Wednesday, March 15, 2017

Ketika Bungoeng Jeumpa Mengah di Aceh

Perangko Indonesia Tahun 1993

Amriadi Al Masjidiy*
Ada yang pernah dengar dengan dendangan yang satu ini?
“Bungong jeumpa, bungong jeumpa meugah di Aceh
Bungong teuleubeh, teuleubeh indah lagoena
Puteh kuneng meujampu mirah
Keumang siulah cidah that rupa…”

Dalam lagu itu menceritakan tentang bunga cempaka yang indah dan harum. Bunga tersebut sangat terkenal di Aceh dan bahkan menjadi identitas (Maskot) provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Bunga ini juga memiliki hubungan sejarah dengan kerajaan-kerajaan di Aceh terdahulu. Bahkan lagu bungong jeumpa tersebut juga dipersembahkan kepada sang raja, walaupun pengarang tidak dikenal.


Perangko Indonesia 1993
Menurut Wikipedia, bunga cempaka merupakan bunga yang berbau harum dan indah. Bunga ini dikenal juga dengan nama Michalia champaka (Mognolia champaca), yang dalam bahasa Aceh dikenal dengan istilah “Bungoen Jeumpa”.

Bunga yang pernah menjadi perangko Indonesia tahun 1993 ini, terdapat 50 spesies dari anggota genus Michelia. Bunga ini tumbuh dipinggir hutan, pada tanah yang subur dengan ketinggian 1500 M dpl. Perbanyakan bunga indah ini bisa dilakukan dengan biji. Lama pertumbuhan kurang lebih 3 bulan sesudah biji ditaburkan. Untuk menghasilkan bunga harus menunggu waktu yang lama, yaitu antara 4-5 tahun.
Ciri-cirinya
1.       Tinggi Pohon 15-25 m.
2.       Ujung ranting berambut
3.       Daun bulat telur bentuk lanset
4.       Bunga berdiri sendiri dengan berbagai variasi warna seperti oranye, putih, merah dan lain-lain
5.       Panjang bunga 3-5 cm dengan berbau harum
6.       Buah berbentuk bola memanjang, sedikit bengkok, mula-mula hijau, kemudian abu-abu pucat

Manfaatnya
1.       Bagian daun bermanfaat untuk batu ginjal, mulas dan napas/mulut bau.
2.       Kulit kayu bermanfaat untuk demam
3.       Bunganya dapat disarikan menjadi minyak wangi atau campuran pewangi pada kosmetika
4.       Bisa di campuran pada jamu

Syukur saja bunga indah dan harum ini tidak termasuk dalam kategori flora yang langka. Karena masih banyak ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Baik yang tumbuh liar maupun yang dibudidayakan sebagai tanaman hias.

*) Tulisan ini Telah dimuat oleh Tebar Suara

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: