Keberadaan
Hizbut Tahri Indonesia (HTI) bermakna tersendiri bagi negeri ini. Bagaimana pun
juga HTI merupakan barang impor dari luar, ini mengacu kepada istilah-istilah
yang diberikan oleh yang anti akan HTI. Namun HTI sudah menjadi Ormas Islam di
Indonesia yang rasa lokal. Begitu juga kalau kita mengacu kepada Ikhwanul
Muslimin (IM), di Indonesia dikenal dengan nama Partai Keadilan (PK) waktu
pertama dan Sabili sebagai medianya. Dan sangat dikenal dengan gerakkan
tarbiyahnya, kemudian PK berubah menjadi Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS),
ini juga sudah menjadi bagian dari penggerakkan Islam yang ada di Indonesia.
Kembali
lagi kepada masalah HTI yang keberadaannya banyak ditolak di Indonesia. Apapun Ormasnya
tentunya memiliki Positif dan Negatifnya karena bukan Ormas Malaikat yang tidak
memiliki kesalahan. HTI selama ini mengambil andil pada gerakkan Demonstrasi,
baik yang dilakukan oleh Akhwat wa Ikhwan
(Wanita dan Pria). Dimana HTI selalu terlihat dalam aksi demo Kenaikan BBM,
Syariah Islam Solusi, Tolak Mis Word, Ledy Gaga dan lain-lainnya. Gerakkan HTI sangat
terlihat kental dalam masalah politik (Siyasah Syar’iyah).
Dalam
sebuah wawancara juru bicara (Jubir) HTI mengatakan gerakkan HTI bukan gerakkan
Politik Partai, dalam hal ini bukan berarti HTI anti Partai (Golput). Tetapi HTI
berfokus pada perubahan peradaban, jadi anggota HTI yang ikut coblos silahkan
mau pilih partai yang mana saja, itu tidak ada aturan main dalam HTI. Namun HTI
juga memberikan arahan kepada kemaslahatan ummat Islam di Indonesia. Maka dari
itu gerakkan HTI dapat kit abaca sebagai berikut;
Pertama,
HTI memperhatikan gerakkan politik partai walaupun tidak berpartai. Artinya gerakkan
politik di pemerintah tetap ada dikalangan HTI. Kedua, gerakkan HTI gerakkan perubahan peradaban. Artinya HTI
menginginkan Negara berdasarkan Khilafah, Negara berdasarkan Islam. Tetapi HTI
juga membantah dan tidak mengakui keberadaan Islamic State (IS) yang dulunya
dikenal dengan sebutan ISIS (Islamic State Iraq and Syam). Kerena menurut HTI
menegakkan Khilafah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ketiga, Gerakkan HTI gerakkan yang
netral. Tidak berada pada gerakkan bawah tanah ataupun terbuka. Artinya HTI
susah untuk ditebak arahnya pengerakan oleh banyak kalangan.
Idealnya
HTI memiliki dua arah perubahan, pertama perubahan Negara dan kedua perubahan
dunia. Cara da’wah HTI cenderung kepada kaum muda layaknya HASMI. Kenapa mereka
lebih suka menda’wahkan kaum muda, karena kaum muda asset Negara dan Islam
khususnya. Apapun juga keberadaan Islam yang akan datang tergantung pada kaum
muda. Kalau kaum muda rusak maka pasti keberadaan Islam masa depan juga rusak. Maka
dari itu HTI mengajak para kaum muda untuk da’wah dan sosialisasi
kemasyarakatan.
Hal
ini bisa kita lihat dari para aktivis HTI layaknya Felix Y. Siauw, Salim A.
Fillah dan lain-lain. Selain memberikan motivasi kepada kaum muda dekat dengan agama, HTI juga mengambil peran
melawan arus media. Hal ini sangat jelas terlihat dengan tabloid Media Umat dan
Wabsite hizbut-tahrir.or.id, selain itu juga ada majalah Al-Wa’ie yang berisi
seputar gerakkan perubahan peradaban (yang dimaksud adalah Khilafah). Maka dari
itu tujuan HTI sebenarnya adalah gerakkan penegakkan Khilafah kembali di dunia
Islam.
Bagi
yang anti akan HTI sebut saja NU yang pernah memasang spanduk anti HTI,
seharusnya berterima kasih kepada HTI karena HTI pro rakyat, ketika BBM naik
HTI demo agar BBM diturunkan dan berbagai macam aktivitas lainnya yang membawa
manfaat kepada rakyat Indonesia. Namun disini penulis juga memiliki beberapa catatan
untuk HTI, karena apapun itu HTI sudah lama ada di Indonesia dan juga selama
ini kita tidak pernah komplik dengan HTI. Maka dari itu kalau pun ada
catatannya, itu dari sumber luar yang harus menjadi bahan pertimbangan
tersendiri bagi HTI.
Dalam
membela rakyat HTI lebih banyak dikuti kalangan Akhwat, jika kita pertimbangkan
lebih lanjut, pulang dari demo mereka capek dan harus mengurus suami lagi. Selain
itu percampur adukan antara laki-laki dan perempuan itu hal yang tidak baik
untuk dilakukan. Sebagus apapun panitia membaut agar demo pria-pria dan
wanita-wanita, tetap akan bercampur juga ketika jalan. Maka dari itu, jika ikut
demo sebaiknya HTI mempertimbangkan kepada para akhwat agar yang diikutkan
cukup pria saja, karena tugas wanita juga ada dirumah bukan dilapangan.
Selama
ini menurut sebagian sumber mengatakan HTI menolak hadits Ahad (hadits yang perawinya hanya satu jalur saja). Maka hal ini HTI (jika benar klaim tersebut)
keliru dalam menetapkan sebuah hokum, kerana ada banyak hadits ahad daripada
hadits mutawatir terutama yang
berkaitan dengan Aqidah. Maka perlu dipertanyakan dalam hal ini bagaimana
aqidahnya HTI, bagaimana cara mengambil suatu hokum jika menolak hadits ahad
yang begitu banyak. Bagaimana cara ibadah HTI jika hadits Ahad tidak dipakai.
Jika hal ini benar,
maka HTI sudah terlalu jauh dalam kekeliruan selama ini. Namun jika hal ini
salah maka yang menulis dan yang menyebarkan kaidah tersebut telah melakukan
fitnah. Maka dari itu penulis tidak bisa memvonis langsung dalam masalah ini
benar atau salah. Karena belum pernah penulis dengar langsung dari aktivis HTI,
yang menolak hadits ahad. Wallahu ‘alam….
0 comments:
Post a Comment