Monday, August 7, 2017

[Catatan Skripsi] Landasan Teori

BAB II
Oleh: Amriadi Al Masjidiy

Dalam skripsi pada bab 2 biasanya membahas masalah teori-teori. Kali ini saya akan menceritakan tentang cara penulisan skripsi menurut teori teman-teman. Ketika waktu ditanya sudah bab skripsi, kadang disitulah kita menemukan tata cara penyusunan skripsi yang cepat.

Seorang teman menjelaskan kepada saya perihal dia menyelesaikan skripsi. Dia menjelaskan kepada saya tentang cara tercepat menyusun skripsi. Menurutnya cara tercepat menyusun skripsi adalah dengan melihat judul yang sudah ada. Kita tinggal ganti objeknya. Jadi bab 2 bagian teori tinggal copy paste.

Bahkan mulai dari latar belakang hingga kesimpulan kita dapat menggunakan cara ATM (Amati Tiru dan Modifikasi). Maka jangan heran dia mampu menyelesaikan skripsi dalam satu bulan.

Ada juga yang bertanya kepada saya perihal kenapa belum selesaikan skripsi. Saya menjawab belum ada judul dan seterusnya. Dia mengatakan, kamu suka membaca. Maka carilah buku di perpustakaan tinggal mengambil judul “Pesan-Pesan ini dalam buku itu”. Kamu bisa menyelesai tidak kurang dari dua bulan. Dari pada penelitian lapangan yang menghabiskan banyak biaya.

Ada juga teman yang mengusulkan. Tinggal cari skripsi dari kampus luar. Kemudian ubah tahun penelitiannya sudah cukup. Tinggal kumpulkan. Tidak perlu banyak waktu. Dalam sehari juga bisa selesai.

Selain itu ada juga yang mengajarkan saya untuk menyelesaikan apa yang menjadi hobby saya. Karena itu saya menguasai dan bisa membuat secara lengkap. Mengerti apa yang akan ditanya.  Biasa di kerjakan dengan mudah. Yaitu design grafis. Kamu tinggal mengambil sample design salah satu anak Mulim Designer Community (MDC). Kamudian dituangkan dalam skripsi.

Itulah beberapa teori yang menurut teman-teman disekeling saya. Namun saya tidak satu pun mengambil langkah-langkah dari teori yang mereka berikan. Kemudian saya justru memutar Arah. Ketika Proposal skripsi kedua saya gagal maka saya mengambil judul baru.

Namun tidak lulus dalam ujian proposal. Maka bagi teman-teman sekalian. Saya bukan orang yang pintar menulis apalagi beretorika. Karena itu jangan ambil saya sebagai pedoman dalam menyelesaikan skripsi.

Ketika saya mau mengerjakan proposal selanjutnya. Saya menulis status di Facebook. Yang berisi daftar judul yang akan saya buat proposal. Karena sudah 3 proposal gagal. Maka saya menulis daftar tersebut. Nomor 6 saya masukan salah satu objek yang akan saya teliti yaitu Majalah Man Tazakka.

Sebenarnya saya tidak terlalu mengenal majalah Man Tazakka. Saya hanya pernah melihat dan melakukan browsing di Internet. Namun akun atas nama Lazis Dewan Dakwah mengomentari status saya tersebut. Dia menulis no. 6 Man Tazakka. Karena Majalah Man Tazakka adalah milik Lazis Dewan Dakwah.

Tampa berfikir panjang saya langsung malamnya mengerjakan proposal dengan judul “Manajemen Redaksional Man Tazakka”. Proposal tersebut selesai dalam satu malam. Besoknya saya langsung daftar untuk diujikan. Namun waktu ujian proposal tersebut. Saya tidak bisa banyak menjawab dan bahkan saya dibantai habis-habisan. Karena saya tidak banyak data yang saya ketahui.

Namun anehnya Proposal yang dibantai tersebut lulus. Sedang proposal sebelumnya saya lebih menguasai tapi tidak lulus. Saya bersyukur langkah pertama sudah selesai. Karena saya sangat yakin Lazis Dewan Dakwah akan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi dengan bersedia memberikan data-data tentang majalah Man Tazakka milik mereka.

Namun dugaan saya 100% salah. Saat saya datang ke kantor Lazis Dewan Dakwah saya di sambut langsung dengan baik. Bahkan diajukan beberapa pertanyaan. Saya jawab dengan santai. Dengan ditemani salah satu teman saya.

Dari obrolan tersebut. Saya diminta untuk meminta surat izin peneletian di Kampus. Saya hanya merasa heran. Satu lembaga, tapi harus seribut prosedur itu. Pertamanya saya berencana untuk melakukan wawancara. Namun bukan data yang saya dapatkan. Setelah itu saya datang ke kampus dan saya meminta surat izin penelitian.

Setelah surat keluar. Saya belum bisa menuju Kantor Lazis Dewan Dakwah karena tidak ada uang. Jangankan untuk pergi kesana, makan siang harus di Asrama Mahasiswa. Padahal itu adalah larangan yang sangat besar. Namun apa boleh buat saya tidak ada uang untuk makan.

Setelah gaji pertama dari Majalah Sahabat. Saya berangkat menuju Kantor Lazis Dakwah. Untuk menyerahkan surat dan wawancara. Namun sang Costumer Service mengatakan. Nanti akan ditindalajuti. Ribut betul untuk meneliti Man Tazakka. Tapi kenapa di Status saya mereka bilang ambil itu.

Saya kesal banget dengan mereka. Dalam hati saya biarlah mereka mempermainkan saya sekarang. Siapa tau suatu saat saya dapat membalasnya. Saya bertanya kepada CS Lazis Dawan Dakwah berapa lama untuk bisa wanwancai dengan Pemred Man Tazakka. Dia mengatakan paling cepat satu bulan.

Oh... Tidak bisa dalam Minggu ini. Tidak bisa, kita ada prosedural. Kalau begitu saya akan mengambil yang lain. Oh, begitu. Ya soalnya wisuda tinggal 2 bulan lagi. Baik nanti akan saya sampaikan kepada pemred.

Saya langsung pulang tidak membawa data sedikit pun. Uang habis di jalan. Mereka sepertinya tidak tau keadaan saya. Namun apa boleh buat kita adalah Mahasiswa. Dalam perjalan pulang saya dapat SMS dari mereka kalau saya sudah diterima untuk melakukan penelitian. Besoknya langsung saya buat janjian dengan mereka.

Mereka bersedia pada hari Rabu untuk wawancara. Saya datang kesana. Tepat waktu. Takut di bilang udah telat jadi gak bisa lagi. Setelah ketemu  Pemred. Dia bertanya soal skripsi saya dan basa basi.  Saya juga menjawab basa-basi dengan santai. Maklum saya sudah sering mewanwancai orang. Apalagi hanya sekedar Pemred Man Tazakka.

Ngapain saya takut. Walaupun sedikit grogi juga. Soalnya saya yang sangat membutuhkan. Akhirnya dia meminta soal yang akan saya ajukan untuk diberikan data lewat email. Saya sangat gembira. Karena bisa lewat email tampa harus kesana.

Namun saya tunggu lewat email tidak ada balasan selama satu Minggu. Saya chat via WA, di suruh tunggu sedang proses. Seminggu kemudian saya dikirim materi brosur. Kemudian saya langsung menghubungi mereka untuk wawancara. Namun tidak satu pun merespon dengan baik. Pemred mengatakan pekan depan.  Pekan depan saya datang ke kantornya. Namun dia sedang sibuk. Mereka menyuruh saya datang pekan depan lagi. Saya menunggu pekan depan.

Akhirnya saya stres hingga menjadi sakit. Maklum karena saya makan sekali sehari. Kadang saya banyak makan mie instan. Maklum gaji saya di Majalah Sahabat hanya 600 ribu. Saya bolak balik ke Kramat memakan biaya dan makan siang 50-60 ribu sekali jalan.

Sesuai dengan janji mereka. Mereka mengirim sms ke saya. Bahwa mereka bersedia untuk di wawancarai pada hari Rabu ini. Namun saya sakit tidak bisa jalan. Karena sakit. Akhirnya saya meminta Sabtu. Mereka tidak bisa. Saya harus menunggu Rabu lagi.

Rabunya saya datang lagi. Kali ini juga sama dengan yang kemarin-kemarin lagi. Mereka tidak ada. Alasannya sibuk. Maka saya berpikir. Bearti saya tidak di izinkan untuk meneliti Majalah terebut. Hampir dua bulan saya mengejar mereka. Tapi alhamdulillah wisuda diundur. Kalau tidak saya sudah putus asa banget.

Saya pulang dari sana. Ketemu teman-teman lama. Salah satu diantara mereka menasehati saya. Untuk tetap mengejar mereka. Saya di suruh datang ke rumahnya. Jadi mereka tidak akan menolak lagi soal sibuk. Karena mereka melihat juga perjuangan kita. Pasti mereka tidak bisa mengelak karena sudah sampai di rumah. Saya tidak tau rumah mereka. Saya menghubungi salah satu karywan mereka. Namun tidak memberikan alamat Pemred atau yang lain.


Akhirnya saya lupakan penelitian itu. Karena saya merasa tidak akan diberikan kesempatan walaupun saya dan mereka satu Lembaga. Bahkan kegiatan-kegiatan mereka sering dikirim ke media saya. Tapi saya tetap memuatnya karena saya loyal kepada Lembaga. Bukan kepada mereka. Walaupun hati ini masih merasa saki. Bersambung.... [] 

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: