BAB II
Oleh: Amriadi Al Masjidiy
Dalam skripsi pada bab 2 biasanya
membahas masalah teori-teori. Kali ini saya akan menceritakan tentang cara
penulisan skripsi menurut teori teman-teman. Ketika waktu ditanya sudah bab skripsi,
kadang disitulah kita menemukan tata cara penyusunan skripsi yang cepat.
Seorang teman menjelaskan kepada saya
perihal dia menyelesaikan skripsi. Dia menjelaskan kepada saya tentang cara
tercepat menyusun skripsi. Menurutnya cara tercepat menyusun skripsi adalah
dengan melihat judul yang sudah ada. Kita tinggal ganti objeknya. Jadi bab 2
bagian teori tinggal copy paste.
Bahkan mulai dari latar belakang hingga
kesimpulan kita dapat menggunakan cara ATM (Amati Tiru dan Modifikasi). Maka
jangan heran dia mampu menyelesaikan skripsi dalam satu bulan.
Ada juga yang bertanya kepada saya
perihal kenapa belum selesaikan skripsi. Saya menjawab belum ada judul dan
seterusnya. Dia mengatakan, kamu suka membaca. Maka carilah buku di
perpustakaan tinggal mengambil judul “Pesan-Pesan ini dalam buku itu”. Kamu
bisa menyelesai tidak kurang dari dua bulan. Dari pada penelitian lapangan yang
menghabiskan banyak biaya.
Ada juga teman yang mengusulkan. Tinggal
cari skripsi dari kampus luar. Kemudian ubah tahun penelitiannya sudah cukup.
Tinggal kumpulkan. Tidak perlu banyak waktu. Dalam sehari juga bisa selesai.
Selain itu ada juga yang mengajarkan
saya untuk menyelesaikan apa yang menjadi hobby saya. Karena itu saya menguasai
dan bisa membuat secara lengkap. Mengerti apa yang akan ditanya. Biasa di kerjakan dengan mudah. Yaitu design
grafis. Kamu tinggal mengambil sample design salah satu anak Mulim Designer
Community (MDC). Kamudian dituangkan dalam skripsi.
Itulah beberapa teori yang menurut
teman-teman disekeling saya. Namun saya tidak satu pun mengambil
langkah-langkah dari teori yang mereka berikan. Kemudian saya justru memutar
Arah. Ketika Proposal skripsi kedua saya gagal maka saya mengambil judul baru.
Namun tidak lulus dalam ujian proposal.
Maka bagi teman-teman sekalian. Saya bukan orang yang pintar menulis apalagi
beretorika. Karena itu jangan ambil saya sebagai pedoman dalam menyelesaikan
skripsi.
Ketika saya mau mengerjakan proposal
selanjutnya. Saya menulis status di Facebook. Yang berisi daftar judul yang
akan saya buat proposal. Karena sudah 3 proposal gagal. Maka saya menulis
daftar tersebut. Nomor 6 saya masukan salah satu objek yang akan saya teliti
yaitu Majalah Man Tazakka.
Sebenarnya saya tidak terlalu mengenal
majalah Man Tazakka. Saya hanya pernah melihat dan melakukan browsing di
Internet. Namun akun atas nama Lazis Dewan Dakwah mengomentari status saya
tersebut. Dia menulis no. 6 Man Tazakka. Karena Majalah Man Tazakka adalah
milik Lazis Dewan Dakwah.
Tampa berfikir panjang saya langsung
malamnya mengerjakan proposal dengan judul “Manajemen Redaksional Man Tazakka”.
Proposal tersebut selesai dalam satu malam. Besoknya saya langsung daftar untuk
diujikan. Namun waktu ujian proposal tersebut. Saya tidak bisa banyak menjawab
dan bahkan saya dibantai habis-habisan. Karena saya tidak banyak data yang saya
ketahui.
Namun anehnya Proposal yang dibantai
tersebut lulus. Sedang proposal sebelumnya saya lebih menguasai tapi tidak
lulus. Saya bersyukur langkah pertama sudah selesai. Karena saya sangat yakin
Lazis Dewan Dakwah akan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi dengan
bersedia memberikan data-data tentang majalah Man Tazakka milik mereka.
Namun dugaan saya 100% salah. Saat saya
datang ke kantor Lazis Dewan Dakwah saya di sambut langsung dengan baik. Bahkan
diajukan beberapa pertanyaan. Saya jawab dengan santai. Dengan ditemani salah
satu teman saya.
Dari obrolan tersebut. Saya diminta
untuk meminta surat izin peneletian di Kampus. Saya hanya merasa heran. Satu
lembaga, tapi harus seribut prosedur itu. Pertamanya saya berencana untuk
melakukan wawancara. Namun bukan data yang saya dapatkan. Setelah itu saya
datang ke kampus dan saya meminta surat izin penelitian.
Setelah surat keluar. Saya belum bisa
menuju Kantor Lazis Dewan Dakwah karena tidak ada uang. Jangankan untuk pergi
kesana, makan siang harus di Asrama Mahasiswa. Padahal itu adalah larangan yang
sangat besar. Namun apa boleh buat saya tidak ada uang untuk makan.
Setelah gaji pertama dari Majalah
Sahabat. Saya berangkat menuju Kantor Lazis Dakwah. Untuk menyerahkan surat dan
wawancara. Namun sang Costumer Service mengatakan. Nanti akan ditindalajuti.
Ribut betul untuk meneliti Man Tazakka. Tapi kenapa di Status saya mereka
bilang ambil itu.
Saya kesal banget dengan mereka. Dalam
hati saya biarlah mereka mempermainkan saya sekarang. Siapa tau suatu saat saya
dapat membalasnya. Saya bertanya kepada CS Lazis Dawan Dakwah berapa lama untuk
bisa wanwancai dengan Pemred Man Tazakka. Dia mengatakan paling cepat satu
bulan.
Oh... Tidak bisa dalam Minggu ini. Tidak
bisa, kita ada prosedural. Kalau begitu saya akan mengambil yang lain. Oh,
begitu. Ya soalnya wisuda tinggal 2 bulan lagi. Baik nanti akan saya sampaikan
kepada pemred.
Saya langsung pulang tidak membawa data
sedikit pun. Uang habis di jalan. Mereka sepertinya tidak tau keadaan saya.
Namun apa boleh buat kita adalah Mahasiswa. Dalam perjalan pulang saya dapat
SMS dari mereka kalau saya sudah diterima untuk melakukan penelitian. Besoknya
langsung saya buat janjian dengan mereka.
Mereka bersedia pada hari Rabu untuk
wawancara. Saya datang kesana. Tepat waktu. Takut di bilang udah telat jadi gak
bisa lagi. Setelah ketemu Pemred. Dia
bertanya soal skripsi saya dan basa basi.
Saya juga menjawab basa-basi dengan santai. Maklum saya sudah sering
mewanwancai orang. Apalagi hanya sekedar Pemred Man Tazakka.
Ngapain saya takut. Walaupun sedikit
grogi juga. Soalnya saya yang sangat membutuhkan. Akhirnya dia meminta soal
yang akan saya ajukan untuk diberikan data lewat email. Saya sangat gembira.
Karena bisa lewat email tampa harus kesana.
Namun saya tunggu lewat email tidak ada
balasan selama satu Minggu. Saya chat via WA, di suruh tunggu sedang proses.
Seminggu kemudian saya dikirim materi brosur. Kemudian saya langsung
menghubungi mereka untuk wawancara. Namun tidak satu pun merespon dengan baik.
Pemred mengatakan pekan depan. Pekan
depan saya datang ke kantornya. Namun dia sedang sibuk. Mereka menyuruh saya
datang pekan depan lagi. Saya menunggu pekan depan.
Akhirnya saya stres hingga menjadi
sakit. Maklum karena saya makan sekali sehari. Kadang saya banyak makan mie
instan. Maklum gaji saya di Majalah Sahabat hanya 600 ribu. Saya bolak balik ke
Kramat memakan biaya dan makan siang 50-60 ribu sekali jalan.
Sesuai dengan janji mereka. Mereka
mengirim sms ke saya. Bahwa mereka bersedia untuk di wawancarai pada hari Rabu
ini. Namun saya sakit tidak bisa jalan. Karena sakit. Akhirnya saya meminta
Sabtu. Mereka tidak bisa. Saya harus menunggu Rabu lagi.
Rabunya saya datang lagi. Kali ini juga
sama dengan yang kemarin-kemarin lagi. Mereka tidak ada. Alasannya sibuk. Maka
saya berpikir. Bearti saya tidak di izinkan untuk meneliti Majalah terebut.
Hampir dua bulan saya mengejar mereka. Tapi alhamdulillah wisuda diundur. Kalau
tidak saya sudah putus asa banget.
Saya pulang dari sana. Ketemu
teman-teman lama. Salah satu diantara mereka menasehati saya. Untuk tetap
mengejar mereka. Saya di suruh datang ke rumahnya. Jadi mereka tidak akan
menolak lagi soal sibuk. Karena mereka melihat juga perjuangan kita. Pasti
mereka tidak bisa mengelak karena sudah sampai di rumah. Saya tidak tau rumah
mereka. Saya menghubungi salah satu karywan mereka. Namun tidak memberikan
alamat Pemred atau yang lain.
Akhirnya saya lupakan penelitian itu.
Karena saya merasa tidak akan diberikan kesempatan walaupun saya dan mereka
satu Lembaga. Bahkan kegiatan-kegiatan mereka sering dikirim ke media saya.
Tapi saya tetap memuatnya karena saya loyal kepada Lembaga. Bukan kepada
mereka. Walaupun hati ini masih merasa saki. Bersambung.... []
0 comments:
Post a Comment