Wednesday, February 27, 2019

Ketika Lagu Jadi "Senjata" Lawan Penguasa


Jadi tersangkanya artis Ahmad Dani yang telibat politik praktis, membuat saya membuka kembali lembaran sejarah para musisi yang kritis terhadap penguasa. Kritik terhadap penguasa lewat lagu bukan saja dilakukan oleh Sang Alang lewat lagu 2019 Ganti Presiden. Tapi sebelumnya juga telah hadir berbagai musisi yang dikenal melawan para penguasa.

Di era Soekarno ada musisi bernama Koes Bersaudara yang di penjara lantaran menyanyikan lagu-lagu barat milik The Beatles dan Elvis Presley, yang dianggap menodai kebudayaan Indonesia pada tahun 1965. Pada era Soeharto juga ada musisi yang di penjara, salah satunya D'Lloyd lewat lagunya berjudul Hidup Di Bui. Karena Lagu tersebut dianggap tidak sesuai dengan keadaan lembaga pemasyarakatan yang sebenarnya.
Band yang berdiri pada tahun 1983, bernama Elpamas juga pernah merasakan nasip yang sama. Lantaran lirik lagu mengandung kritik sosial. Lagu Pak Tua menceritakan seorang pengusaha yang sudah tua tetapi tidak mau pensiun. Klip lagu tersebut juga dilarang tayang di televisi. Banyak yang menduga, kalau lagu itu ditujukan kepada Soeharto, yang menjabat sebagai Presiden Indonesia dalam periode yang cukup lama.


Selain itu juga ada artis top yang masih hidup sampai sekarang, walaupun tidak terdengar suaranya. Namun dia terkenal sebagai the legend, karena hampir semua lagunya mengkritik pemerintah Indonesia. Siapa yang tidak kenal dengan Iwan Fals, lewat lagu yang berjudul Mbak Tini ia sempat dicekal pada tahun 1984. Lagu-lagunya yang sangat kental akan kritik kepada penguasa seperti Bento, Tikus Kantor, Surat Buat Wakil Rakyat, Bongkar, Manusia Setengah Dewa, Sarjana Muda dan lain-lain.
Di Aceh juga ada musisi yang the legend dalam mengkritisi penguasa. Salah satunya Apa Lambak, lewat lagunya yang populer seperti Pilsong, Wakie Rakyat, Pak Geuchiek dan lain-lain. Dalam menjelang pilpres 2019 ini juga ada yang terkenal dengan lagu-lagu yang kritis terhadap pemerintahan saat ini. Reneboy, band asal Aceh ini juga menyuarakan 2019 Ganti Presiden, dia juga mengkritik puisi Sukmawati yang kontroversi, kemudian Gak Tau Malu, Suara Rakyat, Suara Rakyat Dalam Kardus, dan yang terakhir lagu dukungannya terhadap salah satu calon presiden yaitu Prabowo - Sandi. Selain itu juga ada lagu Reuni 212, Otak Udang, Yang Gaji Kamu Siapa?, Toleransi dan lain-lain. Lagu-lagu mereka di kenal lewat media sosial seperti Youtue pada Channel Salsabil Aceh Production.

Nah, itulah beberapa artis yang lagu-lagunya seperti "senjata" dimata para pemerintah. Karena dianggap menyindir pemerintah. Namun tahukah kamu, ternyata menyindir atau satire juga digunakan oleh wartwan senior Asyari Usman dalam mengkritik pemerintah saat ini. Bahkan ia pun sempat jadi tersangka karena tulisan satirenya.

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: