Oleh karena itu, manusia harus melakukan upacara-upacara
keagamaan sederhana dan sekhidmat mungkin agara mendapatkan berkah dari Thian.
Dalama kaitan ini, umat manusia harus mencermati dan meneladani tingkah laku
orang tua, karena menurut ajaran Konghucu orang tua adalah wakil Thian.[30]
Dengan adanya kepercayaan kepada Thian yang oleh pemeluknya diterjemahkan
sebagai Tuhan Yang Maha Esa, Konghucu dapat dikelompokkan ke dalam kepercayaan
monotheis. Kepercayaan ini bersifat dogmatik, yang diyakini umatnya berdasarkan
wahyu (agama langit).[31]
Selain kepercayaan
terhadap Thian dalam ajaran Konghucu terdapat juga kepercayaan terhadap para
malaikat (dewa-dewa), roh-roh suci dan para nabi. Para penganutnya perlu
melakukan penghormatan, sesajian dan peribadatan mereka.[32]
Soal Ketuhanan, soal hari kiamat dan akhirat, soal hidup sesudah mati tidak
pernah disinggung-singgung. Yang dimuliakan dan dipuja oleh mereka adalah alam
(termasuk roh-roh, dewa-dewa, gunung, sungai-sungai, angin), leluhur (termasuk
kebaktian teman), dan langit (ahli-ahli sejarah agama menganggap bahwa dewa
langit adalah yang tertua).[33]
Kong Hu Cu atau
Konfusius, seorang ahli filsafat Cina yang terkenal sebagai orang pertama
pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina yang
mendasar, dalam mengajarkan ajaran-ajarannya, ia tidak suka mengakaitkan paham
dengan paham ketuhanan. Ia menolak membicatakan tentang akhirat dan soal-soal
yang bersifat metafisika, ia hanya seorang filosof sekuler yang mempersoalkan
moral kekuasaan dan akhlak pribadi manusia yang baik. Namun dikarenakan
ajaran-ajaran lebih banyak mengarah pada kesusilaan dan mendekati ajaran
keagamaan maka ia sering digolongkan dan dianggap sebagai pembawa agama.[34]
Dapat dikatakan, Kong Hu Cu selalu menghindari pembicaraan tentang metafisika,
ketuhanan, jiwa, dan berbagai hal yang ajaib. Namun ia tidak meragukan tentang
adanya Tuhan Yang Maha Esa yang dianut masyarakatnya.
Bahkan ia lebih
meneguhkan pemujaan terhadap leluhur, dengan kesetiaan kepada sanak keluarga
dan penghormatan terhadap orang tua. Ia mengajarkan betapa penting artinya penghormatan
dan ketaatan istri terhadap suami, rakyat terhadap penguasanya. Menurut Kong Hu
Cu hidup ini ada dua nilai, yaitu Yen dan Li. Yen artinya cinta atau
keramahtamahan dalam hubungan dengan seseorang, sedangkan Li artinya
keserangkaian antara perilaku, ibadah, adat istiadat, tata krama dan sopan
santun.[35]
Kong Hu Cu mengatakan bahwa ada tiga hal yang menjadi tempat orang besar, yaitu
kagum terhadap perintah Tuhan, kagum terhadap orang-orang penting, dan kagum
terhadap kata-kata orang bijaksana. Orang yang tidak kagum terhadap tiga hal
tersebut atau malah tidak berperilaku sopan dan menghina kata-kata bijaksana
adalah orang-orang yang picik.[36]
Demikian, Ru Jiao atau
agama Konghucu adalah agama monoteis, percaya hanya pada satu Tuhan, yang biasa
disebut sebagai Tian, Tuhan Yang Maha Esa atau Shangdi (Tuhan Yang Maha Kuasa).
Tuhan dalam konsep Konghucu tidak dapat diperkirakan dan ditetapkan, namun
tiada satu wujud pun yang tanpa Dia. Dilihat tiada nampak, didengar tidak
terdengar, namun dapat dirasakan oleh orang beriman.[37]
Dalam Yijing dijelaskan bahwa Tuhan itu Maha Sempurna dan Maha Pencipta (Yuan);
Maha Menjalin, Maha Menembusi dan Maha Luhur (Heng) ; Maha Pemurah, Maha
Pemberi Rahmat dan Maha Adil (Li), dan Maha Abadi Hukumnya (Zhen).[38]
Agama Konghucu tidak
pernah mempersoalkan tentang Tuhan, tentang kiamat dan akhirat, tentang hidup
sesudah mati daln lain-lain. Sedangkan agama Islam membicarakannya, bahkan
soal-soal itulah yang harus diutamakan dan diyakini oleh tiap-tipa pemeluknya.
Rukun Iman yang enam yaitu: percaya kepada Allah, percaya kepada
Malaikat-Malaikat-Nya, percaya kepada Kitab-Kitab-Nya, percaya kepada
Rasul-Rasul-Nya, percaya kepada hari kiamat, percaya kepada Qodho dan Qadar.
Kesemuanya harus diyakini betul-betul di dalam hati, sebelum melaksanakan
syariat-syariat bersifat lahiriah misalnya shalat, puasa, dan lain-lain.
***
|
Penutup
Dalam pembahasan konsep
tuhan agama ini. Patut kita renungi bersama mana konsep ketuhanan yang
rasional. Tuhan dalam Islam jelas tidak diciptakan oleh manusia dan bahkan
tidak pula diangkat oleh manusia. Oleh kerena itu Islam adalah agama yang
memiliki konsep tuhan yang lebih masuk akal ketimbang agama yang lain.
Dalam
pembahasan seblumnya yaitu konsep agama-agama yang diakui di Indonesia ini
sudah terselesaikan. Adapun mengenai agama Kristen Katolik dan Prostestan itu
beda, namun konsep tuhan mereka tetap sama yaitu memiliki tuhan yang tiga. Begitu
pula hal nya dengan agama Hindu yang ada di Indonesia. Beda Hindu Bali dengan
Hindu lain. Namun pada hakikatnya mereka memiliki tuhan yang lebih dari tiga
dan bahkan semua makhluk disebut tuhan.
Wallahu a’lam bissawab…..
Bekasi, 03 Agustus 2015
Daftar Pustaka
Ahmadi,
Abu, Perbandingan Agama, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991, cet. XVII)
Al Maghlouth, Sami
bin Abdullah, Athlas Al-Adyan, terj. Syauqi Abu Khalil, Jakarta:
Almahira, 2011
Bunce, William K. 1995. Religion in Japan (Buddhism, Shinto,
Christianity). Charles E. Tuttle Company: Rutland
Djam’annuri
(Ed.), Agama Kita, Perspektif Sejarah Agama-Agama (Sebuah Pengantar)
Hadikusuma, Hilman,
Antropologi Agama I, (Bandung: PT Citra Adtya Bakti, 1993, cet. I)
Nahrawi,
Nahar, Memahami Khonghucu Sebagai Agama, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2003)
7.
http://agungsukses.wordpress.com/2008/07/24/konsep-ketuhanan-dalam-islam/
[1] Maksudnya: sama dalam
pokok-pokok kepercayaan dan pokok-pokok Syari'at.
[2] H Kafrawi Ridwan (Ed.).
“Filsafat” Ensiklopedi Islam, 2, hlm. 246
[3] Tuhan menamakan
Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat
bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis.
[4] Takwa Yaitu
memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala
perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup
diartikan dengan takut saja.
[5] Ayat ini merupakan tantangan
bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru
walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan
mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.
[8] Bunce,
William K. 1995. Religion in Japan (Buddhism, Shinto, Christianity). Charles E.
Tuttle Company: Rutland
[9] http://tanhadi.blogspot.com/2012/01/bab-i-tuhan-dalam-pandangan-agama.html
[10] http://agungsukses.wordpress.com/2008/07/24/konsep-ketuhanan-dalam-islam/
[11] Sami bin Abdullah Al Maghlouth, Athlas
Al-Adyan, terj. Syauqi Abu Khalil, Jakarta: Almahira, 2011, hlm.484
[12] Zakir Abdulkarim Naik, Similarities
Between Hinduism And Islam, (Vidio)
[13] Djam’annuri (Ed.), Agama
Kita, Perspektif Sejarah Agama-Agama (Sebuah Pengantar), hlm. 47
[14] Dr. Zakir Abdulkarim Naik dalam
dialog, Dr. Zakir Naik dengan Sri Sri Ravi Shankar “Konsep Tuhan Dalam Hindu
Dan Islam”
[15] Ibid
[16] Bedasarkan Vidio Dr. Zakir Naik “Sisi
Persamaan Antara Hindu dan Islam”
[17] Djam’annuri (Ed.), Agama
Kita, Perspektif Sejarah Agama-Agama (Sebuah Pengantar), hlm. 48
[18] Ibid
[19] Ibid
[20] Ibid, hlm.49
[21] Ibid, hlm. 49-50
[22] Dr. Zakir Abdulkarim Naik dalam
dialog, Dr. Zakir Naik dengan Sri Sri Ravi Shankar “Konsep Tuhan Dalam Hindu
Dan Islam”
[23] Ibid
[24] http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan_dalam_agama_Buddha
[25] Bunce,
William K. 1995. Religion in Japan (Buddhism, Shinto, Christianity). Charles E.
Tuttle Company: Rutland
[26] Ibid
[28] Nahar Nahrawi,
Memahami Khonghucu Sebagai Agama, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003),
hlm. 37
[29] Ibid,. hlm. 37-38.
[30] Ibid,. hlm. 38.
[31] Ibid,. hlm. 38-39.
[32] Ibid,. hlm. 41.
[33] Abu Ahmadi,
Perbandingan Agama, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991, cet. XVII), hlm. 78.
[34] Hilman Hadikusuma, Antropologi
Agama I, (Bandung: PT Citra Adtya Bakti, 1993, cet. I), hlm. 246.
[35] Ibid,. hlm. 252.
[36] Ibid, hlm. 252.
[37] http://www.matakin-indonesia.org/selintas_mengenal_agama_khonghuc.htm,
di akses Sabtu, 24 September 2011) Pukul. 19.23 WIB
[38] Ibid,.
0 comments:
Post a Comment