Thursday, April 30, 2015

Perbandingan Agama: Agama Hindu

HINDUISME

Oleh: Amriadi (Pimpinan Islamic Research Forum)

Mukadimah
Indonesia merupakan Negara yang meliki keberaneka ragaman budaya dan agama. Secara geografis pengaruh Hindu masih melekat pada masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa dan Bali. Disisi lain di Indonesia sering terjadi konflik antar umat berama, dan bahkan di Bali umat Islam di zhalimi. Dari itu supaya tidak salah melihat mana agama Hindu dan Islam maka diperlukan untuk melihat kembali apa itu Hindu dan apa itu Islam.
Hindu berasal dari India. Kata Hindu memiliki arti geografis dan digunakan untuk menggambarkan orang yang hidup di luar sungai Sindhu atau orang yang tinggal di tanah disiram oleh sungai Indus. Sebagian besar sejarawan mengatakan, bahwa kata Hindu pertama kali digunakan oleh orang Arab. Beberapa sejarawan mengatakan itu digunakan oleh Persia ketika mereka datang ke India melalui barat utara Himalaya.[1]
Sanatana Dharma adalah nama Asli Hindu. Ajaran Dharma di kenal dengan nama Indus Culture atau kebudayaan lembah sungai Shindu (Indus). Di dalam pengucapan,perubahan lafadz “S” ke “H” mempengruhi ejaan “Shindu” menjadi “Hindu” kata inilah yang di pakai sampai sekarang. Kata sanskerta yang terdekat dengan arti kata agama adalah dharma. Dengan demikian “Hindu Dharma” sama artinya dengan Agama Hindu, yaitu Sanatana Dharma  (agama yang kekal dan abadi).[2]   
Kata Islam berasal dari akar kata Arab Salam, yang berarti damai. Hal ini juga berasal dari kata Arab silm, yang berarti Anda patuh kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Singkatnya, Islam berarti damai yang diperoleh dengan menyerahdirikan kehendak Anda untuk Tuhan yang Mahakuasa dan kata Islam ini terdapat di beberapa tempat di dalam Al-Quran dan Hadist Shahih termasuk dalam Al Qur'an dalam Surat Al-Imran Ayat  19 dan 85. Setiap orang yang memperoleh kedamaian dengan berserah diri kepada Allah .  ia disebut sebagai seorang Muslim dan kata ini Muslim juga ditemukan di beberapa tempat di dalam Al-Quran dan Hadist Sahih termasuk dalam Al Qur'an dalam Surat Al- Imran 64 dan Surat Fussilat Ayat  33.[3]
Banyak orang salah paham bahwa Islam adalah agama baru, yang muncul 1400 tahun yang lalu dan Nabi Muhammad  adalah pendiri agama ini. Bahkan, Islam adalah ada sejak jaman dahulu. Semenjak manusia menginjakkan kaki pertama kali di bumi, dan Nabi Muhammad  bukanlah pendiri agama ini, tetapi dia hanyalah utusan terakhir dan final yang dikirim oleh Tuhan Yang Maha Esa, Nabi terakhir dan final.[4]
Hal ini tidaklah tepat untuk mencoba dan memahami agama atau untuk mencoba dan memahami konsep Tuhan dalam suatu agama, dengan mengamati para pengikut agama saja, karena para pengikut agama itu bermacam-macam dan banyak sekali, mereka sendiri mungkin tidak sadar tentang agama atau konsep Tuhan dalam agama mereka, tidaklah tepat mengamati atau melihat tradisi atau budaya dari pengikut agama karena banyak dari budaya dan tradisi tidak dapat menjadi bagian dari agama. Cara terbaik dan paling otentik untuk memahami agama atau konsep Ketuhanan dalam suatu agama adalah untuk mencoba dan memahami apa yang kitab sucinya bicarakan tentang agama atau konsep Tuhan dalam agama itu.[5]

Sejarah Lahir Agama Hindu
Agama Hindu adalah suatu agama yang lahir dan berkembang di India, jauh berabad-abad sebelum Masehi. Penduduk India merupakan campuran antara penduduk asli yang disebut bangsa Dravida dengan suku pendatang yaitu bangsa Arya yang merupakan rumpun dari Jerman. Bangsa Arya yang memisahkan diri dari induk bangsanya dan masuk ke India sekitar tahun 2000-1000 SM. Mereka menetap disekitar Sungai Gangga yang dihuni oleh penduduk asli yaitu Dravida. Akibat dari pergaulan tersebut maka lahirlah kebudayaan Hindu yang nantinya menjadi agama Hindu.[6]
Menurut Drs. Abdullah Sinaga mengatakan bahwa Agama tertua dan terbesar di dunia yang merupakan hasil dari agama Brahma yang telah bercampur dengan unsur-unsur agama Budha, kebudayaan Dravida serta filsafat India. Perpaduan inilah yang di sebut agama Hindu. Dari itu dapat di gambarkan  sebagai berikut; Agama Brahma yang berkembang lebih kurang dari tahun 1500-500 s.M. kemudian agama Budha, yang berkembang antara tahun 400-700 s.M. Selanjutnya baru agama Hindu yang berkembang lebih kurang 3000 s.M.[7]
Dr. A. G. Honig mengambarkan bahwa agama Hindu bukanlah merupakan suatu agama melainkan hasil kumpulan sejumlah agama-agama yang meliputi etika dan kemasyarakatan.[8] Dalam perjalanan agama Hindu dapat rumuskan sebagai proses agama Weda yang berkembang menjadi agama Brahma dan akhirnya menjelma menjadi Agama Hindu dan hal ini disebut dengan masa-masa agama Upanishad.[9] Maka dari beberapa pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa bakan lahir dari suatu pemikiran akan tetapi agama Hindu merupakan hasil dari peradaban manusia yang meliputi bangsa, budaya, agama dan kemasyarakatan.

Konsep Tuhan Dalam Agama Hindu
Konsep tuhan dalam agama Hindu tidak diketahui dengan jelas bagaimana sebenarnya konsep tuhan yang harus di sembah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para sarjana, dalam tubuh Agama Hindu terdapat beberapa konsep ketuhanan, antara lain  henoteisme, panteisme , monisme, monoteisme, politeisme, dan ateisme.
Menurut Sami bin Abdullah Al Maghlouth, Tuhan agama Hindu memiliki konsep monoteisme tetapi hal ini tidak ada kejelasan dalam agama Hindu. Kemudian ada konsep tuhan Politeisme yaitu mereka berpendapat seluruh alam jagat raya ini adalah tuhan, seperti matahari, bulan, batu pohon, ular dan lain sebagainya adalah tuhan agama Hindu. Pada abad ke 9 sebelum masehi para pendeta agama Hindu berpendapat konsep tuhan dalam agamanya adalah Trimurti yaitu kekuatan Dewa Bramana sebagai pencipta, Dewa Wisnu sebagai pemelihara dan Dewa Siwa yang akan melebur dunia beserta isinya.[10]
Menurut orang awam yang tidak mengetahui isi kitab suci atau sejarah agamanya akan mengatakan tuhan itu ada 10, 100, 1000 dan seterusnya, namun bagi mereka kaum terpelajar yang mengetahui isi kitab suci agamanya akan mengatakan bahwa tuhan dalam agama Hindu hanya satu.[11] Ada pun konsep tuhan menurut kitab suci agama Hindu disebutkan sebagai berikut: Dalam mantra Yajur Veda XL. 17 “Yo Savaditye Purassa So Savaham.” Artinya Kekuatan yang menjadi matahari bersinar itu adalah aku yang tunggal. “Ekam Eva Adwityam Tasmad Asatah Sajjayata.” (Chadogya Upanisad VI. 21) artinya: Ia Maha Esa, Tidak ada duanya, dari padanyalah semua makhluk tercipta.[12]
Lebih lanjut dalam kitab Upanishad konsep tuhan disebutkan dalam Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1 tuhan hanya ada satu. Dalam  Shvetashatara Upanishad Ch. 6 V. 9 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak punya ibu dan bapak, Dia tidak punya tuan dan pelindung.  Sementara dalam Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada sesuatupun yang menyerupai Dia. Dalam Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan tidak bisa dilihat dan Tidak ada orang yang mampu melihat dengan mata. Dalam kitab suci Hindu yang paling sering dibaca orang yaitu Bhagavad Gita yaitu Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3 menyatakan bahwa Dia tidak dilahirkan, tak ada permulaan, Tuhan seru sekalian alam.[13]
Dalam kitab utama Hindu yaitu Veda atau Weda disebutkan dalam Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yang berhak disembah. Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci. Yajurveda Ch. 40 V. 9 menyatakan bahwa “Andhatma pravishanti” artinya memasuki, dan “assambhuti” artinya benda/alam seperti api, air, dan udara. Maksudnya mereka yg menyembah benda/alam seperti api, air, udara, telah masuk kedalam kegelapan. Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar. Pada Rigveda yang dianggap paling suci, pada Rigveda Bk. 1 Hymn 64. V. 46 dinyatakan : Tuhan itu Maha Esa, panggillah Dia dengan berbagai nama. Di Islam juga ada 99 nama untuk Tuhan yang satu. Juga diulangi pada Rigveda Bk. 10 Hymn 114 V. 5 menyatakan Tuhan itu satu tapi Dia disebut dengan nama yang bermacam-macam. [14]
Pada Rigveda Bk. 2 Hymn 1 menyatakan bahwa ada 33 nama yang ditujukan pada Tuhan, diantaranya :
G       Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Brahama (pencipta), bahasa arabnya Choliq. Umat muslim tidak keberatan kalau Allah dipanggil dengan Khalik atau Creator, atau Brahama. Tapi kalau orang menyebutkan Brahama itu adalah Tuhan yang berkepala 4 dengan mahkota, umat muslim sangat tidak setuju.
G       Shvetashvatara Upanishad Ch. 4 V. 19 menyatakan tidak ada satu makhlukpun yang menyerupai Tuhan.
G       Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Vishnu (Wishnu) artinya Sustainer (pemelihara alam), yang memberi rizki. Bahasa arabnya adalah “Rabb”. Orang muslim tidak keberatan Allah disebut Rabb, Vishnu, Sustainer, Cheriser. Yang jadi masalah adalah Vishnu adalah Tuhan yang punya 4 tangan, tiap tangan memegang cakra, tangan kirinya memegang rumah kerang, menaiki seekor burung garuda sambil bersandar pada gulungan ular. Umat muslim tidak bisa menerima itu.
G       Apalagi Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan.
G       Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yang satu.
G       Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
G       Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yang kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.[15]
Dalam Veda, Istilah tuhan yang maha esa disebut dewa atau sat (kebenaran mutlak). Kata dewa mengandung dua makna yaitu tuhan yang maha esa dan sebagai makhluk tertinggi ciptaanya. Dijelaskan bahwa seluruh dewa berjumlah 33 yang menguasai dunia. Seluruh dewa terdiri 8 wasu (asta wasu), 11 Ludra (Ekadasaludra), 12 Aditya (Dwadasatya) serta Indra dan Prajapati.[16]
Delapan Dewa Asta Wasu disebutkan sebagai berikut:
1.      Dewa Api yaitu Agni atau Anala
2.      Dewa Bumi yaitu Prthiwi atau Dhawa
3.      Dewa Angin yaitu Wahyu atau Anila
4.      Dewa Langit yaitu Dyaus atau Pratyusa
5.      Dewa Matahari yaitu  Surya atau Pratyusa
6.      Dewa Antariksa yaitu Sawitri atau Aha
7.      Dewa Bulan yaitu Chandra atau Soma
8.      Dewa Konstlasi Planet yaitu Druha atau Duwa[17]
Sepuluh Dewa Ekadasaludra disebutkan sebagai berikut:
1.      Aja Ekapat
2.      Ahirbudhnya
3.      Wirupaksa
4.      Jayanta
5.      Bahurupa
6.      Aparajita
7.      Savitra
8.      Tryambaka
9.      Waiwaswata
10.  Hara[18]
Duabelas Dewa Dwadasaditya yang terdiri enam pasang dewa yang terbagi dua kelompok yaitu:
a.       Kelompok Dewa Transenden:
1.      Mitra (Sahabat)
2.      Aryaman (mengalahkan musuh)
3.      Bhaga (pemurah)
4.      Twastra (pembentuk)
5.      Pusan (Energi)
6.      Wiwaswat (gemerlapan)
b.      Kelompok Dewa Immanen:
1.      Waruna (langit)
2.      Daksa (Ahli)
3.      Amsa (yang bebas)
4.      Sawitri (pelebur)
5.      Sukra (kekuatan)
6.      Wisnu (yang meresapi)[19]
Dalam Rg Veda X. 36.14 disebutkan dewa-dewa yang datang dari berbagai penjuru dunia yang dikenal dengan Astadikpalaka atau Dewa Dewata Nawa Sanga dengan Siwa sebagai penguasa tengah. Dewata Nawa Sanga terdiri dari:
1.      Utara               : Kuwera
2.      Timur               : Indra
3.      Selatan            : Yama
4.      Barat               : Waruna
5.      Timur Laut      : Isana
6.      Tenggara         : Agni
7.      Barat Daya      : Surya
8.      Barat Laut       :Wayu[20]
Dari gambaran konsep tuhan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa konsep agama Hindu memiliki kontradiksi antara satu dengan yang lain. Disuatu sisi konsep tuhan agama Hindu Monoteisme namun disisi lain mereka memiliki banyak dewa yang harus disembah. Maka tidak heran jika kita bertanya kepada orang Hindu awam percaya berapa banyak Tuhan? Beberapa orang mungkin mengatakan 3, beberapa orang mungkin mengatakan 100, beberapa orang mungkin mengatakan 1.000, sementara yang lain mungkin mengatakan 33 crores, 330 juta. Tetapi jika Anda bertanya kepada seorang Hindu terpelajar yang berpengalaman dengan tulisan suci Hindu, dia akan memberitahu Anda bahwa dalam Hinduisme Anda harus percaya dan menyembah hanya kepada satu Tuhan.[21]
Tapi Hindu awam, ia percaya dalam filsafat yang dikenal sebagai panteisme, segala sesuatu adalah Tuhan. Hindu yang awam percaya bahwa pohon adalah Tuhan, matahari adalah Tuhan, bulan adalah Tuhan, manusia adalah Tuhan, ular adalah Tuhan. Namun apa yang kami Muslim percayai adalah segalanya adalah milik Tuhan, segala sesuatu milik Tuhan (GOD), 'G' 'O' 'D' dengan 's' tanda kutip (akhiran S tanda kepemilikan); pohon milik Tuhan, matahari milik Tuhan, bulan milik Tuhan, manusia menjadi milik Tuhan, ular itu milik Tuhan. Jadi perbedaan utama antara Hindu awam dan Muslim awam adalah bahwa Hindu awam mengatakan segala sesuatu adalah Tuhan, kita Muslim mengatakan segalanya adalah milik Tuhan.[22]

Kepecayaan Dalam Agama Hindu
Dalam kepercayaan agama Hindu juga mempunyai pokok keimanan yang dibagi menjadi 5, yang di sebut dengan Panca Sraddha; Pertama, Percaya adanya Sang Hyang Widhi yaitu yang maha kuasa sebagai pencipta dan pemelihara segala yang ada di alam semesta ini. Kedua, Percaya adanya atman atau Roh Leluhur yang merupakan percikan-percikan kecil Sang Hyang Widhi yang berada di alam makhluk hidup. Tugas atman menurut kepercyaan Hindu adalah yang menghidupkan makhluk di alam semesta.[23]
Ketiga, Percaya adalanya Hukum Karma Pala, yaitu perbuatan dan pala atau buah/hasil. Perbuatan yang baik membawa hasil yang baik dan begitu juga sebaliknya. Keempat, Percaya adanya Samsara atau Purnabawa, artinya kelahiran yang berulang-ulang di dunia ini yang membawa akibat suka dan duka. Kelahiran akan diikuti oleh kematian dan kematian akan diikuti kelahiran. Kelima, Peracaya adanya moksa, yaitu kebebasan dari ikatan keduniawian, bebas dari karma pala dan bebas dari samsara. Moksa akan tercapai setelah manusia dapat mengakhiri keterikatan hidupnya di alam dunia ini.[24]

Konsep Wahyu Dalam Agama Hindu
Kitab Hindu terbagi dalam 2 kategori besar, yaitu : Sruti dan Smiriti. Sruti merupakan sesuatu yang diturunkan, yang didengar, yang dirasakan, dan yang dipahami. Inilah yang diakui oleh cendekiawan Hindu sebagai wahyu Tuhan dan derajatnya lebih tinggi dari kitab-kitab lain. Sruti terbagi dua yaitu : veda dan Upanishad. Veda diambil dari kata sansekerta “ved” yang artinya : pengetahuan. Jadi veda artinya: pengetahuan yang sangat mulia. Veda dianggap paling dijamin keasliannya dan paling di kramatkan, serta dianggap bernilai wahyu dari Tuhan. Usianya yang pasti dari kitab ini tidak ada yang tahu, ada bermacam-macam pendapat. Dari yang bilang sudah 1310 juta tahun, sampai ada juga yang mengatakan hanya sekitar 400 tahun saja. Siapa yang menulis, diturunkan pada siapa, kapan pertama kali diturunkan, tidak ada yang tahu.[25]
Kitab “kelas dua” setelah Sriti adalah Smriti. Smriti artinya ingatan. “sm” berarti mengingat. Cendekiawan Hindu mengatakan kitab ini bukan dari Tuhan, tapi buatan manusia sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Ada juga kitab itihas-epik, ada 2 epik besar yaitu : Ramayana dan Mahabarata yang mengisahkan tentang peperangan.[26]
            Dilihat dari sisi sejarah kitab suci agama Hindu yang percaya terdiri dari mula-mulanya yaitu Regveda yang timbul sekitar 1500 s.M. Penyusunan veda disusun secara beransur-ansur, sehingga bahasanya berbeda-beda. Regveda inilah yang paling tua, yang terdiri dari 1028 halaman yaitu mengenai syair untuk memuja dewa. Kemudian dibagi kepada 10 Mandala buku. Mandala-Mandala itu tidak sama usianya. Regveda terdiri dari bahasa daerah, yaitu antara bahasa Indonesia dan bahasa penduduk asli India. Sesudah masa Brahma timbullah buku lain yaitu, Samaveda, Yayurveda dan Atharvaveda.[27]
            Samaveda yaitu nyanyian yang harus dinyanyikan oleh udgatar (pelanda) waktu menjalankan upacara. Nyanyian-nyanyian ini terdiri dari 25 buku ditulis dalam bentuk prosa yang disebut Tandya Maha Brahmana. Sedangkan Yayurveda yaitu buku yang memuat doa yang diucapkan oleh advaryu, waktu menjalankan upacara dan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu Yayurveda putih dan Yayurveda hitam. Sedangkan Atharvaveda terbagi atas 3 bagian yaitu; Pertama,Doa-doa menyembuhkan penyakit, menggunakan mantera dan sebagainya. Kedua, nyanyian sakti bagi Brahma. Ketiga, ilmu pengetahuan tentang penciptaan manusia dan pencipataan dunia.[28]
            Dengan demikian maka buku/kitab yang dianggap suci oleh agama Hindu dapat kita simpulkan sebagai berikut:
G       Rigveda           : inti weda yang berisi wirid-wirid.
G        Yajurveda        : tentang mantra yang berisi upacara-upacara tentang korban dan lain-lain (hadiah agama).
G        Samaveda        : tentang melodi yang berisi nyanyia-nyanyian memuji.
G        Atharva veda   : formula magis yang mengandung azimat-azimat dan jampi-jampian yang berupa atau doa sihir.[29]
Dari buku-buku yang tercantum diatas dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1.      Mantera yaitu text yang pokok, isinya berbagai nyanyian dan mantera suci yang dinyanyiakan oleh para pendeta pada waktu upacara menghidangkan sajian kepada dewa-dewa.
2.      Brahmana, yaitu tafsiran text asli tersebut. Sebab tanpa penjelasan, maka tidaka ada artinya dalam praktek. Dengan demikian korban seseorang terhadap dewa akan diterima dan dihapuskan dosanya.
3.      Upanisyad, yaitu tafsiran dari Veda dan Brahmana.[30]
Kitab suci umat Hindu secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
1.      Weda (Samhita , Brāhmana , Aranyaka,  Upanishad)
2.      Wedangga 
3.      Purana 
4.      Itihasa
5.      Bhagawadgita 
6.      Manusmerti 
7.      Arthasastra 
8.      Yogasutra 
9.      Tantra
10.  Ramayana
11.  Dan kitab-kitab lainnya.

Konsep Nabi Dalam Agama Hindu
Dalam Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3 menyatakan bahwa Dia tidak dilahirkan, tak ada permulaan, Tuhan seru sekalian alam.[31]  Tokoh pembawa agama Hindu tidak diketahui siapa dan dari mana. Maka dari itu kita tidak menemukan konsep Nabi dalam agama Hindu. Sami bin Abdullah menulis dalam buku Atlas Agama-Agama bahwa Agama Hindu tidak ditemukan sejarah siapa penulis kitab sucinya dan siapa pembawanya.[32] Para ahli ahli perbandingan agama dan beberapa penelusuran penulis tidak menemukan siapa pembawa agama Hindu. Tidak cukup hanya mengandalkan buku tapi penulis juga melakukan penelusuran sampai kepada Google tetapi tidak menemukannya.
Lebih lanjut dalam agama Hindu juga tidak diketahui siapa penulis kitab sucinya. Namun menurut beberapa menyebutkan bahwa wahyu agama Hindu diajarkan oleh guru ke murid secara langsung dan dihafalkan dalam bentuk prosa, sajak-sajak, lagu-lagu, mantera-mantera, puisi dan dalam bentuk sastra lainnya. Seiring perkembangan tokoh-tokoh atau pendeta Hindu baru menuliskan dalam bentuk buku atau kitab suci.
Dalam Wikipedia Indonesia Bebas terdapat seorang tokoh penyebar agama hindu yang sampai ke Indonesia yaitu Rsi Agastya, namun dia hanya tokoh yang berpengaruh dalam mendakwahi agama Hindu, tidak bisa disebut sebagai Nabi atau pembawa atau pencetus agama Hindu.[33] Ada yang menarik dalam artikel Wikipedia dan disebutkan sebagai berikut:
Sruti (artinya "apa yang didengar") terutama mengacu kepada kumpulan Weda, yang merupakan bentuk pustaka Hindu tertua. Banyak umat Hindu mengagungkanWeda sebagai kebenaran abadi yang diwahyukan kepada para resipurbakala, sementara umat yang lain tidak menyangkutpautkan penyusunan Weda dengan Tuhan atau seseorang. Umat Hindu meyakini kumpulanWeda sebagai pedoman bagi dunia spiritual, yang akan ada selama-lamanya, bahkan tetap ada jika seandainya tidak pernah diwahyukan kepada para resi. Umat Hindu memiliki kepercayaan demikian karena mengimani bahwa kebenaran spiritual dalam Weda bersifat kekal, yang dapat terus diungkapkan dengan cara-cara yang baru.[34]

Konsep Lainya Dalam Agama Hindu
1.      Larangan
Minuman keras dilarang dalam kitab-kitab Hindu, misalnya Manusmriti Ch. 9 V. 235, Manusmriti Ch. 11 V. 55, Rigveda Bk. 8 Hymn 2 V. 12, dan banyak lagi bagian yg lain.  Judi dilarang dalam kitab veda disbutkan dalam Rigveda Bk. 10 Hymn 34 V. 3. Mengundi nasib dengan bermain dadu dilarang, disebutkan didalam beberapa tempat diantaranya Rigveda Bk. 10 Hymn 34 V. 13. Hal-hal yang berhubungan dengan meramal adalah dosa disebutkan dalam Manusmriti Ch. 9 V. 258.[35]
2.      Kasta
Dalam agama Hindu terdapat kasta-kasta atau struktur social masyarakat yang terdiri dari; Bramana, yaitu golongan para pendeta yang berhak menafsirkan veda/weda, termasuk golongan terkemuka atau tokoh masyarakat. Kasatria, terdiri dari perwira, tentara dan pegawai negeri (PNS). Waisya, terdiri dari saudagar dan kaum buruh. Sudra, terdiri dari hamba sahaya dan orang-orang hina.[36]

3.      Poligami
Vishnusutra Ch. 24 V. 1 menyebutkan kalau ayahanda Sri Rama punya 4 istri. Mahabarata Anushasana Parva Sec. 15 menyebutkan Krisna punya 16100 istri. Jika dianalisa, orang Hindu boleh mempunyai istri berapapun ia mau, walaupun pemerintah melerangnya, sedangkan kitab sucinya membolehkan sesukanya.[37]
4.      Ibadah
Agama Hindu khusunya di Indonsia beribadah pada hari Jum’at  sorenya. Berkumpul di Kuil atau rumah Ibadahnya. Mula-mula mengatur nafas setelah itu membaca mantera dengan bahasa sang yang dipuja dan yang dimuliakan oleh mereka adalah alam. Kemudian diiringin dengan lagu-lagu yang memuji tuhan. Kemudian berdiri bersama dengan mendoakan keselamatan semua makhluk dengan menyembah. Kemudian khotbah dengan bahasa pengikutnya. Dalam agama Hindu juga ada sembahyang setiap pagi jam 7:00 mengadakan pemujaan dengan mengadakan pemujaan diiringi saji-sajian sebagai tanda terima kasih kepada Hyang Widhi. Kemudian membaca doa, dan pulang ke tempat masing-masing.[38]
5.      Jihad
Hindu juga punya konsep Jihad yang sama dengan Islam yaitu berjuang/berperang melawan kebathilan, seperti pada  Bhagavat Gita 2 : 50 ketika Krisna menyuruh Arjuna untuk berjihad, “Berjihadlah engkau demi memperoleh “Yoga” (syahid). Jihad itu demi kebaikan kamu, Jihadlah! Bhagavat Gita  adalah berisi nasihat Sri Krisna kepada Arjuna di medan pertempuran. Bhagavat Gita Ch.1 V. 42-46: Arjuna berkata pada Sri Krisna kalau ia lebih baik mati tak bersenjata tanpa perang dari pada harus membunuh saudara sepupu (Kurawa). Bhagavat Gita Ch. 2 : 2 :  Krisna berkata, “Oh Arjuna kenapa pikiran kotor itu bisa masuk ke dalam benakmu? Kalau engkau enggan berperang, engkau tidak akan masuk surga, kenapa engkau berkata seperti itu, itu bisa melemahkan hatimu.”Bhagavat Gita Ch. 2 : V.31-33: Hai Arjuna, kamu ini satria, kamu harus berperang. Dengan begitu engkau akan masuk surga, mereka tidak.[39]

6.      Salam Dalam Agama Hindu
Untuk menjalin hubungan yang harmonis dan mempererat persaudaraan dalam pergaulan sehari-hari agama hindu mengajari salam persaudaraan yaitu “Om Swastyastu” digunakan untuk memulai dan mengakhiri. Khusus untuk mengakhiri kegiatan menggunakan “Om Santi, Santi, Santi, Om” artinya semoga damai. “OM” berasal dari symbol “A” symbol Brahma, “U” Simbol Wisnu dan “M” symbol Syiwa, lalu diucapkan AUM atau OM.[40]
Pada waktu mengucap salam kedua tangan dicakup kedepan dada dengan ujung jari mengarah ke atas, yang menerima salam sebaiknya mengucapkan “Om Swastyastu” dengan sikap yang sama. Om artinya Tuhan, Su artinya Baik, Asti artinya ada dan Astu artinya Semoga jadi “Om Swastyastu” artinya Semoga selamat atas rahmat tuhan yang maha esa. Maka setiap kegiatan telah dilaksanakan dengan saling mendoakan antara satu dengan yang lainnya.[41]
7.      Hari Besar Agama Hindu
Dalam agama Hindu juga memiliki hari raya-hari raya seperti hari raya Galungan yang berasal dari kata jawa kuno yang artinya Menang. Hari raya ini menurut keterangan dilakukan pada tahun saka 804 atau 882 M. Ada hari raya Saraswati yang hari raya terpenting agama Hindu, menurut legenda Saraswati adalah dewi/istri Brahma, disebut juga sebagai pelindung/pelimpah pengetahuan. Kemudian ada hari raya nyepi yang rayakan setiap tahun baru saka. Dengan tujuan memohon kepada tuhan untuk mensucikan alam manusia dan alam semesta. Selanjutnya ada hari raya Kuningan yang rayakan oleh umat Hindu Dharma. Perayaan ini jatuh pada hari Saniscara (sabtu), Kliwon, Wuku Kuningan. Sabtu hari ke 7 dalam satu pekan, dengan tujuan untuk dilindungi oleh dewa Indera.[42]


8.      Amalan Agama Hindu
Rigveda Bk. 10 Hymn 117 ayat 5 menjelaskan tentang berderma. Manusmriti Ch. 4 ayat 222 dan Manusmriti Ch. 6 ayat 24 menyebutkan tentang puasa. Rigveda Bk. 3 Hymn 29 ayat 4 menyebutkan tentang “Ilaspad” yang artinya adalah juga baitullah, dan juga dikatakan berada ditengah dunia “prathvi”. Kita tahu letak Mekkah ada ditengah dunia pada daerah garis Katulistiwa. Hal yang sama Juga disebut pada Rigveda Bk. 1 Hymn 128 V. oleh karena itu untuk masuk ke Mekkah umat Hindu harus Islam. Tidak ada pilihan lain bagi agama Hindu selain masuk Islam kalau ingin menjalankan ayat-ayat suci diatas.

Metode Da’wah Kepada Agama Hindu
Metode terbaik adalah mengajak  dialog untuk kembali ke kitab suci sebagai dasar utama ajaran agama. Karena hanya dengan kembali ke kitab suci-lah seseorang dapat menemukan esensi sebenarnya dari ajaran agamanya yang mungkin saja tidak pernah diketahuinya karena minimnya akses umat ke kitab suci, dan selama ini hanya menerima saja apa yg diberikan oleh pemimpin agama mereka. Masalahnya adalah banyaknya para pemuka agama yang melarang umatnya untuk membaca kitab suci, membuat terhalangnya umat untuk memahami kitab sucinya. Islam yang tidak mengenal konsep kependetaan sebagai perantara antara umat dan Tuhannya dapat menjadi contoh yang bagus dimana justru dengan tidak adanya konsep kependetaan itu membuat umat Islam mempunyai akses terhadap kitab sucinya jauh lebih besar dibandingkan umat-umat agama lainnya.[43]
Umat Islam yang tetap menjaga bahasa arab dalam Al-Qur’an, seharusnya umat Hindu juga menghidupkan lagi bahasa Sansekerta sebagai alat untuk memahami kitab sucinya, sebuah kitab suci akan lebih dapat dipahami dengan benar apabila ia dibaca dan dipahami melalui bahasa aslinya. Ia mengatakan, Jika orang Hindu memahami kitab sucinya dengan baik, mereka akan menemukan bahwa kitab suci Hindu dan Islam sama berbicara tentang Tuhan yang satu, mereka akan punya misi yang sama seperti yang dikatakan oleh nabi Muhammad , dan mereka akan percaya adanya kehidupan setelah kematian.[44] Namun kita juga tidak melupakan Firman Allah dalam AL-Qur’an Surat Ali Imran ayat 110.
Pertanyaan yang akan terlintas
Kalau ternyata banyak ajaran yang sama antara Hindu dan Islam, apakah itu berarti bahwa umat Hindu juga bisa disebut Ahlul Kitab? Jawaban ini mungkin bisa mewakili : “Dalam pandangan Islam, mungkin saja kitab Hindu adalah dari Tuhan dan tokoh-tokohnya adalah nabi utusan Tuhan. Tapi andai kata itu benar, itu hanya untuk masa itu saja dan untuk umat tertentu saja, yang mana setelah nabi Muhammad datang dengan ajarannya untuk seluruh umat manusia, itulah yang harus diikuti.” Disi lain  agama Hindu juga tidak ditemukan dengan jelas siapa tokoh pencetusnya.

Penutup
Dari gambaran konsep-konsep diatas maka dapat kita simpulkan bahwa konsep agama Hindu memiliki kontradiksi antara satu dengan yang lain. Disuatu sisi konsep tuhan agama Hindu Monoteisme namun disisi lain mereka memiliki banyak dewa yang harus disembah. Maka tidak heran jika kita bertanya kepada orang Hindu awam percaya berapa banyak Tuhan? Beberapa orang mungkin mengatakan 3, beberapa orang mungkin mengatakan 100, beberapa orang mungkin mengatakan 1.000, sementara yang lain mungkin mengatakan 33 crores, 330 juta.
Tetapi jika Anda bertanya kepada seorang Hindu terpelajar yang berpengalaman dengan tulisan suci Hindu, dia akan memberitahu Anda bahwa dalam Hinduisme Anda harus percaya dan menyembah hanya kepada satu Tuhan. Kebanyakan umat Hindu menganut paham Phanteism/Fantaisme (Pancaran), yaitu “Everything is God” (semua adalah Tuhan). Matahari, bulan, bintang, bahkan ular-pun dianggap Tuhan. Sedang umat Islam menganut paham “Everything is God’s” (semuanya milik Tuhan). Pohon, manusia, bumi, bulan, bintang, dan lain-lain. semua adalah milik Tuhan. Dalam Hindu “God,” dalam Islam “God’s”, perbedaannya hanya pada “’s”. Maka jika umat Hindu & Islam sepakat pada “’s” ini maka mereka akan bersatu.
            Konsep Tuhan dalam Islam adalah apa yang terdapat pada QS. Al-Ikhlas ayat 1-4 :  Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa” (1)  Allah tempat meminta segala sesuatu (2) Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, (3) dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.(4). Konsep Tuhan dalam Islam lebih rasional dan bahkan lebih Ilmiah ketimbang dewa-dewa yang disembah dalam agama Hindu.


Dafta Pustaka

Ahmadi, Abu, Perbandingan Agama (Jilid 1), Surakarta: AB. Sitti Syamsiyah Sala, 1979
Al Maghlouth, Sami bin Abdullah, Athlas Al-Adyan, terj. Syauqi Abu Khalil, Jakarta: Almahira, 2011
Djam’annuri (Ed.), Agama Kita, Perspektif Sejarah Agama-Agama (Sebuah Pengantar), Yokyakarta: Karunia Alam Semesta, 2000
Jirhanuddin, Perbandingan Agama (Pengantar Studi Memahami Agama-Agama), Yogyakarta: Pustaka Fajar, 2010
Puar, Yusuf A., Panca Agama di Indonesia, Jakarat, Pustaka Antara, 1977
Sinaga, Abdullah, Makna Agama Terhadap Alam Fikiran Manusia, Medan, Raibow, 1987
Refernsi lain:
Id.wikipedia.org/ Rsi-Agastya
Id.wikipedia.org/hindu
Dr. Zakir Abdulkarim Naik dalam Dialog Dr Zakir Naik Dengan Sri Sri Ravi Shankar Dalam Topik “Konsep Tuhan Dalam Hindu Dan Islam” Bertempat di Bangalore di depan kerumunan 50000 hadirin lebih, di Grounds Palace pada tanggal 21 Januari 2006. (MP4. File)
Zakir Abdulkarim Naik, Similarities Between Hinduism And Islam,(sisi Persamaan Hindu dan Islam) (Vidio)





[1] Dr. Zakir Abdulkarim Naik dalam Dialog Dr Zakir Naik Dengan Sri Sri Ravi Shankar Dalam Topik “Konsep Tuhan Dalam Hindu Dan Islam” Bertempat di Bangalore di depan kerumunan 50000 hadirin lebih, di Grounds Palace pada tanggal 21 Januari 2006. (MP4. File)
[2] Djam’annuri (Ed.), Agama Kita, Perspektif Sejarah Agama-Agama (Sebuah Pengantar), Yokyakarta: Karunia Alam Semesta, 2000, hlm. 35
[3] Dr. Zakir Abdulkarim Naik dalam dialog, Dr. Zakir Naik dengan Sri Sri Ravi Shankar Konsep Tuhan Dalam Hindu Dan Islam” 
[4] Ibid
[5] Ibid
[6] Jirhanuddin, Perbandingan Agama (Pengantar Studi Memahami Agama-Agama), Yogyakarta: Pustaka Fajar, 2010, hlm. 63-64
[7] Abdullah Sinaga, Makna Agama Terhadap Alam Fikiran Manusia, Medan, Raibow, 1987, hlm. 113-114
[8] Jirhanuddin, Perbandingan Agama (Pengantar Studi Memahami Agama-Agama), hlm. 65
[9] Ibid, hlm.65-66
[10] Sami bin Abdullah Al Maghlouth, Athlas Al-Adyan, terj. Syauqi Abu Khalil, Jakarta: Almahira, 2011, hlm.484
[11] Zakir Abdulkarim Naik, Similarities Between Hinduism And Islam, (Vidio)
[12] Djam’annuri (Ed.), Agama Kita, Perspektif Sejarah Agama-Agama (Sebuah Pengantar), hlm. 47
[13] Dr. Zakir Abdulkarim Naik dalam dialog, Dr. Zakir Naik dengan Sri Sri Ravi Shankar Konsep Tuhan Dalam Hindu Dan Islam” 
[14] Ibid 
[15] Bedasarkan Vidio Dr. Zakir Naik “Sisi Persamaan Antara Hindu dan Islam”
[16] Djam’annuri (Ed.), Agama Kita, Perspektif Sejarah Agama-Agama (Sebuah Pengantar), hlm. 48
[17] Ibid
[18] Ibid
[19] Ibid, hlm.49
[20] Ibid, hlm. 49-50
[21] Dr. Zakir Abdulkarim Naik dalam dialog, Dr. Zakir Naik dengan Sri Sri Ravi Shankar Konsep Tuhan Dalam Hindu Dan Islam” 
[22] Ibid
[23] Yusuf A. Puar, Panca Agama di Indonesia, Jakarat, Pustaka Antara, 1977, hlm. 110
[24] Ibid, hlm. 110-111
[25] Zakir Abdulkarim Naik, Similarities Between Hinduism And Islam, (Vidio)
[26] Ibid
[27] Abdullah Sinaga, Makna Agama Terhadap Alam Fikiran Manusia, hlm. 114-115
[28] Abu Ahmadi, Perbandingan Agama (Jilid 1), Surakarta: AB. Sitti Syamsiyah Sala, 1979, hlm.20-21
[29] Abdullah Sinaga, Makna Agama Terhadap Alam Fikiran Manusia, hlm. 116
[30] Abu Ahmadi, Perbandingan Agama (Jilid 1), hlm. 21
[31] Dr. Zakir Abdulkarim Naik dalam dialog, Dr. Zakir Naik dengan Sri Sri Ravi Shankar Konsep Tuhan Dalam Hindu Dan Islam” 
[32] Sami bin Abdullah Al Maghlouth, Athlas Al-Adyan, hlm. 191
[33] Id.wikipedia.org/ Rsi-Agastya
[34] Id.wikipedia.org/hindu
[35] Zakir Abdulkarim Naik, Similarities Between Hinduism And Islam, (Vidio)
[36] Abdullah Sinaga, Makna Agama Terhadap Alam Fikiran Manusia, hlm. 120
[37] Zakir Abdulkarim Naik, Similarities Between Hinduism And Islam, (Vidio)
[38] Abdullah Sinaga, Makna Agama Terhadap Alam Fikiran Manusia, hlm. 121-122
[39] Zakir Abdulkarim Naik, Similarities Between Hinduism And Islam, (Vidio)
[40] Jirhanuddin, Perbandingan Agama (Pengantar Studi Memahami Agama-Agama), hlm. 84
[41] Ibid, hlm. 84-85
[42] Jirhanuddin, Perbandingan Agama (Pengantar Studi Memahami Agama-Agama), hlm. 81-84
[43] Zakir Abdulkarim Naik, Similarities Between Hinduism And Islam, (Vidio)
[44] Ibid

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: