Sunday, May 24, 2015

Bahayanya Ideologi Marxisme


MARXISME

 oleh: Amriadi
A.    Pengertian Marxisme
Dalam artikel Wikipedia Indonesia bebas makna “Marxisme adalah sebuah paham yang berdasar pada pandangan-pandangan Karl Marx.”[1] Makna Marxisme menurut Kamus Besar bahasa Indonesia tahun 1999, diartikan “paham atau aliran sosialisme yang dkembangkan oleh Karl Marx.” Lorens Bagus juga mengungkapkan hal yang sama bahwa Marxisme merupakan ajaran Karl Marx yang mencakup materialisme dialektis, materialisme sampai penerapan pada kehidupan social.[2]
Seorang Ahli Filsafat modern mengartikan bahwa Marxisme sebagai paham yang ide dasarnya dikembangkan oleh Karl Marx.[3] Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis. Marxisme mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial.[4] Biasanya konsep ini sering digunakan dalam dunia social yang didasarkan pada lebel kelas yang berhubungan dengan proses ekonomi dan produksi, serta keyakinan terhadap perkembangan masyarakat sesudah fase kapitaslis menuju revolusi proletariat.[5]
Marxisme sangat menjunjung tinggi terhadap teori yang berbasis nilai kerja dan diatas semua pengolakan terhadap semua remisi, ekspoitasi yang inheren dalam control swasta terhadap proses produksi. Maka dari itu Simon Blackburn menyimpulkan bahwa Marxisme mempunyai komitmen untuk membela kelas yang diekspoitasi dan kelas yang tertindas, namun tidak memungkinkan secara damai dan konpromi maka harus dengan cara revolusi untuk memastikan yang ditawarkan mereka itu lebih baik.[6]
Pemahaman Marxisme sebagai sebuah Istilah, rasanya tidak asing lagi saat ini, dan mungkin sebagian dari kita sudah mengenal ide-ide dasar yang digagas oleh para nabi Marxisme, Karl Marx[7] dan Frederick Engels,[8] yang Kemudian diteruskan oleh Stalin dan Lenin sehingga ide ini menyentuh ranah politik dan ekonomi lebih luas. Dari para “jaguar” tersebut, menghasilkan bentuk dan asesoris yang berubah-ubah pada penampilan Marxisme. Hal ini terjadi karena proses penyesuaian dengan sosio kultur yang ada pada saat itu. Oleh karenanya, Marxisme juga dikenal dengan istilah Marxisme Engelianisme, Marxisme Leninisme, Marxisme Stalinisme, namun dari semua itu tetap menampilkan satu wajah dasar asli, dengan asesoris yang berbeda.[9]

B.     Sejarah Marxisme
Jika kita mendengar istilah Marxisme apa yang muncul di benak kita, pertama kali mungkin adalah Karl Marx . Meskipun ajaran Marx sendiri justru pertama kali dibakukan menjadi Marxisme oleh Friedrich Engels (1820-1895) dan Karl Kautsky (1854-1938). Berbeda dengan model-model sosialisme lama, Marxisme menyatakan dirinya sebagai “sosialisme ilmiah”. Untuk mendukung klaim tersebut, Marx mendasarkan pada penelitian syarat-syarat objektif perkembangan masyarakat.[10]
Marx menolak pendasaran sosialisme pada pertimbangan-pertimbangan moral. Materialisme sejarah merupakan dasar bagi sosialisme ilmiah tersebut. Marx yakin bahwa ia telah menemukan hukum objektif perkembangan sejarah. Objek pencarian materialisme historis adalah hukum-hukum gerakan dan perkembangan masyarakat insani yang paling universal. Marx menciptakan suatu pemahaman sejarah menjadi seperti sains yang pasti dan eksak. Karena hal itulah Marx menyatakan bahwa sosialismenya bersifat ilmiah karena berdasarkan pada pengetahuan hukum-hukum objektif perkembangan masyarakat.[11]
Penganut Marxisme diseluruh dunia sejak dulu abab 20 sampai sekarang masih diperjuangkan dengan menggunakan berbagai topeng. Diberbagai media mereka menggunakan topeng pejuang HAM (Hak Asasi Manusia), pro demokrasi dan tidak anti agama. Namun semua itu dusta dan bahkan dengan sangat mudah menipu sejarah.[12] Penganiayaan mereka terhadap HAM paling puncak adalah nyawa secara massa lewat pmbantaian manusia.
Berikut ini beberapa bukti hasil temuan para politik dunia yang berkerja secara terpisah:
Rakyat Rusia telah dibantai oleh lenin sebanyak 500.000 orang pada tahun 1917-1923. 6 juta orang Petani Kulak di Rusia dibantai oleh Stalin pada tahun 1929. Pada tahun 1925 sampai tahun 1953 Stalin kembali membantai 40 juta orang Rusia. 50 juta orang penduduk RRC (Republik Rakyat Cina) oleh Mao Tsetung pada tahun 1947-1976. Di Kamboja dibantai oleh Pol Pot sebanyak 2,5 juta orang pada tahun 1975-1979. Amerika Latin juga pernah merasakan pahitnya ajaran ini sekitar 150.000 dibantai secara massal. Hal yang sama juga dialami oleh Negara-negara Afrika sekitar 1,7 juta nyawa hilang di bantai. Terakhir di 1,5 juta rakyat Afganistan dibantai oleh Najibullah pada tahun 1978-1987.[13]
            Penganiayaan HAM ini, jika kita rekontruksikan kembali maka akan terbaca sebagai berikut: Partai Marxisme selama 74 tahun telah membantai 100 juta manusia di 16 negara. Jadi sekitar 1.350.000 orang dalam setahun atau sekitar 3.702 orang perhari. Dalam sekala detik jika kita perhitungkan sekitar 24 orang dibantai perdetik.[14] Inilah ajaran ideology Marxisme yang mengusung revolusi dengan cara menghabiskan manusia diberbagai belahan dunia. Maka tidak aneh jika Marxisme atau Komunis pernah menjadi hantu yang mengerikan didunia ini.[15]

C.    Ideology Marxisme
Ideology Marxisme muncul dari kreativitas pemikir Karl Marx dan Frederick Engels, yang sangat setia menjembatani teori materialis Marxis dengan saintis. Dari perspektif falsafi, pijakan pemikiran marxisme berdiri di atas materialis ateistik, ketidak percayaan akan adanya tuhan, kontradiksi dengan yang diyakini oleh agamawan, teori aliran idealisme obyektif maupun idealisme subyektif dan bahkan bertentangan juga dengan mazdhab mastaniyyah.[16]
Dalam pandangan Marxis, materi adalah tuhan itu sendiri, tiada yang mempunyai kekuatan dalam penciptaan kecuali materi, lâ syaiin mâ warâ’a thobî’ah. Maka Karl Marx menjadi Atheis yang tidak percaya akan tuhan. Mengenai keeksitensi tuhan, Marx berkata: “Eksistensi tuhan tidak masuk akal. Tuhan adalah konsep menjijikan.” Lebih lanjut dia juga mengatakan: “Pendek kata, aku menaruh dendam kepada semua tuhan.”[17] Maka dari itu aliran Marxisme adalah atheis yang anti ketuhanan. Konsep perjuangan Marxisme dengan mudah dapat kita telesuri dalam karya Marx dengan Engels yang berjudul The Manifesto of the Communist Party (Manifesto Partai Komunis). Karya ini dicetak pertama kali pada tahun 1848 M. Karya ini sebenarnya tidak dapat dilebelkan sebagai karya ilmiah, namun yang lebih tepat adalah pamphlet politik. Bagi kaum fanatik Marxisme karya ini sudah menjadi “kitab suci” disamping karya lain seperti The Capital.[18]
Marxisme adalah Materialisme. Maksudnya, Marxisme dimulai dengan ide bahwa materi adalah esensi dari semua realitas, dan materilah yang membentuk akal, bukan sebaliknya. Kesemuanya itu sangat terpengaruh oleh ideologi Hegel[19] dan juga Feurbach.[20] Dari adopsi keduanya mengasilkan produk marxisme komunis yang berdiri di atas teori pokok materialis dialektik yang menyatakan bahwa, materi ini lebih dulu ada dari pada akal supranatural. Hanya materilah yang merupakan esensi awal pencipta dari segenap wujud, kemudian berevolusi menggunakan teori hukum dialektika internal menuju kehidupan nabati, berevolusi lagi menuju kehidupan hewani, kemudian insani dan, pada akhirnya menciptakan karya terbesar yang mampu membedakan manusia dengan wujud lain, terciptalah logika. Bermula dari materi dan berhenti pada titik ahir logika untuk saat ini.[21]
Maka dari itu membahas Marxisme tidak luput dari pembahasan materi, karena ideologi Marxisme itu sendiri berdiri di atas teori Materialisme dialektika dan Materialisme historis. Dari ajaran Hegel, Marx mengambil dua unsur, yaitu gagasan mengenai terjadinya pertentangan antara segi-segi yang berlawanan, dan gagasan bahwa semua berkembang terus. Dalam hal itu Marx menolak asas pokok dari aliran idealisme bahwa hukum idealetik hanya berlaku di dalam dunia yang abstrak, yaitu dalam pikiran manusia. Marx menandaskan bahwa hukum dialektik terjadi dalam dunia kebendaan (dunia materi) dan sesuai dengan pandangan itu, ia menamakan ajarannya Materialisme. Selanjutnya ia berpendapat bahwa setiap benda atau keadaan (Phenomenon) dalam tubuhnya sendiri menimbulkan segi-segi yang berlawanan (opposites). Segi-segi yang berlawanan dan bertentangan satu sama lain dinamakan kontradiksi. Dari pergumulan ini akhirnya timbul semacam keseimbangan, dikatakan bahwa benda atau keadaan telah di tegaskan.[22]
Maka dari itu, teori ini disebut materialisme historikal (historical materialism). Dan karena materi oleh Marx diartikan sebagai keadaan ekonomi, maka teori Marx juga sering disebut “analisa ekonomis terhadap sejarah” (economic interpretation of history).[23] Dalam menjelaskan teorinya Marx menekankan bahwa sejarah (yang dimaksud hanyalah sejarah Barat) menunjukkan bahwa masyarakat zaman lampau berkembang menurut hukum-hukum dialektis (yaitu maju melalui pergolakan yang disebabkan oleh kontradiksi-kontradiksi intern melalui suatu gerak spiral ke atas) sampai menjadi masyarakat dimana Marx berada.[24]

D.    Bahayanya Aliran Marxisme
Pada September 1966 atau setahun setelah peristiwa G30S, Bung Karno menyanyikan lagu Internasionale di hadapan angkatan pejuang’45. Ia lalu menjejerkan nama-nama tokoh marxis, yang menurut pengakuannya, sudah tuntas dipelajari, dari Karl Marx dan Engels, Lenin, Rosa Luxemburg, Pieter J. Toelstra, hingga Sidney dan Beatrice Webb. Jejak kedekatan pemik­­iran Bung Karno dan Marxisme dapat ditelusuri sejak zaman pergerakan. Pada 1926, Bung Karno menulis artikel “Nasionalisme, Islam, dan Marxisme” dalam Soeloeh Indonesia Moeda.[25] Dalam keterangan lain Bung Karno mengajari kursus kilat Marxisme kepada Gaffar. “Dik Gaffar Kamu ajari saya agama, nanti kamu saya ajari Marxisme.”[26] Maka dari itu Bung Karno merupakan tokoh Marxisme di Indonesia. 
Pak Yuti salah seorang penganut Marxisme yang sudah lama talak tiga dengan Komunisme, dia mengatakan: “Kalau anak muda baca Manifesto Komunis, belajar Marxisme-Leninisme, lantas tak tertarik, maka dia anak muda bebal. Tapi kalau sudah mendalami Marxisme-leninisme, sampai tua masih tetap komunis, maka dia lebih bebal.”[27] Menurut pengamat politik John Ingleson, bahwa Bung Karno dan Bung Hatta pada tahun 1902-1980 juga belajar Marxisme. Namun pada awalnya Bung Karno tidak Komunis terbukti dia membasmi PKI di Madiun, tapi kemudian karena pengaruh D.N Aidit dia menjadi Komunis sampai meledak G.30 S/PKI Jakarta.[28]
Beda halnya dengan Hatta, dia memadukan implementasi social Islam dengan wawasan social dari Karl Marx, namun Hatta tidak pernah menganngap dirinya sebangai seorang Marxis. Ucapan yang sangat terkenal adalah “Kalau ada orang komunis yang mengatakan ia percaya pada tuhan, atau orang Islam mengaku dirinya Marxis, maka ada yang tidak beres padanya.”[29] Maka dari beberapa keterangan diatas dapat kita ketahui mempelajari Marxis sedikit tidaknya pasti ada pengaruh terhadapnya. Perkataan Hatta banyak yang tersinggung dengan kata “ada yang tidak beres dengannya.” Namun juga begitu banyak yang peka  mengenai perkataanya, sehingga mereka terus terlarut dalam aliran berbahaya ini.
1.      Anti Tuhan dan Agama
Dr. Daud Rasyid mengatakan:
 “Kita sudah memahami bahwa ideologi Marxisme adalah kafir total. Fatwa ulama yang dikeluarkan pada tahun 1957 di Palembang menyebutkan bahwa orang yang menganut faham Marxisme tidak dianggap lagi sebagai muslim, tidak dinikahkan dengan wanita muslimah dan kalau mati tidak dikuburkan di pemakaman kaum muslimin. Begitu hebat dan tegasnya para ulama kita terdahulu, sejak tahun 1957 telah mengantisipasi tumbuh kembangnya faham Marxisme.”[30]
            Dari keterangan Dr. Daud Rasyid diatas bahwa paham Marxisme adalah paham yang di luar Islam, jadi seorang muslim tidak boleh menganut aliran tersebut. Konsepkuensi seorang muslim menganut aliran ini akan menjadi murtad dan keluar dari keIslamannya.
Paham Marxisme adalah paham yang mendukung Karl Marx menjadi tuhan, sebagaimana Fir’aun pada masa nabi Musa. Klaim ini bukan tidak berdasar, hal ini sangat jelas Marx pernah bersajak-sajak menyamakan diri dengan tuhan:
“Aku akan mengembara seperti tuhan…
Melewati puing-puing dunia
Aku akan merasa setara dengan maha pencipta.”[31]
            Dalam kesempatan lain Marx juga pernah berfatwa tentang agama, yang sudah lama kita ketahui bersama. Dia mengatakan: “Agama adalah madat bagi masyarakat. Menghujat agama adalah syarat utama dari semua hujatan… penghancuran agama sebagai kebahagian yang mengilusi rakyat dibutuhkan dalam rangka memperoleh kebahagian sejati… agama hanyalah matahari palsu yang beredar disekitar manusia apabila dia tidak mengamati disekelilingnya.”[32] Sangat jelaslah bahwa Marx anti akan agama, bahkan dia telah terlalu jauh melangkah untuk menyatakan dirinya sebagai tuhan.
            Maka dari sinilah para ulama Al-Azhar Mesir tidak tanggung-tanggung mengatakan bahwa Marxisme adalah paham kafir dan tidak ada damai denganya.[33] Para ulama Mesir bukan tidak berdasar mengatakan tidak ada damai dengan Marxisme. Tapi karena sangat jelas penganut Marxis seprti Lenin yang sejak berumur 16 tahun sudah memulai berkeyakinan anti-tuhan. Walaupun ayah dan ibunya taat akan agama. Lenin berkata: “Aku sudah patah arang dengan semua masalah agama: kalung salipku kucopot dan kucampakkan ke tong sampah.” Agama bagi Lenin adalah semacam minuman keras bagi jiwa dan suatu bentuk penindasan spiritual.[34]
            Lebih lanjut Lenin menyeru dengan lantang, “Matilah agama dan hiduplah atheusme!.. Atheisme adalah bagian yang alamiah dan tak dapat dipisahkan dari Marxisme, dari teori dan praktek socialisme ilmiah. Propaganda kita memang mencakup propaganda atheisme.” Pada tahun 1918 Listrik sudah mulai masuk kepedesaan Rusia sehingga malam di perdesaan yang gelap dan seram, menjadi terang benderang. Pada waktu itu lenin mengatakan kepada Leonid krasin: “Listrik akan mengantikan tuhan. Biarlah para petani itu menyembah listrik. Karena nanti mereka akan merasa bahwa listrik memiliki kekuasaan lebih besar dari pada kekuasaan sorga. Bahwa kekuasaan pemerintahan pusat lebih berwibawa ketimbang kekuasaan sorga.”[35]
Maka tidak heran jika ideology ini mendapat kencaman dari berbagai pihak. Karena dari awal ideology ini adalah anti-tuhan dan bahkan memberikan penghinaan terhadap tuhan. Maka dari itu para pemikir muslim yang begitu hebat tulisan mereka tentang Marxisme. Misalnya Dr. Yusuf Qardhawi yang menghantam tulisan orang-orang Marxisme seperti Hasan Hanafi dan Naser Abu Zaid.[36] Meraka ini berusaha mengembangkan kembali Marxisme dengan berselubung dibalik sekularisme agar orang “awam” bisa memahami ide revolusi Marxisme yang sesungguhnya tidak bisa diterima kembali, dengan runtuhnya Uni Soviet sebagai barang bukti Marxisme tidak bisa diterima di abad modern ini.[37]
Bila mantan aktivis Marxisme-Leninisme-Darwinisme-Stalinisme-Maoisme tidak perlu lagi memasang topeng berpura-pura tidak anti-agama. Percuma buang-buang waktu dan umur saja. Karena dunia sudah jenuh, tiga perempat abab mendengarkan kata dusta itu. Dengan begitu topeng membina citra tidak anti agama sudah gugur dan copot dengan sendirinya. Semoga saja di Indonesia aliran ini dilarang untuk selamanya, karena Indonesia adalah Negara yang agamis, memiliki agama. Walaupun ada banyak agama di Indonesia. Tetapi saja mereka memiliki tuhan yang disembah.

2.      Revolusi dan Penindasan Manusia
Kita membuat judul diatas tidak hanya untuk memvonis bahwa Marxisme adalah ideology yang mengerikan, tapi sesuai dengan apa yang mereka katakan. Karl Marx berkata: “Bila waktu kita telah tiba, kita tidak akan menutup-nutupi terorisme.” Selanjutnya dia menulis lagi, “Kami tak punya balas kasihan dan kami tak meminta dari siapa pun rasa balas kasihan. Bila waktunya tiba, kami tidak mencari-cari alasan untuk melaksakan terror. Cuma ada satu cara memperpendek rasa rasa ngeri mati musuh-musuh kita, dan ara itu adalah terror revolusioner.”[38]
Sungguh ideology binatang buas yang diusung oleh Marxisme. Hal ini juga menjadi bukti dibeberapa Negara. Misalnya setelah revolusi Rusia Soviet, menurut Moscow News memperkirakan bahwa sekitar 40 juta jumlah rakyat Rusia jadi korban penindasan termasuk yang ditahan, diusir dari kampung halaman, masuk daftar hitam, dibuang ke Siberia dan luar negeri dan juga dibantai. Kematian Rakyat Rusia karena kelaparan sebagai hukuman terhadap petani pada tahun 1932-1933 berkisar dari 6-7 juta orang. Pada tahun 1930-an sekitar 2-3 juta mati dalam proses kolektivisasi pertanian. Ada juga yang mati dalam kamp kerja paksa, jumlah yang dikirim sekitar 4-6 juta tapi 2,6 juta hilang nyawanya, selainnya tidak diketahui kemana. Dibunuh dalam masa terror besar tahun 1937-1938 mencapai 1 juta orang kehilangan nyawa.[39]
Soviet Negara yang formalnya memegang semua kekuasaan yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Marxisme menolak gagasan trias politika. Keputusan diambil dengan aklamasi sehingga anggota tertinggi memberikan kesan yes-men belaka, semuanya beres dalam sidang.[40] Jadi pantas saja terjadi penindasan social kemasyarakatan, yang tidak jauh berbeda dengan gagasan Gereja pada abab pertengahan. Hal ini akan menjadi sadis dan sangat ketemperukan terhadap manusia. Dari historial tersebut Marxme mengatakan “Religion is the opium of the people” dan Lenin juga menafsirkan agama sama dengan Marx, sepenuhnya bersifat negatif. Menurutnya agama maninabobokkan, meracuni, candu (opium) dan melenakan rakyat. Itu sebabnya Lenin menghendaki penghancuran semua doktrin dan lembaga kegamaan selama masa kuasaannya.[41]
Dari itu gereja Othodox mengutuk terhadapnya, yang dipelopori oleh Patrirch Tikhon. Namun semua protesnya gagal karena Lenin tidak ada kompromi. Gereja mengalami cobaan berat di Rusia, setiap hari mereka menerima kabar tentang pemukulan kasar seperti layaknya dilakukan kepada binatang liar terhadap jamaah tidak bersalah dan bahkan terhadap orang sakit yang terbaring ditempat tidur. Kebiadaban itu berlangsung serempak di hampir seluruh kota dan pojok Negara, termasuk juga pelosok-pelosok Rusia.[42]
Hal yang lain juga dialami oleh Negara RRC yang menurut Anthony D. Lutz memperkirakan 60 juta rakyat Cina sejak tahun 1949 M. di Hongaria sekitar 25 ribu orang di tahun 1956 dan tahun 1970-an sekitar 5 ribu orang bunuh diri, namun yang sempat digagalkan sekitar 50 ribu. Hal yang sama juga dialami Vietnam selatan dan utara, Cuba, Burundi, Latvia, Estonia, Lithuania, Cekoslowakia, Yaman selatan, Yogoslavia, Tibet, Afghanistan, Kamboja, Polandia, Mozambique, Ethiopia, dan lain-lain. Semua penduduk yang menjadi korban kebiadapan Ideologi Marxis berkisar dari 5.000 sampai dengan puluhan juta penduduk.[43]
Maka tidak salah kalau Josef Stalin, dimasa pembantai di tahun 1937 menandatangani keputusan tembak mati rata-rata 3.000 personalia tentaranya sehari dengan ringan berkata “Kematian satu orang adalah tragedy. Kematian sejuta orang, statistik.” Marxis-Leninis Sayid Abdullah, kepala kamp kosentrasi Pol-E Charki mengatakan: “kita akan sisakan satu juta saja penduduk Afghanistan yang hidup-jumlah itu sudah cukup bagi kita untuk membangun sosialisme.” Jamlah Rakyat Afgani yang menjadi korban sekitar 15.000.000 orang tahun 1979. Ditahun 1978-1987 sekitar 1.500.000 orang. Ini berarti setiap hari 462 orang dibunuh dan dalam satu jam saja mereka telah membantai 19 orang.[44]  

3.      Pemalsuan
Teori kelas Marx dipertanyakan yang sangat tajam oleh Scherb, dia mengatakan bahwa karya Marx dan Engels adalah hasil plagiarisme vulgar. Robert Scherb tidak hanya mempertanyakan keaslian teori kelas Marx, namun dia juga mempertanyakan teori-teori lainnya. Harold J. Laski, seorang intelektual  sosialis Inggris berpendapat bahwa Manifesto Communist adalah sebagian besar dari hasil gagasan dari Considerant Manifesto of Democrasy yang terbit tahun 1843 M. Lima tahun lebih tua dari karya Marx dan Engels yang terbit 1848 M, yang paling banyak mengkritik hal ini juga datang dari Marxisme itu sendiri yaitu Karl Kautsky.[45] Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori Marxisme merupakan hasil copy paste, bukan hasil original Marx dan engels.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Abdul Qadir Djaelani, menurutnya semenjak tahun 80-an telah berkembang doktrin “Theologi Pembebasan” seluruh bagian dunia. Pokok intinya adalah: “To learn and to adopt Marxizsm without bing Communism”, yang artinya belajar dan melaksanakan Marxisme tanpa menyatakan menjadi Komunis. Jadi pada waktu itu Marxisme dibungkus dengan baju Khatholik-Yesuit. Pengerakkan mereka sampai ke Indonesia, dan yang paling menyedihkan mereka telah membantai 420 orang jamaah pengajian Tanjung Priok.[46]
***




[1] id.wikipedia.org/wiki/marxisme di akses 6 April 2015
[2] Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005, hlm. 572
[3] Simon Blackburn, The Oxford Dictionary of Philosophy, Terj. Yudi Santoso, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, hlm. 536
[4] id.wikipedia.org/wiki/marxisme di akses 6 April 2015
[5] Simon Blackburn, “The Oxford Dictionary of Philosophy”. hlm. 572
[6] Ibid
[7] Karl Marx, lahir di bulan Mei 1818 di Trier, Jerman. Ayahnya seorang pengacara yang beberapa tahun sebelumnya pindah agama Yahudi menjadi Kristen Protestan. Perpindahan agama ayahnya yang begitu mudah diduga merupakan alasan mengapa Karl Marx tidak pernah tertarik dengan Agama. Pada tahun 1841, Marx dipromosikan menjadi doktor dengan disertasi “The Difference between The Natural Philosophy of Democritus and Epicurus”. Kertas kerja dan pengantar disertasi ini secara jelas menunjukkan Marx sangat Hegelian, dan antiagama. Hal terakhir ini juga yang membuat Marx dicap sesat, dan mulai dijauhi rekan-rekannya. (Lihat Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di dunia)
[8] Frederick Angel, lahir tahun 1820 di Babarman Jeman dan meninggal tahun 1890, dari keluarga Kapitalis, lihat lengkapnya: Mausu’ah al Filsafat wa al Falasifah, Dr. ‘Abdul Mun’im al Hafni, Mausu’ah al Filsafat wa al Falasifah, hal: 195
[9] Taufiq Ismail, “Katastrofi Mendunia: Marxima Leninisma stalinisma Maoisma Narkoba)”, Jakarta: Yayasan Titik Infinnitum, 2004, hlm. 11-13
[10] Seratus tokoh
[11] Ibid
[12] Taufiq Ismail, “Katastrofi Mendunia: Marxima Leninisma stalinisma Maoisma Narkoba, hlm. 1
[13] Ibid, hlm. 5
[14] Ibid, hlm. 6
[15] Franz Magnis-Suseno, “Pemikiran Karl Marx (Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme)”, hlm. 1
[16] Akar pokok perbedaan landasan pikiran, aliran idealisme menyatakan bahwa ruh lebih dulu ada dari pada materi, sedangkan aliran mastaniyyah mengatakan bahwa antara ruh dan materi tidak ada satu sama lain mendahului, berbeda halnya dalam pandangan materialis, menyatakan bahwa materi lebih dulu ada dari pada ruh. Masing-masing pandangan yang berbeda ini menghasilkan cabang persepsi yang berbeda pula dalam menyikapi akan adanya Tuhan dan seterusnya.
[17] Taufiq Ismail, “Katastrofi Mendunia: Marxima Leninisma stalinisma Maoisma Narkoba)”, hlm. 44
[18] Ahmad Suhelmi, “Pemikiran Politik Barat”, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007, hlm. 269
[19] Hegel, Filosof Jerman (1831-1770), Satu dari sekian filosof yang paling berpengaruh ide pemikirannya dalam sejarah manusia. selengkapnya lihat Mausu’ah al Filsafat wa al Falasifah, Dr. ‘Abdul Mun’im al Hafni, hlm: 1496
[20] Ludwing Andreas Feurbach (1872-1804), filosof Jerman, kritikus agama Nashrani dan semua agama keseluruhan. Selengkapnya lihat Mausu’ah al Filsafat wa al Falasifah, Dr. ‘Abdul Mun’im al Hafni, hlm: 1049
[21] Ahmad Suhelmi, “Pemikiran Politik Barat” hlm. 281-282
[22] Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 142
[23] Ahmad Suhelmi, “Pemikiran Politik Barat” hlm. 281-282
[24] Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 143
[25] Rudi Hartono, “Bung Karno: Nasionalisme, Demokrasi, dan Revolusi”, Jakarta: PT Berdikari Nusantara Makmur, 2013, hlm. 159
[26] Taufiq Ismail, “Katastrofi Mendunia: Marxima Leninisma stalinisma Maoisma Narkoba)”, hlm. xxxi
[27] Ibid, hlm. xli
[28] Tamar Djaja, “Soekarno-Hatta Persamaan dan Perbedaannya”, Jakarta: Sastra Hudaya, 1981, hlm. 144
[29] Taufiq Ismail, “Katastrofi Mendunia: Marxima Leninisma stalinisma Maoisma Narkoba)”, hlm. xlii
[30] A.H. Nasution, et.al., “Mewaspadai Bangkitnya Komunisme”, hlm. 45
[31] Taufiq Ismail, “Katastrofi Mendunia: Marxima Leninisma stalinisma Maoisma Narkoba)”, hlm. 44
[32] Ibid, hlm. 43-44
[33] A.H. Nasution, et.al., “Mewaspadai Bangkitnya Komunisme”, hlm. 45
[34] Taufiq Ismail, “Katastrofi Mendunia: Marxima Leninisma stalinisma Maoisma Narkoba)”, hlm. 44
[35] Ibid, hlm. 45
[36] Mereka diantara tokoh Islam pluralisme agama di Mesir yang telah mendapatkan fatwa Murtad dari para ulama Mesir. Abu zaid sendiri cenderung atheis dan terus mengkritik syariat Islam. Jadi sangat jelas kalau dia menganut paham Marxisme.
[37] A.H. Nasution, et.al., “Mewaspadai Bangkitnya Komunisme”, hlm. 45-46
[38] Taufiq Ismail, “Katastrofi Mendunia: Marxima Leninisma stalinisma Maoisma Narkoba)”, hlm. 15
[39] Ibid, hlm. 108
[40] Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, hlm. 156
[41] Ahmad Suhelmi, “Pemikiran Politik Barat”hlm. 291
[42] Taufiq Ismail, “Katastrofi Mendunia: Marxima Leninisma stalinisma Maoisma Narkoba)”, hlm. 61
[43] Ibid, hlm. 113-122
[44] Ibid, hlm. 15-17
[45] Ahmad Suhelmi, “Pemikiran Politik Barat” hlm. 281-274-275
[46] Alfian Tanjung, “Mengganyang Komunis”, Jakarta: Taruna Muslim Press, 2006, hlm. 47-48

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: