Geng Palu Arit Dalam Panggung Sejarah
PKI "Hidup Segan Mati Tak Mau"
Oleh: Randi
(Mahasiswa STID Mohammad Natsir)
Komunis merupakan ideologi yang dilahirkan Karl Marx, seorang
Filsuf sekaligus pakar ekonomi dan politik. Pemahamannya mengenai komunis pun
menjadi pergunjingan. Sebab, Marx menyebut bahwa agama merupakan candu bagi masyarakat. Bagaimana paham komunis masuk ke
Indonesia? Komunis di Indonesia lahir dari haribaan organisasi Islam yaitu
Syarikat Islam (SI) yang dibentuk tahun 1912. Dari sana, muncul
tokoh-tokoh sayap kiri, seperti Semaun dan Darsono.
"Dari gagasan-gagasan sosial
demokrasi berangsur-angsur berubah menjadi demokrasi sosial yang radikal.
Semaun dan Darsono selalu merupakan sayap oposisi dalam Syarikat Islam,"
kata Mohammad Hatta dikutip buku 'Bung
Hatta Menjawab'. Setelah lima tahun, tepatnya 1917,
lahirlah Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, nama PKI belum besar karena
dibuat secara diam-diam dan menjadi fraksi kiri dalam SI.
Sebelum mendirikan PKI, Semaun dan
Darsono pernah mengenyam pendidikan tentang komunis dari Sn eevlit di Indische
Social Demoratische Partij (ISDP). Sneevlit sendiri diketahui merupakan sayap
kiri di dalam ISDP. Dari sana, keduanya sering berdiskusi dengan Sneevlit. Keduanya
pun melihat celah di SI, sehingga secara perlahan memasukkan
ideologi-ideologinya.
"Syarikat Islam yang kurang
memperhatikan nasib buruh, telah merupakan lowongan baik bagi ide-ide radikal
yang dimasukan oleh Semaun dan Darsono yang tadinya diinspirasikan oleh
Sneevlit," jelasnya.
Salah seorang tokoh SI, Haji Agus
Salim, akhirnya menegakkan disiplin partai. SI pun berganti nama menjadi Partai
Syarikat Islam di tahun 1921. Sesudah itu, barulah resmi nama PKI mencuat.
Namun, lanjut Hatta, partai komunis itu pun tidak kompak lantaran salah seorang
pendirinya, Tan Malaka, membentuk Partai
Rakyat Indonesia (PARI).
"PKI yang baru itupun tidak kompak. Tan Malaka kemudian
membentuk PARI," terangnya. Dalam sejarahnya di Indonesia, PKI melakukan tiga
pemberontakan. Pemberontakan pertama adalah tahun
1926. Pemberontakan itu gagal dan PKI dilibas pemerintah kolonial Belanda.
Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang,
umumnya kader-kader partai, dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di
Papua.
Gerakan bawah tanah membangkitkan PKI
hingga kembali solid. Pada 1948, PKI melancarkan pemberontakan kedua.
Pemberontakan berniat meruntuhkan RI dan menggantinya dengan negara komunis.
Upaya kedua ini kembali gagal. Literatur mencatat pemberontakan ketiga
dilakukan pada 1965, lagi-lagi gagal.
Penanaman kapital di Indonesia pada sejak akhir abad
ke-XIX meningkat dengan cepat, yang membawa perubahan besar dalam kehidupan
ekonomi dan sosial di Indonesia. Untuk mengerjakan bahan-bahan mentah,
imperialisme Belanda mendirikan pabrik-pabrik, membikin pelabuhan-pelabuhan dan
jalan-jalan kereta-api. Tetapi, semuanya itu sekali-kali bukanlah untuk
memajukan Indonesia, melainkan untuk mengintensifkan penghisapan kolonial
terhadap Rakyat Indonesia.Dengan demikian pengaruh kapitalisme menjadi merasuk
ke dalam masyarakat Indonesia,yang mendorong lahirnya klas-klas baru dalam
masyarakat Indonesia, yaitu : Klas proletar,intelektual dan borjuasi Indonesia.
Lahirnya klas proletar mendorong berdirinya organisasi
serikat buruh. Di banyak tempat di Indonesia mulai berdiri serikat buruh –
serikat buruh, seperti serikat buruh pelabuhan, serikat buruh kereta-api,
serikat buruh percetakan dan serikat buruh – serikat buruh di pabrik-pabrik
lainnya.
Pada tahun 1905 berdirilah serikat buruh kereta-api yang
bernama SS-Bond (Staats-Spoor Bond). Dalam tahun
1908 berdirilah Perkumpulan Pegawai Spoor dan Trem (Vereniging
van Spoor en Tram Personeel – VSTP), suatu serikat buruh kereta-api
yang militan ketika itu.
Serikat buruh – serikat buruh ini merupakan sekolah-sekolah
politik bagi
massa kaum buruh. Tetapi, perjuangan serikat buruh adalah perjuangan yang
terbatas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan langsung daripada para anggotanya,
untuk perbaikan upah dan syarat-syarat kerja, suatu perjuangan yang terbatas
pada soal-soal sosial ekonomi.
Kesadaran yang diperoleh lewat aksi-aksi dan
pemogokan-pemogokan belumlah mencapai tingkat kesadaran-klas yang sempurna,
tetapi baru pada tingkat kesadaran pertentangan antara mereka sebagai
buruh-upahan terhadap majikannya itu sendiri yang memeras tenaganya, tingkat
kesadaran yang elementer, kesadaran yang masih terbatas untuk memperjuangkan
nasibnya sendiri, nasib golongannya.
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan gerakan
buruh, kesadaran politik dan orgarisasi klas buruh pun meningkat pula. Klas
buruh menghendaki suatu organisasi yang tidak hanya membatasi diri pada
perjuangan serikat buruh, sebab hanya dengan organisasi serikat buruh, sistim
kapitalisme, yang merupakan sumber kemiskinan dan kesengsaraan bagi seluruh
massa pekerja, tidaklah dapat ditumbangkan.
Untuk menumbangkan
sistim kapitalisme, klas buruh harus menjalankan perjuangan politik yang revolusioner,
klas buruh harus mempunyai partai politik.
Tingkat kesadaran klas buruh inilah yang mendorong
berdirinya suatu partai politik, yang merupakan alat untuk memperjuangkan
cita-cita dan politik daripada klas buruh. Partai politik klas buruh ini tidaklah
hanya untuk memimpin perjuangan klas buruh guna perbaikan upah dan
syarat-syarat kerja kaum buruh, akan tetapi sampai dengan untuk merombak
susunan masyarakat yang memaksa seseorang yang tidak bermilik harus menjual
tenaganya kepada kaum kapitalis.
Pada bulan Mei tahun 1914 di
Semarang telah berdiri Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia (Indiskhe
Sociaal Democratiskhe Vereniging — ISDV), suatu organisasi politik yang
menghimpun intelektual-intelektual revolusioner bangsa Indonesia dan Belanda.
Tujuannya ialah untuk menyebarkan Marxisme di kalangan kaum buruh dan Rakyat
Indonesia. Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia inilah yang pada tanggal 23
Mei tahun 1920 berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Lahirnya PKI merupakan peristiwa yang sangat penting bagi
perjuangan kemerdekaan Rakyat Indonesia. Pemberontakan kaum tani yang tidak
teratur dan bersifat perjuangan sedaerah atau sesuku dalam melawan imperialisme
Belanda, yang terus menerus mengalami kegagalan, sejak PKI berdiri, menjadi diganti
dengan perjuangan proletariat yang terorganisasi dan yang memimpin perjuangan
kaum tani dan gerakan revolusioner lainnya.
Pecahnya Revolusi Oktober di Rusia tahun 1917 sangat berpengaruh pada
proletariat Indonesia. Lahirnya PKI dan perkembangannya tidaklah dapat
dipisahkan dari pengaruh kemenangan Revolusi Oktober itu. Kemenangan Revolusi
Oktober Besar di Rusia itu telah membangkitkan kesadaran Rakyat-Rakyat jajahan.
Revolusi Oktober, memberi
keyakinan kepada Rakyat Indonesia, bahwa imperialisme Belanda pasti dapat
digulingkan, dan Rakyat Indonesia akan dapat mendirikan negara Indonesia yang
bebas dan merdeka. Jadi Partai Komunis Indonesia lahir dalam zaman
imperialisme, sesudah di Indonesia ada klas buruh, sesudah di Indonesia berdiri
serikatburuh-serikatburuh dan Perkumpulan Sosial Demokratis Indonesia, yaitu
organisasi politik yang pertama daripada kaum Marxis Indonesia, sesudah
Revolusi Oktober tahun 1917.
Lahirnya PKI bukanlah suatu hal
yang kebetulan, melainkan suatu hal yang sesuai dengan perkembangan sejarah,
suatu hal yang wajar. PKI adalah anak zaman yang lahir pada waktunya.
Hendricus
Josephus Fransiscus Kemunculan paham
Komunisme diawali dengan datangnya kaum komunis dari Belanda bernama lengkap
Hendricus Josephus Fransiscus atau dikenal dengan Sneevliet.
Proses berpolitiknya dimulai
ketika tahun 1901 pada usia 20-an, dia mulai berkenalan dengan gelanggang
politik. Ia bergabung dalam Sociaal Democratische Arbeid Partij (Partai Buruh
Sosial Demokrat) di Belanda.
Sneevliet
memimpin pemogokan-pemogokan buruh di Belanda lewat federasi serikat buruh yang
dibuat oleh Pemerintah Belanda mulai melakukan penekanan terhadap Sneevliet. Pada tahun 1912 ia
mengundurkan diri setelah terjadi konflik antara serikat buruh yang dipimpinnya
dengan federasi serikat buruh. Tahun 1913 pertama kali ia menginjakkan kaki ke
Indonesia, tepat setelah dunia pergerakan di Hindia Belanda (baca : Indonesia)
sedang bersemi. Pada tahun 1914, ia mendirikan sebuah organisasi politik yang
diberi nama Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV) pada tahun 1914,
dalam waktu setahun perkembangan organisasi mengalami perkembangan pesat
menjadi ratusan anggotanya. Usaha Sneevliet yang meletakkan pondasi bagi
perkembangan PKI adalah : membentuk nekleus kaum sosialis (dimulai dari para pekerja asing
berkebangsaan Belanda), membangun gerakan serikat buruh, dan melakukan
intervensi ke dalam gerakan nasionalis. Dengan mengangkat isu perlawanan
terhadap imperealis-kolonial isme sehingga komunisme keberadaannya dapat
diterima oleh para pemuda di Indonesia, seperti Semaun, Alimin, Darsono, Tan
Malaka bahkan Soekarno dengan Nasakomnya.
IDEOLOGI PARTAI KOMUNIS
Ideologi adalah cita-cita dan pandangan-pandangan yang
menyatakan kepentingan-kepentingan suatu klas. Di dalam masyarakat modern,
masyarakat kapitalis, pada pokoknya terdapat dua klas. Klas kapitalis, yaitu
mereka yang memiliki alat-alat produksi, yang tidak bekerja dan hidup dari menghisap kerja
kaum buruh. Klas buruh, yaitu mereka yang tidak memiliki alat-alat produksi,
bekerja keras pada kapitalis, tetapi tidak mendapat hasil yang cukup untuk
hidup yang layak.
Klas kapitalis hidup dari menghisap kerja kaum buruh. Adanya klas kapitalis
karena adanya klas buruh yang dihisap. Untuk mendapat laba yang lebih banyak, kapitalis yang
satu harus bersaing melawan kapitalis-kapitalis lainnya. Dalam persaingan ini
banyak kapitalis-kapitalis kecil jatuh bangkrut.
Dengan menghisap kerja kaum buruh, dan dengan bersaing,
di dalam klasnya sendiri, itulah yang merupakan syarat-syarat pokok bagi
perkembangan kapitalisme. Oleh karena itu kebahagiaan kapitalis didasarkan atas
penderitaan dari berjuta-juta massa Rakyat pekerja.
Jadi kepentingan kapitalis ialah menghisap klas buruh,
dan membangkrutkan kapitalis-kapitalis lainnya.
Semuanya ini ditujukan untuk mempertahankan
sistim penghisapan. Oleh karena itu, semua cita-cita dan pandangan-pandangan
yang ditujukan untuk mewujudkan kepentingan mengeduk laba sebanyak-banyaknya,
kepentingan untuk mempertahankan sistim penghisapan, adalah merupakan ideologi
daripada klas kapitalis.
Klas buruh tidak memiliki alat-alat produksi. Klas buruh
bekerja di dalam pabrik-pabrik, bekerjasama dan mengadakan pembagian pekerjaan
dengan mempunyai tanggungjawab perseorangan menurut pembagian pekerjaan
masing-masing, dan menjalankan produksi secara kolektif. Dalam produksi yang
maju di pabrik-pabrik, terpeliharalah kebiasaan kaum buruh untuk bersatu, untuk
saling membantu, berorganisasi dan berdisiplin.
Untuk perkembangan diri klas buruh sendiri, klas buruh
harus bersatu dengan massa Rakyat pekerja lainnya. Hanya dengan persatuan di
kalangan klas buruh dan massa Rakyat pekerja lainnya itulah, klas buruh dapat
membebaskan dirinya dan selanjutnya membebaskan seluruh massa Rakyat pekerja dari
penghisapan kapitalisme. Klas buruh menaruh perhatian pada
perjuangan-perjuangan untuk pembebasan Rakyat pekerja sedunia, pada
kemenangan-kemenangan dan kekalahan-kekalahannya. Mereka mengerti, bahwa setiap
kemenangan atau kekalahan Rakyat pekerja dimana saja adalah berarti kemenangan
atau kekalahan mereka sendiri.
Jadi kepentingan klas buruh ialah
pembebasan semua Rakyat pekerja dari kapitalisme. Semua cita-cita dan
pandangan-pandangan yang diwujudkan dalam perbuatan untuk mencapai kepentingan
klas buruh merupakan ideologi klas buruh.
Partai Komunis
adalah Partainya klas buruh. Karena itu ideologi Partai Komunis adalah ideologi
klas buruh.
PEMBERONTAKAN
KOMUNIS DI INDONESIA
A. Tahun
1926 – 1927
1. Sumatera
Barat
Masuknya
pengaruh PKI ke Sumatera Barat tidak lepas dari peran serta pemuka agama Islam,
Haji Datuk Batuah yang membawa dan menyebarkan paham komunis di
daerah tersebut. Pada tahun 1923 ia menanamkan ajaran komunis di kalangan
pelajar-pelajar dan guru-guru muda Sumatera Thawalib Padang Panjang.
Oleh masyarakat setempat ajaran komunis ini disebut “ilmu kominih”
(Schrieke, 1960: 155), yakni menggabungkan ajaran Islam dengan ide
anti penjajahan Belanda, anti imperialisme-anti kapitalisme dan ajaran Marxis.
Pada akhir 1923 didirikan pusat Komunikasi Islam di Padang panjang.
Desember
1925 di Prambanan, Yogyakarta diadakan pertemuan partai yang dipimpin oleh
Alimin. Pertemuan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh PKI, diantaranya Budi Sucipto,
Aliarcham, Sugono, Surat Hardjo, Martojo, jatim, Sukirno, Suwarno, Kusno dan
lain-lainnya. Sedang Said Ali, pemimpin PKI cabang Sumatera Barat pada
pertemuan ini hadir mewakili seluruh Sumatera. Kemudian diputuskan:
a. Sejalan
dangan Surat Edaran Komite Pusat PKI No.221 maka PKI cabang Sumatera Barat
berusaha mengumpulkan senjata.
b. Mengadakan
aksi-aksi ilegal. Ini terutama dilakukan dalam bentuk membangun sel-sel PKI di
derah-daerah pertanian dalam rangka memperkuat semangat perlawanan.
c. Memperkuat
propaganda di kalangan buruh-buruh tani. Gelagat pemberontakan tercium
Pemerintah kolonial Belanda kemudian segera melakukan penangkapan terhadap
pemimpin-pemimpin PKI dengan tuduhan hendak memberontak. Sekalipun para
pemimpin PKI Sumatera Barat telah banyak yang ditangkap dan dipenjarakan, akan
tetapi pada akhirnya pemberontakan tetap meletus juga, pendukung PKI akhirnya
mengikuti jejak rekan-rekan mereka di Banten, yang meletuskan pemberontakan
pada pertengahan November 1926. Mereka menyerang kedudukan pemerintah.
Selanjutnya
di Tanjung Ampulu, pada tanggal 1 Januari 1927 terjadi pembakaran rumah milik
para pegawai pemerintah Kolonial Belanda dan kaki tangannya. Di Padang Siberuk
para pemberontak membunuh kepala nagari dan beberapa penduduk yang dianggap
kaki tangan Belanda. Di Silungkang, markas besar kaum pemberontak, terjadi
pembunuhan terhadap opsir-opsir Belanda dan beberapa orang guru agama serta
tukang emas yang dianggap bekerja sama dengan Belanda.
2. Jawa
Barat (Kabupaten Lebak – Madiun) Masuknya komunisme dikalangan masyarakat
menggunakan Islam sebagai senjata propaganda nya, pengertian komunis
ditekankansebagaiusahamenentang Belanda dan dipersamakan dengan perang sabil.
Hal tersebut kemudian dipertegas oleh Alimin dan Musso yang datang
ke Pandeglang sekitar tahun 1925.Dihadapan massa, kedua tokoh PKI
ini menguraikan secara panjanglebar soal-soal
perjuangan bangsa menghadapi penjajahan Belanda.
Dengandemikian, dalam usahanya mendapatkan
dukungan dari rakyat Banten, paraproganda PKI menghilangkan pengertian komunisme, tetapi kemudian lebih
mengedepankan persamaan perjuangan antara Islam dan PKI. Oleh karena itu,
para ulama Banten tidak
menentang kehadiran PKI di Banten bahkan diantara para
ulama itu kemudian ada yang menjadi pengurus PKI Cabang Banten. Selain itu
dukungan juga datang dari golongan petani yang dijanjikan akan dibebaskan dari
pajak kepal/perorangan (hoofdgeld). Dengan meningkatnya aktivitas PKI Banten,
bulan Juli – September1926, pemerintah Hindia Belanda melakukan penangkapan
terhadap beberapa pemimpin PKI Banten.
Penahanan inimengakibatkan pimpinan PKI berada di bawah tangan para ulama dan jawara.Golongan inilah yang kemudian memimpin para petani melancarkan
pemberonta kan pada bulan November 1926.
Target utama pemberontakan adalah kaum priyayi dan dipilih
secara selektif (kaum priyayi bukan asli Banten dan suka melakukan kekerasan kepada rakyat)
yang menjadi sasaran adalah mereka yang telah dianggap mencemari
nama baik Banten. Sementara orang Cina tidak menjadi
sasaran karena ada indikasi keterlibatan secara
tidak langsung dalam pemberontakan tersebut.
Pada tanggal 6 November 1926, pecahlah pemberontakan PKI yang
ditandai dengan penyerbuan kota Labuan pada tengah malam
oleh ratusan orang bersenjata.Pemerintah Hindia Belanda segera melakukan tindakanterhadap para
pemberontak.
Pada tanggal 13 November 1926, pemerintah kolonial telah
melakukan penangkapan di berbagai tempat di Banten, di antaranya enam kali di
Kabupaten Lebak.
Sehari kemudian, pemberontakan PKI Banten berhasil
dipadamkan oleh pemerintah kolonial dan sampai bulan Desember 1926,pemerintah kolonial masih melakukan penangkapan kepada para pelaku
pemberontakan. Para pemberontak yang berhasil ditangkap kemudian dibuang ke
Boven Digul, dipenjaran dan atau dihukum mati.
Dengan
dihancurkannya komunisme dan semakin tidak berdayanya Islam sebagai kekuatan
politik, agaknya zaman bagi nasionalisme telah tiba dan lahirlah PNI pada 4
Juli 1927 dengan Sukarno sebagai Ketua.
B. Tahun
1948
Madiun
Affairs (Peristiwa Madiun), dawali dengan
ketidakpuasan terhadap hasil persetujuan Renville yang dianggap merugikan pihak
Indonesia, kabinet Amir Syarifuddin dijatuhkan pada 23 Januari 1948 dan
menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan kabinet Hatta yang
terkenal dengan Re-Ra. Amir kemudian menjadi “golongan kiri” diluar
pemerintahan republik memulai suatu usaha yang menimbulkan bencana untuk
mendapatkan kembali kekuasaan. Februari 1948 berganti nama menjadi Front
Demokrasi Rakyat dan mencela persetujuan Renville yang sebetulnya dirundingkan
sendiri oleh pemerintahan Amir.
Pada
11 Agustus 1948 Musso (pemimpin PKI tahun 1920-an) tiba di Yogyakarta dari
Unisoviet memberi kekuatan tersendiri ditubuh PKI, ditambah lagi partai-partai
dalam tubuh FDR menyatakan bersatu dengan PKI. Pertengahan September
pertempuran terjadi antara yang Pro-PKI dan Pro-pemerintah yang pada 17
September dapat dipukul mundur hingga mereka mundur ke Madiun yang kemudian
begabung dengan satuan-satuan yang Pro-PKI lainnya. Puncak aksi PKI adalah
pemberotakan terhadap RI pada 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur. Tujuan
pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI dan menggantinya dengan negara
komunis.
Tanggapan pemerintah
yang cepat dapat dilihat melalui kecaman pemberontak melalui radio oleh Sukarno
dan menghimbau bangsa Indonesia bergabung bersama dirinya dan Hatta daripada
dengan Musso dan rencananya membentuk pemerintahan gaya Soviet. Dihadapkan pada
dua pilihan, banyak satuan militer yang pada dasarnya bersimpati kepada pihak
anti-pemerintah meilih menjauhkan diri, begitu juga FDR di Banten dan Sumatera
mereka tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan gerakan Madiun.
Pada 30 September
1948, Madiun dapat diduduki kembali oleh TNI dan polisi. pemberontak terus dipukul
mundur, Aidit dan Lukman melarikan diri ke Cina dan Vietnam, Amir
Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Pada
31 Oktober Musso tewas saat berupaya melarikan diri dari tahanan. Dalam aksi
pemberontakan dan penumpasan ini banyak sekali berjatuhan korban jiwa, baik
dari kubu PKI maupun dari pemerintah.
C. Tahun
1965
Doktrin Nasakom yang
dikembangkan oleh Presiden Soekarno memberi keleluasaan PKI untuk memperluas
pengaruh. Usaha PKI untuk mencari pengaruh didukung oleh kondisi ekonomi bangsa
yang semakin memprihatinkan. Dengan adanya
nasakomisasi tersebut, PKI menjadi salah satu kekuatan yang penting pada masa
Demokrasi Terpimpin bersama Presiden Soekarno dan Angkatan Darat.
Pada pertengahan tahun
1965, berita sakitnya Sukarno memanggil Aidit yang tengah melakukan perjalanan
ke Cina untuk pulang sekaligus membawa ahli medis dari Cina. Melihat
kondisi Sukarno, pada ahli menyimpulkan bahwa Sukarno akan segera meningggal
atau mengalami kelumpuhan permanen. Disis lain terhembus bahwa ada “Dewan
Jendral” yang hendak memberontak pemerintah berdasarkan bukti dari
pernyataan-pernyataan Aidit dan dengan ditemukannya Telegram Gilchrist. Kaitannya dengan pihak
Inggris adalah bersangkut paut dengan persoalan Malaysia.
Usulan pembentukan
angkatan kelimapun dilontarkan oleh pihak PKI yang menghendaki masyarakat
dipersenjatai, meski hal ini menimbulkan konflik antara PKI dan Angkatan Darat
yang dengan terpaksa, Jenderal Achmad Yani menyatakan bahwa Presiden berhak
mengambil keputusan semacam itu, selain itu adapula serangan-serangan terbuka
terhadap pada elite Angkatan Darat yang berkaitan dengan gaya hidup mereka yang
penuh dengan kemewahan maupun dengan sikap-sikap reaksioner yang mereka
tampilkan. Ditengah situasi yang demikian, tiba-tiba Sukarno jatuh sakit yang
pada gilirannya memunculkan perkejolakan kekuasaan dan mendorong Aidit untuk
lebih berjaga-jaga.
Angkatan Darat pun
menyelenggara kan pertemuan - pertemuan secara teratur, meski isu tentang Dewan
Jendral yang hendak menggulingkan pemerintah semaki merebak luas, hingga pada
kritik PKI yang mencap mereka sebagai koruptor dan kapitalis birokrat.
Pada tanggal 30
September malam 1 Oktober 1965, ketegangan-ketegangan meletus karena terjadinya
percobaan kudeta di Jakarta yang didalamnya terdapat skenario penculikan
jenderal-jenderal yang berakhir dengan pembunuhan sadis. Tepat menjelang fajar
Soeharto yang tidak masuk dalam daftar penculikan, pergi ke kostrad setelah
mendengar berita tersebut dan langsung mengambil alih komando atas angkatan
bersenjata dengan persetujuan jenderal-jenderal angkatan darat.
Paginya, pihak
pemberontak mengumumkan melalui radio bahwa “Gerakan 30 September” adalah suatu
kelompok militer yang telah bertindak untuk melindungi Sukarno dari kudeta yang
telah direncanakan oleh dewan jenderal yang menjadi kaki tangan Amerika Serikat
(CIA).
TUJUAN
KOMUNIS
Tujuan partai-partai komunis dunia
ialah menggantikan sistem kapitalisme dengan komunisme. Waktu terpukul
hancurnya kapitalisme, dan terpukul jatuhnya borjuasi belumlah mewujudkan
komunisme.
Antara kapitalisme dan komunisme ada
satu masa peralihan. Dalam masa peralihan ini, proletariat melakukan diktator
atas borjuasi. Ini berarti bahwa proletariat dunia memaksakan kehendaknya atas
borjuasi dunia yang berulangkali mencoba mendapatkan kembali kekuasaan politik
dan ekonomi yang hilang, agar dapat mempergunakan kembali alat-alat pemeras dan
penindasnya.
Dalam masa penindasan itu,
negeri-negeri kapitalis alat-alat penindasan borjuasi dunia diganti dengan
negeri-negeri Soviet. Soviet adalah perwujudan diktator proletariat. Tujuan
Soviet ialah menghapuskan kapitalisme dan mempersiapkan tumbuhnya komunisme.
Negara Soviet sebenarnya belum
mewujudkan komunisme. Untuk mecapai komunisme orang harus melalui jalan yang
lamanya mungkin puluhan tahun. Permulaan komunisme yang tulen berarti
berakhirnya Negara Soviet. Negara Soviet akan berhenti sebagai negara, yaitu
sebagai alat penindas dari proletariat, jika orang-orang borjuasi sebagai
pemeras dan penindas telah dibasmi atau berubah menjadi anggota pekerja
masyarakat komunisme.
Di masa kekuasaan diktator proletariat, maka industri besar yaitu
industri-industri yang cukup terpusat, dinasionalisi. Itu berarti bahwa
industri-industri itu diserahkan kepada negara proletar. Dengan nasionalisasi
industri-industri besar, hak milik perseorangan tak berlaku lagi dan diganti
dengan hak milik komunal.
Dengan demikian juga akan hapuslah
anarkisme dalam produksi, yaitu : menghasilkan barang keperluan hidup yang satu
sama lain tidak ada sangkut pautnya sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat
kapitalis.Sebagai gantinya diadakanlah rasionalisasi, yaitu menghasilkan
barang-barang keperluan hidup menurut kebutuhan masyarakat. Dengan hapusnya hak
milik perseorangan dan anarki dalam produksi, persaingan juga akan hapus.
Berhubungan dengan itu juga akan lenyaplah kata-kata yaitu : Kasta Proletar dan
Kasta Borjuasi.
Dengan hapusnya persaingan juga tak
akan berlaku lagi politik imperialisme, yaitu politik modal bank sesuatu negara
kapitalis untuk merampas negara-negara yang dibutuhkan sebagai pasaran
kelebihan hasil pabriknya, dan selanjutnya untuk mendapatkan bahan-bahan mentah
bagi industri-industrinya serta penanaman kelebihan modalnya.
Jika imperialisme tak ada lagi,
perang imperialis pun tak akan ada. Pendek kata dalam masyarakat komunis akan
hapuslah adanya hak milik perseorangan, anarki dalam produksi, persaingan,
kasta-kasta, imperialisme dan peperangan imperialis. Sebagai gantinya
tersusunlah hak milik bersama, produksi rencana, penukaran produksi dengan
sukarela dan internasionalisme, yaitu perdamaian, kerjasama dan persaudaraan
antara berbagai bangsa di dunia.
Apa yang diuraikan di atas adalah
teori komunis yang bisa menjadi kenyataan jika kapitalisme dunia jatuh
serentak, sebagaimana yang hampir-hampir terjadi pada tahun-tahun pertama
sesudah revolusi Bolshevik pertama di Rusia. Karenanya Soviet Uni pada
permulaan revolusi segera disusun atas dasar proletar yang agak tulen. Bukankah
pengkhianatan kaum sosial demokrat yang hingga sekarang dapat menghalangi
keruntuhan umum kapitalisme yang memaksa bolshevik mengadakan langkah mundur
pada tahun 1921.
Langkah mundur ini harus diterima
dalam arti ekonomi dan taktik. Dalam arti ekonomi karena Negara Soviet
mengijinkan berlakunya kembali hak milik perseorangan kepada petani-petani yang
merupakan 80 % dari jumlah penduduk Rusia dan kepada borjuis-borjuis kecil di
kota-kota, dan bersamaan dengan itu melakukan perdagangan dengan penghasilan
barang dagangan atas dasar kapitalisme.
Tapi langkah ini ternyata perlu
karena perusahaan-perusahaan kecil yang belum cukup adanya pemusatan teknis dan
administratif dan mula-mula juga dinasionalisi, menumbuhkan birokrasi yang maha
besar. Karena sekarang hak milik perseorangan dan perdagangan para
petani-petani dan perusahaan-perusahaan kecil diijinkan, lenyaplah serentak
birokrasi dan ekonomi Rusia dapat berjalan lebih lancar. Kenyataan yang
terakhir ini menunjukkan keuntungan politik yang banyak tak terduga, karena
dengan demikian petani-petani dapat ditarik dalam barisan pendukung Negara
Buruh.
Politik Ekonomi Buruh sebagaimana
orang menamakannya tak akan terbatas khusus para Rusia yang terbelakang. Juga
di negeri-negeri yang murni kapitalistis seperti Jerman, Inggris dan Amerika
dimana + 75 % dari penduduknya menjadi buruh, adanya hak milik perseorangan dan
perdagangan pada borjuis kecil dan golongan petani adalah suatu keharusan.
Terutama di Indonesia politik ekonomi baru itu mempunyai arti yang sangat
besar. Kapitalisme Indonesia adalah kapitalisme kolonial dan tidak akan tumbuh
secara tersusun dari masyarakat Indonesia sendiri, sebagaimana halnya dengan
kapitalisme Eropa. Ia dipaksakan dengan kekerasan oleh suatu negeri imperialis
Barat dalam masyarakat feodal Timur, untuk kepentingan-kepentingan negeri
Barat.
Kapitalisme Indonesia masih dalam
taraf permulaan perkembangannya. Industri-industri besar seperti
industri-industri untuk membikin mesin-mesin, lokomotif-lokomotif dan kapal,
malah industri-industri yang sangat penitng, seperti tekstil, masih belum ada.
Berhubung dengan itu proletariat Indoensia berada lebih rendah daripada proletariat
Eropa Barat dan Amerika.
Diktator Proletariat yang tulen akan
dapat membahayakan prikehidupan ekonomi di Indonesia, terlebih jika revolusi
dunia tak kunjung datang. Akibatnya daripada itu bagian yang terbesar daripada
penduduk, yaitu orang-orang yang bukan proletar, sangat mudah dihasut melawan
buruh Indonesia yang kecil jumlahnya.
Untuk menjamin pripenghidupan ekonomi
di Indonesia dalam kemerdekaan nasional yang mungkin datang, kepada penduduk
yang bukan proletar harus diberikan kesempatan (dalam jatah yang terbatas)
mengusahakan hak milik perseorangan dan perusahaan-perusahaan kapitalisme.
Lebih daripada itu, negeri harus memberikan kepadanya bantuan baik materiil
maupun moril, untuk mempertinggi produksinya. Sudah barang tentu,
perusahaan-perusahaan besar harus segera dinasionalisi. Dengan demikian
kegiatan ekonomi rakyat dapat diperkembang tanpa kekuatiran akan datangnya
kasta-kasta atau golongan lainnya. Dengan demikian pertimbangan ekonomi antara
proletar dan bukan proletar dapat dicapai dan dipertahankan.
Apabila perimbangan ekonomi telah
tercapai, maka perimbangan politik akan menyusul dan dengan sendirinya. Sudah
semestinya, buruh Indonesia sebagaimana halnya dalam ekonomi jalan politik tak
boleh melangkah lebih jauh. Malah jika nanti buruh dalam perjuangan kemerdekaan
nasinal dapat bagian yang maha besar, malah mereka tak boleh sama sekali
mengabaikan adanya orang-orang bukan proletar dalam perjuangan mendapatkan
bagian yang sama besarnya atau lebih, di Indonesia sistem Soviet yang tulen
buat sementara waktu masih belum dapat direncanakan.
Memang kita harus selalu ingat, bahwa buruh menurut kualitas dan
kuantitasnya ada rendah, sedangkan orang-orang bukan proletar dalam jumlah besarnya
dan objektif dan revolusioner, yang kecuali itu hampir semuanya tergoloong pada
pemilik kecil. Karenanya dalam “Indonesia Merdeka” cara bagaimanapun kepara
orang-orang bukan proletar harus diberikan kesempatan mengeluarkan suaranya.
Akan tepat adanya, jika buruh dalam perang kemerdekaan nasional yang mungkin
datang, mewujudkan barisan pelopor daripada seluruh rakyat, maka
perusahaan-perusahaan besar akan jatuh ditangannya dan selaras dengan itu
kekuasaan politik. Perimbangan politik dengan orang-orang bukan proletar akan
mudah dapat diciptakan, yang mana akan sangat penting adanya bagi Indonesia
Merdeka.
Apabila neraca nasional baik ekonomi maupun politik telah tercapai, maka
Indonesia selanjutnya akan dapat berkembang di lapangan ekonomi dan politik!
Kecepatan menuju ke arah Negara Soviet yang tulen dan selanjutnya ke arah
komunisme tergantung kepada keadaan internasional dan lebih lanjut pada
perkembangan industri di Indonesia sendiri.
KEBANGKITAN
KOMUNIS ERA PRESIDEN “BONEKA”
Komunisme sempat "mati suri" pasca runtuhnya
uni soviet dan komunisme eropa timur. Tapi komunisme china makin kuat &
bermetamorfosis. Komunisme Indonesia sama saja. Tidak pernah mati. Mereka kini
bangkit kembali, menguat, menyusup kemana-mana, termasuk ke PDIP dan Pilpres.
Kebangkitan kembali komunisme Indonesia sedang terjadi. Mereka siap-siap
merebut kekuasaan tanpa disadari rakyat Indonesia. Apa buktinya? Bukti 1.
kebangkitan komunisme Indonesia, dapat disaksikan dgn banyaknya acara-acara dan
kegiatan-kegiatan yang secara terbuka mengusung isu komunisme.
Budiman
Sujatmiko, Rieke "Oneng" Pitaloka, Ribka Tjiptaning, Adian Napitupulu
dll, gencar bikin acara-acara usung dan sosialisasikan komunisme. Celakanya,
banyak aktifis, tokoh-tokoh, politisi-politisi, akademisi, bahkan ulama, tanpa
sadar ikut terlibat dan membantu gerakan komunis ini. Mereka sadar atau tanpa
sadar mendukung bangkitnya komunis Indonesia yang membonceng isu HAM,
demokrasi, hak-hak buruh, anti SARA dst.
Komunis
Indonesia mendapat angin hidup kembali ketika Presiden Gus Dur intensif
kampanyekan pencabutan TAP MPR Pelarangan Komunisme /PKI. Ditambah lagi sikap
dan pandangan keliru banyak Tokoh Indonesia, yang menyamakan larangan terdhadap
komunisme sebagai pelanggaran HAM & demokrasi.
Komunisme yang agung-agungkan ateisme, selalu
benturkan agama vs negara, raih kekuasaan melalui cara-cara kekerasan = anti
Pancasila dan anti agama. Paham komunis era pasca kemerdekaan beda degan
komunisme era pra kemerdekaan, dimana saat itu tokoh-tokoh komunis banyak yang
kuat agamanya.
Paska
kemerdekaan, menguatnya komunisme Soviet dan China, komunis "hijau"
sudah lenyap. Yang dominan adalah komunis merah. Musuh Pancasila. Pada
1945 - 1965 komunis menyusup ke TNI, berkuasa di Birokrasi, dominan politik,
berpengaruh terhadap Presiden dan meraih simpati rakyat.
Kini, komunisme Indonesia mendapat dukungan dari
sejumlah jendral purnawirawan, eksis di politik, dan mulai meraih simpati
rakyat. Sejumlah jendral purn binaan atau kader LB Moerdani memanfaatkan
tokoh-tokoh komunis Indonesia untuk mewujudkan rencana mereka untuk
menghancurkan Islam. Upaya menghancurkan Islam adalah bagian dari rencana
menguasai Indonesia. Karena Islam adalah kekuatan riel di Indonesia, bersama
TNI/Polri.
Anda
dapat lihat bagaimana maraknya sentimen anti islam dilancarkan melalui
konspirasi global, agen-agennya AWaS, kader-kader Moerdani & komunis. Lihat
bagaimana oknum-oknum KPK ditunggangi mereka untuk menghancurkan simbol-simbol
islam melalui kasus-kasus korupsi yang melibatkan tokoh partai islam.
Anda
lihat bagaimana media-media massa dimanfaatkan utk membonsai tokoh-tokoh islam
dan mengorbitkan tokoh-tokoh sekuler sebagai IKON di tengah-tengah masyarakat. Anda
lihat bagamana media massa sangat gencar mengeksploitasi aib para ulama, ustad
dan tokoh islam, baik yg riel atau pun jadi-jadian. Karena Indonesia sekarang
anut demokrasi liberal dimana kekuasaan harus diraih melalui partai politik,
aktifis-aktifis komunis ramai-ramai masuk partai.
Partai yang paling mengakomodir para tokoh-tokoh
komunis ini adalah PDIP. Karena romantisme sejarah atau pun karena pertimbangan
praktis. Tokoh-tokoh eks PRD, FORKOT dan ormas-ormas lain berpaham kiri,
sosialis utopis, komunis, ramai-ramai masuk PDIP. Sekarang mereka mau kuasai
PDIP.
Faksi komunis di PDIP semakin menguat ketika PDIP
bekerjasama dengan Partai Komunis China (PKC). PDIP mengirim kader-kadernya
belajar ke PKC. Sedikitnya tiga kali atau 3 gelombang pengiriman kader-kader
PDIP belajar PKC China. Disana mereka belajar & merevitalisasi ideologi
komunis.
MAKNA LAMBANG PALU ARIT
Lambang "sakral" (sebenarnya kurang tepat jika dikatakan
lambang PKI, tapi harusnya lambang komunis, karna negara komunis lainya juga
menggunakan lambang ini, bukan hanya PKI ) ini membuat sebagian orang yang
melihat merinding melihatnya maupun mendengarnya, Revolusi para pekerja yang tergolong
kalangan bawah tersebut mengundang perhatian dunia.
Mereka yang menyepelekan kaum pekerja tidak mengira akan kekuatan yang
dimiliki oleh persatuan kaum buruh dan petani. Pihak komunis-sosialis, yang
sebelumnya menggunakan bendera merah atau sering dikenal dengan tentara merah,
memanfaatkan simbol pekerja tersebut sebagai lambang bendera partai komunis.
Tahun 1922 penggunaan lambang palu dan sabit menyilang dengan latar
belakang merah diresmikan menjadi bendera komunis di seluruh dunia.
Simbol merupakan kode untuk berkomunikasi atau pertukaran informasi
dalam interaksi sosial. Dari uraian diatas, simbol muncul dalam bentuk lambang
palu dan sabit, berupa artefak bendera, atribut, dan lainnya.
Peran Artefak dalam Pertukaran Informasi yaitu:
-Sebagai
simbol wilayah kekuasaan & sosial
-Sebagai simbol penguat
kesatuan etnik
-Sebagai simbol
pemeliharaan dan penguatan jaringan pencarian pasangan hidup
-Sebagai simbol
penguatan hubungan antar masyarakat
-Sebagai simbol kedudukan struktural
-Sebagai simbol kedudukan struktural
Pada awalnya, para buruh dan petani menyampaikan eksistensi mereka dalam
revolusi melalui simbol palu dan sabit. Simbol ini kemudian menjadi identitas
para pekerja kasar sebagai solidaritas, pemersatu dan penguat hubungan antar
masyarakat. Apabila revolusi yang dilakukan tidak memunculkan simbol, maka akan
sulit untuk menunjukkan keberadaan kaum buruh dan petani di mata dunia, serta
sulit untuk menggerakkan kaum pekerja yang lain. Dengan demikian simbol palu
dan sabit memiliki arti penting dalam penyampaian pesan revolusi.
Besarnya pengaruh revolusi palu dan sabit mengakibatkan orang
mengidentikkan lambang palu dan sabit sebagai simbol pemberontakan. Dalam perkembangannya, simbol palu dan sabit
tidak hanya digunakan oleh kaum pekerja tapi juga kaum borjuis (pelajar) saat
menolak kebijakan pemerintah. Simbol ini juga digunakan oleh kaum sosialis yang
menjunjung tinggi kesetaraan status.
Tahun 1922, tentara
merah meresmikan simbol palu dan arit yang menyilang dimasukkan ke dalam
lambang bendera partai politiknya. Lambang ini memiliki makna bahwa partai
komunis menjunjung tinggi para pekerja kasar. Dari sini diharapkan pendukung
partai dapat dihimpun dari para buruh dan petani yang cenderung memiliki massa
lebih banyak.
Simbol palu dan sabit berubah fungsi dan makna sesuai dengan
perkembangan jaman. Makna yang semula dikomunikasikan melalui simbol palu dan
sabit berubah interpretasinya sesuai dengan kondisi jaman dan pengalaman
sejarah.
Di Indonesia, sejak peristiwa G 30 S PKI, simbol palu dan sabit menjadi
tabu karena diinterpretasikan dengan komunis yang ingin menghancurkan Indonesia
dari dalam. Namun setelah lengsernya pemerintahan orde baru, simbol palu dan
sabit mulai bermunculan lagi dalam berbagai bentuk dan lambang. Interpretasi orang
saat ini bisa beraneka macam terhadap simbol tersebut. Ada yang mengartikan
sebagai penganut komunis, penganut sosialis, lambang revolusi, bentuk protes
terhadap pemerintahan, dan lainnya. Semua makna tidak salah, kembali ke
pengertian simbol yang memiliki banyak arti, dan hanya dipahami oleh manusia,
sehingga yang bersangkutan dituntun untuk memahami objek untuk mengetahui makna
yang terkandung dalam simbol tersebut.
Palu
dan arit dikaitkan dengan simbol Masonik “palu dan sekop”. Sekop menyimbolkan
tujuan yang jelas dan palu menunjukan manifestasinya yang mantap. Dalam
simbologi religius Eropa, palu dikaitkan dengan kekuatan laki-laki agresif yang
bersifat fisik dan mematikan, seperti palu pandai besi Hefaestus di Yunani.
Dewa halilintar Svarog (Slav) dan Thor (Skandinavia) selalu digambarkan
memegang palu. Di Tiongkok dan India, palu juga menjadi
simbol kemenangan kekuatan jahat yang merusak.
Di
berbagai agama, arit ditafsirkan sebagai kematian. Dalam agama Kristen, ikatan
hasil panen diartikan sebagai jiwa manusia yang akan dikumpulkan oleh Sang
Pemanen, yaitu Tuhan, setelah akhir dunia. Selama abad pertengahan, kematian
tidak digambarkan dengan sabit besar, melainkan dengan sebuah arit.
Dalam paganisme berbagai bangsa Indo-Eropa dan
Slav terdapat Dewi Mara atau Morana yang menurut tradisi membawa arit di tangan
kirinya. Di dalam Hinduisme, Dewi Kematian Kali, saudara Siwa, memegang arit di
tangan kirinya. Elang pada lambang negara Austria revolusioner juga memegang
arit di kaki kirinya, dan arit serupa juga ditempatkan di sebelah kiri lambang
Soviet.
Sulit
untuk mengatakan makna apa yang Kamzolkin maksud dengan lambang tersebut,
apakah ia semata-mata melaksanakan tugas untuk membuat gambar bagi persatuan
petani dan pekerja, atau ia menyisipkan sikapnya terhadap kekuatan revolusioner
dengan memilih simbol untuk kematian, perang, dan kemenangan kekuatan jahat.
Filsuf
Rusia Alexey Losev menilai emblem tersebut merupakan simbol yang menggerakkan
massa. “Itu bukan sekadar simbol, melainkan sebuah prinsip konstruktif-teknis
bagi tindakan dan kemauan manusia. Di sini kita melihat
simbol persatuan pekerja dan petani, simbol negara Soviet,” tutur Losev.
Cendekiawan dan sejarawan terkenal Yuri Gauthier
menulis dalam catatan hariannya pada 1921, “Suasana tegang telah meliputi
Moskow selama beberapa hari. Bagaimana akhirnya? Jawabannya ada dalam
kata-kata “palu arit” yang dibaca terbalik!” Dalam bahasa Rusia, jika dibalik
kata-kata itu terdengar seperti “kekuasaan” (kata molot [palu]
danserp [arit] jika dibalik menjadi kata prestolom yang
secara harfiah berarti kekuasaan), demikianlah cara penduduk Moskow
menggambarkan metode diktatorial kaum Bolshevik.
0 comments:
Post a Comment