Friday, October 2, 2015

Kompasiana dan KRL Comutter Line


            Hari itu saya pulang kuliah melalui Stasiun Pasar Senen dengan tujuan akhir Stasiun Bekasi tentunya, karena saya tinggal di Tambun. Teman saya hari itu membawa Camera. Terbesit olehku untuk selfie didepan atau didalam KRL (Kareta Api Listrik) Comutterline yang ada iklan Kompasiana, paling tidak mau ikut kompetisi foto bersama KRL Kompasiana yang lagi tren saat ini di event kompasiana.com. Akhirnya saya mengajaknya untuk menunggu KRL yang ada iklan Kompasiana, agar dapat selfie nantinya.
            Temanku juga memiliki akun di Kompasiana, dan dia juga menyetui usulku. Tapi sudah beberapa KRL tidak ada yang iklannya Kompasiana. Karena hari semakin gelap, kami memutuskan untuk naik KRL apa saja. Karena kami dari Pasar Senen otomatis harus transit di Kemayoran. Di stasiun Kemayoran kami juga masih menunggu KRL yang iklan Kompasiana. Sambil menunggu hal itu, kami beli air dan gorengan di sebelah rel Kereta Api. Karena di sebelah rel Kereta di Kemayoran dibalik pagar ada yang jualan demikian.
            Setelah makan gorengan dan minum, jam sudah menunjukkan 17:00. Akhirnya kami berangkat lagi menuju Stasiun Jatinegara. Ternyata di Stasiun Jatinegara tujuan Bekasi, semuanya penuh dan bahkan sampai anak kecil terjepit dan nangis, sangking penuhnya. Tentu kami ini menunggu KRL lain, tidak memaksa diri untuk buru-buru. Namun anehnya KRL yang ke Bekasi lebih lama dibandingkan yang ada di jalur dua menuju Jakartakota. Semakin lama di Jatinegara, semakin banyak penumpang. Akhirnya teman saya mengusul “kayaknya kita tidak bisa pulang dengan KRL bangaimana kalau kita naik bus saja.”
            Saya menanggapinya dengan santai, “tunggu sajalah ngapain juga buru-buru”. Akhirnya kami lama menunggu KRL hampir satu jam belum ada yang muncul untuk tujuan Bekasi, sementara penumpang semakin penuh di Stasiun Jatinegara. Akhirnya teman saya berkata, “ini kayaknya ada scenario dalam memainkan peran KRL untuk tujuan Bekasi.” Skenario bagaimana? Tanyaku. Lihat saja di jalur dua hampir 7 menit sekali ada Kareta, sedangkan ke Bekasi tidak ada.
            Saya juga merasa ya juga, kerena memang demikian. Namun saya berpikir lain. Jangan-jangan KRL untuk Bekasi sedikit dibandingkan dengan tujuan lain. Sebenarnya dalam masalah KRL saya pernah pulang dari Bogor berdiri sampai ke Bekasi. Pulang dengan KRL resikonya memang harus berdiri. Kecuali pulang siang. Kalau malam ya begitu. Akhirnya kami berinisiatif untuk bertanya kepada pengawas penumpang KRL. Pak kalau tujuan ke Bekasi sampai jam berapa ada Kareta. Dia menjawab sampai jam setengah duabelas. Karena KRL di jalur dua dengan tujuan Jakartakota banyak yang lewat. Akhirnya kami pergi ke Juanda. Itu kami lakukan agar disana bisa cari KRL tujuan Bekasi dan penumpang sedikit tentunya dibandingkan Manggarai dan Jatinegara.
            Ketika sampai di Stasiun Cikini, pas pintu KRL dibuka. Kami melihat di jalur sebelah ada KRL yang ada iklan Kompasiana. Kampret tujuan kita malam-malam mau selfie dengan KRL itu malah sudah pergi dan tidak memungkinkan. Kerena KRL di Cikini dibuka Cuma sebentar. Setelah sampai di Juanda. Dan kita turun menunggu KRL yang tujuan ke Bekasi. Tapi semuanya tujuan akhirnya Bogor. Alhamdulillah selang satu jam kemudian ada KRL yang tujuan Bekasi, semoga saja ada tempat duduk.
            Tapi dugaan kami salah, karena penumpang sudah ada yang berdiri dan tentunya kami juga harus ikut berdiri. Capek-capek sampai ke Juanda agar pulang bisa duduk tapi harus berdiri juga. Saya pikir paling juga ada penumpang yang turun di stasiun berikutnya, paling tidak di Manggarai. Karena Stasiun Manggarai adalah stasiun Transit. Pasti ada yang tujuan sampai stasiun akhir Bogor nantinya. Namun sialnya bukan ada yang turun tapi nambah penumpangnya semakin berdesakkan lagi.
            Apalagi di Jatinegara, ini cari masalah namanya. Tidak ada kerjaan malah cari capek. Akhirnya sampai di stasiun Klender ada turun yang di depan saya dan otomatis saya bisa duduk sebentar, untuk istirahat karena terlalu lama berdirinya. Baru sebentar duduk, seorang kakek di samping saya tadi memberikan isyarat, bahwa dia juga sudah capek berdiri dan mau agar saya berdiri lagi. Ya, karena beliau sudah tua. Makanya saya berdiri kembali. Sampai di Stasiun Bekasi kita turun istirahat di kursi yang ada di dalam Stasiun.
            Kami melihat jam sudah memasuki jam 11:23 menit. Berarti kita sudah 7 jam kurang lebih di dalam KRL karena kita berangkat tadi jam 5 sore. Tapi tidak masalah minimal kita tau tips naik KRL malam, untuk tujuan Bekasi bagi yang berangkat Pasar Senen, Kemayoran dan lain-lain. Sampai di Jatinegara kita naik jalur dua saja untuk tujuan Jakartakota, bisa santai karena dikit penumpang yang tujuan kesana, dan Kareta juga banyak yang kesana. Sampai di Jakartakota naik Kareta yang tujuan Bekasi langsung. Jangan naik Kareta/KRL yang tujuan akhir Manggarai atau Bogor, karena otomatis itu harus transit di Manggarai.
            Naik KRL di Jakartakota tentunya bisa duduk kalau tidak ada orangtua/cacat/ibu yang membawa balita dan ibu hamil di Stasiun berikutnya. Jadi kalau sudah duduk di Jakartakota jangan pernah berdiri lagi, karena di Stasiun berikutnya akan nambah terus penumpangnya. Apalagi sampai di Jatinegara pasti akan penuh dan ibu-ibu bahkan ada yang terjepit sampai menangis. Oleh karena itu sebaiknya untuk anak-anak dan ibu-ibu kalau mau pulang cepat ke Bekasi, yang dari Kemayoran, Gang Sention dan seterusnya. Transit di Jatinegara dan naik KRL dulu ke Manggarai, karena di Manggarai walaupun harus berdiri tidak separah di Jatinegara. Minimal kita bisa berdiri ditengah bukan di pintu. Karena kalau dipintu di Jatinegara akan terjepit. Kalau tidak, pulang siang berangkat malam, nah! Pasti lega. Hehehehe…..


            

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: