Film ini sempat saya bahas dalam sesi lebih dekat dengan olahraga memanah, anda bisa membacanya disini. Film ini menceritakan tentang atlet panahan Indonesia yang pernah meraih perak di Olimpiade yaitu; Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani di bawah bimbingan atlet panahan senior Donald Pandiangan.
Film tersebut tayang di Biokop pada pertengahan tahun 2016 bertepatan dengan momen Olimpiade Musim Panas 2016. Namun film tersebut sudah selesai di produksi oleh MVP Pitures pada akhir 2015.
Film di Sutradarai oleh Iman Brotoseno, dan yang menjadi bintang dalam film tersebut adalah Reza Rahardian sebagai Donald, Bunga Citra Lestari sebagai Nurfitriyana Saiman, Chelsea Islan sebagai Lilies Handayani, Tara Basro sebagai Kusuma Wardhani dan Detri Warmanto sebagai Adang Ajiji.
Menurut saya film ini sangat luar biasa dalam film olahraga memanah Indonesia yang terjadi. Bagaimana tidak film ini memadukan 3 seni film yaitu Politik, Cinta, Impian dan Olahraga.
Pada tahun 1988 di ajang olimpiade Seoul, kontingen Indonesia berhasil meraih medali perak melalui cabang olahraga panahan pada kategori panahan beregu putri. Ini merupakan medali pertama bagi Indonesia sejak mulai turut berpartisipasi pada pesta olahraga paling bergengsi didunia itu. Film ini mengangkat kisah perjuangan tim panahan putri Indonesia dalam meraih medali tersebut.
Padahal saat itu cabang panahan berada di titik kritis, di mana dibutuhkan pelatih yang bisa menyiapkan tim panahan wanita dalam waktu yang singkat. Satu-satunya yang bisa diandalkan menjadi pelatih adalah Donald Pandiangan yang dikenal sebagai “Robin Hood Indonesia”.
Tapi Donald sendiri sudah lama menghilang. Ia masih terpukul ketika pada tahun 1980 saat ia bersiap mengikuti Olimpiade Musim Panas 1980 di Moskwa, ia batal pergi karena alasan politis. Kini ia hidup jauh dari panahan, bahkan olahraga. Selain pelatih, tim panahan pun harus dipilih 3 orang atlet wanita terbaik. Mereka adalah Nurfitriyana, Lilies dan Kusuma.
Sementara itu, waktu menuju olimpiade semakin dekat, tetapi para 3 Srikandi ini pun memiliki masalah rumitnya masing-masing. Di bawah ancaman tidak akan diberangkatkan sama sekali, pengurus persatuan panahan, Pak Udi, mesti membujuk dan meyakinkan Donald untuk mempersiapkan tim panahan wanita.
Pribadi Donald yang keras, militan dan amat disiplin, mesti mampu membentuk Yana, Lilies dan Suma mencapai puncak prestasi mereka. Masa latihan menjadi saat memacu diri bagi mereka semua. Pergesekan dan perseteruan satu sama lain, kerasnya medan berlatih dan waktu yang makin menipis, menempa mereka. Siang malam memeras fisik, emosi dan mental, tim panahan putri bersiap menuju Seoul. Dengan meneguhkan semangat, mereka pun bertempur di lapangan.
Secara keseluruhan film ini cukup menghibur dan bisa memberikan gambaran tentang perjuangan tim panahan putri Indonesia pada olimpiade Seoul 1988.[]
0 comments:
Post a Comment