Hari
itu saya pulang kuliah melalui Stasiun Pasar Senen dengan tujuan akhir Stasiun
Bekasi tentunya, karena saya tinggal di Tambun. Teman saya hari itu membawa
Camera. Terbesit olehku untuk selfie didepan atau didalam KRL (Kareta Api
Listrik) Comutterline yang ada iklan Kompasiana, paling tidak mau ikut
kompetisi foto bersama KRL Kompasiana yang lagi tren saat ini di event
kompasiana.com. Akhirnya saya mengajaknya untuk menunggu KRL yang ada iklan
Kompasiana, agar dapat selfie nantinya.
Temanku
juga memiliki akun di Kompasiana, dan dia juga menyetui usulku. Tapi sudah
beberapa KRL tidak ada yang iklannya Kompasiana. Karena hari semakin gelap,
kami memutuskan untuk naik KRL apa saja. Karena kami dari Pasar Senen otomatis
harus transit di Kemayoran. Di stasiun Kemayoran kami juga masih menunggu KRL
yang iklan Kompasiana. Sambil menunggu hal itu, kami beli air dan gorengan di
sebelah rel Kereta Api. Karena di sebelah rel Kereta di Kemayoran dibalik pagar
ada yang jualan demikian.
Setelah
makan gorengan dan minum, jam sudah menunjukkan 17:00. Akhirnya kami berangkat
lagi menuju Stasiun Jatinegara. Ternyata di Stasiun Jatinegara tujuan Bekasi,
semuanya penuh dan bahkan sampai anak kecil terjepit dan nangis, sangking
penuhnya. Tentu kami ini menunggu KRL lain, tidak memaksa diri untuk buru-buru.
Namun anehnya KRL yang ke Bekasi lebih lama dibandingkan yang ada di jalur dua
menuju Jakartakota. Semakin lama di Jatinegara, semakin banyak penumpang.
Akhirnya teman saya mengusul “kayaknya kita tidak bisa pulang dengan KRL
bangaimana kalau kita naik bus saja.”
Saya
menanggapinya dengan santai, “tunggu sajalah ngapain juga buru-buru”. Akhirnya
kami lama menunggu KRL hampir satu jam belum ada yang muncul untuk tujuan
Bekasi, sementara penumpang semakin penuh di Stasiun Jatinegara. Akhirnya teman
saya berkata, “ini kayaknya ada scenario dalam memainkan peran KRL untuk tujuan
Bekasi.” Skenario bagaimana? Tanyaku. Lihat saja di jalur dua hampir 7 menit
sekali ada Kareta, sedangkan ke Bekasi tidak ada.
Saya
juga merasa ya juga, kerena memang demikian. Namun saya berpikir lain.
Jangan-jangan KRL untuk Bekasi sedikit dibandingkan dengan tujuan lain.
Sebenarnya dalam masalah KRL saya pernah pulang dari Bogor berdiri sampai ke
Bekasi. Pulang dengan KRL resikonya memang harus berdiri. Kecuali pulang siang.
Kalau malam ya begitu. Akhirnya kami berinisiatif untuk bertanya kepada
pengawas penumpang KRL. Pak kalau tujuan ke Bekasi sampai jam berapa ada
Kareta. Dia menjawab sampai jam setengah duabelas. Karena KRL di jalur dua
dengan tujuan Jakartakota banyak yang lewat. Akhirnya kami pergi ke Juanda. Itu
kami lakukan agar disana bisa cari KRL tujuan Bekasi dan penumpang sedikit
tentunya dibandingkan Manggarai dan Jatinegara.
Ketika
sampai di Stasiun Cikini, pas pintu KRL dibuka. Kami melihat di jalur sebelah
ada KRL yang ada iklan Kompasiana. Kampret tujuan kita malam-malam mau selfie
dengan KRL itu malah sudah pergi dan tidak memungkinkan. Kerena KRL di Cikini
dibuka Cuma sebentar. Setelah sampai di Juanda. Dan kita turun menunggu KRL
yang tujuan ke Bekasi. Tapi semuanya tujuan akhirnya Bogor. Alhamdulillah
selang satu jam kemudian ada KRL yang tujuan Bekasi, semoga saja ada tempat
duduk.
Tapi
dugaan kami salah, karena penumpang sudah ada yang berdiri dan tentunya kami
juga harus ikut berdiri. Capek-capek sampai ke Juanda agar pulang bisa duduk
tapi harus berdiri juga. Saya pikir paling juga ada penumpang yang turun di
stasiun berikutnya, paling tidak di Manggarai. Karena Stasiun Manggarai adalah
stasiun Transit. Pasti ada yang tujuan sampai stasiun akhir Bogor nantinya.
Namun sialnya bukan ada yang turun tapi nambah penumpangnya semakin berdesakkan
lagi.
Apalagi
di Jatinegara, ini cari masalah namanya. Tidak ada kerjaan malah cari capek.
Akhirnya sampai di stasiun Klender ada turun yang di depan saya dan otomatis
saya bisa duduk sebentar, untuk istirahat karena terlalu lama berdirinya. Baru
sebentar duduk, seorang kakek di samping saya tadi memberikan isyarat, bahwa
dia juga sudah capek berdiri dan mau agar saya berdiri lagi. Ya, karena beliau
sudah tua. Makanya saya berdiri kembali. Sampai di Stasiun Bekasi kita turun
istirahat di kursi yang ada di dalam Stasiun.
Kami
melihat jam sudah memasuki jam 11:23 menit. Berarti kita sudah 7 jam kurang
lebih di dalam KRL karena kita berangkat tadi jam 5 sore. Tapi tidak masalah
minimal kita tau tips naik KRL malam, untuk tujuan Bekasi bagi yang berangkat
Pasar Senen, Kemayoran dan lain-lain. Sampai di Jatinegara kita naik jalur dua
saja untuk tujuan Jakartakota, bisa santai karena dikit penumpang yang tujuan
kesana, dan Kareta juga banyak yang kesana. Sampai di Jakartakota naik Kareta
yang tujuan Bekasi langsung. Jangan naik Kareta/KRL yang tujuan akhir Manggarai
atau Bogor, karena otomatis itu harus transit di Manggarai.
Naik
KRL di Jakartakota tentunya bisa duduk kalau tidak ada orangtua/cacat/ibu yang
membawa balita dan ibu hamil di Stasiun berikutnya. Jadi kalau sudah duduk di
Jakartakota jangan pernah berdiri lagi, karena di Stasiun berikutnya akan
nambah terus penumpangnya. Apalagi sampai di Jatinegara pasti akan penuh dan
ibu-ibu bahkan ada yang terjepit sampai menangis. Oleh karena itu sebaiknya
untuk anak-anak dan ibu-ibu kalau mau pulang cepat ke Bekasi, yang dari Kemayoran,
Gang Sention dan seterusnya. Transit di Jatinegara dan naik KRL dulu ke
Manggarai, karena di Manggarai walaupun harus berdiri tidak separah di
Jatinegara. Minimal kita bisa berdiri ditengah bukan di pintu. Karena kalau
dipintu di Jatinegara akan terjepit. Kalau tidak, pulang siang berangkat malam,
nah! Pasti lega. Hehehehe…..
0 comments:
Post a Comment