Mondiad.com

Tuesday, April 4, 2023

Ramadhan Joerney #3 Suasana Ramadhan di Minang

Ramadhan Joerney #3 Suasana Ramadhan di Minang



 "Jika adik memakan pinang, makanlah dengan sirih hijau. Jika adik pergi ke Minang jangan lupa singgah ke Maninjau." Pantun Soekarno saat menginjak kaki di tempat kelahiran para tokoh nasional, Minangkabau - Sumatera Barat. Ramadhan Journey pada episode kali ini hadir di Provinsi para pendiri Bangsa, seperti Mohammad Natsir, Buya Hamka, Bung Hatta dan lain-lain. 

Untuk mengetahui Minang, kita mengacu pada pepatah "Adaik basandi Syara’, Syara’ basandi kitabullah". Hal inilah yang menjadi patokan adat di Minangkabau, berlandaskan agama, serta agama berlandaskan pada kitab Allah yakni Al-Qur'an. Karena itu, melestarikan adat agar hidup selamat dunia akhirat.

Karena itu suasana Ramadhan di Padang, Sumatera Barat, sangat kental dengan tradisi dan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Salah satu tradisi yang dilakukan adalah Balimau, yaitu membersihkan diri dengan cara berendam atau mandi bersama-sama di sungai atau tempat pemandian. Tradisi ini dilakukan dari mulai matahari terbit hingga terbenam beberapa hari sebelum bulan Ramadhan. 

Mengenai tradisi Ramadhan di Sumatera Barat saya menghubungi Rikiadi warga Minang yang sudah 7 tahun merantau ke Jakarta. Menurutnya berbagai  tradisi di Minang sudah berkurang dalam keseharian masyarakat. Hal ini karena banyak perkembangan dan pengaruh budaya kekinian.

Tapi ada yang turun menurun hingga saat masih ada, misal mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Hal ini sebagai bentuk ungkapan gembira menyambut datangnya Ramadhan. Setiap hari terakhir bulan Sya’ban, banyak daerah di Sumatera Barat melakukan prosesi Balimau. Balimau dilaksanakan dengan berbagai tradisi, yang tetap mengacu pada adat Basandi Syara'.

Tradisi Balimau semata-mata untuk membersihkan diri, sebelum memasuki bulan Puasa. Namun, kini momen Balimau telah berubah. Akibat perkembangan zaman, momen Balimau tidak hanya sekadar membersihkan diri, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan kebersamaan antar warga. Pada acara Potang Balimau, hadir semua unsur kerajaan, termasuk penghulu.

Selain itu, masyarakat Padang juga melakukan tradisi Munggahan, yaitu kegiatan berkumpul bagi anggota keluarga, sahabat, dan teman-teman untuk saling bermaaf-maafan sambil menikmati sajian makanan khas minang.

Selain tradisi, suasana Ramadhan di Padang juga diwarnai dengan kegiatan safari Ramadhan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan meningkatkan kebersamaan antara masyarakat dan pemerintah. Selain itu, pada bulan suci Ramadhan, umat muslim diharapkan untuk banyak berdoa dan berbuat kebajikan agar bencana dan musibah yang melanda bangsa Indonesia, diharapkan untuk dijauhkan dari negeri tercinta.



Lebih luas lagi mengenai suasana Ramadhan di Minang, saya menghubungi Wahyu Ramadhan warga Maninjau. Suasana puasa di Minang bermacam-macam tradisi dan kegiatan kemasyarakatan. Selain itu ada juga kebiasaan anak muda yang suka ngabuburit. Ada beberapa tempat ngabuburit menarik di Padang, Sumatera Barat, yang biasa dikunjungi, seperti Masjid Raya Sumbar, Pantai Air Manis dan Tempat-tempat wisata religi di Padang.

Mereka biasa nongkrong dan sambil mencari takjil berbuka. Padang atau Minang ini kaya akan khas kuliner. Beberapa takjil yang biasa dihidangkan untuk berbuka puasa seperti es cendol, es kacang merah, Bubur Kampiun, Bubur Sumsum, kolak dan masih banyak lainnya, cerita Wahyu mengenai suasana Ramadhan di Padang.

