Friday, November 7, 2014

Ilmu Tajwid "Fadhilah Tingkatan Membaca Al-Qur'an"

Penulis: Amriadi & Sudirman

BAB I
PENGANTAR ILMU TAJWID

A.    Definisi Ilmu Tajwid
Kata Tajwid merupakan bentuk mashdar dari fi’il madhi yang bearti membaguskan menyempurnakan memantapkan. Sedangkan menurut istilah adalah:
Ilmu Tajwid adalah ilmu yang berguna untuk  mengetahui bagaimana cara memenuhkan / memberikan haq  huruf danmustahaqnya. Baik yang berkaitan dengan sifat, mad dan sebagainya seperti tarqiq dan tafkhim dan selaiin keduanya.”[1]
Pengertian lain juga diungkapkan Zarkasyi dalam bukunya Pelajaran Tajwid: Ilmu Tajwid adalah Pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca membaca Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya.[2]

B.     Dasar Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Mempelajari ilmu tajwid (hukumnya) fardu kifayah dan mengamalkannya fardu ain bagi setiap pembaca al-qur’an(qori’) dari umat Islam(laki-laki dan perempuan)[3]
1.      Dasar hukum dari al-qur’an
Fiman Allah
÷÷rr& ÷ŠÎ Ïmøn=tã È@Ïo?uur tb#uäöà)ø9$# ¸xÏ?ös? ÇÍÈ
                Artinya: “…Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzzammil: 4)
2.      Dasar hukum dari hadits
Anas Bin Malik ketika ditanya: Bagaimana bacaan Nabi n. Maka ia menjawab bahwa bacaan beliau dengan panjang-panjang kemudian dia membaca (“Bismillaahirrahmaanirrahiim”) memanjangkan Bismillaah serta memanjangkan Ar-rahmaan dan memanjangkan Ar-Rahiim (HR. Bukhari)



C.    Fadhilah mempelajari mengajar dan tilawah al-qura’an
1.       Mendapatkan identitas sebagai orang yang baik
2.       Mendapat sakinah dan rahmat serta di naungi oleh para malaikat
3.       Mendapat pahala yang lebih baik
4.       Diberikan sesuatu yang lebih utama
5.        mendapat derajat yang tinggi
6.        mendatangkan syafaat pada hari kiamat.[4]

D.    Nilai-Nilai Tilawah dan Tadabbar Al-Qur’an
1.      Ibadah kepada Allah l.
2.      Memperkokoh Keimanan
3.      Menyucikan jiwa
4.      Meluruskan pola piker manusia
5.      Mengenalmanhaj Allah l.[5]

E.     Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid
Menjaga lidah dari kesalahan di saat membaca alquran. Kesalahan-kesalahan dalm membaca alquran terbagi dua :
1.      Lahn Jaly
Yaitu kesalahan yang terjadi pada lafaz ketika membaca al-qur’an baik kesalahan itu mengubah maknaatau tidak. Misal
a.       Mengubah huruf dengan huruf
b.      Mengubah harakat dengan harakat
c.       Mengubah sukun dengan sukun[6]
Kesalahhan-kesalahan di atas disebut kesalahan yang jelas yangmenurut kesepakatan para ulama ahli kiroat merupakan kesalahan besar dan apabila dilakukan dengan sengaja hukumnya harom.

2.      Lahn khofi
Yaitu kesalahan yang terjadi pada lafaz-lafaz ketika membaca al-qur’an yang menyalahi hurup al-qur’an tetapi tidak mengubah makna. Contoh:
a)      Tidak menyembunyikan ghunnah
b)      Kuarang panjang dalam membaca mad wajib dan sebagainya.
Kesalahan khofi termasuk kesalahanringan makruh hukumnya bagi yang membacanya.[7]


BAB II
TINGKATAN BACAAN AL-QUR’AN

Menurut para ulama qurro (ahli qiroat) bahwa sanya tinkatan membaca al-qur’an itu ada empat tingkatan.[8]
1.      At-Tahqiq
Tahqiq adalah tempo bacaan yang paling lambat. Bacaan seperti tartil tapi lebih tenan dan berlahan-lahan cara seperti ini lazim di gunakan untuk mengajarkan al-qur’an dengan sempurna.[9] Pendapat lain diungkapkan oleh Bahirul Amali herri bawa Tahqiq adalah memberikan setiap huruf akan haknya atau bacaan dengan penuh ketenangan dan disertai dengan penjagaan terhadap hukum tajwid, Misalnya: memanjangkan Mad, menyempurnakan setiap harokat, dan sebagainya.[10]

2.      At-tartil
Bacaan yang perlahan-lahan dan jels mengeluarkan setiap huruf dan makhrojnya dan menerapkan sifaat-sifatnya serta mentaddaburi al-qur’an. Tingkatan bacaan ini adalah yang paling bagus karena dengan bacaan itulah al-qur’an di turunkan.[11]  Allah berfirman.
çm»oYù=¨?uur WxÏ?ös? ÇÌËÈ
Artinya: dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (Al-furqan: 32)
                              
3.      Al-hadr
Membaca cepat dengan tetap menjaga hukum tajwidnya.[12] Al-Hadr adalah memasukkan bacaan, mempercepatnya dan meringankannya dengan Qashr, taskin, ikhtilas, Badal, Idgham kabir, meringankan hamzah danyang lainnya, yang dibenarkan atau disahkan oleh riwayat disertai dengan menjaga I’rab, menyempurnakan lafadz, meneguhkan huruf-huruf tanpa memotong huruf mad, tanpa memendekkan lebih banyak harokat (batasan Mad) tanpa menghilangkan suara dengung dan tanpa berlebihan hingga pada batas tidak disahkan oleh Qira’at dan tidak dinamakan tilawah.[13]

4.      At-tadwir
Bacaan yang sedang, tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat, pertengahan antara al-hadr  dan at-tartil. Para Imam qiraat kebanyakan meriwayatkannya dan ini adalah mazhad para ahli qiraat dan ini yang dipilih oleh kebanyakan orang-orang  yang membaca Al-Qur’an.[14]


BAB III
CARA MEMBACA ISTI ADZAH,
BASMALAH DAN AWAL SURAT

A.    Isti’adzah
Secara bahasa isti’adzah adalah memohon perlindungan pemeliharaan dan penjagaan. sedangkan menurut istilah adalah lafadz yang di maksudkan seorang qori’ untuk memohon pemeliharaan dan perlindungan Allah l. dari kejahatan syetaan. Membaca isstiadzah ketika  hendak membaca al-quan’an hukumnya sunnah namun  sebagian ulama berpendapat wajib.[15] Berdasarkan firman Allah l. :
#sŒÎ*sù |Nù&ts% tb#uäöà)ø9$# õÏètGó$$sù «!$$Î/ z`ÏB Ç`»sÜø¤±9$# ÉOŠÅ_§9$# ÇÒÑÈ
Artinya: Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (QS. An-Nahl: 98)

Lafaz-lafaz Istiadzah[16]
أعُوْذُبِا للهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ*
أعُوْذُ بِا للهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّطانِ الرّجيْمِ*
Tempat-tempat yang dianjurkan membaca Isti’adzah dengan suara samar:
1.      Ketika memakai suara pelan
2.      Ketika berada ditempat yang sepi atau sendirian
3.      Ketika sedang mengerjakan Shalat
4.      Ketika berada dalam satu jamaah yang mengadakan tadarus (Membaca dengan suara nyaring).[17]



B.     Basmalah
Basmalah artinya orang itu mengucapkan atau menulis.  Adapun membaca Basmalah sangat di anjurkan baik diawal surat maupun di pertengahan surat kecuali di surah at-taubah. Baik di lakukan dengan suara keras atau pelan.[18]
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ  
Artinya: dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang (QS. Al-Fhatiha: 1)
Rasulullah n. Bersabda, “setiap perkara (amalan) yang tidak dimulai dengan Bismillaahirrahmanirrahiim, maka akan terputus berkahnya (bagaikan anggota badan yang terkena kusta).” (HR. Ahmad, An-Nasa’I dan Ibnu Mardawaih)

C.    Cara membaca  ta’awwudz, basmalah dan awal surat.
Cara membacanya bisa dengan empat cara.[19]
1.      Membaca Istiadzah, Basmalah dan surat secara terpisah, Contohnya:
أعُوْذُبِا للهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ۞
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞
قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞

2.      Membaca Istiadzah Basmalah dan surat secara bersambung, Contohnya:
أعُوْذُبِا للهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ۞بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞
3.      Membaca Istiadzah secara terpisah, Basmalah dan surat di baca bersambung, Contohnya:
أعُوْذُبِا للهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ۞
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞
4.      Menyambung  Istiadzah dan Basmalah secara menyambung dan surat di baca secara terpisah, contohnya:
أعُوْذُبِا للهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ۞بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞
قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞
D.    Cara membaca basmalah diantara dua surat.
Cara membacanya terbagi tiga.[20]
1.      Memutus semuanya, maksudnya membaca akhir surat Basmalah dan surat yang baru secara terpisah, contohnya:
فِى جِيْدِ هَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدِ۞
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞
قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞
2.      Menyanbung semuanya, maksudnya membaca surat, kemudian Basmalah  dan surat yang baru secara bersambung, Contohnya:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞ فِى جِيْدِ هَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدِ۞
3.      Memutus yang pertama dan menyambung yang kedua dengan yang ke tiga. Maksudnya, berhenti ketika selesai membaca surat kemudian membaca basmalah di sambung dengan surat yang baru. Contoh:
فِى جِيْدِ هَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدِ۞
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞



DAFTAR PUSTAKA

Annuri, Dr. H. Ahmad, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” Bekasi: LTQ STID Mohammad Natsir.
Annuri, H. Ahmad, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu Tajwid” Banten: YBS, 2009.
Herri, Bahirul Amali “Agar Orang Sibuk Bisa menghafal Al-Qur’an” Yogyakarta: Pro-U Media, 2013.
RI, Kementrian Agama, “Al-Qur’an Tajwid” Bandung: Sygma, 2010
Zarkasyip “pelajaran Tajwid” Surabaya: AIW Publisher, 1987



 




[1] Dr. H. Ahmad Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” Bekasi: LTQ STID Mohammad Natsir, hal. 17
[2]  Zarkasyip “pelajaran Tajwid” Surabaya: AIW Publisher, 1987, hal. 1
[3] Dr. H. Ahmad Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” Hal. 17
[4]H. Ahmad Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu Tajwid” Banten: YBS, 2009, Cet.II, hal. 27
[5] Ibid, hal. 17-19
[6] Dr. H. Ahmad Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” hal. 23
[7] Ibid, hal. 24
[8] Menurut Sebagian ulama ada 3 tingkatan: Tahqiq, Tadwir (Menurut Mereka disebut tartil) dan Hard.
[9]H. Ahmad Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu Tajwid” hal. 31
[10] Bahirul Amali herri “Agar Orang Sibuk Bisa menghafal Al-Qur’an” Yogyakarta: Pro-U Media, 2013, hal. 138
[11] Dr. H. Ahmad Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” hal. 30
[12] Ibid
[13] Bahirul Amali herri “Agar Orang Sibuk Bisa menghafal Al-Qur’an” hal. 139
[14] Ibid
[15] Dr.H. Ahmad Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” hal. 35
[16] Ibid
[17] H. Ahmad Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu Tajwid” hal. 38

[18] Dr.H. Ahmad Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” hal. 36

[19] H. Ahmad Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu Tajwid” hal. 39-40
[20] Dr.H. Ahmad Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” hal. 40

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: