Oleh: Amriadi (Pimpinan Islamic Research Forum)
Untuk merealisasikan demokrasi kedalam tantaman dunia baru, Huntington mengatakan Islam adalah agama yang tidak bisa menerima demokrasi. Sebaliknya, yang paling mudah untuk direalisasikan di Barat adalah agama Kristen. Namun di Negara yang mayoritas penduduknya Islam, Budha, atau Konfusius tidak diminati. Tampaknya hipotesa untuk memisahkan agama dan Negara sangatlah masuk akal didalam agama Kristen, yang beberapa abad yang lalu pernah berkausa gereja dan menyebabkan mereka tersiksa dan hancur akan ilmu pengetahuan. Fukuyama sangat menyerot dua kelompok yang sangat sulit dipengaruhi untuk menerima demokrasi yaitu Islam Fundamentalis dan Yahudi Ortodoks. Kedua agama tersebut ingin mengatur semua aspek kehidupan manusia baik bersifat public, pribadi maupun politik karena agama Islam adalah agama yang lengkap, tidak berlaku bagi agama lain. Huntington mengatakan Islam adalah satu-satunya agama yang pernah membuat barat tidak yaman dan Islam sangat besar kemungkinan akan bangkit kembali.
Pada abad ke 20 Turki satu-satunya Negara Islam yang mau menerima demokrasi, namun pada tanggal 15 September 2004, menurut harian News Straits Times menerbitkan berita dengan judul ”Turkish Women Denounce Plans to Criminalise Adultary” kaum perempuan turki mengancam rencana pengesahan undang-undang zina sebagai perbuatan kriminalitas. Menurut PM Turki undang-undang itu di buat untuk melindungi keluarga dan istri-istri atau suami-suami dari perselingkuhan.
Tokoh-tokoh barat sangat memperhatikan urusan internal moral negeri Islam sehingga mereka mengatakan undang-undang anti perzinahan adalah mengdekati Islam. system macam apa ini, katanya demokrasi bebas untuk membuat aturan menurut kehendak rakyat, kenapa malah khawatir jika rakyat Turki menetabkan perzinahan adalah perbuatan yang kejam. Ada apa? Apa dibalik semua ini? Apa karena mereka pelanggan tetap pelacur Turki sehingga akan menyebabkan mereka akan kehilangan tempat melampiaskan syahwatnya. Sangat jelas system demokrasi adalah system yang palsu, system yang plinplan, sistem yang khusus bagi Barat dan sangat tidak cocok untuk direalisasikan kedalam Islam.
Sikap Paranoid Barat terhadap Turki adalah sebagai bukti barat sangat anti terhadap penerapan “hukum Islam”. Kasus lain terjadi di Brunai Darussalam tentang Peraturan Hukum Islam, Barat mengatakan hukuman bagi pencuri di potong tangan dan hukuman bagi penzina di rajam adalah sistem yang barbar. Tapi penyiksaan tahanan dalam pencara hantu di Irak itu tidak barbar menurut mereka. Hukum Islam itu yang barbar. Di penjara Abu Ghuraib para tahanan dikenakan celana dalam di kepala, ditelanjangi dan disiksa dipenjara Irak oleh Amerika, ini semua tidak barbar dan manusiawi. Sistem macam apa demokrasi ini. Sungguh sangat menjijikan, sungguh keterlaluan, sungguh biadab dan yang mendukungnya adalah anjing yang memakan daging teman sendiri.
Kembali lagi ke penegakkan Syariat Islam di Brunai Darussalam, dalam berbagai kesempatan Raja Brunai mengatakan “Kenapa kalaian sibuk mengurus Negara kami, kenapa kalian tidak mengurus moral negeri sendiri, apa gerangan kalian mengurusi urusan Negara kami”. Penegakkan Syariat Islam di Brunai, tidak ada kontroversi dari rakyat Brunai dan sangat mendukung peraturan yang ditetapkan oleh kerajaan. Sayangnya media barat terlalu sibuk mengurusi Brunai dan salah alamat pemberitaan sehingga bola yang dilemparkan keatas dan jatuh dikepalanya sendiri, syariat Islam di Brunai tetap ditegakkan. Kasus Syariat Islam di Aceh-Indonesia tidak jauh berbeda dengan Brunai Darussalam, rakyat Aceh tidak sibuk dengan hukuman diyat dan jinayah. Karena menurut masyarakat Aceh, “Mate Aneuk Meupat Jrat Mate Adat Pat Tamita” artinya mati anak masih ada kuburannya, tapi mati adat mau dicari kemana. Perkataan ini dengan penegakkan syariat Islam di Aceh memang sangat tepat, karena Aceh adalah serambi Mekkah yang harus dipertahankan hukum Islam hidup atau mati, hal ini telah terbukti dari masa kerajaan Samudra Pasai, Iskandar Muda kemudian Tgk. Chik di Tiro sampai Daud Beureueh, berlanjut DOM tidak jauh dengan perjuangan penegakkan Syariat Islam di Aceh.
Kasus terhangat mengenai penegakkan Syariat Islam di Aceh adalah yang ribut kaum liberal di Bandung serta media Barat yang menjadi sorotannya, karena dari awal mereka anti Islam. Jadi jangan salah dan membutakan mata kita dengan demokrasi. Ketahuilah demokrasi tidak akan bisa menegakkan syariat Islam dan pasti akan di tentang oleh mereka, dari kasus di atas sudah cukup untuk membuka wacana kita untuk segera membentuk dan merancang taktik lain selain bergabung dengan demokrasi. Kasus penggulingan Muhammad Morsi Presiden Mesir, seharusnya menjadikan kita pelajaran berharga, bahwa demokrasi bukan untuk Islam. Kemenangan Morsi dari Ikwanul Muslimin (IM) adalah dukungan rakyat Mesir yang manyoritas, seharusnya bagi penyonsong demokrasi tau bahwa mereka berhak untuk membuat aturan sesuai kehendak rakyat yang mayoritas. Demokrasi merupakan suara terbanyak adalah suara tuhan, telah terbantahkan dengan pengulingan Morsi dari kepemimpinanya.
Di Indonesia Ikhwanul Muslimin medapat lebel sesat dari kalangan Salafiyah. Dari pengamatan saya Ikhwanul Muslimin dari Hasan Al Bana ke Yusuf Qordhawi dan khususnya Muhammad Morsi yang secara terangan mengatakan Al-Qur’an adalah undang-undanmg kami dan jihad adalah jalan termulia kami dan kami siap membebaskan Masjidil Aqsa secepatnya dari kecaman Israel. Inilah kesalahan fatal buku Mulia dengan Manhaj Salaf karangan Yazid dan terbukti salah alamat dalam menyesatkan orang lain. Selain Ikhwanul Muslimin yang medapatkan lebel sesat, umat Islam yang manyoritas di Indonesia yang pemahamannya Asy’ariyyah (NU, FPI dan lain-lain) dan Maturidiyyah juga ikut mendapatkan kategori sesat versi Salafi Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Selain tiga golongan tadi, Sururiyyah pecahan dari Ikhwanul Muslimin Sayyid Quthub, Hizbut Tahrir Al Islami juga masuk kategori sesat dan menyesatkan, secara tidak langsung Yazid ingin menagatakan bahwa manyoritas umat Islam Indonesia kafir Semua kecuali Salafi.
Sangat di sesalkan dari Yazid adalah Jaringan Islam Liberal, Ahmadiyah, LDII dan sejenisnya yang sudah benar-benar kafir mendapatkan bagian terakhir dari pada Asy’ariyyah, Maturidiyyah dan Ikhwanul Muslimin. Ada apa dengan Yazid memberikan lebel sesat kepada Ikhawanul Muslimin. Apa karena mereka memperjaungkan Al-Qur’an menjadi undang-undang Negara, apa karena Hizbut Tahrir yang mengiginkan perubahan peradaban ketimbang memperjuangkan Demokrasi.
Kembali lagi ke Penggulingan Morsi di Mesir, penggulingan Morsi tidak lain adalah konspirasi dari Amerika. Anehnya umat Islam, terutama Raja Saudi mendukung penggulingan Morsi. Barat tentunya tidak akan membiarkan Israel dihancurkan dan Masjidil Aqsa jatuh ke Palestina, sehingga mereka berupaya sekeras tenaga walaupun harus membunuh rakyat sipil Mesir yang ikut demo mendukung presiden Morsi. Kasus serupa sebelum Mesir juga pernah terjadi di Al-Jazair. Kasus Al-Jazair yang di batalkan oleh Barat karena di menangkan oleh FIS, ini menunjukkan bahwa Barat menganggap serius terhadap Ideologi mereka. Tindakan Amerika dan Perancis yang menyatakan bahwa kudeta Al-Jazair “konstitusiaona
Kejadian lain Barat juga pernah mengulingkan Presiden Indonesia pada saat Soeharto dekat dengan Islam dan jauh dengan Barat. Walaupun kasus ini sulit untuk di buktikan secara ilmiah. Kasus Muammar Khadafi yang gulingkan oleh rakyat secara terangan Amerika membantu rakyat sipil dengan tujuan membauat tambang minyak Amerika di Libiya. Sabdan Husain yang diburu Amerika dan membantai ratusan juta rakyat sipil, tidak lain kalau bukan hanya ingin mengambil minyak Iraq dengan dalih Sabdan menyimpan senjata pemusnah masal nuklir. Hal ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi tokoh Islam. Dengan sistem demokrasi ini telah menhancurkan puluhan Negara Islam. Apa alasan kita memperjuangkan sistem yang tidak akan menang untuk ummat Islam. Kasus Mesir dan Al-Jazair sebagai bukti kuat untuk kita ummat Islam meninggakan demokrasi.
***
Silahkan Share Ke Teman-Teman Semoga Bermanfaat
===========(Amr
Blogger: http://
Youtube: https://
Facebook: https://
Twitter: https://
Mobile: +62899-0019785
0 comments:
Post a Comment