Bulan suci Ramadhan menjadi bulan yang paling dinanti dan dirindukan oleh umat muslim di seluruh dunia, begitu juga dengan masyarakat Minang. Keberkahan yang hanya ada di dalam bulan suci ini, menjadikan umat Islam merasakan nikmatnya menjalani ibadah. Ada banyak keutamaan yang ada di bulan suci Ramadhan, salah satunya adalah bulan penuh pengampunan. Umat muslim akan saling berlomba untuk mensucikan diri dari dosa-dosa yang telah diperbuat. Sebagaimana hadits Nabi SAW.

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu". (HR. Hadits Muttafaq 'Alaih).

Thursday, March 30, 2023

Suasana Kehangatan dan Kebersamaan Ramadhan di Medan - Part 2 dari seri Ramadhan Journey

Suasana Kehangatan dan Kebersamaan Ramadhan di Medan - Part 2 dari seri Ramadhan Journey


Oleh: @amriadits 
Ex Joernalist

Ramadhan Joerney kali ini memotret Ramadhan di Sumatra Utara, ini adalah serial kedua setelah Ramadhan Journey yang memotret Tradisi Meugang di Aceh. 

Suasana Ramadhan di Medan selalu terasa meriah dan penuh kebersamaan. Sebagai kota terbesar di Sumatera Utara, Medan memiliki banyak tradisi unik yang dilakukan oleh umat muslim jelang Ramadhan. Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah pasar malam Ramadhan yang menjual berbagai makanan khas seperti ketupat, opor ayam, kolak, dan masih banyak lagi.

Selain itu juga ada tradisi Punggahan yaitu; Tradisi yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan sarana untuk berkumpul bersama masyarakat di sekitar tempat tinggal. Punggahan biasanya dilakukan di rumah dengan mengundang tetangga sekitar dan kyai untuk memimpin pembacaan tahlil dan doa, atau bisa juga diadakan di masjid atau mushola-mushola yang ada, dikutib dari berbagai  sumber terbuka.

Menu hidangan yang harus ada adalah nasi kluban, bubur nasi, dan menu wajib pada tumpeng yang harus ada yaitu apem, pasung, gedang rojo (pisang raja) dan ketan. Makanan yang dibawa ini pada dasarnya sebagai simbol datangnya bulan suci Ramadan yang diperintahkan untuk kita mensucikan diri, saling memaafkan terhadap sesama dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Mengenai hal ini saya menghubungi beberapa warga Medan, Ari dan Eliza Silaen. Menurut Ari, sebelum masuk Ramadhan di Medan diadakan dulu Punggahan sebagai bentuk tasyakuran dan kebersamaan dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan.

Selain itu juga ada tradisi buka puasa di rumah, masjid dan mushalla. Namun tidak ada jadwal takjil bergiliran, karena masyarakat disana membawa masing-masing makanan untuk berbuka. Tetapi makanan yang dibawa tersebut kemudian di campur semua dan dihidangkan untuk buka bersama. Jika masih tersisa setelah shalat Tarawih mereka lanjutkan makan bersama menu buka puasa yang tadi.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Eliza Silaen di desa Labuhan Batu Utara.  Tradisi Punggahan disini masyarakat desa akan membawa makanan dan berkumpul di masjid yang berada di kampung itu. Kemudian, setelah itu masyarakat akan duduk bersama sebagai momentum mempererat tali silaturahmi, saling memaafkan dan membersihkan hati sebagai persiapan untuk menyambut Ramadhan esok harinya.

Selain itu juga ada pawai keliling dan safari Ramadhan bersama tokoh agama serta Organisasi Da'wah dan Kemasyarakatan.

Tujuan utama dari kegiatan diatas sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam suasana Ramadhan di Medan, terasa kebersamaan dan kehangatan di antara umat muslim. Termasuk suasana membangun saur dan juga saur bersama menjadi suasana yang sulit di lupakan.

Semoga tradisi-tradisi yang dilakukan selama bulan suci ini dapat terus dilestarikan dan menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

Tuesday, March 28, 2023

Tradisi Meugang di Aceh Part 1 dari seri Ramadhan Journey

Tradisi Meugang di Aceh Part 1 dari seri Ramadhan Journey



Oleh: @amriadits |  ex Joernalist 

Pagi itu seorang anak terlihat sedang berdialog dengan ibundanya di pojok gubuk kecil yang terbuat dari bambu dan triplek seadanya. Ia menanyakan perihal hari ini apa ibunya akan membelikan daging untuk dimasak. Karena hari ini adalah hari Meugang, yang mana seluruh lapisan masyarakat membeli dan memasak daging. Karena besok sudah masuk puasa Ramadhan. 


Namun Janda Anak 1 itu belum ada uang untuk membeli daging Meugang hari itu. Maklum habis badai Covid-19 kondisi ekonomi para petani desa tidak menguntungkan. Karena harga-harga hasil pertanian sedang turun. Hasil bumi sedang tidak memihak kepadanya. 


Setelah bercakap dengan anaknya, kemudian janda korban konflik yang akrab Nyakmah itu bergegas menuju pasar. Untuk melihat apa ada daging yang tidak layak di jual di pasar agar anaknya bisa merasakan daging atau minimal perasa saja. 


Setelah ia melihat-lihat seisi pasar ia belum berani menanyakan perihal apa ada daging yang tidak  layak di jual, namun masih bisa untuk diolah. Hampir setengah hari ia mengelilingi pasar itu. Kemudian ada pedagang yang menegurnya dan menanyakan kepadanya kenapa dari tadi dia hanya keliling pasar. 


Dari itu Nyakmah memberanikan diri menceritakan perihal dirinya ke pasar. Sangat terkaget dan terkejut pedagang itu. Kemudian pedagang itu menanyakan suaminya kemana. Nyakmah pun menceritakan kalau suaminya adalah korban pembantaian saat DOM di Aceh pada tahun 2004 yang lalu. Dimana saat itu anaknya masih balia baru beranjak usia  3 bulan. 


Kemudian sambil berlinang air mata pedagang itu membungkus daging satu tumpuk untuk dibawa pulang oleh Nyakmah agar anaknya yang menginjak usia remaja itu bisa bahagia di hari Meugang seperti anak lainnya.


Dari kisah-kisah pilu yang saya dengar dari teman-teman di Aceh, saya pun menelusuri seberapa penting melestarikan tradisi Meugang di Aceh. Dibawah penduduk yang masih banyak berada dibawah garis kemiskinan. Apalagi tradisi Meugang ini dalam satu tahun ada 3 kali, 1 hari sebelum Ramadhan, 1 hari sebelum Idul Fitri dan 1 hari sebelum Idul Adha. 


Bagaimana sejarah Meugang ini ada di Aceh, darimana asal muasalnya. Sejauh mana akan pentingnya tradisi ini untuk di lestarikan. 


Untuk menjawab hal itu saya menghubungi Tokoh Agama dan masyarakat yang ada di Lhokseumawe. Tgk. Mustakim Nurdin Pimpinan Ma'had Ahlul Qur'an Kota Lhokseumawe.



Menurutnya tradisi Meugang ini bukan dibuat oleh masyarakat Aceh oleh satu atau dua orang. Namun tradisi ini ada sejak zaman kerajaan Aceh dahulu yang tiap daerah melakukan penyembelihan Sapi, Kerbau, Kambing dan binatang ternak lainnya untuk dibagikan kepada seluruh masyarakat Aceh kala itu di tiap daerah. Sebagai bentuk mensyukuri atas kemakmuran Aceh yang diberikan oleh Allah Subhana wa ta'ala. Atas rasa syukur itulah hadirnya tradisi Meugang sampai saat ini. 


Namun saat ini, tradisi Meugang sudah jauh berbeda, saat ini justru masyarakat Aceh berlomba-lomba untuk membeli daging Meugang dan bahkan ada yang sangat miris, ada harus menahan malu untuk minta-minta agar anaknya bisa makan daging Meugang. 


Karena itu Tgk. Mustakim mengajak masyarakat agar tradisi Meugang di kembali ke Khitahnya sebagaimana masa kerajaan dahulu. Maka politisi, pengusaha dan orang menengah keatas agar lebih peka terhadap hal ini. Mari kita lestarikan tradisi Meugang ini sebagai bentuk mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita semua. 


Sebagaimana masa kerajaan dahulu yang  membagikan secara cuma-cuma tanpa menjualnya. Sehingga tradisi Meugang ini sesuai dengan Khitahnya atau sesuai dasarnya, bermanfaat bagi masyarakat Aceh dan tradisi Meugang tentunya akan lebih bermakna. 


Hal yang sama juga diungkapkan pengamat kebijakan publik dan juru bicara Jaringan Aspirasi Rakyat Aceh (JARA), Rizky Maulizar. Menurutnya tradisi Meugang ini pertama kali nya ada pada masa kerajaan Aceh Darussalam, tepatnya pada masa Sultan Iskandar Muda. Dimana pada masa itu, kerajaan Aceh memang sangat makmur dan sejahtera. 


Untuk meyakinkan pendapat mereka tentang sejarah Tradisi Meugang ini, saya melakukan penelusuran dari sumber-sumber terbuka dan beberapa hasil penelitian, hasilnya sama seperti yang diungkapkan dua narasumber diatas. 


Kemudian saya menghubungi narasumber berikutnya, Muhammad Nadir aktivis dakwah dan CEO Hoka Travel Indonesia yang pernah dikirim oleh Dewan Da'wah Pusat untuk berdakwah di Pulau Banyak, namun selama beliau disana tidak ada tradisi Meugang disana. Padahal Pulau Banyak adalah masuk kedalam pemerintahan Aceh. Pulau Banyak, yang terletak di Aceh Singkil ini, menyimpan banyak keindahan Alam dan menjadi tempat destinasi wisata Nasional. Namun susah bahan pokok seperti beras dan daging disana, mengingat kondisi alam memang tidak memungkinkan. Hasil alam satu-satunya dari laut. Tidak ada padi atau beras disana, kalau ada pun yang didagangkan harganya sangat mahal. Belum tentu ada beras yang masuk seminggu sekali. Tergantung pada kondisi laut disana. 


Bagaimana dengan Aceh bagian Tengah. Saya menghubungi Mahdi melalui pesan WhatsApp penduduk asli Takengon. Namun hingga tulisan dimuat belum ada balasan darinya. 


Sementara itu Kolektor Manuskrip Aceh Tarmizi A Hamid menjelaskan Meugang merupakan tradisi di Aceh yang sudah dilaksanakan sejak abad ke-17 dan termaktub dalam Undang-undang Aceh "Qanun Meukuta Alam". Tujuannya untuk memupuk rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama di kalangan masyarakat Aceh itu sendiri.


Karena itu pada hari Meugang itu restoran, toko-toko, kantor-kantor tutup semua dan para perantau pun pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga dan dapat bersantap daging Meugang bersama keluarga. 


Karena itu kalau dari tujuan dasar, dari sejarah dan makna Meugang itu sendiri harus dilestarikan tradisi ini. Namun rasa kepedulian dan empati serta lupa dengan sesama apalah gunanya sebuah tradisi. Karena itu Tradisi Meugang ini harus kembali ke Khitahnya, sebagaimana masa Sultan Iskandar Muda.

Friday, March 24, 2023

Ramadhan Journey, Memotret Kegiatan Ramadhan Di Berbagai Daerah Indonesia

Ramadhan Journey, Memotret Kegiatan Ramadhan Di Berbagai Daerah Indonesia

 Sebuah Pengantar


Oleh: @amriadits


Ramadhan Journey menampilkan ragam aktivitas masyarakat di berbagai daerah di Indonesia selama bulan Ramadhan. Tujuan untuk memotret keragaman budaya dan tradisi masyarakat Indonesia dalam menjalankan ibadah puasa.


Dalam Ramadhan Journey ini, saya sudah menghubungi beberapa narasumber di berbagai daerah Indonesia untuk menceritakan tentang keunikan dan ciri khas masing-masing dalam menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Disini para narasumber akan memotret berbagai aktivitas seperti persiapan sahur, berbuka puasa, shalat tarawih, serta berbagai kegiatan sosial dan keagamaan lainnya.


Selain itu mereka juga akan merekam ragam kuliner khas daerah yang biasa disajikan saat bulan Ramadhan, seperti kolak, lontong sayur, dan masih banyak lagi. Kami juga akan menyajikan keindahan alam dan seni budaya masyarakat.


Sehingga memperkaya khazanah tentang keragaman budaya Indonesia, keunikan dan keindahan tersebut. Sehingga dapat menginspirasi yang lain untuk lebih mengenal dan mencintai Indonesia serta menjaga dan melestarikan keanekaragaman budayanya.


#ramadhan #ramadhanmubarak #ramadhanjourney #indonesia

Tuesday, March 14, 2023

Jelang Ramadhan Dewan Da'wah Gelar Training Leadership Imam dan Khultum Ramadhan

Jelang Ramadhan Dewan Da'wah Gelar Training Leadership Imam dan Khultum Ramadhan

Foto bersama peserta training leadership imam dan Kultum Ramadhan

Dewan Da'wah kembali mengadakan Training Leadership untuk para muballigh pada Ahad, 12 Maret 2023 di Kampus STID Mohammad Natsir Tambun Selatan - Bekasi. Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh terkemuka, seperti KH. Teten Romly Qomaruddin, M.A yang merupakan Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat, Dewan Hisbah PP. PERSIS, kemudian Ustadz Muhammad Hanif, M.Pd.I selaku Founder Leadership Imam dan Khatib, dan Ustadz Aswan Haidi, M.Pd.I selaku Ketua Bidang Bina Masjid Dewan Da'wah dan Dewan Pakar Lembaga Tahsin dan Tahfizh Al-Qur'an.

Panitia acara Amriadi Al Masjidiy menuturkan bahwa acara ini diadakan secara khusus seharian full dan sangat terbatas karena 80% dari acara ini adalah praktek langsung. Pada akhir acara,  juga ada perlombaan Imam dan Kultum Ramadhan, sehingga para peserta bisa langsung mendapatkan feedback dari para pemateri.

Sementara itu, Ustadz Muhammad Hanif, M.Pd.I  selaku Founder Leadership Imam dan Khatib menjelaskan Tujuan diadakan Training Leadership Imam dan Kultum Ramadhan ini. "Tujuannya agar dapat meningkatkan kemampuan para muballigh dalam menyampaikan pesan-pesan agama secara efektif dan memberikan perubahan pada jamaah disaat bulan suci Ramadhan tiba. Sehingga para muballigh dapat memberikan pencerahan yang bermanfaat bagi umat Islam di seluruh Indonesia." 

Para peserta sangat antusias mengikuti acara tersebut dan berharap dapat memperoleh manfaat besar dari training ini. Semoga dengan adanya acara seperti ini, para muballigh dapat semakin meningkatkan kemampuan dan kualitas dakwahnya, serta semakin mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.[]

Monday, December 19, 2022

Training Leadership Imam dan Khatib Angkatan ke 6 Bersama Dewan Da'wah

Training Leadership Imam dan Khatib Angkatan ke 6 Bersama Dewan Da'wah


Bekasi - Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia melalui Bidang Bina Masjid kembali menggelar Training Leadership Imam dan Khatib yang berlangsung di Kampus Da'wah STID Mohammad Natsir pada Ahad (18/12/2022) kemarin. Training ini diikuti oleh para khatib dan pengurus masjid dari berbagai daerah di Bekasi, Jakarta hingga Bogor. 


Hadir juga sebagai guest star Buya H.M. Natsir Zubaidi selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Bidang Kerjasama Antar Lembaga. Dikesempatan ini Buya Natsir menjelaskan tentang pentingnya mendesain masjid untuk masa depan. "Untuk mendesain Masjid Masa Depan hendaknya kita menganalisa terlebih dulu tantangan yang dihadapi oleh umat dan bangsa dewasa ini. Hal yang paling mendasar dihadapi oleh umat Islam dan bangsa ini adalah adanya usaha dari kalangan tertentu yang ingin melakukan penyelewengan, penyesatan serta pendangkalan aqidah yang dianut pemeluk agama mayoritas bangsa Indonesia. Karena itu masjid masa depan harus menjadi institusi dakwah."




“Training Leadership Iman dan Khatib ini sudah berjalan 6 angkatan dengan konsep satu hari full, dari jam 07:30 pagi sampai dengan jam 17:00 WIB. Hal ini kita lakukan agar para peserta bisa lebih banyak pada prakteknya dan feedback langsung dari para pemateri. Apalagi pada bagian akhir, setelah pemateri selesai ada Kompetisi-Audisi Imam dan Khatib antar kelompok peserta yang langsung dijuri (dinilai), diberikan feedback oleh para trainer. Peserta terbaik mendapatkan hadiah istimewa dari panitia, jelas Amriadi Al Masjidiy selaku panitia kepada redaksi.  


