Thursday, September 3, 2015

Habits


Habits
Pernahkan anda menonton bola. Ketika sang bintang Ronaldo membawa bola apa yang terjadi. Seolah-olah dikakinya ada mata. Sehingga kemanapun dia pergi di lampangan. Maka bola mengiringi kakinya. Pertanyaannya hebat tidak? Ketika anda menonton pertunjukan sulap, yang menghilangkan koin didepan mata anda, dan berbagai macam atraksi si pesulap yang bikin kita wow. Pertanyaannya hebat tidak? Ketika anda melihat si pembalap yang berhasil membelok di tingkungan dengan laju cepat, ini juga membuat kita harus bilang wow gitu.
Apa yang akan kita rasakan ketika kita melihat semua yang mereka lakukan itu luar biasa. Dan kita akan kagum dengan kelihaian mereka, kita akan bertanya “kenapa saya tidak bisa” atau bertanya lebih dari itu, “itu hanya sebagian orang saja”. Namun kita jarang menanyakan berapakali dia latihan setiap harinya? Berapakali dia menangis ketika gagal dalam percobaannya? Berapakali dia terluka ketika masa latihannya yang pertama?. Ini semua hampir tidak pernah ada yang menanyakan.
Terus, apakah kita bisa seperti mereka? Jawabannya asal ada kemauan pasti ada jalan. Apakah sekarang kita memiliki kemauan untuk menjadi orang sukses seperti mereka. Inilah yang akan kita jawab hari ini. How To Masters Your Habits, habits itu sesuatu yang dilakukan secara otomatis atau spontan. Yang menjadi pertanyaannya, bagaimana membentuk sebuah habits? Dan bagaimana cara mengubah habits yang buruk.
Cara membentuk sebuah habits harus memiliki Latihan + Repetisi = Habits. Ayahnya latihan, ibunya repetisi maka akan melahirkan anaknya yang bernama habits. Mau menikah siri atau kawin lari, jika ayahnya Latihan dan ibunya Repetisi maka pasti akan melahirkan anak yang bernama habits. Pertanyaan selanjutnya bagaimana proses pembentukan sebuah jalan?
Pertama tidak ada jalan, yang ada hanya hutan atau ilalang. Terus datang anak-anak main petak umpet, sehingga ilalang pada roboh dan akan menjadi sebuah jalan. Jalan setapak namanya. Kemudian datang orang memperluas itu jalan, dan memperbaikinya sehingga membuat banyak orang yang lewat. Semakin banyak yang lewat maka semakin bagus itu jalan. Namun coba biarkan selama berberapa bulan tanpa ada yang jalan, maka apa yang akan terjadi? Tentunya ilalang yang sudah mati, kembali bangkit tumbuh. Sehingga menjadi hutan belukar lagi.
Namun apa yang terjadi jika jalan setapak itu di aspal. Maka akan menjadi jalan yang ramai dilewati dan tentunya akan menjadi pertumbuhan perubahan yang besar, dari kampong akan menjadi kota. Kenapa? karena jalan itu bagus, memudahkan untuk aktivitas transaksi. Dan berbagai kegiatan lainnya. Itulah yang namanya pembentukan habits.
Ketika anda pertama kali melihat kitab arab yang tidak ada harakatnya, anda pasti pusing karena tidak bisa membacanya. Namun ketika ada kata basmallah yang tidak ada harakat, tapi anda tau cara membacanya. Itulah yang namanya habits. Kata basmallah selalu anda ulang-ulang dalam sehari minimal 2 x 17 kali ketika shalat fardu. Ketika orang pertama kali mengenal sms, pusing membacanya, namun lama-lama lancar di abaca.
Allah . Berfirman dalam Al-Qur’an Thaha ayat 113 yang artinya “dan demikialah kami menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab dan kami telah menjelaskan secara berulang-ulang didalamnya…” maka jangan heran dengan orang-orang hafidz Al-Qur’an karena Allah telah memudahkannya. Namun masih tetap memiliki pertanyaan-pertanyaan lainnya. Ini dan itu perlu untuk diketahui.
Untuk membatas banyaknya pertanyaan itu, maka disini kami berikan tips agar hilang setengah dari pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu. Latihan + Pengulangan = Otomatis. Untuk menjadi sebuah pekerjaan secara otomatis perlu yang namanya latihan dan harus terus diulang-ulang. Setiap pengulangan akan menjadi kebiasaan, dari kebiasaan inilah melahirkan otomatis. Ketika anda membawa motor matik, apa yang terjadi ketika membawa motor non-matik. Mati mesin di setiap lampu merah.
Thomas Alfa Edison, penemu bola lampu. Dia mencoba 1.000 kali baru menghasilkan lampu pijar. Bagaimana kalau dia berhenti mencoba. Pasti lampu pijar bukan dia yang menemukan. Anda kenal dengan Machel Jordan, pemain basket terkenal dengan tembakan-tebakan yang tepat dan akurat. Anda tau dia berapa kali setiap hari dia mencoba. Dia setiap hari melakukan lemparan dari jarak 10 meter sebanyak 150 kali.
Ketika Machel Jordan di tes, 10 meter tempat biasa dia lempar bola basket. 10 kali leparan, ke sepuluh-sepuluh kalinnya masuk. Kemudian ditutup mata, disuruh lempar lagi ditempat dia berdiri biasa. 10 kali. Kesepuluh kali itu jaga masuk. Berarti mata tidak berpengaruh baginya.
Namun ketika disuruh mundur 3 langkah dari tempat biasa dia latihan. Ternyata dari 10 leparan hanya 7 yang masuk. Ketika disuruh maju tiga langkah, juga menghasilkan hal yang sama yaitu 7 kali masuk. Maka dari kebiasan dia melempar dengan jarak 10 meter. Maka dia tidak akan lagi meleset walau mata ditutup. Itulah kebiasaan yang sudah otomatis.
Ketika tukang bagunan disuruh tanam padi, maka dia akan bingung kerena bukan propesinya. Begitu juga dengan pembalap motor disuruh main bola. Maka tanah yang akan dia sepak. Karena bukan kebiasaannya. Dari sebuah penelitian untuk menghasilkan otomatis maka harus ada 1.000 sampai 500.000 kali pengulangan. Sehingga bisa otomatis dalam merespon sesuatu.
Lama pembentukan habits, minimal satu bulan dan maksimal tidak terbatas. Ambil contoh makan saur di bulan Ramadhan. Ketika setelah habis puasa, makan pagi biasanya sebelum subuh. Maka makan pagi jam 7:00 Wib. Itu terasa tidak enak. Karena pola makan kita telah berubah. Begitu juga ketika puasa pertama kali akan terasa berat. Namun lama-lama kelamaan, akan terasa enak secara tersendiri.
Ambil contoh lain. Ketika pertama kali Shadaqah 100.000 maka akan terasa riya. Yang lain bawa golok, gw bawa peci nih. Sangat terasa riya. Namun jika terus dibiasakan, riya akan hilang. Shadaqah 100.000 ribu, itu sudah biasa. Sehingga seperti membuang duit saja. Tidak ada masalah dengan itu. Ketika anda mengendarai motor pertama kali, tentu tidak bisa baca dan balas sms. Namun jika telah biasa, jangan baca dan balas sms, main game juga bisa ketika mengendarain motor.
Ketika anda bertanya bagaimana cara agar kita bisa bangun malam tahajud. Ya bagun saja, terus shalat. Tapi saya tidak bangun. Pake alarm. Tapi juga tidak bagun. Kalau anda tidak pernah mencobanya, maka tidak akan pernah anda bisa tahajud. Begitu juga ketika anda ingin menjadi penulis maka bacalah dan tuliskanlah. Tapi tidak tau mau menulis apa? Maka tulis saja tidak tau mau menulis apa? Yang nantinya akan menjadi penulis yang tidak tau menulis apa?
Maka dari itu, pembentukan habits memiliki syarat-syarat. Memiliki niat yang tulus karena Allah dan mintalah pertolongan kepadanya. Selanjutnya Istiqamah melakukannya. Jangan pernah ada kata “Cuma”. Karena kata ini berbahaya. Cuma hari ini saja berhenti, besok tidak. Besok lagi, Cuma hari ini lagi. Cuma sebentar main game, tapi mainnya sampai 2 jam. Maka kata Cuma sangat berbahaya. Cuma sebentar jalan-jalan. Saya juga Cuma bilang aja. J
Kabar baik daripada habits tidak perlu mikir apalagi hitungan, tidak perlu motivasi dan inspirasi. Habits dilaksanakan secara berkala dengan istiqamah dan jangan pernah berhenti. Imam Syafi’I berkata; tidak akan sampai suatu ilmu kepada kalian kecuali 6 syarat, cerdas, semangat, sungguh-sungguh, investasi (bekal), bersama pembibing, dan waktu yang lama. Jadi untuk menjadi orang yang hebat membutuh waktu yang lama.
Rumus simpelnya begini; Paksa + Biasa = Hebat. Paksakan diri anda untuk tahajud, kemudian anda akan terbiasa. Paksalah untuk menulis, kemudian akan menjadi biasa, terus anda akan menjadi penulis. Merokok dan pacaran salah satu habits buruk muda-mudi sekarang. Karena itu harus dibuang jauh-jauh.
Bagaimana cara, kembali ke rumus semula. Punya niat yang benar. Karena nawaitu bukan karena adek itu. Jangan mengulangi lagi walau hanya sekali. Menyibukan diri dengan habits baru. Dan seterusnya. Usuhalah dengan baik, karena usaha adalah awal daripada keberhasilan. Jangan mudah putus asa. Kita mau kita bisa. Jangan pernah takut untuk mencoba. Kalau anda tidak pernah mencoba, bagaikan orang yang mau berperang, telah berpikir kalah dan menyerah.
Jangan lihat apa yang dilakukan orang sekarang, tapi lihatlah bagaimana usaha mereka sebelumnya. Daun menunjukkan akar. Semakin banyak duan dan ranting sebuah pohon maka semakin besar dan banyak pula itu akarnya. Dan tentunya semakin kokoh pula untuk tidak tumbang. Ketika anda melihat orang membaca surat Al-Baqarah ketika shalat, apakah dia Cuma hafal surat itu. Tentunya bukan itu saja yang dia hafal.
Oleh karena itu, perlu dari sekarang untuk mengubah yang buruk dan memperbaiki yang baik. Ketika anda tidak biasa mengucapkan syahadat waktu sebelum shakaratul maut, kira-kira bisa mengucapkan ketika nyawa kita mau dicabut. Banyak kita lihat kematian yang tiba-tiba. Sesuai dengan kebiasaannya. Ada yang meninggal lagi asyik main bola, ada pula yang tebrak lagi berduan. Namun juga ada yang meninggal pas waktu shalat.
Maka dari itu, jangan sampai kita meninggal dalam kadaan yang buruk. Maka perbiasakanlah untuk tetap mengucapkan syahadat agar kita mampu mengucapkannya diwaktu kita mau berakhir di dunia ini. Shalatlah karena itu mengingatkan kepada sang tuhan. Bershalawatlah kepada nabi kita Muhammad . Karena nanti di akhirat malaikat akan menanyakan siapa tuhan anda? Siapa nabi anda? Kemana kiblat anda? Bagaimana kita bisa menjawab kalau didunia kita tidak biasa. Bagaimana kita tau Rasulullah jika sehari-hari kita tidak pernah bershalawat kepadanya. Bagaimana kita ketahui kiblat kita, jika kita tdak pernah shalat.
Landasan kita Allah tidak mengubah suatu kaum kecuali kaum tersebut yang akan mengubahnya sendiri. Bagaimana kita bisa mengubah, jika tidak berani untuk mencoba. Semoga anda bisa mencobanya dan selamat sukses. Kalau mau sukses lupakan banyak alasan. Kalau banyak alasan maka lupakan kesuksesan. Terima kasih, sampai jumpa untuk pertemuan selanjutnya.

Pembahasan Selanjutnya: Feminisme

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: