Oleh: Amriadi Al Masjidiy
Kalau kita lihat kontek
Islam Nusantara sebenarnya tidak ada persoalan dengan nama tersebut. Kita bisa
saja membuat Jamaah Islam Nusantara, atau yang lebih keren lagi Jamaah Islam
Walisongo. Urusan nama tidak ada masalahnya, yang jadi masalah adalah orangnya
dan konsepnya. Islam Nusantara adalah konsepnya anti Arab. Dengan kata lain,
membenci Arab sama dengan membenci Islam, karena Islam tidak bisa lepas dengan
Arab. Nabinya saja dari Arab bagaimana mau lepas dengan Arab.
Agenda Islam Nusantara
adalah agenda kelompok Syiah dan Liberal, memang benar yang mengkampanyekan
gagasan Islam Nusantara adalah orang-orang dari kelompok tersebut. Tujuan Islam
Nusantara adalah menjauhkan umat Islam dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi . Perlu diketahui kaum
Liberal dan Syiah adalah gerakkan Anti Islam. Kenapa mereka membuat Islam
Nusantara, supaya kita umat Islam anti Arab. Kenapa demikian? kerena Saudi
Arabia saat ini lagi menyerang Syiah Houtsi di Yaman. Syiah ini dibantu dan didukung
oleh Iran. Karenanya mereka orang Syiah membenci Arab yang notabene adalah
Sunni.
Hal ini pun terjadi di Indonesia, Orang-orang
Syiah Indonesia berusaha mendoktrin akan bahayanya orang Arab yang kenal dengan
Wahabi. Dengan demikian jelas sudah benang merahnya. Bahwa Syiah dan Liberal
yang membentuk Islam Nusantara, agar umat Islam tidak lagi berkiblat ke Arab.
Tetapi mereka cukup untuk berkiblat ke Nusantara ala budaya dan tradisi
ke-Indonesiaan saja. Inilah tujuan mereka agar masyarakat Indonesia benci
terhadap Arab yang mana disana adalah orang-orang Islam yang dibenci oleh
orang-orang Syiah dan Liberal.
Islam Nusantara tidak hanya berdiri sendiri,
jika kita melihat Liberal maka akan kita lihat pula Asian Pondation yang
membiayai Jaringan Islam Liberal. Kalau kita membicarakan Syiah tentunya juga
akan kita bicarakan Iran sebagai Negara Syiah dan kota suci mereka. Pembeking
Islam Nusantara juga bukan saja dari mereka. Jika kita mencermati keinginan
Wapres yang menginginkan membuang kata Arab dalam Bank Syariah dan Pidoto
Presiden dalam Muktamar Alim ulama NU mengatakan Islam kita adalah Islam
Nusantara. Selanjut pembacaan Al-Qur’an Langgam Jawa adalah perintah dari
Lukman Hakim dan depag juga mengakui kalau itu adalah perintahnya.
Kenapa membaca Al-Qur’an dengan Langgam Jawa,
mereka berani untuk menghina Al-Qur’an, karena Syiah sudah biasa menghina dan
mencaci maki Al-Qur’an. Dengan demikian gagasan Islam Nusantara tidak berdiri
sendiri. Mengenai bahaya Syiah dan liberal bisa dibaca kembali pada sub Bab
Aliran Sesat Internasional dan Bahaya Syiah di Indonesia.
Mengenai Muktamar NU yang mengankat tema “Islam
Nusantara” adalah buatan petinggi NU. Yang mana NU dipimpin oleh Saiq Aqil
Siradj, dalam beberapa Video yang beredar di social media adalah dia berceramah
dalam acara Syiah, dia juga berkerja sama dengan Universitas syiah di Iran
tanpa sepengetahuan ulama NU lainnya. Kemudian dalam LPJ Said Aqil di Muktamar
NU Jombang, dia mewanti-wanti akan bahaya Wahabi (Wahabbi yang dimaksud adalah
Arab) dan sedikit pun tidak membicarakan tentang Syiah. Dengan demikian
terlihat sudah bahwa Saiq Aqil dekat dengan Syiah. Dalam beberapa artikel yang
beredar di social media dia juga termasuk tokoh Liberal yang pluralisme agama,
sebagaimana kata Ulil Abshor dalam akun Twitternya.
Maka Muktamar NU ke 33 di Jombang, dengan tema
“Islam Nusantara” kuat dugaan bahwa hasil design kaum Liberal dan Syiah yang
ada didalam tubuh NU. Menurut artikel yang beredar di social media gagasan
Islam Nusantara pertama kali digaungkan oleh Kultwit, yang mana dia adalah
seorang tokoh dari gerombolan Syiah. Maka dari itu Islam Nusantara adalah hasil
dari statemen orang-orang Syiah dan Liberal dengan Jamaat Islam Nusantara.
0 comments:
Post a Comment