Pada sesi leadership imam yang disampaikan oleh Aswan Haidi, M.Pd.I sebagai Trainer Dakwah Leadership sekaligus menjabat sebagai Ketua Bidang Bina Masjid Dewan Dakwah Pusat. Beliau menjalaskan tentang “Tehnik Menjadi Imam yang Berkesan, Tehnik Meluruskan Shaff, Mengatur Nafas dan Suara, serta Irama yang Indah dan Serasi.” 




Selanjutnya pada sesi leadership Khatib diisi oleh Ust. Muhammad Hanif, M.Pd.I selaku Ketua Korps Mubaligh Pusdiklat Dewan Dakwah, founder Da'wah Leadership dan juga mentor Leadership Charisma Class. Beliau menjelaskan tengtang “Tehnik Full Body Communication, Tehnik Khutbah yang Memukau, dan Formula Retorika Khatib yang Meyakinkan dan Berkesan”, tambah panitia.


Sementara ketua Bidang Bina Masjid Dewan Da'wah Ust. Aswan Haidi ikut menambahkan bahwa "training ini difokuskan untuk meningkatkan kualitas dan atau menjadi imam dan khatib/da’i yang profesional, handal dan memukau. Sehingga berbekas di benak para jemaah. Karena itu Training Leadership ini dikemas secara profesional dan elegan dengan memberikan materi yang sangat banyak manfaatnya dan tentunya tidak didapatkan pada pelatihan lain pada umumnya.”


Training yang dipandu oleh Andi Marwan, S. Sos.I selaku Tim Training Da’wah Leadership mendapatkan perhatian antusias dari peserta. Sehingga peserta mengharapkan kegiatan Training Leadership Imam dan khatib ini bisa terus dilaksanakan karena sengat bermanfaat bagi khatib dan para pengurus masjid.[]

Friday, September 23, 2022

Gelar Manasik Haji, Ini Harapan SDIT Arkan Cendekia

Gelar Manasik Haji, Ini Harapan SDIT Arkan Cendekia

 


SDIT Arkan Cendekia kembali menggelar Manasik Haji untuk para siswanya. Kali ini untuk para siswa Grade 4-6, yang sebelumnya diperuntukan untuk Grade 1-3. Kegiatan yang berlangsung di komplek Arkan Islamic School Ini diharapkan dapat mendidik siswa tentang agama Islam sejak dini, hal ini di sampaikan ketua Panitia Manasik Mr. Zaini pada Jum’at, 23 Septer 2022.

"Acara Manasik Haji ini adalah acara yang paling ditunggu-tunggu oleh wali murid. Karena ini merupakan salah satu ajaran agama Islam. Karena itu SDIT Arkan Cendekia mengajarkan anak-anak agar mengetahui bagaimana tata cara naik Haji dan Umrah. Tadi kita  sudah menjelaskan tetang tata cara tersebut seperti niat ibadah haji, tawaf mencukur rambut botak dan semua prinsip-prinsip lainnya. Terakhi minum air zam-zam yang disunahkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi sallam", jelas Zaini kepada Arkan Magz.

Zaini juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan juga permohonan bila ada yang salah selama kegiatan manasik haji berlangsung. Menasik Haji tahun ini mengangkat tema "Menasik Haji Kita Tanamkan Karakter Islam kepada Anak Sejak Dini”.

Pantauan Arkan Magz dilapangan kegiatan Manasik Haji ini berlangsung sesuai rencana dan para siswa yang mengikuti kegiatan tersebut tampak senang walaupun ditengah tariknya matahari pagi. a/m






Friday, September 16, 2022

Training Leadership Imam dan Khatib Ke 5 Di Dewan Da'wah

Training Leadership Imam dan Khatib Ke 5 Di Dewan Da'wah


Jakarta - Bidang Bina Masjid Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia menggelar Training leadership Imam dan Khatib se DKI Jakarta, yang berlangsung di Aula Masjid Al Furqan pada Ahad, (11/9/22). Dalam training kali turut menghadirkan Keynote Speaker Wakil Ketua Umum Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia yaitu; Dr. Imam Zamroji, MA. 

Pada kesempatan tersebut Imam Zamroji menceritakan Peran Da'wah Imam dan Khatib dalam menjaga NKRI dengan landansan Firman Allah Dalam Al-Qur'an Surat Al-'Araf. 96. "Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."

Selain itu beliau juga mengisahkan para tokoh da'wah para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Termasuk Mosi Integral Mohammad Natsir, yang menjadi cikal bakal lahirnya NKRI. 

Acara ini diikuti oleh 49 peserta dari sekitar DKI Jakarata dan Jabodetabek, yang terdiri dari Utusan DKM Masjid dan atau Masjid Perusahaan/Perkantoran. Tarining dipandu oleh Andi Marwan, S. Sos.I selaku Tim Training Da'wah Leadership. 

"Ini merupakan training ke 5 kalinya Training Leadership Imam dan Khatib, karena terus adanya permintaan dari berbagai DKM Masjid di berbagai Daerah, hal ini disampaikan oleh Aswan Haidi, M.Pd.I Selaku Ketua Bidang Bina Masjid di Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia di sela-sela training berlangsung.

Adapun Leadership Khatib disampaikan oleh Ust. Muhammad Hanif, M.Pd.I selaku Ketua Korps Mubaligh Pusdiklat Dewan Dakwah, Founder Leadership Imam dan Khatib, dan juga Mentor Leadership Charisma Class.

Sementara terkait Leadership Imam disampaikan disampaikan oleh Aswan Haidi, M.Pd.I sebagai Trainer Dakwah Leadership sekaligus menjabat sebagai Ketua Bidang Bina Masjid Dewan Dakwah Pusat.

Training Leadership yang dikemas secara profesional dan elegant memberikan materi yang sangat banyak manfaatnya dan tidak didapatkan pada pelatihan pada umumnya, yaitu Tehnik Full Body Communication, Tehnik Khutbah yang Memukau, dan Formula Retorika Khatib yang Meyakinkan dan Berkesan.

Adapun yang berkaitan dengan keimaman, peserta diberikan materi, Tehnik Menjadi Imam yang Berkesan, Tehnik Meluruskan Shaff, Mengatur Nafas dan Suara, serta Irama yang Indah dan Serasi.

Tujuan training ini diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas dan atau menjadi Imam dan Khatib/Dai yang profesional, handal dan memukau. Sehingga berbekas di benak para jamaah.

Setelah peserta dibekali ilmu tersebut, maka pada sesi terakhir diadakan Kompetisi-Audisi Imam dan Khatib antar kelompok peserta yang langsung dijuri (dinilai), diberikan feedback oleh para trainer.

Sepuluh Peserta terbaik dalam audisi tersebut diberi hadiah istimewa.

Training yang dikemas dengan menarik ini mendapatkan antusias yang tinggi dan tanggapan positif dari para peserta. Mereka berharap bisa mengadakan training semacam ini di daerahnya masing-masing. [] 

Monday, February 14, 2022

Training Leadership Imam & Khatib Bersama Korps Mubaligh Pusdiklat Dewan Da'wah

Training Leadership Imam & Khatib Bersama Korps Mubaligh Pusdiklat Dewan Da'wah




Korp Muballigh Pusdiklat Dewan Da'wah kembali menggelar Training Leadership Imam & Khatib Batch 4 yang berlangsung di Gedung Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah (STID) Mohammad Natsir Bekasi, pada Ahad, (13/2/22). Training bekerjasama dengan Bidang Bina Masjid Dewan Da'wah, DKM Al Bahr, Da'wah Leadership, dan Visual Bisnis Studios.



Training ini menghadirkan Wakil Ketua MUI Pusat, KH. Dr. Jeje Zaenudin, MA., sebagai Keynote Speaker  sekaligus menjadi Dewan Juri pada sesi Audisi Peserta. Beliau sangat berterima kasih karena mengadakan acara yang sangat bermanfaat bagi para Imam dan Khatib/Da'i, karena kalau da'inya biasa-biasa saja maka akan mendapatkan jama'ah yang biasa-biasa juga. Demikian sebaliknya. 

Sementara terkait Leadership Imam disampaikan disampaikan oleh Ust. Aswan Haidi, M.Pd.I sebagai Trainers Da'wah Leadership sekaligus menjabat sebagai Ketua Bidang Bina Masjid Dewan Da'wah Pusat.



Adapun Leadership Khatib disampaikan oleh Ust. Muhammad Hanif, M.Pd.I selaku Ketua Korps Mubaligh Pusdiklat Dewan Da'wah, Founder Da'wah Leadership, dan juga Mentor Leadership Charisma Class.

Tujuan training ini diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas dan atau menjadi Imam dan Khatib/Da'i yang profesional, handal dan memukau. Sehingga berbekas di benak para jamaah. 



Acara ini diikuti oleh 50 peserta dari sekitar Jabodetabek dan Lampung, terdiri dari Utusan DKM Masjid dan atau Masjid Perusahaan/Perkantoran. Tarining dipandu oleh Andi Marwan, S. Sos.I selaku sekretaris DKM Al Bahr pusdiklat Dewan Da'wah.

Training Leadership yang dikemas secara profesional dan elegant memberikan materi yang sangat banyak manfaatnya dan tidak didapatkan pada pelatihan pada umumnya, yaitu Tehnik Full Body Communication, Tehnik Khutbah yang Memukau, dan Formula Retorika Khatib yang Meyakinkan dan Berkesan. Adapun yang berkaitan dengan keimaman, peserta diberikan materi, Tehnik Menjadi Imam yang Berkesan, Tehnik Meluruskan Shaff, Mengatur Nafas dan Suara, serta Irama yang Indah dan Serasi. 



Setelah peserta dibekali ilmu tersebut, maka pada sesi terakhir diadakan Kompetisi-Audisi Imam dan Khatib antar kelompok peserta yang langsung dijuri (dinilai), diberikan feedback oleh Dewan Juri yang terdiri dari Wakil Ketua MUI Pusat (Ust. KH. Dr. Jeje Zainuddin, MA), Ketua Bidang Bina Masjid Dewan Da'wah Pusat (Ust. Aswan Haidi, M.Pd.I), dan Ketua Korp Muballigh Pusdiklat Dewan Da'wah (Ust. Muhammad Hanif, M.Pd.I). Lima Peserta terbaik dalam audisi tersebut diberi hadiah istimewa. 

Training yang dikemas dengan menarik ini mendapatkan antusias yang tinggi dan tanggapan positif dari para peserta. Mereka berharap bisa mengadakan training semacam ini di daerahnya masing-masing.

Saturday, March 13, 2021

Masa Depan Kini dan Nanti

Masa Depan Kini dan Nanti



Membicarakan masa depan, artinya kita membicarakan sesuatu hal yang belum terjadi. Kalau sudah kita lalui artinya tinggal kenangan, sejarah, dan yang lainnya.

Sebenarnya sejauh mana kita bisa meyakinkan diri kita untuk bisa menatap masa depan. Kita bisa membuat target-target, cita-cita atau visi yang ingin kita raih. Kita juga bisa membuat road Map atau langkah-langkah atau misi yang ingin kita jalankan untuk mencapai suatu visi.

Semua harapan, tujuan, visi akan sirna tanpa ada langkah strategis, taktik dan langkah-langkah jika hal dalam misi kita memiliki hambatan. Tidak mudah memang menggapai mimpi yang ingin kita raih.

Hari ini langkah A gagal mencapai tujuan, maka harus ada langkah B, C, dan D untuk hari esok. Jangan sampai kembali jatuh kedalam lubang yang sama, karena hal inilah yang membuat kita gagal dalam megapai tujuan.

Jika langkah A,B,C,D yang kita buat gagal semua. Ada kemungkinan yang lupa atau absen yang belum kita lakukan. Doa dan dekatkan diri kita kepada yang maha kuasa.

Setelah itu kembali atur strategi, usaha dan ikhtiar kembali. Karena kita akan mencapai tujuan di masa depan. Kalau belum juga ada tanda-tanda untuk mencapai tujuan tersebut pasti ada hikmahnya, minimal pengalaman kita terus bertambah.

Belajar terus dari pengalaman-pengalaman yang telah kita lalui. Lakukan terus perubahan, investasi waktu, tenaga lebih banyak lagi, dan lebih fokus lagi. Maka Insyaallah dengan izin Allah yang maha kuasa, maka masa depan yang ingin kita capai pasti akan ketemu.

Selamat berjuang untuk hari ini, selamat memanen untuk hari esok. Teruslah berkarya, berinovasi, berubah, untuk mencapai tujuan kita. Tetap semangat untuk menjadi yang terbaik diantara yang baik.

Bekasi, Senin 8 Maret 2021.