MENUJU
SISTEM PENDIDIKAN YANG GUE BANGET
Oleh:
Amriadi (Islamic Research Forum)
Pendahuluan
Dari berbagai
problematika pendidikan di Indonesia yang telah kita bahas sebelumnya yaitu ada
“Un, Produk Pembodohan Siswa, Perusakan
Aqidah Via Pendidikan, dan Hancurnya Pendidikan di Indonesia.” Ini smua
kita lihat dari kaca realistis, tanpa memandang teori. Oleh karena itu
tulisan-tulisan ini hanyalah bersifat kritik bukan sebuah konsep. Semoga dari
kritikan ini melahirkan sebuah konsep untuk diteliti lebih lanjut. Pembahasan
terakhir ini semoga menjadi solusi akan permasalahan sebelumnya.
Ada beberapa hal yang
harus dipertimbangkan dalam system pendidikan. Ia tidak harus dalam bentuk
teori, budaya dan keadaan. Namun bagaimana cara dari teori, budaya, social dan
agama bersatu dalam satu bentuk pendidikan yang boleh kita katakan emang gue banget. Pendidikan yang
berbasis gue banget, yaitu pendidikan
yang semua siswa sepakat kalau itu adalah pendidikan yang mengantarkannya
kepada kesuksesan. Artinya pendidikan yang basis disukai semua kalangan siswa,
semua siswa bisa mengatakan pendidikan itu yang kami inginkan, disini kita
memulis dengan kata yang sedikit preman yaitu emang gue banget. Maksudnya semua siswa merasa gue banget jika system pendidikan
seperti ini.
Bagaimana langkah
mencapai system pendidikan yang bagi para siswa merasakan bahwa itu adalah gue banget. Tentu saja hal ini
membutuhkan waktu untuk melakukan penelitian terlebih dahulu, apa yang
diinginkan siswa dan apa yang mereka takutkan dengan pendidikan itu sendiri.
Untuk sampai pada hal tersebut kami membuat beberapa poin penting untuk diikuti
sebelum lahirnya system pendidikan yang gue
banget.
Peran
Penting Orang Tua
Pendidikan
untuk anak sangat dipengaruhi oleh orang tuanya. Ada banyak kasus yang terjadi
dan menjadi kebiasaan para orang tua dalam mendidik anak. Salah satu contohnya
adalah cara menakuti anak dengan cara yang salah. Misalnya ketika anak lagi
sibuk main dan hari sudah mau mangrib, maka kebiasaan orang tua menakuti anaknya
dengan kata setan. Jangan pulang malam, nanti disenggol setan. Benar, pas
pulang anaknya terjatuh karena lari-lari. Sampai dirumah sambil nangis-nangis,
ibunya mengajarkan “sudah umi bilang, pulang jangan malam-malam di senggol
setan.” Waktu makan, jangan makan di pintu nanti dimakan setan. Lagi asyik si
anak makan tumpak nasi di piringnya. Uminya langsung bilang kan udah umi bilang
jangan makan di pintu dimakan setan.
Waktu mau tidur uminya
mengajarkan, suci kaki dulu sebelum tidur supaya kakinya tidak di jilat setan.
Lagi asyik tidur, digigit sumut kakinya, terus si anak nagis kesakitan. Uminya
langsung bilang, kan udah umi bilang cuci kaki dulu sebelum tidur, ni kan
dijilat setan. Apa-apa setan, ini itu setan. Akhirnya si anak terbentuk menjadi
takut pada setan. Jadi uminya mengajarkan anaknya bukan takut pada Allah tapi
justru mengajarkan takut pada setan. Maka jangan heran degan ditambah tanyangan Film hantu
dan media, mereka tidak lagi kepada Allah, tapi mereka takut setan. Walaupun
guru disekolah mengajarkan untuk takut kepada Allah tapi anak lebih takut
kepada setan, karena dari kecil dia sudah dibentuk untuk takut kepada setan.
Maka ini persoalan orang tua dalam mendidik anak. Salah mengajarkan, akan
mematik hasil yang salah.
Contoh lain kita lihat
Imam Syafii. Ibunda Imam Besar ini sebelum dia lahir sangat dekat dengan
Al-Qur’an, bukan dekat dengan Koran. Beliau menghafal Al-Qur’an dan
mengajarkannya. Ketika Imam Syafii lahir ibunya selalu membawa ke halaqoh-halaqoh
Al-Qur’an dan Ilmu agama, bukan nonton senetron dan Entertaiment. Sampai waktu
marah pun ibunya marah dengan yang baik, yaitu pergi ke Mekkah sana, supaya
engkau menjadi imam besar disana. Dalam keadaan marah ini yang keluar. Tapi
realita sekarang ketika marah pada anak justru caci maki. Sehingga anak ketika
marah dengan temannya juga sama kata seperti yang kita keluarkan ketika kita
marah kepadanya.
Maka Imam Syafii tidak
heran dalam waktu 7 tahun sudah bisa baca Al-Qur’an dan hafal 30 Juz Al-Qur’an,
kalau anak sekarang yang dihafalakan artis dan lagu rock. Bapak Imam Syafii
setiap hari yang dipegang adalah kitab-kitab, bukan bukan rokok yang dihisap.
Oleh karena itu pembentukkan terhadap anak sangat berpengaruh pada orang
tuanya. “setiap anak yang lahir itu suci dan orang tuanyalah yang membuat dia
itu majusi dan nasrani.” Didiklah anak kita yang sesuai dengannya, jangan
pengaruhi mereka dengan sesuatu yang buruk. Apa yang kita ajarkan maka itu yang
kita dapatkan. Kalau kita didiknya salah maka akan melahirkan generasi kenakalan
dan jika kita didik yang benar maka In Sya Allah akan melahirkan anak Sholeh.
Kurikulum
System pendidikan
sekolah dasar 6 tahun adalah peninggalan belanda. Pendidikan sekolah dasar
tidak menghruskan 6 tahun, karena 6 tahun adalah waktu yang lama bagi anak-anak
yang pendidikannya yang sesuai. Maka kita perlu mencoba untuk system pendidikan
yang baru yaitu 5 tahun sekolah dasar. Anak yang pintar akan cepat kita petik
hasilnya namun bagi anak yang kurang maka kita juga harus sabar menunggu
hasilnya. Sekolah dasar 5 tahun sesuai dengan kemampuan anak. Tapi ini semua
juga tergantung pada kurikulum yang harus memadai. Karena kalau kurikulum tidak
memadai sama saja hasilnya tetap akan tidak bermakna.
Kurikulum selama ini
memang banyak tipu-menipu terutama dalam sejarah. Banyak juga pembodohan
seperti manusia berasal dari kera, ini adalah sebuah penghinaan dan tidak
sesuai dengan akal, apalgi firman Allah. Karena manusia pertama diciptakan oleh
Allah adalah nabi Adam as. Jadi manusia berasal dari kera adalah pembodohan
untuk siswa. Oleh karena itu kurikulum harus diganti yang benar dan sesuai
dengan agama. Lakukanlah Islamisasi kurikulum, missal rukun iman ada 6 ditambah
rukun Islam ada 5 lima maka hasilnya 11.
Agar anak ingat akan dasar pondasi keislamannya. Hafalkan nabi-nabi Allah bukan
para artis perusak aqidah.
Ceritakan kemereka
kisah-kisah perjuangan Islam dan tokohnya, bukan si kancil mencuri timun.
Karena kalau kancil mencuri timun sama dengan kita mengajarkan anak-anak untuk
mencuri punya orang lain. Berikan contoh yang tepat dan sesuai. Aturlah
kurikulum yang membuat anak bisa berlama-lama dengan membaca. Carikan guru-guru
yang professional dan bayarkan dengan gaji yang mahal. Agar mereka benar-benar
dan tenang dalam mengajar anak-anak. Guru yang hebat maka siswa juga ikut
hebat. Jangan patahkan semangat, tetap Istiqomah dengannya.
Gunakan media dengan
selamat, perlihatkan contoh kepada mereka yang bermanfaat jangan sekali-kali
memberikan contoh yang tidak bermanfaat. Aturkan pesan semangat, perjuangan,
kasih sayang agar tidak melayang dan menjadi layang. Setiap pembahasan awali
dengan basmalah dan akhiri dengan Alhamdulillah. Setiap pembahasan bawalah
tadabbur akan maha kuasanya tuhan yang menciptakan, berdalandas dan menjiwai
kalamullah. Jika kurikulum sesaui tidak menyeleneh tentu hasilnya akan manis
dan laris. Akan melahirkan generasi yang shaleh dan hilangnya generasi yang
pemerasan dan suap, hilangnya minat korupsi dan tidak menhasilkan pencuri.
Jurusan
Problem yang dihadapi
anak disekolah adalah banyaknya mata pelajaran. Kadang kala seorang anak hanya
mampu memahami satu mata pelajaran, namun tetap ada juga para siswa yang memang
bisa memahami semua mata pelajaran. Hal ini tentu saja tergantung pada
kejeniusan sia anak. Maka dari itu agar tidak membebankan para siswa maka hal
yang dapat kita pahami bersama yaitu sekolah jurusan. Dimana disekolah itu
terdapat jurusan masing-masing yang sesuai dengan kemampuan si anak. Oleh
karena itu membuat sekolah berjurusan sangat dibutuhkan oleh para siswa karena
factor utama mereka adalah memiliki hobbi dan minat pada suatu mata pelajaran
yang cendurung mudah baginya.
Hal ini juga memudahkan
dalam penyusunan kurikulum. Tentu hasilnya juga akan memuaskan kerena mereka
memiliki skil dalam mata pelajaran tersebut. Maka mata pelajaran
disekolah-sekolah dapat dikelompok-kelompokkan mulai dari jurusan Sains sampai
politik juga turut dibahas secara dini. Namun hal ini agar tidak menciptakan
para siswa yang sekuler semua kurikulum dan bahan ajar harus sesuai syariat
Islam. Maka dari itu kita membutuhkan yang nama lembaga penelitian yang mampu
mendekteksi apa kemaun para siswa dan bagamana solusinya.
Setelah kita mengetahui
apa yang diinginkan anak dan bagaimana cara mencapai tujuan untuk mencerdaskan
mereka. Maka tinggal langkah kita menyusun kurikulum dan silabus yang benar
serta sejalan dengan Islamisasi pendidikan. Jika hal ini berhasil diwujudkan
maka kita akan memtik buahnya yaitu mereka akan menjadi orang-orang yang
menjaga akhlak, moral dan sebagainya. Semoga Bermanfaat dan selamat mencobanya
bersama. Walla ‘alam. More opinion: http://www.facebook.com/ust.amriadi
or http://amriadicyber.blogspot.com.
Silahkan Share Ke Teman-Teman Semoga Bermanfaat
===========(Amriadi Channel)==========
Blogger: http://amriadicyber.blogspot.com/
Youtube: https://www.youtube.com/user/CVCNTV
Facebook: https://www.facebook.com/ust.amriadi
Twitter: https://twitter.com/tgk_amriadi
Mobile: +628990019785
0 comments:
Post a Comment