Bantahan Terhadap Fitnah Syiah
Oleh: Amriadi Al Masjidiy*
A.
Siapa
Syiah
Telah beredar sebuah
flanflet dengan judul “Gurita Wahhabi di Indonesia”. Dari beberapa netizen
mengatakan yang membuat flatflet tersebut adalah Syiah, seperti yang terdapat di
Faebook Wildan Hasan, Kualisi Umat Islam dan dan lain-lain. Syiah itu siapa? Saya
sangat menganjurkan anda untuk membaca buku yang dikeluarkan oleh MUI dengan judul
“Mengenal Penyimpngan Syiah di Indonesia”, buku tersebut di tulis oleh
tokoh-tokoh besar Indonesia termasuk pendiri NU dan Dewan Da’wah.
Karena saya sebatas
mahasiswa makanya hanya bisa mengutip saja. Dalam buku tersebut anda dapat
membedakan mana Ahlus Sunnah dan mana Syiah tentang pokok-pokok dan
kaidah-kaidah asal yang sangat fundamental. Dalam penelitian LPPI menemukan hal
yang sangat tidak masuk akal apa yang dianut oleh Syiah. Sebutkan saja Arsy
Allah dan segala langit serta bumi tidak sebanding dengan tali Sandalnya Ali
bin Abi Talib. Lebih lanjut dalam penelitian LPPI, Syiah tidak mengakui Al-Qur’an,
karena tidak murni lagi dan bahkan mereka mengatakan meliki Al-Qur’an Sendiri
yang disebut sebagai mushab Fatimah. Lebih lanjut, Ratu Syiah Indonesia (Emelia)
mengatakan “Nabi Muhammad bukan Nabi kita Orang Syiah”.
Dengan demikian dapat
kita simpulkan bahwa syiah itu sesat menyesatkan. Bahkan Syiah sangat tidak
manusiawi dalam memperlakukan wanita seperti layaknya PSK, artinya kawin kontra
boleh satu jam dan seberapa yang dia mau. Ini adalah usaha membinatangkan
wanita, dan merendahkan serendah-rendahnya. Padahal Rasulullah Muhammad . Telah mengangkat
derajat wanita. Untuk lebih lanjut lihat Sofware “Kesesatan dan Bahaya Syiah di
Indonesia” hasil penelitian LPPI.
B.
Siapa
Wahhabi
Wahhabi di sematkan
sebagai pengikut Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab. Jika kita telusuri
kitap-kitap karangan beliau tidak ada masalah dan sama dengan pendapat maryoritas
ulama salaf dan khalaf, hanya saja memiliki perbedaan dalam hal fiqh. Karena syaikh
Abdul Wahab lebih banyak arah pemikirannya kepada mazdhab Abu Hanifah. Seluruh umat
Islam di dunia maupun di Indonesia mengakui 4 Mazdhab dalam Islam yaitu Maliki,
Hanafi, Syafii dan Hambali. Dengan demikian pendapat fiqhiyah Syaihk Abdul
Wahab di terima dalam dunia Islam.
Problem dalam masyarakat
masalah Wahhabi, selalu dikaitkan sebagai golongan yang suka mengkafirkan,
membid’ahkan, mensyirikan dan lain-lain sebagainya. Kita bisa teliti dengan
tepat siapa yang suka menyesatkan dan siapa yang suka menuduh dan sebangsanya. Siapa
yang mengkampanyekan itu. Kaum Wahhabi tidak menyesatkan sesama muslim. Tapi ada
yang menyesatkannya seperti Yazib dalam bukunya Mulia dengan Manhaj Salaf. Itu Cuma
yazid, jadi silahkan protes si yazib dan sebangsanya. Dan yang pasti mereka
tidak terikat kepada kelompok tertentu.
Tapi lihatlah siapa
yang sering mengkafirkan sesama muslim, tidak lain tidak bukan adalah Syiah. Dia
mengkafirkan Sahabat Nabi . Seperti Umar, Usman
dan yang lainnya. Kenapa tidak disebut Syiah sebagai kaum takfiri. Kenapa dialamatkan
kepada Wahhabi. Inilah permainan media dan terpengaruh oleh yang lainnya. Masalah
wahabi sebenarnya sudah terasa local, karena Imam Bonjol dulunya juga disebut
sebagai Wahhabi. Ulama-ulama di Aceh yang terhimpun dalam POSA juga disebutkan
sebagai kaum Wahhabi, kemudian Muhammadiyah, Persis dan beberapa Ormas Islam
pembaharu juga disebut sebagai Wahhabi. Jadi Wahhabi di Indonesia bukan hal
yang baru, tetapi sudah menjadi bagian dari Indonesia. Dalam hal ini Penulis merekomendasikan
anda untuk membaca tulisan-tulisan Khairil Miswar disini: http://patahkekeringan.blogspot.co.id/
karena penulis melihat tulisan Tgk. Khairil Miswar sangat Objektif.
C.
Mereka
Bukan Wahhabi
Syiah salah alamat
menuduh Ormas Islam dan partai Islam yang ada dalam flanflet tersebut. Karena seluruh
ormas yang di sebutkan dalam flanflet tersebut adalah bukanlah golongan
Wahhabi. Kenapa mereka bukan Wahhabi? karena ideology mereka beda dengan ideology
Wahhabi. Sebut saja MIUMI pimpinan Bactiar Nasir dan sebagai Dewan Penasehat
adalah Muhammad Idrus Ramli (Dewan Pakar Syariah NU Pusat). Idrus Romli Selama
ini baik secara pribadi ataupun struktural menolak Wahhabi dan bahkan beliau
menulis buku “Pintar Berdebat dengan Wahhabi”, jadi tidak Mungkin NU bisa
bersama dengan Wahhabi. Walaupun Imam Besar Istiqlal berusaha menyatukan NU
Wahhabi, namun dengan tegas pihak NU membantahnya (lihat: www.republika.com). Maka
tuduhan terhadap MIUMI Wahhabi adalah fitnah. Kenapa dialamatkan MIUMI sebagai
Intelektual Wahhbi, karena selama ini orang-orang MIUMI anti Syiah secara
Intelektual, bukan asal-asalan fatwa syiah itu sesat.
Mereka juga salah
alamat menuduh MMI, JAT, JAS, MIT dan lain-lain sebagai Wahhabi. Hal ini bisa
kita lihat waktu Parade Tauhid 16 Agustus 2015 kemarin. Mereka semua hadir
dalam acara tersebut sebagai acara penyatuan ummat. Namun kaum Wahhabi yang di
sponsori Rodja mengadakan kajian Tauhid di Istiqlal Jakarta, sehingga umat
Islam terpecah. Sebagian ikut ke Istiqlal dan sebagian ikut Parade Tauhid
Indonesia. Dengan demikian jelas beda ideology Wahhabi dengan Ormas-Ormas Islam
yang di sebutkan dalam flanflet tersebut.
Kenapa mereka di tuduh
Wahhabi, karena selama ini mereka anti terhadap syiah. Kenapa mereka tidak
memasukkan FPI sebagai Wahhabi militer dalam flanflet tersebut. Padahal FPI
ikut Parade Tauhid dan juga memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan ormas Islam
yang disebutkan tadi. Syiah takut karena FPI memiliki prinsip yang bermasalah
dengan mereka langsung sikat. Jika kita kaji lebih jauh Wahhabi tidak banyak
bahas Jihad. Namun ormas yang disebutkan militer oleh Syiah tersebut, tentunya
lebih banyak kajiannya tentang Jihad dan syariat Islam. Jika mau jujur Wahhabi
sangat bertolak belakang dengan kaum Jihadis.
Selanjutnya Ormas
Mahasiswa dan Pelajar KAMMI dan IPI di masukkan kedalam wahabi, karena selama
ini mereka sangat tegas menolak syiah dan memperjuangkan Syariat Islam. Lalu kenapa
IMM, Hasmi dan yang lainnya tidak masuk, padahal jika kita lihat dalam sehari-hari
mereka juga memperjuangkan Syariah Islam dan menolak syiah. Sekalagi syiah ciut
bin takut karena mereka memiliki strutural yang kuat. Jadi mereka harus pilah
dan memilah. Dalam memfitnah kalangan muda. Jika mereka menuduh yang besar
tentu akan bahaya. Dengan demikian tuduhan Syiah terhadap ormas-ormas Islam itu
wahabi adalah fitnah besar dan tidak beralasan.
D.
Siapa
yang Anti Syiah dan Wahhabi?
Jika kita baca dimedia-media,
semua ormas Islam menolak Syiah, tidak ada ormas Islam yang pro Syiah. Termasuk
NU adalah Anti Syiah, walaupun dalam beberap tokoh NU yang mendukung Syiah. Namun
sebagian besar tokoh NU dan bahkan pendiri NU sendiri, tolak yang namanya
Syiah. Beberapa Tokoh NU seperti Zain Al Kaf, Mstafa Ya’kub dan lain-lain secara
terang-terangan mengatakan bahwa Syiah lebih berbahya dari pada Wahhabi. Jika
mau jujur yang pro Syiah hanyalah Aliran sesat sebangsa JIL, JIN, Ahmadiyah dan
yang sebangsa dengannya.
Perlu diketahui bahwa
Syiah dalam sejarah Islam memiliki cacatan yang sangat hitam sebagai
pengkhianat. Beberapa Ustadz di Indonesia seperti Fariq Okbah, Mustafa Ya’kub dan
lain-lain mengatakan Syiah lebih bahaya dari Komunis (http://cyberdakwah.com/).
Ada juga Abu Rusydan mengatakan Syiah lebih bahaya dari ISIS (kiblat.net). Ada
juga beberapa Tokoh Islam lainnya mengatakan bahwa Syiah lebih bebahaya dari
pada Yahudi.
Bagaimana dengan
Wahhabi, hampir seluruh Ormas Islam menerimnya walaupun memiliki catatan dan
bahkan MUI Jakarta dengan tegas mengatakan Wahhabi Salafi tidak sesat. Maka dalam
hal ini fitnah Syiah terhadap ormas Islam wahhhabi adalah propaganda untuk
memecahkan ummat dan memjauhkannya dengan yang namanya syariat Islam. Menjauhkan
ummat dari I’dad, ini sudah barang tentu Syiah memiliki Agenda yang bahaya
terhadap NKRI.
*) Penulis adalah ketua Islamic Research Forum dan Aktivis Da'wah Dewan Da'wah Pusat
0 comments:
Post a Comment