Oleh: Amriadi (Pimpinan Islamic Research Forum)
Radikal saat ini, sebuah kata yang diusung dan dipopulerkan untuk menghancurkan Islam. Pemblokiran 22 situs Islam oleh BNPT juga tidak lain adalah karena dianggap Radikal. Dengan propaganda kata Radikal ini, hal ini menyebabkan banyak kata-kata dalam bahasa Islam juga dibumi hanguskan. Salah satu contohnya adalah kata Jihad, dalam buku mata pelajaran Agama Islam SMA ada tertulis kata Jihad, maka Media langsung rame-rame mengatakan ajaran Radikal ISIS sudah masuk ke dalam mata pelajaran di Sekolah-sekolah SMA. Ketika ditanya apa itu radikal tidak tau, apa itu ISIS militan Islam di Iraq yang membunuh wartawan Amerika dan begitu kejamnya membunuh orang semena-mena. Pembunuhan ribuan rakyat Iraq paska inpansi AS ke Iraq tidak Radikal, itu juga bukan kejahatan tapi demi keselamatan dunia dari Terorisme. Logika mana bisa masuk, kalau dikit-dikit Radikal, bahas Al-Qur’an dan Hadits Radikal. Bahas Jihad ISIS. Jengotan Teroris. Lagika mana bisa masuk kelau demikian. ISIS membunuh AS itu teroris dan berbahaya dan itu kejahatan. Tapi kalau AS membunuh itu keadilan.
ISIS belum sampai 10 tahun, tapi ajarannya sudah dituduh masuk kesekolah-sekolah. Sungguh luar biasa propaganda ini. Kata yang paling mematikan digunakan untuk membunuh dan membasmi umat Islam. Karena kata tersebut tidak banyak yang tau apa artinya. Bahkan para intelek juga masih banyak yang mengartikan kalau Radikal itu adalah perbuatan yang tidak sewenang-sewenang terhadap masyarakat. Maka dari itu pada kesempatan kali ini. Agar teman-teman dan umat Islam untuk mencek terlebih dahulu apa arti kata-kata yang segaja di kampanyekan, sengaja di buat dari arti ini diubah menjadi itu. Ini sudah sering terjadi seperti kata teroris, fundamentalis. Alhamdulillah kita telah ngecek ke kamus apa arti sesungguhnya kata-kata itu, jadi kita tidak perlu takut dengan kata-kata itu. Mengenai kata Fundamentalis dan Teroris silahkan lihat di postingan dulu “Makna Fundamentalis dan Teroris” atau lihat edisi lengkap “antara kawan dan lawan”.
Makna Radikal
Pada kesempatan ini kita kembali membahas kata-kata yang diselewengkan oleh media, kita selaku umat Islam harus meluruskan yang salah, mungkin atau mereka tidak mempunyai kamus. Maka silap dalam mengartikan kata-kata ilmiah itu. Oleh karena itu kita beritahu bahwa kata Radikal bukan saja kejahatan artinya dan ada arti lain. Radikal berasal dari bahasa latin yaitu radix yang artinya “akar pohon”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Radikal diartikan sebagai berikut:
“Ra.di.kal a 1 secara mendasar (sampai kpd hal yg prinsip): perubahan yg --; 2 pol amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan, dsb); 3 maju dl berpikir atau bertindak. Ra.di.ka.lis.me n 1 paham yang radikal dl politik; 2 paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan social dan politik dng cara kekerasan atau drastic; 3 sikap ekstrem dl suatu aliran politik. Ra.diks n 1 pangkal; sumber; dasar; bagian bawah, asal muasal.” (KBBI, 1999)
Mari kita analisa sedikit apa pengertian yang diungkapkan dalam kamus. Arti pertama “secara mendasar sampai pada prinsip,” prinsip dalam Islam syariah. Jadi kalau orang yang mengetahui sampai dasar tentang syariah, maka dia seorang radikal. Prinsip pencuri adalah menipu, maka bagi orang-orang yang mengetahui sampai dasar masalah penipuan maka dia pencuri. Prinsip dokter adalah resep obat, maka jika ingin menjadi dokter yang ahli maka harus radikal yaitu harus mengetahui tentang dasar-dasar obat. Maka dari itu tidak semua penganut radikal itu salah, tergantung aktivitas, tempat dan apa yang dia lakukan dan kerjakan.
Arti kedua “amat keras menuntut perubahan,” dalam pengertian diatas diberikan dua contoh yaitu “undang-undang dan pemerintahan.” Ketika kita melihat undang-undang yang kacau seperti legalisasi minuman keras yang merusak moral, jika ada yang menuntut untuk mengubah undang-undang tersebut maka dia adalah radikal. Ketika pemerintah menaikkan BBM, harga barang serba mahal, cari kerja susah, politik kocar-kacir. Maka jika ada yang menuntut dengan keras untuk mengantikan pemerintahan, dia adalah radikal. Maka mahasiswa yang menuntut bubar Soeharto dan tumbang orde Baru, Mahasiswa adalah radikal menuntut paksa penurunan pemerintah. Tanggal 20 mei 2015 mahasiswa seluruh Indonesia memberikan utimmatum untuk Jokowi, jika tidak ada perubahan maka turun dari madat kepresidenannya. Maka mahasiswa dan yang mendukung perbuatan tersebut adalah radikal karena memaksa Jokowi turun. Begitu juga sebaliknya jika, Jokowi ngotot maka dia juga radikal, karena memaksakan kehendaknya untuk mempertahankan jabatannya.
Arti ketiga dari kata radikal menurut KBBI adalah “maju dalam berpikir atau bertindak.” Seorang pengamat berpikir jika yang dikerjakan A maka akan menghasilkan B dan jika dia kerjakan C akan menghasilkan E. setelah itu pengamat bertindak untuk mengerjakan C agar menghasilkan E. Maka pengamat itu adalah radikal karena berpikir jenius, begitu juga dengan perampok yang berpikir demikian. Jika ingin rakyat sejahtera maka pemerintah harus menciptakan lapangan kerja. Jika tidak ada lapangan kerja maka masyarakat akan miskin dan mati kelaparan, pemerintah yang berpikir demikian dan mengambil tindakan untuk menciptakan lapangan kerja maka dia adalah pemerintah yang radikal. Kembali kita tegaskan maju dalam berpikir dan bertinak dalam anti social maka itu radikal yang tercela dan harus dibasmikan. Tapi seorang berpikir maju tentang Islam tentu harus dipuji karena Islam agama yang rahmatan lil alamin.
Makna Radikalisme
Sebenarnya kata Radikal maupun kata “radikalisme berasal dari kata Radiks artinya pangkal, sumber, dasar, bagian bawah (akar), asal muasal.” Dalam KBBI radikalisme mempunyai tiga arti, yang pertama adalah paham yang radikal dalam politik, oleh karena itu orang yang mengetahui masalah politik sampai pada akar, sampai pada pangkal, sampai pada asal muasal atau lebih tepat adalah sebagai seorang ahli specialis politik, maka dia itu adalah radikal. Islam agama yang sempurna dan lengkap, maka jika mereka yang ahli dalam Islam maka ulama adalah radikal, habib radikal, ustadz radikal. Ini radikal dan itu juga radikal. Oleh karena itu, sekali lagi kita tidak bisa mengancam semua paham radikal adalah buruk. Tapi lihatlah latar belakang orang atau kelompok tersebut.
Arti kedua adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan social dan politik dengan cara kekerasan atau drastic. Seorang yang berpaham radikal tentunya tau permasalahan sampai akar dan maju dalam berpikir dan bertindak maka bagi seorang yang ingin mencapai suatu visi dengan kekerasan sekian maka akan ada perubahan sekian maka orang ini adalah radikal. Keputusan Badan Penangulangani Terorisme (BNPT) No. 149 tahun 2015 dan ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk membrandel 22 situs Islam yang radikal. Situs Islam itu yang sering menjelaskan berbagai persoalan sampai akarnya, artinya media tersebut tidak ambal-ambalan. Baik dalam berita atau pun dalam da’wah oleh karena itu 22 situs Islam tersebut disebut radikal. Terus bagaimana masuk perbuatan yang baik nan ilmiah dibumi hanguskan.
Kembali lagi kepada arti radikalisme yang dengan kekerasan dan atau drastic dalam melakukan sesuatu, oleh karena itu pemblokiran media Islam tanpa dasar yang kuat dan melanggar, dengan kebebasan pers dan hak dalam bersuara serta berpendapat, maka BNPT adalah Radikalisme. Maka salah salah besar jika hal negative ini ditujukan kepada situs Islam, oleh karena itu BNPT harus tutup atau bubar, salah satunya karena keok dalam berdebat dengan Al Irsyad mengenai pemblokiran 22 situs Islam. Disisi lain BNPT lahir dalam hujan kemarin, tapi situs Islam seperti Hidayatullah, Panjimas dan lain sudah duluan berada dari BNPT. Tidak ada kata lain selain BNPT yang bubar, bukan situs Islam yang harus dibubarkan, karena situs Islam juga berada pada keradikalan yang benar sedangkan BNPT berada dalam radikalisnme tanpa dasar.
Media Islam juga dating sebagai media penyaing media skuler yang anti Islam dan media sesat serta antek-antek asing di Indonesia. Disini tugas media Islam meluruskan berita yang tidak benar. Seperti pengalihan isu, pengalihan ini atau yang itu, kemaren tidak jadi hukaman mati 2 orang Australia yang melanggar undang-undang di Indonesia. Jadi kesimpulannya adalah orang yang radikal (radical, adjective) sebenarnya adalah orang yang mengerti sebuah permasalahan sampai ke akar-akarnya, dan karena itu mereka lebih sering memegang teguh sebuah prinsip dibandingkan orang yang tidak mengerti akar masalah alias asbun atau serampangan cara mengambil keputusannya.
Jika ada seseorang disebut seorang muslim radikal berarti adalah seorang muslim yang benar-benar mengerti Islam sampai ke akar-akarnya, dan karena itulah seseorang itu lebih memegang teguh prinsip Islamnya daripada orang yang tidak paham Islam. Jadi setiap kita justru harus berupaya bersifat radikal...mengerti sebuah permasalahan sampai ke akar-akarnya...jadi wajar jika seorang muslim menginginkan diterapkannya syariah Islam dalam setiap kehidupannya karena memang itulah solusi dari setiap akar masalah di kehidupannya, yang tidak jelas arahnya untuk diluruskan atau diserasikan dengan keadaan supaya kesejahteraan yang berkeadilan segera terwujud.
Silahkan Share Ke Teman-Teman Semoga Bermanfaat
===========(Amriadi Channel)==========
Blogger: http://amriadicyber.blogspot.com/
Youtube: https://www.youtube.com/user/CVCNTV
Facebook: https://www.facebook.com/ust.amriadi
Twitter: https://twitter.com/tgk_amriadi
Mobile: +62899-0019785
0 comments:
Post a Comment