Wednesday, December 24, 2014

Demi SDA, Aceh Konflik-Tsunami 2004

0leh: Amriadi Al Masjidiy

Nangroe Aceh Darussalam merupakan salah satu wilayah dengan kandungan mineral terbesar di dunia. Minyak hidrokarbon di timur laut semeulue di perkirakan mencapai 320 miliyar barel. Sangat jauh lebih besar dari apa yang ada di Negara lain khususnya Saudi Arabia yang Negara penghasil minyak tertinggi tapi hanya ada 264 milyar barel, silahkan saudara bandingkan dengan apa yang ada di negeri kita. Kanapa penghasilan Negara Saudi bisa makmur padahal penghasilan mereka hanya bergantung pada minyak. Silahkan saudara menghayal lebih jauh lagi.
Selain minyak juga terdapat potensi tenaga panas bumi di Jaboi Sabang. Selain itu emas, tembaga, timah, krominium dan marmer di pidie, ada juga Native copper, Chalcopirit, Bornit, Chalcosit, covellit, dan tembaga lain yang bernilai tinggi, yang kalau digunakan untuk memakmurkan rakyat sungguh melebihi seluruh rakyat Indonesia walaupun penghasilannya di Aceh saja. Tapi tentunya kekayaan ini bukan di Aceh saja di daerah lain juga jauh dari pada itu.
Hal ini telah menimbulkan perang besar dan berkempanjangan antara Gerakan Aceh Mardeka (GAM) dan Republik Indonesia. Tapi demi kepentingan RI rela membunuh jutaan rakyat Aceh, dengan berbagai tindakan penyiksaan dimulai dari penyiksaan tubuh sampai membunuh mental terhadap wanita. Sumber Daya Alam Aceh telah menyebabkan Aceh dihadang oleh beberbagai kepentingan, baik dari RI maupun asing. Seharusnya RI menhormati Aceh sebagai benteng Indonesia pasca Kolonilisme dan saharusnya juga ikut malu menjajah Aceh yang telah menyumbang pesawat Selawah Agam dan Dara yang sampai saat ini masih ada di Taman Mini Nasional.
Apa yang terjadi di Negara kita, kenapa rakyat sensara padahal hasil bumi melimpah. Setelah kita cek lebih jauh ternyata korporasi asing yang menguasai seluruh isi perut bumi yang ada di Aceh yaitu Exxon, BerAwick dan Rio Tinto. Kenapa hasil bumi kita, kita berikan kepada asing padahal rakyat kita menjerit kelaparan, apa yang salah dengan rakyat. Silahkan tanyakan pada rumput yang bergoyang seperti kata Ebiet E. Gade.
Derita demi derita masyarakat Aceh terus di lalui, pada tahun 2004 Amerika turun tangan karena konflik di Aceh sudah kepanjangan. Mereka tidak sabar lagi ingin menguasa sumber daya alam di Aceh. Akhirnya dengan senjata pengalih cuaca High Frequency Active Auroral Researh (HAARD) ciptaan asli anak aceh Cut Annisa yang dijual ke Simon Solomon militer Amerika Serikat. Senjata buatan putri Aceh ini dimodifikasi menjadi HAARD yang nama pertama diberikan oleh Cut Annisa adalah Terestrial Phenomena. HAARD yang dimodifikasi mampu menciptakan iklim yang ekstim dan membuat getaran di Lempeng Bumi serta mendesain gempa dan tsunami buatan, sehingga hasil buatan anak Aceh ini di coba pada tanggal 26 Desember 2004. Selain itu HAARD juga bisa membuat semacam ilusi lewat gelombang yang dikirim ke udara kepada manusia sehingga mempengaruhi cara berpikir seseorang (mind-control).
Selain di Aceh senjata ini telah dicoba di Paskistan dengan banjir, gempa bumi di Ban, Iran, pada tahun 2003 tanaman di Moskow mati karena kasus Asap buatan HAARD, Serta gempa bumi di Haiti tahun 2010, di Sichuan dan Cina pada tahun 2008 sehingga dengan senjata ini telah membuat Amerika seperti tuhan, siapa yang dia kehendaki akan diturunkan bencana. Catatan gempa tsunami Aceh di beritakan secara berbeda, BMG mencatat 6,4 SR, NOAA 8,5 SR, sehingga pemerintah India pada waktu itu mencuriga gempa 9,2 SR itu bukanlah gempa alimiah. Akhirnya pada tanggal 28 Desember 2008 India mengusir paksa angkatan laut militer AS untuk menjauhi wilayah mereka. 
Selang satu hari kemudian Daily Editorial, Media India ini menurukan tulisan kontroversi berjudul, ”Was this a showdown by a country to show the region what havoc can be created?” pada posisi ini India menjelaskan apayang sesungguhnya terjadi pada gempa besaryang menghancurkan Asia Tenngara dan sebagian Asia Selatan. Judul editorial itu mengarahkan peristiwa gempa tersebut sebagai rekayasa dari senjata pengalih cuaca HAARD yangdigunakan oleh AS, hal ini juga disampaikan oleh presiden Chaves melalui RT Channel mengungkapkan permainan AS pada gempa Haiti walaupun keberadaan HAARD di Alaska. Korban tsunami di Aceh yang telah menewaskan ratusan ribu orang tanpa dosa atau tanpa salah apa-apa pada Amerika, tapi karena keserakahan AS pada sumber daya alam di Aceh hal ini tidak apa-apa bagi Amerika.
Joe Vialls jurnalis Australia mengata bala tentara AS yang dilengkapi tentara mariner lengkap dengan senjata memasuki Aceh, “ini semua demi mengagganti kerugian kegagalan pencurian minyak dan rekonstruksi di Irak”. Tanpa disadari oleh pemerintah Indonesia, Kapal yang seharusnya didatangkan ke Srilangka, USS Bonhome Richard memindahkan 3500 marinir ke USS Duluth, kapal dermaga yang sangat besar ini menuju Sumatra dan semua bergerak ke Aceh. sekarang Indonesia terjerat utang, sebagai bantuan asing dari Negara-negara donor. Kekuatan riba ini memerah Negara ini harus membayar dengan sumber daya alam yang ada di Aceh. Dengan penciptaan gempa dan tsunami buatan ini telah memenangkan AS mengeruk hasil bumi di Aceh tanpa bisa ditekan mundur. Inilah realita Negara demokrasi yang tamak harta dengan merampok Negara lain walau harus membunuh ratusan ribu rakyat sipil di Aceh.
Sekarang mesium tsunami Aceh, designya seperti angka 666 one-eyes. Sehingga dengan selesai mesium tersebut ramai-ramai Negara asing memperingati tsunami buatan tersebut. 10 tahun tsunami Aceh telah membuat banyak bagunan Aceh telah kembali. Tapi yang belum kembali rakyat Aceh tetap dalam tantaman penjajahan dari asing dan RI. Aceh belum damai karena SDA dan ekonomi masih ditangan orang lain. Aceh baru dapat dikatakan damai jika Politik, ekonomi dan lain-lain tidak dipengaruhi oleh Negara lain, tanpa terikat dan beban terhadap kepetingan luar.
10 tahun tsunami Aceh dan damai konflik antara GAM dan RI, Syariat Islam di Aceh masih belum rata ditegakkan bahkan syariat Islam di Aceh di gonggong oleh barat dan liberal, sehingga syariat Islam selalu terhambat oleh pengaruh oknum-oknum yang anti syariat Islam. Mari kita kembali sama merenung kembali tuan kita berjuang adalah untuk tegaknya syariat Islam di Aceh. Puluhan juta rakyat telah korban seharusnya menjadi momentum bagi kita untuk tetap istiqamah membangun Syariat Islam. Membangun Musyawarah mufakat adalah anjuran untuk menemukan titik temu antara ide-ide yang telah ada. Perjuangkan suara rakyat dan jangan sekali memperjuangkan suara kepentingan diluar Aceh. Karena akan kehilangan kembali nyawa rakyat aceh jika turut digubris permintaan suara selain dari anak Aceh.
10 tahun tsunami dan damai Aceh dari konflik adalah momentum yang tepat untuk membangun seluruh kepentingan syariat Islam dan kepentingan kesyahteraan masyarakat Aceh, setelah berpuluhann tahun hidup dalam penderitaan konflik. Aceh telah damai dari segi konflik, maka saatnya rakyat Aceh merasa hidup aman tanpa ada suara penembakkan terhadap rakyat. Saat rakyat Aceh menikmati tantanan hidup baru yang damaian dan bersyariat, saatnya rakyat Aceh menikmati hidupnya tanpa ada perampokkan, pencurian apalagi penculikkan. Mari sama-sama kita membangun Aceh menuju kejayaan bersama. (dikutib: Berbagai Sumber)

  

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: