Wednesday, December 24, 2014

KRITIKAN WILDAN HASAN DALAM STATUS FACEBOOKNYA


Oleh: Amriadi Al Masjidiy
Judul Buku                  : Bawalah Facebookmu Ke Surga
Penulis                         : Wildan Hasan (Pedang Kayu Harum)
Jumlah halaman           : xiv hlm + 504 hlm isi; 15 x 23cm
Penerbit                       : Al Bahr Press
Cetakan                       : -2014
           
Membaca pemikiran Wildan Hasan yang nama Aslinya Ceceng Rucita, penyiar Radio Dakta dan kepala sekolah SMP Islam Terpadu Dewan Da’wah. Sangat kritis dalam menanggapi persoalan yang terjadi setiap hari dikalangan masyarakat. Dalam status Facebooknya beliau memposting berita yang menarik dan juga berdialog dengan rekan-rekannya se-Ilmiah mungkin.  Boleh jadi hal ini karena beliau seorang jurnalistik sekaligus pendakwah. Gaya bahasa yang beliau gunakan mudah untuk dipahami sehingga membuat buku ini lebih dahsyat dan menarik untuk dikaji dan dibaca untuk semua kalangan.
Buku ini merupakan status Facebook beliau yang pernah ditulis jauh hari sebelum disusun kembali menjadi buku ini. Walaupun judul tidak mengesankan menyerang tapi isinya sangat menyerang bagi mereka yang berusaha menghancurkan Islam. Penulis buku ini juga sering mengkritik media Nasional di status facebooknya, seperti Kompasia, Republika juga tidak luput dari serangan beliau, jika pemberitaannya tidak sesuai dengan fakta menurut beliau. penjelasan yang disjikan dalam buku ini bukan Cuma membahas masalah politik dan problematika umat tapi masalah my sweety home juga diceritakan dalam buku ini. Maka terlihatlah kalau penulis ini adalah seorang yang trasparan.
Oh Negeriku
Kritikan terhadap pemerintah sangat sering menjadi sasaran serang di dalam buku ini. Ketika perang terbuka LHI dan SBY beliau menulis candaannya terhadap mereka. LHI sebut SBY sangat dekat dengan bunda putri. SBY sebut LHI 1000% lebih bohong bahkan 2000% (sejak kapan ada presentase lebih dari 100%....? SBY tidak mengajarkan tata bahasa yang baik kepada generasi muda bangsa. Perhatikan saja transkip pidatonya). Seperti status saya sebelumnya, LHI (mungkin) akan menolong bangsa ini dari gurita-gurita jahat dengan menguak lebih luas kasusnya. Bersalah ataupun tidak dirinya. Saya kira beliau masih memiliki kesadaran dibandingkan SBY, tulisnya. (hlm. 114).
 Kritikan lain Wildan Hasan ditujukan kepada cak Imin (Menakerttrans Muhaimin Iskandar) yang mengatakan; “Syukur-syukur produk batik ikut terkenal karena dikenakan Ledi Gaga”. Mendengarkan kata ucapan ini penulis langsung menyerbu lewat statusnya. Selevel Menteri memahami nilai budaya Indonesia (salah satu di antaranya adalah batik yang merupakan produk budaya Indonesia) sama rendahnya dengan nilai seorang bajingan. Inilah ciri khas cara pandang sekuleristik. Ingat, beda Islam dan sejuler. Entah Cak Imin berdiri di posisi yang mana….. L (hlm. 115)
Bukan saja terhadap mereka yang berada pada pemerintahan yang ikut di kritisi, MUI juga tidak tidak tinggal dalam kritikannya yang jika mereka salah. Beliau mengkritik MUI yang menggelar rapat tentang pembantaian muslim Poso. Hasil rapatnya “Pihak asing jangan ikut campur soal Ambon”. Selesai sudah MUI menggugurkan kewajibannya sekedar peduli kepada nasib muslim Ambon dengan sebuah himbauan lalu menarik lagi selimut dan mendengkurlah mereka…. Hahahahaha ! (hlm. 118)
Ormas Islam NU yang notabene orang nahdiyin dengan politiknya PKB, KH.Ushfuri Anshor menuliskan sebuah buku berjudul “Barang Siapa yang Tidak Mencoblos PKB maka warga NU jika wafat dipastikan tidak akan masuk surga.” Dikirain surga itu milik orang NU. Kehadiran buku tersebut menurut Wildan Hasan akan merusak akal cerdas warga NU, dan warga NU sejati akan mengkritisinya terhadap buku yang tidak mendidik seperti itu.
#Teroris Kamu! Ciyuss..?
Akhirnya, Rekayasa Bom Solo sukses menghantarkan syahwat menggebu pemerintah menggolkan UU intelijen. Busyro Muqaddas (dulu Dosen UII Jogja dan kini wakil ketua PKS) dalam buku hasil disertasinya “Hegemoni Rezim Intelijen” mengatakan; Teroris di negeri ini semua hasil konstruksi intelijen Negara sendiri (banjarmasinPost, 14/11). (hlm. 176)
Saat perang agama di Eropa itu berlangsung, Barcelona menjadi saksi dibantainya 300 ribu penganut Kristen oleh penganut Kristen lainnya hanya dalam waktu satu hari. Tapi tidak dibentuk Densus 88 dan BNPT.
“Pria muda Arab ditangkap karena berlari menjauhi area ledakkan bom Boston.(Detik.com) dengan demikian, ada berapa banyak orang yang berlari menjauhi area ledakan waktu itu? oh mungkin yang berlari menjauh itu pria Arab semua :p Mungkin bisa benar dia pelaku, mungkin juga bukan. Tapi vonis dan citra buruk sudah terjadi :-( (hlm. 180)
#Dunia Islam
Kritikan lain ditujukan kepada Kompasia yang menulis judul tidak sesuai dengan isi. Judul berita Raja Arab Saudi Tidak Mendukung Pembantaian di Mesir, yang isi inti berita itu adalah soal anti demostrasi dan taat kepada penguasa (yang dzalim sekalipun, termasuk yang meraih kekuasaannya secara dzalim). Barang kali ini adalah sebuah penipuan dari si penulis di kompasia. Yang pasti sesuai fakta, bahwa Saudi memberikan bantuan dana kepada pemerintah yang illegal mesir saat ini.
Perhatikan saja posisinya: kearah mana dukungan Israel? Militer AS sisi atau IM dan rakyat Mesir. Maka dapat kita ketahui benar tindakannya, sikap pemerintah Saudi dan yang sependapat dengannya.

#Anti JIL
Jaringan Islam Liberal adalah musuh nyata bagi kaum muslimin dan muslimat. JIL sangat tidak pantas dikatakan Islam yang sesat, tapi sejatinya Liberal adalah Iblis dan lebih Iblis. Berikut komentar Wildan dalam buku ini, beliau berpendapat bahwa JIL tidak konsisten dengan pegangannnya. Seolah bila ada yang berpandangan lain, kemudian kebenaran dianggap relatif. Selama ada pandangan lain yang berbeda maka kebenaran itu tidak mutlak, katanya. Bisa jadi ketika Allah menyampaikan firman-Nya, ia akan mengatakan; “ah itu kan kebenaran versi Allah.
Cara lain mengkritisi liberal dengan cara membuat pernyataan-pernyataan seperti, mereka yang seolah-olah benar tapi menyesatkan, salah satunya; Umat Islam harus menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebab derajat manusia adalah sama di hadapan tuhan;dan Islam memandang semua manusia adalah makhluk tuhan sehingga tidak boleh membeda-bedakan manusia berdasarkan ras, bangsa, suku atau agama.
Pernyataan di atas jelas keliru, sebab Allah membedakan manusia berdasarkan agama. Al-Qur’an jelas menagtatakan orang mukmin sebaik-baik makhluk, sedangkan kafir seburuk-buruk makhluk. (hlm.301-302)
Kritik pedas lainnya diberikan kepada Ulil dan gerombolannya yang liar ganas mengghembuskan bara neraka Lady Gaga, semestinya Anas sudah diperiksa KPK. Nampaknya ada benar, hembusan ini khusus untuk meniup hilang kasus korupsi Anas (bosnya Ulil Demokrat). So, ulil, JIL dan gerombolannya tidak lebih dari Jongos-jongos rezim korup. Bah, baunya menyengat sekali.
Anti Syiah dan Aliran Sesat
Sebenarnya tidak cocok untuk menyebutkan Islam Syiah dan Islam Sunni. Karena pada Hakekatnya Cuma ada Islam dan Syiah. Islam bukan Syiah dan Syiah bukan Islam.
Said Agil Merusak NU, Mempermalukan Pendiri NU. NU sejati akan berpegang kepada khittah yang ditegaskan para pendiri NU, bukan Said Agil yang saat ini menjadi ketua Umum. Ketua tidak selalu menjadi cerminan organisasinya. Pisahkan antara pribadi Said Agil dengan NU. NU Bukan Said Agil. “adapun acara Asyura itu adalah acara Islam, hanya cara yang dilakukan syiah itu kadang berlebihan. Kita yang bukan syiah pun sebenarnya (harus ikut memperingati 10 Asyuro. Harus,” kata Said Agil. Disinilah letak perbedaan, NU anti Syiah tapi Said Agil pro Syiah. (hlm. 365)
Republika yang menampilkan diri lebih Islami, Republika mulai menyuntikkan racun Syiah ke tubuh umat Islam. Taqiyah? Baca berita kelanjutan kasus syiah Sampang, Republika memposisikan Syiah sebagai konflik korban kemanusian. Padahal mereka adalah provokator dan pelaku penistaan terhadap Islam dan juga pemicu bentrokkan. (hlm. 348-349).
Penutup
Apapun yang kamu tulis di Facebook tidak akan menguap hilang begitu saja. Tapi akan menempel di langit dunia, lalu Allah kumpulkan pada hari kiamat kelak dan dimintakan pertanggungjawabannya. Untuk maksud baikkah tulisan itu atau sebaliknya”.? Buku yang berjudul Bawalah facebookmu ke Surga ini tidak menjelaskan hakikat Facebook yang bisa dibawa ke Surga. Kita ketahui facebook dibuat oleh orang Yahudi. Orang yahudi biasanya berdo’a di tembok ratapan atau dikenal dengan dinding. Sehingga Facebook dulu ada Istilah dinding anda atau sekarang kronologi anda. Bagaimana jika status facebook di tulis adalah do’a apakah tidak akan sama dengan yahudi yang berdoa di dinding atau kronologi. Mungkin pertanyaan ini bisa terjawab dibuku Wildan Hasan berikutnya.

Buku ini waluapun judul Facebook tapi isi gado-gado, serba ada didalamnya. Maka sangat cocok untuk dibaca oleh semua kalangan, karena begitu banyak manfaat dan wawasan ke Islaman yang dikaji oleh penulis Alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir ini. Selamat membaca.!

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: