Tuesday, May 5, 2015

MENUJU SISTEM PENDIDIKAN YANG GUE BANGET

MENUJU SISTEM PENDIDIKAN YANG GUE BANGET
 

Oleh: Amriadi (Islamic Research Forum)
Pendahuluan
Dari berbagai problematika pendidikan di Indonesia yang telah kita bahas sebelumnya yaitu ada “Un, Produk Pembodohan Siswa, Perusakan Aqidah Via Pendidikan, dan Hancurnya Pendidikan di Indonesia.” Ini smua kita lihat dari kaca realistis, tanpa memandang teori. Oleh karena itu tulisan-tulisan ini hanyalah bersifat kritik bukan sebuah konsep. Semoga dari kritikan ini melahirkan sebuah konsep untuk diteliti lebih lanjut. Pembahasan terakhir ini semoga menjadi solusi akan permasalahan sebelumnya.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam system pendidikan. Ia tidak harus dalam bentuk teori, budaya dan keadaan. Namun bagaimana cara dari teori, budaya, social dan agama bersatu dalam satu bentuk pendidikan yang boleh kita katakan emang gue banget. Pendidikan yang berbasis gue banget, yaitu pendidikan yang semua siswa sepakat kalau itu adalah pendidikan yang mengantarkannya kepada kesuksesan. Artinya pendidikan yang basis disukai semua kalangan siswa, semua siswa bisa mengatakan pendidikan itu yang kami inginkan, disini kita memulis dengan kata yang sedikit preman yaitu emang gue banget. Maksudnya semua siswa merasa gue banget jika system pendidikan seperti ini.
Bagaimana langkah mencapai system pendidikan yang bagi para siswa merasakan bahwa itu adalah gue banget. Tentu saja hal ini membutuhkan waktu untuk melakukan penelitian terlebih dahulu, apa yang diinginkan siswa dan apa yang mereka takutkan dengan pendidikan itu sendiri. Untuk sampai pada hal tersebut kami membuat beberapa poin penting untuk diikuti sebelum lahirnya system pendidikan yang gue banget.

Peran Penting Orang Tua
            Pendidikan untuk anak sangat dipengaruhi oleh orang tuanya. Ada banyak kasus yang terjadi dan menjadi kebiasaan para orang tua dalam mendidik anak. Salah satu contohnya adalah cara menakuti anak dengan cara yang salah. Misalnya ketika anak lagi sibuk main dan hari sudah mau mangrib, maka kebiasaan orang tua menakuti anaknya dengan kata setan. Jangan pulang malam, nanti disenggol setan. Benar, pas pulang anaknya terjatuh karena lari-lari. Sampai dirumah sambil nangis-nangis, ibunya mengajarkan “sudah umi bilang, pulang jangan malam-malam di senggol setan.” Waktu makan, jangan makan di pintu nanti dimakan setan. Lagi asyik si anak makan tumpak nasi di piringnya. Uminya langsung bilang kan udah umi bilang jangan makan di pintu dimakan setan.
Waktu mau tidur uminya mengajarkan, suci kaki dulu sebelum tidur supaya kakinya tidak di jilat setan. Lagi asyik tidur, digigit sumut kakinya, terus si anak nagis kesakitan. Uminya langsung bilang, kan udah umi bilang cuci kaki dulu sebelum tidur, ni kan dijilat setan. Apa-apa setan, ini itu setan. Akhirnya si anak terbentuk menjadi takut pada setan. Jadi uminya mengajarkan anaknya bukan takut pada Allah tapi justru mengajarkan takut pada setan. Maka  jangan heran degan ditambah tanyangan Film hantu dan media, mereka tidak lagi kepada Allah, tapi mereka takut setan. Walaupun guru disekolah mengajarkan untuk takut kepada Allah tapi anak lebih takut kepada setan, karena dari kecil dia sudah dibentuk untuk takut kepada setan. Maka ini persoalan orang tua dalam mendidik anak. Salah mengajarkan, akan mematik hasil yang salah.
Contoh lain kita lihat Imam Syafii. Ibunda Imam Besar ini sebelum dia lahir sangat dekat dengan Al-Qur’an, bukan dekat dengan Koran. Beliau menghafal Al-Qur’an dan mengajarkannya. Ketika Imam Syafii lahir ibunya selalu membawa ke halaqoh-halaqoh Al-Qur’an dan Ilmu agama, bukan nonton senetron dan Entertaiment. Sampai waktu marah pun ibunya marah dengan yang baik, yaitu pergi ke Mekkah sana, supaya engkau menjadi imam besar disana. Dalam keadaan marah ini yang keluar. Tapi realita sekarang ketika marah pada anak justru caci maki. Sehingga anak ketika marah dengan temannya juga sama kata seperti yang kita keluarkan ketika kita marah kepadanya.
Maka Imam Syafii tidak heran dalam waktu 7 tahun sudah bisa baca Al-Qur’an dan hafal 30 Juz Al-Qur’an, kalau anak sekarang yang dihafalakan artis dan lagu rock. Bapak Imam Syafii setiap hari yang dipegang adalah kitab-kitab, bukan bukan rokok yang dihisap. Oleh karena itu pembentukkan terhadap anak sangat berpengaruh pada orang tuanya. “setiap anak yang lahir itu suci dan orang tuanyalah yang membuat dia itu majusi dan nasrani.” Didiklah anak kita yang sesuai dengannya, jangan pengaruhi mereka dengan sesuatu yang buruk. Apa yang kita ajarkan maka itu yang kita dapatkan. Kalau kita didiknya salah maka akan melahirkan generasi kenakalan dan jika kita didik yang benar maka In Sya Allah akan melahirkan anak Sholeh.

Kurikulum
System pendidikan sekolah dasar 6 tahun adalah peninggalan belanda. Pendidikan sekolah dasar tidak menghruskan 6 tahun, karena 6 tahun adalah waktu yang lama bagi anak-anak yang pendidikannya yang sesuai. Maka kita perlu mencoba untuk system pendidikan yang baru yaitu 5 tahun sekolah dasar. Anak yang pintar akan cepat kita petik hasilnya namun bagi anak yang kurang maka kita juga harus sabar menunggu hasilnya. Sekolah dasar 5 tahun sesuai dengan kemampuan anak. Tapi ini semua juga tergantung pada kurikulum yang harus memadai. Karena kalau kurikulum tidak memadai sama saja hasilnya tetap akan tidak bermakna.
Kurikulum selama ini memang banyak tipu-menipu terutama dalam sejarah. Banyak juga pembodohan seperti manusia berasal dari kera, ini adalah sebuah penghinaan dan tidak sesuai dengan akal, apalgi firman Allah. Karena manusia pertama diciptakan oleh Allah adalah nabi Adam as. Jadi manusia berasal dari kera adalah pembodohan untuk siswa. Oleh karena itu kurikulum harus diganti yang benar dan sesuai dengan agama. Lakukanlah Islamisasi kurikulum, missal rukun iman ada 6 ditambah rukun Islam ada 5 lima maka hasilnya  11. Agar anak ingat akan dasar pondasi keislamannya. Hafalkan nabi-nabi Allah bukan para artis perusak aqidah.
Ceritakan kemereka kisah-kisah perjuangan Islam dan tokohnya, bukan si kancil mencuri timun. Karena kalau kancil mencuri timun sama dengan kita mengajarkan anak-anak untuk mencuri punya orang lain. Berikan contoh yang tepat dan sesuai. Aturlah kurikulum yang membuat anak bisa berlama-lama dengan membaca. Carikan guru-guru yang professional dan bayarkan dengan gaji yang mahal. Agar mereka benar-benar dan tenang dalam mengajar anak-anak. Guru yang hebat maka siswa juga ikut hebat. Jangan patahkan semangat, tetap Istiqomah dengannya.
Gunakan media dengan selamat, perlihatkan contoh kepada mereka yang bermanfaat jangan sekali-kali memberikan contoh yang tidak bermanfaat. Aturkan pesan semangat, perjuangan, kasih sayang agar tidak melayang dan menjadi layang. Setiap pembahasan awali dengan basmalah dan akhiri dengan Alhamdulillah. Setiap pembahasan bawalah tadabbur akan maha kuasanya tuhan yang menciptakan, berdalandas dan menjiwai kalamullah. Jika kurikulum sesaui tidak menyeleneh tentu hasilnya akan manis dan laris. Akan melahirkan generasi yang shaleh dan hilangnya generasi yang pemerasan dan suap, hilangnya minat korupsi dan tidak menhasilkan pencuri.

Jurusan
Problem yang dihadapi anak disekolah adalah banyaknya mata pelajaran. Kadang kala seorang anak hanya mampu memahami satu mata pelajaran, namun tetap ada juga para siswa yang memang bisa memahami semua mata pelajaran. Hal ini tentu saja tergantung pada kejeniusan sia anak. Maka dari itu agar tidak membebankan para siswa maka hal yang dapat kita pahami bersama yaitu sekolah jurusan. Dimana disekolah itu terdapat jurusan masing-masing yang sesuai dengan kemampuan si anak. Oleh karena itu membuat sekolah berjurusan sangat dibutuhkan oleh para siswa karena factor utama mereka adalah memiliki hobbi dan minat pada suatu mata pelajaran yang cendurung mudah baginya.
Hal ini juga memudahkan dalam penyusunan kurikulum. Tentu hasilnya juga akan memuaskan kerena mereka memiliki skil dalam mata pelajaran tersebut. Maka mata pelajaran disekolah-sekolah dapat dikelompok-kelompokkan mulai dari jurusan Sains sampai politik juga turut dibahas secara dini. Namun hal ini agar tidak menciptakan para siswa yang sekuler semua kurikulum dan bahan ajar harus sesuai syariat Islam. Maka dari itu kita membutuhkan yang nama lembaga penelitian yang mampu mendekteksi apa kemaun para siswa dan bagamana solusinya.
Setelah kita mengetahui apa yang diinginkan anak dan bagaimana cara mencapai tujuan untuk mencerdaskan mereka. Maka tinggal langkah kita menyusun kurikulum dan silabus yang benar serta sejalan dengan Islamisasi pendidikan. Jika hal ini berhasil diwujudkan maka kita akan memtik buahnya yaitu mereka akan menjadi orang-orang yang menjaga akhlak, moral dan sebagainya. Semoga Bermanfaat dan selamat mencobanya bersama. Walla ‘alam. More opinion:  http://www.facebook.com/ust.amriadi or http://amriadicyber.blogspot.com.

 Silahkan Share Ke Teman-Teman Semoga Bermanfaat
===========(Amriadi Channel)==========
Blogger: http://amriadicyber.blogspot.com/
Youtube: https://www.youtube.com/user/CVCNTV
Facebook: https://www.facebook.com/ust.amriadi
Twitter: https://twitter.com/tgk_amriadi
Mobile: +628990019785

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: