Sunday, November 29, 2015

Fitnah Tanpa Tabayyun


Fitnah Tanpa Tabayyun

Kali ini bukan artikel yang biasa saya tulis di blog atau media online lainnya seperti okezone.com, kompasiana.com dan lain-lain. Kali ini saya ingin melanjutkan cerita yang lama. Karena terlalu sibuk ditempat kerja dan kuliah, makanya cerita lama ini tidak sempat saya lanjutkan. Cerita si M yang baru masuk kuliah di sebuah akademi di Lampung dengan tempat kuliahnya Cuma di masjid dan asrama layaknya kos-kosan. Namun mereka tetap kuliah disana bersama teman-teman yang lain dari Aceh. Hari-hari mereka lalui bersama dengan penuh makna, tidak jarang pula menemui masalah. Terutama M yang masih awam akan bahasa Arab namun disana dia dipaksakan untuk belajar bahasa Arab.
Walaupun rendah dalam bahasa Arab dan dipandang remeh semua orang, tanpa sadar juga dia memiliki kelebihan yang tidak wajar. Bagaimana tidak! dia bukan seorang yang lulusan IT namun bisa computer layaknya anak SMK yang belajar masalah computer. Walaupun tidak begitu mahir dia memiliki beberapa kehandalan dalam teknik computer, salah satunya dia menguasai MS. Office, CorelDraw dan Photoshop. Hal yang sama juga dialami dua temannya sang Megician. Mereka berdua lulusan pondok pesantren, namun mereka bisa sulap tidak kalah seperti magician papan atas dan bahkan dunia. Mereka juga telah dikenal di Kota Lhokseumawe. Namun mereka memakai nama samaran yaitu L dan Mift un Heart.
Mereka yang dari Aceh memiliki keanehan dengan hal yang kebayakan orang. Karena mereka memiliki skil yang berbeda-beda. Mift sering tampil dalam panggung show di Lampung dengan bertemu para pesulap lain-lainnya di Metro. Sedang M tampil dalam senyap di Metro, tidak perlu dikenal banyak orang. Karena keahliannya satu bulan kemudian dia diangkat menjadi designer grafis untuk membuat sertifikat wakaf dan lain-lain. Agar akademika tersebut memiliki fasilitas yang memadai.
Beberapa bulan berikutnya dia diangkat menjadi staf Tata Usaha (TU) dan sekaligus Sekretaris Akademi disana, walaupun waktu rapat tidak pernah dilibatkan. Dengan menjadi Tata Usaha maka bertambah pula kegiatannya selain kuliah. Tuntutan deadline dari kuliah dan TU membuatnya harus bekerja ektra. Namun dengan itu dia juga memiliki kemudahan, makalah bisa dia kerjakan di computer TU karena dia tidak memiliki laptop.
Kerja sebagai TU di Akademi tempat dia kuliah sebagai pembelajaran dalam dunia kerja baru di dunia pendidikan dan LAZ yang sebenarnya. Kerena disana justru ditutut untuk membuat proposal pengadaan ini dan itu, membuat presentasi dan lain-lain. Walaupun tidak ada gaji yang nyata, namun M telah mewakafkan dirinya sebagai pegapdian da’wah. Kerena tempat dia kuliah adalah jurusan da’wah yang paling banyak ditolak oleh mahasiswa diberbagai Universitas. Hal ini membuat dirinya dipercaya oleh ustadz disana. Terutama ustadz Hamid dan Istrinya yang selalu meminta tolong padanya. Dengan demikian M mendapatkan nilai tambah uang untuk kesehariannya disana.
Dalam kepercayaan ini, fitnahpun menerpanya. Terutama dia memang pekerja yang orientasinya bukan uang. Bagaimana tidak ketika kakak kelasnya mengantarkan surat kepada dosen dan kegiatan yang menyangkut akademika selalu ada uang jalannya. Namun M sendiri tidak bisa mengendarai motor, dia memakai sepeda yang lusuk mengantarkan surat kerumah dosen sebagai tanggung jawabnya di TU. Ketika teman-teman yang lain membelanjakan sesuatu yang berusan dengan kampus dan akademika sisanya masuk kantong, namun M tidak demikian. Dia selalu menyerahkan sisanya kepada akademika, satu persen pun dia tidak mengambilnya kalau tidak kasih langsung “ini untukmu”.
Memang sulit kalau kita cari orang seperti M didunia ini. Dari kelakuan ini dia menemui berbagai fitnah. Suatu ketika ustadz Hamid menyerahkan uang kepada M untuk megisi ulang listrik, namun duluan listrik diisi oleh ustadz En. Kemudian uangnya diserahkan kepada ustadz  En dan dia tidak memberitahukan kepada ustadz Hamid, Akhirnya tanpa tabayyun Ustadz Hamid menuduhnya menyelewengkan dana listrik. Memojokan dengan kata-kata yang tidak enak dan tidak sepntasnya. Mentang-mentang dia seorang yang tidak menerima kiriman dari orangtua diperlakukan demikian. Hal ini yang membuatnya merasa dirugikan, maka M dengan terpaksa menyerahkan jabatannya kepada yang lain lantaran fitnah itu, yang sebenarnya sudah lama ada fitnah kecil-kecilan dan selalu menyudutkan dirinya.
Penyudutan ini juga dia dapatkan dari teman-temannya. Kenyamanan tidak ada lagi, fitnah rusaknya printer oleh pelaku yang tidak bertanggung jawab juga dia yang menjadi sasaran. Diakhir-akhir mau lulus tantangan yang begitu banyak. Kerja sama dengan ummi ustadz Hamid mulai kacau karena ada kemiringan permainan teman-teman yang bercanda berlebihan. Dia di cirigai miring ketika seorang teman, ketika dia mengetuk pintu rumahnya ummi dia tidak menjawab. Teman itu menelpon si M yang lagi ada kegiatan bareng ustadz hamid dan lain-lain di Lampung Timur.
Dia menyuruhnya untuk sms ummi agar keluar untuk meminjam blender kepada mereka. Akhirnya dia sms ummi Ustadz Hamid agar keluar menyerahkan blender kepada mereka. Ketika sudah dibantu layaknya Sapi masuk sumur, kemudian kita tolongnya agar bisa naik kedarat. Betitulah perumpamaannya yang cocok. Setelah itu mereka ngencar kampanyekan berita semalam yang ketika ummi diketuk pintu tidak menjawabnya, namun ketika sms oleh si M umminya keluar dan menyerahkan blender ke mereka. Ditambah lagi paginya ketika M lagi diasrama datang ummi membawa makanan dengan memangil M, tidak menyerahkan kepada mereka yang di luar. Akhirnya si M dituduh ada hubungan dengan ummi. Tanpa memikirkan kerja sama dan kepercayaan.
            Walaupun dalam keadaan bercanda hal ini tentunya sudah tidak wajar, menuduh orang hanya dengan berdasarkan asumsi tanpa cek ricek terdahulu. Perjalanan lika-liku ini memang banyak diami oleh orang-orang serpeti M. Karena apapun juga M adalah Manusia biasa yang sama seperti kita. Dia juga tidak senang diperlakukan dengan sewenang-wenang. Hal ini seharusnya kita sadar, bagaimana kalau perlakuan tersebut terjadi pada diri kita.

            Pada suatu kesempatan saya menanyakan kepada M bagaimana kamu bisa bertahan dengan berbagai fitnah dan kerja tampa jasa itu. Dia sangat simpel menjawabnya. Allah tidak menguji hambanya diluar kemampuannya. Hidup kita semua Allah yang mengaturnya. Kita selaku hamba Allah berusaha dengan baik dan sabar dalam menjalankan ujian darinya. M telah memberikan yang terbaik tampa mengiginkan timbal balik. Sangat langka terjadi pada diri kita. Apa yang telah kita lakukan hari ini. Tentunya akan menentukan pad hari esok.

To be Contineu..... 

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: