Penulis: Amriadi & Sudirman
BAB I
PENGANTAR ILMU TAJWID
A. Definisi Ilmu Tajwid
Kata Tajwid merupakan bentuk mashdar dari fi’il madhi yang bearti
membaguskan menyempurnakan memantapkan. Sedangkan menurut istilah adalah:
“Ilmu Tajwid adalah ilmu yang berguna
untuk mengetahui bagaimana cara
memenuhkan / memberikan haq huruf
danmustahaqnya. Baik yang berkaitan dengan sifat, mad dan sebagainya seperti
tarqiq dan tafkhim dan selaiin keduanya.”[1]
Pengertian lain juga diungkapkan
Zarkasyi dalam bukunya Pelajaran Tajwid: Ilmu Tajwid adalah Pengetahuan tentang
kaidah serta cara-cara membaca membaca Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya.[2]
B. Dasar Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Mempelajari ilmu tajwid (hukumnya) fardu kifayah dan mengamalkannya fardu
ain bagi setiap pembaca al-qur’an(qori’) dari umat Islam(laki-laki dan
perempuan)[3]
1. Dasar hukum dari al-qur’an
Fiman Allah
÷÷rr& ÷Î Ïmøn=tã È@Ïo?uur tb#uäöà)ø9$# ¸xÏ?ös? ÇÍÈ
Artinya:
“…Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah
Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”
(QS. Al-Muzzammil: 4)
2. Dasar hukum dari hadits
Anas Bin Malik ketika ditanya: Bagaimana bacaan Nabi
.
Maka ia menjawab bahwa bacaan beliau dengan panjang-panjang kemudian dia
membaca (“Bismillaahirrahmaanirrahiim”) memanjangkan Bismillaah serta
memanjangkan Ar-rahmaan dan memanjangkan Ar-Rahiim (HR. Bukhari)

C. Fadhilah mempelajari mengajar dan tilawah al-qura’an
1.
Mendapatkan identitas sebagai orang yang baik
2.
Mendapat sakinah dan rahmat serta di naungi
oleh para malaikat
3.
Mendapat pahala yang lebih baik
4.
Diberikan sesuatu yang lebih utama
5.
mendapat derajat yang tinggi
D.
Nilai-Nilai Tilawah dan Tadabbar Al-Qur’an
1.
Ibadah
kepada Allah
.

2.
Memperkokoh
Keimanan
3.
Menyucikan
jiwa
4.
Meluruskan
pola piker manusia
E. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid
Menjaga lidah dari kesalahan di saat membaca alquran. Kesalahan-kesalahan
dalm membaca alquran terbagi dua :
1. Lahn Jaly
Yaitu kesalahan yang terjadi pada lafaz ketika
membaca al-qur’an baik kesalahan itu mengubah maknaatau tidak. Misal
a. Mengubah huruf dengan huruf
b. Mengubah harakat dengan harakat
c. Mengubah sukun dengan sukun[6]
Kesalahhan-kesalahan di atas disebut kesalahan
yang jelas yangmenurut kesepakatan para ulama ahli kiroat merupakan kesalahan
besar dan apabila dilakukan dengan sengaja hukumnya harom.
2. Lahn khofi
Yaitu kesalahan yang terjadi pada lafaz-lafaz
ketika membaca al-qur’an yang menyalahi hurup al-qur’an tetapi tidak mengubah
makna. Contoh:
a) Tidak menyembunyikan ghunnah
b) Kuarang panjang dalam membaca mad wajib dan sebagainya.
Kesalahan khofi termasuk kesalahanringan makruh hukumnya
bagi yang membacanya.[7]
BAB II
TINGKATAN BACAAN AL-QUR’AN
Menurut para ulama qurro (ahli qiroat) bahwa
sanya tinkatan membaca al-qur’an itu ada empat tingkatan.[8]
1. At-Tahqiq
Tahqiq adalah tempo bacaan yang paling lambat.
Bacaan seperti tartil tapi lebih tenan dan berlahan-lahan cara seperti ini
lazim di gunakan untuk mengajarkan al-qur’an dengan sempurna.[9] Pendapat lain diungkapkan oleh Bahirul Amali herri bawa Tahqiq
adalah memberikan setiap huruf akan haknya atau bacaan dengan penuh ketenangan
dan disertai dengan penjagaan terhadap hukum tajwid, Misalnya: memanjangkan
Mad, menyempurnakan setiap harokat, dan sebagainya.[10]
2. At-tartil
Bacaan yang perlahan-lahan dan jels
mengeluarkan setiap huruf dan makhrojnya dan menerapkan sifaat-sifatnya serta
mentaddaburi al-qur’an. Tingkatan bacaan ini adalah yang paling bagus karena
dengan bacaan itulah al-qur’an di turunkan.[11] Allah berfirman.
çm»oYù=¨?uur WxÏ?ös? ÇÌËÈ
Artinya: dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
(Al-furqan: 32)
3. Al-hadr
Membaca cepat dengan tetap menjaga hukum tajwidnya.[12] Al-Hadr adalah memasukkan bacaan,
mempercepatnya dan meringankannya dengan Qashr, taskin, ikhtilas, Badal, Idgham
kabir, meringankan hamzah danyang lainnya, yang dibenarkan atau disahkan oleh
riwayat disertai dengan menjaga I’rab, menyempurnakan lafadz, meneguhkan
huruf-huruf tanpa memotong huruf mad, tanpa memendekkan lebih banyak harokat
(batasan Mad) tanpa menghilangkan suara dengung dan tanpa berlebihan hingga
pada batas tidak disahkan oleh Qira’at dan tidak dinamakan tilawah.[13]
4. At-tadwir
Bacaan yang sedang, tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat, pertengahan antara al-hadr dan
at-tartil. Para Imam qiraat kebanyakan
meriwayatkannya dan ini adalah mazhad para ahli qiraat dan ini yang dipilih
oleh kebanyakan orang-orang yang membaca
Al-Qur’an.[14]
BAB III
CARA MEMBACA ISTI’ ADZAH,
BASMALAH DAN AWAL SURAT
A. Isti’adzah
Secara bahasa isti’adzah adalah memohon perlindungan pemeliharaan dan
penjagaan. sedangkan menurut istilah adalah lafadz yang di maksudkan seorang
qori’ untuk memohon pemeliharaan dan perlindungan Allah
. dari kejahatan syetaan. Membaca isstiadzah ketika hendak membaca al-quan’an hukumnya sunnah
namun sebagian ulama berpendapat wajib.[15]
Berdasarkan firman Allah
. :


#sÎ*sù |Nù&ts% tb#uäöà)ø9$# õÏètGó$$sù «!$$Î/ z`ÏB Ç`»sÜø¤±9$# ÉOÅ_§9$# ÇÒÑÈ
Artinya: Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu
meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (QS. An-Nahl: 98)
أعُوْذُبِا للهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ*
أعُوْذُ بِا للهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّطانِ الرّجيْمِ*
Tempat-tempat yang dianjurkan membaca Isti’adzah dengan suara
samar:
1.
Ketika
memakai suara pelan
2.
Ketika
berada ditempat yang sepi atau sendirian
3.
Ketika
sedang mengerjakan Shalat
4.
Ketika
berada dalam satu jamaah yang mengadakan tadarus (Membaca dengan suara
nyaring).[17]
B. Basmalah
Basmalah artinya orang itu mengucapkan atau menulis. Adapun membaca Basmalah sangat di
anjurkan baik diawal surat maupun di pertengahan surat kecuali di surah
at-taubah. Baik di lakukan dengan suara keras atau pelan.[18]
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÊÈ
Artinya:
dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang (QS.
Al-Fhatiha: 1)
Rasulullah
. Bersabda, “setiap perkara
(amalan) yang tidak dimulai dengan Bismillaahirrahmanirrahiim, maka akan
terputus berkahnya (bagaikan anggota badan yang terkena kusta).” (HR. Ahmad,
An-Nasa’I dan Ibnu Mardawaih)

C. Cara membaca ta’awwudz, basmalah dan
awal surat.
Cara membacanya bisa dengan empat cara.[19]
1. Membaca Isti’adzah, Basmalah dan surat secara terpisah, Contohnya:
أعُوْذُبِا للهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ۞
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞
قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞
2. Membaca Isti’adzah Basmalah dan surat secara bersambung, Contohnya:
أعُوْذُبِا للهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ۞بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيْمِ۞قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞
3. Membaca Isti’adzah secara terpisah, Basmalah dan surat di baca bersambung,
Contohnya:
أعُوْذُبِا للهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ۞
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞
4. Menyambung Isti’adzah dan Basmalah secara
menyambung dan surat di baca secara terpisah,
contohnya:
أعُوْذُبِا للهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ۞بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيْمِ۞
قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞
D. Cara membaca basmalah diantara dua surat.
Cara membacanya terbagi tiga.[20]
1. Memutus semuanya, maksudnya membaca akhir surat Basmalah dan surat yang baru secara terpisah,
contohnya:
فِى جِيْدِ هَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدِ۞
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞
قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞
2. Menyanbung semuanya, maksudnya membaca surat, kemudian Basmalah dan surat
yang baru secara bersambung, Contohnya:
بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞ فِى جِيْدِ هَا حَبْلٌ مِّنْ
مَّسَدِ۞
3. Memutus yang pertama dan menyambung yang kedua dengan yang ke tiga. Maksudnya, berhenti ketika selesai membaca surat kemudian
membaca basmalah di sambung dengan surat yang baru. Contoh:
فِى جِيْدِ هَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدِ۞
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ۞قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ۞
DAFTAR PUSTAKA
Annuri, Dr. H. Ahmad, MA “Panduan
Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” Bekasi: LTQ STID Mohammad Natsir.
Annuri, H. Ahmad, MA “Panduan Tahsin
Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu Tajwid” Banten: YBS, 2009.
Herri,
Bahirul Amali “Agar Orang Sibuk Bisa menghafal Al-Qur’an” Yogyakarta: Pro-U
Media, 2013.
RI,
Kementrian Agama, “Al-Qur’an Tajwid” Bandung: Sygma, 2010
Zarkasyip
“pelajaran Tajwid” Surabaya: AIW Publisher, 1987
[1] Dr. H. Ahmad
Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” Bekasi: LTQ
STID Mohammad Natsir, hal. 17
[2] Zarkasyip “pelajaran Tajwid” Surabaya: AIW
Publisher, 1987, hal. 1
[3] Dr. H. Ahmad
Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” Hal. 17
[4]H. Ahmad
Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu Tajwid” Banten:
YBS, 2009, Cet.II, hal. 27
[5] Ibid, hal.
17-19
[6] Dr. H. Ahmad
Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” hal. 23
[7] Ibid, hal. 24
[8] Menurut
Sebagian ulama ada 3 tingkatan: Tahqiq, Tadwir (Menurut Mereka disebut tartil)
dan Hard.
[9]H. Ahmad
Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu Tajwid” hal.
31
[10] Bahirul Amali
herri “Agar Orang Sibuk Bisa menghafal Al-Qur’an” Yogyakarta: Pro-U Media,
2013, hal. 138
[11] Dr. H. Ahmad
Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” hal. 30
[12] Ibid
[13] Bahirul Amali
herri “Agar Orang Sibuk Bisa menghafal Al-Qur’an” hal. 139
[14] Ibid
[15] Dr.H. Ahmad
Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” hal. 35
[16] Ibid
[17] H. Ahmad
Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu Tajwid” hal.
38
[18] Dr.H. Ahmad
Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” hal. 36
[19] H. Ahmad
Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu Tajwid” hal.
39-40
[20] Dr.H. Ahmad
Annuri, MA “Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid” hal. 40
0 comments:
Post a Comment