Thursday, April 13, 2017

Aku Hanya Bisa Tersenyum Padamu

 
Quote Amriadi Al Masjidiy
Oleh: Amriadi Al Masjidiy (CEO Tebar Suara)
Al Masjidiy | Disetiap aku berjumpa denganmu, aku selalu tersenyum kepadamu. Walaupun kamu cuek aja. Tetapi terkadang aku membuatmu salah tingkah (gr) dengan seyumku itu. Kadang-kadang aku berbicara sambil terseyum lebay, kepadamu. Sehingga membuat dirimu yakin kepadaku dan semakin dekat dengan diriku. Bahkan sehari tidak ada diriku, kamu merasa kehilangan dan kesepian. Ya, itulah caraku dalam memperhatikan dirimu.

Itulah senyum cintaku kepadamu. Tetapi, ini hanya intermezzo saja. Dalam membuka tulisan ini. Walau terkadang, itu sering kita temui di lingkungan kita. Terlepas dari boleh dan tidaknya interaksi antara lawan jenis.

Pada tahun 2010, aku sedang masih sekolah di Lhokseumawe -Aceh. Ketika itu ada anak baru yang rambutnya gondrong dan acak-acaka,. memberikan seyuman persahabatan kepadaku. Aku sudah berpikiran bahaya akan menghadang, maklum aku adalah siswa paling tidak percaya diri di sekolah. Namun ternyata anak baru itu adalah teman sejati nantinya. Teman yang bisa diajak canda dan tawa, senang dan susah. Kekecewaan dan kekurangan lainnya tertutupi, karena kita saling menghargai satu sama lain.

Ternyata senyum itu begitu manfaat pada kita. Ia dapat menumbuhkan persahabatan yang kuat, kesatuan yang memadai dan persatuan antara satu dengan yang lain.

Ketika aku bergabung organisasi, disana selalu ada intimidasi antara bawahan dan atasan. Tetapi kita harus bersikap dewasa, selalu santai dan percaya satu sama lain. walaupun terkadang ada teman yang berbahya, yaitu kawan palsu. Membunuh kita lewat belakang, dengan ditutupi kemunafikan lewat senyuman yang mengesankan.

Itulah sebabnya seyum itu dapat mendatangkan banyak kesan dan kawan, sumber keberkahan dan rezeki. Karena disitu akan ada kepercayaan dan saling membantu antara sesama.

Ketika seorang pedagang yang sopan dan santun menawarkan barang dan jasa kepada konsumennya, tentu barang itu banyak yang laku. Karena berkah dari seyuman dan kesopananya. Maka bertapa mewahnya senyum kesopanan itu. Tidak heran kalau Rasulullah Saw, mengajarkan kita untuk selalu tersenyum, karena ia bagian dari sedekah.

Ketika aku membuat kesalahan, menyebrang jalan tidak melihat kiri-kanan. Sehingga seorang pengendara, harus mengerem tiba-tiba karena diriku. Dia berhenti dan hendak memarahiku. Namun aku tersenyum dan meminta maaf padanya. Sehingga api kemarahannya terpadamkan dan menemui perdamaian antara diriku dengannya. Karena itu aku selalu untuk tersenyum walau itu kelihatan mengerikan.

Saat aku pertama berjumpa dengan anak-anak ditempat aku mengajar, seperti di Lampung, Jakarta dan tempat lainnya. Mereka awalnya mengira diriku adalah sosok yang kejam dan menakutkan. Namun setelah lama bergaul dengan mereka, tentu anggapan awal mereka salah 180 derajat. Akhirnya mereka mengatakan kepada temannya “kakak itu baik lo”.

Sikap itulah yang membuat aku selalu dalam keceriaan, tetapi terkadang itu palsu. Karena hati tidak pernah bisa bohong terhadap diri sendiri. Kesedihan dan aneka galau juga mempiriku. Tetapi karena kebiasaan itu yang membuatku selalu tegar menghadapi cobaan dan ujian dari yang mahakuasa.

Senyumku juga terkadang salah tingkah, pada orang yang belum saya kenal. Tetapi seolah-olah sudah mengenalnya. Sehingga sebagian orang akan mengatakan itu adalah orang gila. Bukan karamahan dan persahabatan yang kita dapat, tapi caci maki juga kita rasakan. Terlepas dari intermezzo atau benar-benar terjadi dalam kehidupanku. Namun percayalah bahwa tersenyum itu bagian dari kedermawanan seseorang yang harus di jaga dan di lestarikan.[]




SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: