Friday, January 29, 2016

Bantahan Terhadap Syiah

Bantahan Terhadap Fitnah Syiah

Oleh: Amriadi Al Masjidiy*

A.    Siapa Syiah
Telah beredar sebuah flanflet dengan judul “Gurita Wahhabi di Indonesia”. Dari beberapa netizen mengatakan yang membuat flatflet tersebut adalah Syiah, seperti yang terdapat di Faebook Wildan Hasan, Kualisi Umat Islam dan dan lain-lain. Syiah itu siapa? Saya sangat menganjurkan anda untuk membaca buku yang dikeluarkan oleh MUI dengan judul “Mengenal Penyimpngan Syiah di Indonesia”, buku tersebut di tulis oleh tokoh-tokoh besar Indonesia termasuk pendiri NU dan Dewan Da’wah.
Karena saya sebatas mahasiswa makanya hanya bisa mengutip saja. Dalam buku tersebut anda dapat membedakan mana Ahlus Sunnah dan mana Syiah tentang pokok-pokok dan kaidah-kaidah asal yang sangat fundamental. Dalam penelitian LPPI menemukan hal yang sangat tidak masuk akal apa yang dianut oleh Syiah. Sebutkan saja Arsy Allah dan segala langit serta bumi tidak sebanding dengan tali Sandalnya Ali bin Abi Talib. Lebih lanjut dalam penelitian LPPI, Syiah tidak mengakui Al-Qur’an, karena tidak murni lagi dan bahkan mereka mengatakan meliki Al-Qur’an Sendiri yang disebut sebagai mushab Fatimah. Lebih lanjut, Ratu Syiah Indonesia (Emelia) mengatakan “Nabi Muhammad bukan Nabi kita Orang Syiah”.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa syiah itu sesat menyesatkan. Bahkan Syiah sangat tidak manusiawi dalam memperlakukan wanita seperti layaknya PSK, artinya kawin kontra boleh satu jam dan seberapa yang dia mau. Ini adalah usaha membinatangkan wanita, dan merendahkan serendah-rendahnya. Padahal Rasulullah Muhammad n. Telah mengangkat derajat wanita. Untuk lebih lanjut lihat Sofware “Kesesatan dan Bahaya Syiah di Indonesia” hasil penelitian LPPI.

B.     Siapa Wahhabi
Wahhabi di sematkan sebagai pengikut Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab. Jika kita telusuri kitap-kitap karangan beliau tidak ada masalah dan sama dengan pendapat maryoritas ulama salaf dan khalaf, hanya saja memiliki perbedaan dalam hal fiqh. Karena syaikh Abdul Wahab lebih banyak arah pemikirannya kepada mazdhab Abu Hanifah. Seluruh umat Islam di dunia maupun di Indonesia mengakui 4 Mazdhab dalam Islam yaitu Maliki, Hanafi, Syafii dan Hambali. Dengan demikian pendapat fiqhiyah Syaihk Abdul Wahab di terima dalam dunia Islam.
Problem dalam masyarakat masalah Wahhabi, selalu dikaitkan sebagai golongan yang suka mengkafirkan, membid’ahkan, mensyirikan dan lain-lain sebagainya. Kita bisa teliti dengan tepat siapa yang suka menyesatkan dan siapa yang suka menuduh dan sebangsanya. Siapa yang mengkampanyekan itu. Kaum Wahhabi tidak menyesatkan sesama muslim. Tapi ada yang menyesatkannya seperti Yazib dalam bukunya Mulia dengan Manhaj Salaf. Itu Cuma yazid, jadi silahkan protes si yazib dan sebangsanya. Dan yang pasti mereka tidak terikat kepada kelompok tertentu.
Tapi lihatlah siapa yang sering mengkafirkan sesama muslim, tidak lain tidak bukan adalah Syiah. Dia mengkafirkan Sahabat Nabi n. Seperti Umar, Usman dan yang lainnya. Kenapa tidak disebut Syiah sebagai kaum takfiri. Kenapa dialamatkan kepada Wahhabi. Inilah permainan media dan terpengaruh oleh yang lainnya. Masalah wahabi sebenarnya sudah terasa local, karena Imam Bonjol dulunya juga disebut sebagai Wahhabi. Ulama-ulama di Aceh yang terhimpun dalam POSA juga disebutkan sebagai kaum Wahhabi, kemudian Muhammadiyah, Persis dan beberapa Ormas Islam pembaharu juga disebut sebagai Wahhabi. Jadi Wahhabi di Indonesia bukan hal yang baru, tetapi sudah menjadi bagian dari Indonesia. Dalam hal ini Penulis merekomendasikan anda untuk membaca tulisan-tulisan Khairil Miswar disini: http://patahkekeringan.blogspot.co.id/ karena penulis melihat tulisan Tgk. Khairil Miswar sangat Objektif.

C.    Mereka Bukan Wahhabi
Syiah salah alamat menuduh Ormas Islam dan partai Islam yang ada dalam flanflet tersebut. Karena seluruh ormas yang di sebutkan dalam flanflet tersebut adalah bukanlah golongan Wahhabi. Kenapa mereka bukan Wahhabi? karena ideology mereka beda dengan ideology Wahhabi. Sebut saja MIUMI pimpinan Bactiar Nasir dan sebagai Dewan Penasehat adalah Muhammad Idrus Ramli (Dewan Pakar Syariah NU Pusat). Idrus Romli Selama ini baik secara pribadi ataupun struktural menolak Wahhabi dan bahkan beliau menulis buku “Pintar Berdebat dengan Wahhabi”, jadi tidak Mungkin NU bisa bersama dengan Wahhabi. Walaupun Imam Besar Istiqlal berusaha menyatukan NU Wahhabi, namun dengan tegas pihak NU membantahnya (lihat: www.republika.com). Maka tuduhan terhadap MIUMI Wahhabi adalah fitnah. Kenapa dialamatkan MIUMI sebagai Intelektual Wahhbi, karena selama ini orang-orang MIUMI anti Syiah secara Intelektual, bukan asal-asalan fatwa syiah itu sesat.
Mereka juga salah alamat menuduh MMI, JAT, JAS, MIT dan lain-lain sebagai Wahhabi. Hal ini bisa kita lihat waktu Parade Tauhid 16 Agustus 2015 kemarin. Mereka semua hadir dalam acara tersebut sebagai acara penyatuan ummat. Namun kaum Wahhabi yang di sponsori Rodja mengadakan kajian Tauhid di Istiqlal Jakarta, sehingga umat Islam terpecah. Sebagian ikut ke Istiqlal dan sebagian ikut Parade Tauhid Indonesia. Dengan demikian jelas beda ideology Wahhabi dengan Ormas-Ormas Islam yang di sebutkan dalam flanflet tersebut.
Kenapa mereka di tuduh Wahhabi, karena selama ini mereka anti terhadap syiah. Kenapa mereka tidak memasukkan FPI sebagai Wahhabi militer dalam flanflet tersebut. Padahal FPI ikut Parade Tauhid dan juga memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan ormas Islam yang disebutkan tadi. Syiah takut karena FPI memiliki prinsip yang bermasalah dengan mereka langsung sikat. Jika kita kaji lebih jauh Wahhabi tidak banyak bahas Jihad. Namun ormas yang disebutkan militer oleh Syiah tersebut, tentunya lebih banyak kajiannya tentang Jihad dan syariat Islam. Jika mau jujur Wahhabi sangat bertolak belakang dengan kaum Jihadis.
Selanjutnya Ormas Mahasiswa dan Pelajar KAMMI dan IPI di masukkan kedalam wahabi, karena selama ini mereka sangat tegas menolak syiah dan memperjuangkan Syariat Islam. Lalu kenapa IMM, Hasmi dan yang lainnya tidak masuk, padahal jika kita lihat dalam sehari-hari mereka juga memperjuangkan Syariah Islam dan menolak syiah. Sekalagi syiah ciut bin takut karena mereka memiliki strutural yang kuat. Jadi mereka harus pilah dan memilah. Dalam memfitnah kalangan muda. Jika mereka menuduh yang besar tentu akan bahaya. Dengan demikian tuduhan Syiah terhadap ormas-ormas Islam itu wahabi adalah fitnah besar dan tidak beralasan.

D.    Siapa yang Anti Syiah dan Wahhabi?
Jika kita baca dimedia-media, semua ormas Islam menolak Syiah, tidak ada ormas Islam yang pro Syiah. Termasuk NU adalah Anti Syiah, walaupun dalam beberap tokoh NU yang mendukung Syiah. Namun sebagian besar tokoh NU dan bahkan pendiri NU sendiri, tolak yang namanya Syiah. Beberapa Tokoh NU seperti Zain Al Kaf, Mstafa Ya’kub dan lain-lain secara terang-terangan mengatakan bahwa Syiah lebih berbahya dari pada Wahhabi. Jika mau jujur yang pro Syiah hanyalah Aliran sesat sebangsa JIL, JIN, Ahmadiyah dan yang sebangsa dengannya.
Perlu diketahui bahwa Syiah dalam sejarah Islam memiliki cacatan yang sangat hitam sebagai pengkhianat. Beberapa Ustadz di Indonesia seperti Fariq Okbah, Mustafa Ya’kub dan lain-lain mengatakan Syiah lebih bahaya dari Komunis (http://cyberdakwah.com/). Ada juga Abu Rusydan mengatakan Syiah lebih bahaya dari ISIS (kiblat.net). Ada juga beberapa Tokoh Islam lainnya mengatakan bahwa Syiah lebih bebahaya dari pada Yahudi.
Bagaimana dengan Wahhabi, hampir seluruh Ormas Islam menerimnya walaupun memiliki catatan dan bahkan MUI Jakarta dengan tegas mengatakan Wahhabi Salafi tidak sesat. Maka dalam hal ini fitnah Syiah terhadap ormas Islam wahhhabi adalah propaganda untuk memecahkan ummat dan memjauhkannya dengan yang namanya syariat Islam. Menjauhkan ummat dari I’dad, ini sudah barang tentu Syiah memiliki Agenda yang bahaya terhadap NKRI.

 *) Penulis adalah ketua Islamic Research Forum dan Aktivis Da'wah Dewan Da'wah Pusat

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: