Oleh: Amriadi Al Masjidiy*
Berikut Klarifikasi terhadap Tulisan
hasil Report Special muslimedianews.com dengan judul “KH. Idrus Ramli dan ImamSyafii, Fitnah Bocah Wahhabi.”
Selamat siang bapak-bapak dan tuan-tuan
serta nyonya-nyonya di Muslimmedia News (MMN). Sebenarnya saya tidak ingin
menulis klarifikasi ini, namun karena saya barusan menulis curhatan masalah
media social. Jadi harus punya bukti kalau hal ini pernah ada antara kru Media
Rujukan Umat dengan bocak ingusan seperti yang berkomentar pada Fanspage
Facebook media anda.
Nah, sebelum saya mengklarifikasi
terhadap report special anda. Mas-mas, tuan-tuan di MMN saya ingin menanggapi
dulu komentar salah satu pengemar media MMN di Facebook. Begini lo
mas/bapak/tuan/ustadz saya ini boleh saja dianggap bocah ingusan. Tapi sayang
media yang besar sekelas MMN yang memiliki manajemen, struktur organisasi dan
seterusnya tidak pantas berhadapan dengan bocah ingusan. Sekali lagi walaupun
ingusan media yang anda kagumi terlihat profsional atau tidak.
Sekali lagi, hello.
Mas-mas/tuan-tuan/bapak-bapak/ustadz-ustadz yang saya muliakan. Karena hamba
yang ingusan ini terkadang terlalu sempit dalam berfikir dan terlalu awam dalam
memahami setiap kata-kata yang kami lihat dan kami dengar. Jadi maklum saja
karena kami ini masih awam bin dhoif, gitoe lo.
Tuan/ustadz yang mulia di MMN saya telah
berkali-kali lo memahami secara mendalam pernyataan KH. Idrus Ramli yang
terhomat nan mulia. Sangat banyak media di Aceh menulis hal yang sama dengan
apa yang saya tulis. Namun media-media besar itu ko tidak disebut Wahhabi
setidaknya, kalau tidak mau menulis media bocah. Karena mereka menulis hal yang sama dengan yang saya tulis. Sebagai
bukti lihat berita di Koran Serambi Indonesia, ko gax MMN sebut Serambi
Wahhabi.
Kemudian baca juga di
aceh.tribunnews.com yang menulis hal yang sama. Ko gax ada Tribunnews milik
Wahhabi gitoe lo, biar adil. Ko Cuma berani ama bocah ingusan.
Lihat juga berita di resmi Kapolda Aceh
juga menulis hal yang sama, kenapa juga tidak ada sebutan Wahhabi piye lo mas.
Rupanya adatkita.com juga menulis hal
yang sama lo mas dan masih banyak media yang lain menulis hal yang lo. Ko pada
gax disebut Wahhabi. ko ke ene doank yang disebut Wahhabi, itu pun yang saya
nulis di blog. Yang pembacanya sangat jauh ketinggalan dengan media MMN lo.
Berita tulisan itu pun juga telah usang,
tapi ko ungkit kembali ya. MMN juga ngelesnya begini “Kalau
pun apa yang ditulis oleh pemilik blog (Amriadi) itu adalah benar perkataan
Ust. Muhammad Idrus Ramli, maka pemilik blog juga telah salah paham. Sebab
rangkaian kalimat Ust. Muhamamd Idrus Ramli juga menyebutkan kata "diluar
Aswaja". Sehingga yang dimaksud bukanlah madzhab fiqh seperti Hanafi,
Maliki maupun Hanbali. Sebab ketiganya masuk dalam ruang lingkup Aswaja
(Ahlussunnah wal Jama'ah) sama halnya seperti madzhab Syafi'i. Sedangkan
yang berbeda adalah seperti Wahhabi. “
Bandingkan dengan apa yang diberitakan
di media. Media menulis diluar dari aswaja dan mazhab Safii lo. Jadi jangan
ngeles lah dengan bocah ingusan.
Oke kita lanjutkan saja, mohon maaf lo
mas-mas dan tuan-tuan yang mulia. Saya tidak bermaksud menghina ataupun
memfitnah KH.Idrus Ramli yang saya banggakan. Namun saya Cuma bertanya, karena
saya adalah masih belajar (bocah) karena tidak sanggup memahami kalimat-kalimat
yang disampaikan oleh Kiyai. Jadi mohon maklum aje ya.
Nah, kalimat terakhir dari tulisan ini.
Saya tidak ingin memanjangkan masalah ini karena sebenarnya telah basi, tapi
karena MMN angkat ulang. Jadi saya juga angkat lagi. Jadi dalam tulisan ini
saya secara resmi meminta Maaf kepada KH. Idrus Ramli dan serta
pendukung-pendukungnya, jika apa yang diberitakan di media adalah salah dan
saya cabut semua tulisan saya di sluruh media. Jika benar apa yang saya
publikasikan maka sekali lagi saya ucapkan mohon maaf, bahwa yang diucapkan
oleh yang mulia Idrus Ramli dalam penafsiran awam bin dhaif adalah hal yang
salah.
Saya terlahir dari keluarga NU nahdiyin
tulen, maka sangat tidak pantas berhadap dengan yang mulia, yang ilmunya lebih
tinggi dari saya yang awam. Karenanya itu saya tidak mau mempermasalahkan lagi
berita yang telah usang bin basi. Kalau MMN seminggu setelah saya publis
ditanggapi itu baru namanya update, sudah berbulan-bulan dan bahkan sudah
beganti tahun.
*) Amriadi Al Masjidiy merupakan aktivis
Media Sosial dan Lingkungan di Kota Bekasi.
0 comments:
Post a Comment