Oleh: Amriadi Al Masjidiy
Dalam artikel ini, kita
akan membandingkan kondisi masyarakat Islam Nusantara dan kondisi Masyarakat
Islam di Arab. Di Arab pendidikan Islam gratis dan bahkan dibayar bagi mereka
yang mau belajar. Di Indonesia anak-anak terlantar tanpa pendidikan, katanya
pendidikan gratis 12 tahun. Tapi nyatanya harus bayar yang namanya uang SPP dan
uang lainnya. Pendidikan di Indonesia sangat mahal, sehingga melahirkan
pengangguran dan kriminal yang tinggi. Ini semua karena masyarakat tidak mendapatkan
pendidikan yang memadai, sehingga mereka tidak mengenal mana yang baik dan mana
yang tidak.
Harga BBM dan Listrik
sangat murah dan disubsidi oleh pemerintah di Arab. Di Indonesia mahal dan
tidak ada subsidi yang memadai. Harga kebutuhan pokok di Arab murah dan stabil.
Di Indonesia harga kebutuhan pokok mahal dan cenderung terus meningkat naik.
Apalagi dibulan puasa dan hari raya umat Islam, pastinya pemerintah akan
menaikkan semua harga kebutuhan masyarakat.
Jika kita lihat
keamanan di Arab, pastinya kita tidak merasakan kecemasan dan benar-benar aman
dari segala Interpensi dan Intimidasi. Ini semua bisa kita rasakan bersama
ketika Umroh dan Haji. Di Indonesia muslim di Intimidasi dan sebagainya
sehingga timbul kekhawatiran yang sangat dalam. Sehingga di Indonesia, kita
tidak merasakan kenyamanan akan pencurian, perampokan, begal dan copet.
Hutang Negara Arab
tidak ada dan bisa membantu bencana dimanapun dengan tidak ada feckback.
Artinya tidak mengutangkan Negara yang melanda musibah tersebut. Di Indonesia
utang laur negeri terus dan semakin bertambah apalagi di era Jokowi ini.
Pergantian pemimpin di Arab, sangat murah dan meriah. Tidak saling sikat, tidak
saling fitnah, tidak huru-hara, tidak ada penghinaan, tidak ada interpensi dan
intimidasi satu dengan yang lain. Di Indonesia pergantian pemimpin malah
sebaliknya. Harganya mahal untuk kampanye, belum lagi untuk pesta demokrasi dan
kemenangan. Belum lagi ditambah membuat hujatan satu sama lain, saling fitnah,
saling introgasi, saling bertengkar. Sehingga siapa yang terpilih tidak peduli
untuk rakyat tapi ambil modal kembali.
Masihkah kita meniru
Negara kafir yang mentuhankan demokrasi? Arab makmur karena berada pada
ketaatan pada Allah. Sedangkan di Indonesia melanggar aturan Allah. Mereka menegakkan
tauhid kepada Allah bukan mensyarikatkan Allah . Mereka menegakkan
sunnah bukan melanggengkan Bid’ah. Mereka menyeru kepada kebaikan bukan kepada
kebatilan dan kemungkaran. Menjadikan yang halal tetap halal dan yang haram
tetap haram. Tidak mempermainkan hukum agama dengan hasil voting suara
terbanyak.
Kalau kita lihat lebih
dekat lagi Negara Brunai Darussalam, yang sangat kecil mampu mensejahterakan
rakyat dengan hasil bumi. Kalimatan yang sangat luas milik Indonesia dan kaya
akan hasil alam. Kenapa rakyat Kalimantan hidup dibawah garis kemiskinan dan
bahkan Air bersih saja sangat sulit disana. Mereka biasa mandi dengan air
sungai yang keruh. Dimana kekayaan alam yang melimpah itu dan kemana kepedulian
pemerintah untuk anak bangsanya.
Maka jelas sudah Islam
di Nusantara ada yang salah dengan konsp sehingga menjadikan rakyat hidup dalam
kesensaraan. Sedangkan Islam di Arab dan Brunai Darussalam memiliki konsep yang
benar, sehingga Islam disana justru lebih maju dan sejahtera. Maka dari itu
konsep untuk anti Arab silahkan di hapus, coret dan hilangkan. Bila perlu
contohkan konsep Negara Arab dan lebih-lebih lagi kalau kita kerja sama dengan
mereka yang telah maju. Apalagi mereka dalam membantu tanpa meminta pahrih.
Tidak seperti Negara kafir yang selalu mengutangkan kita dan jelas hal itu akan
merugikan kita dengan buga bank Internasionalnya.
Produk
anti Arab merupakan produk kafir yang harus ditinggalkan, karena Islam tidak
bisa lepas dari yang nama Arab, mulai dari Nabi, Al-Qur’an, Haji, dan Shalat
juga menghadap ke Baitullah yang ada di Arab. Oleh karena itu Islam tidak Anti
Arab, yang anti Arab adalah mereka yang bukan Islam. Islam Nusantara adalah
gagasan yang ingin menghacurkan Islam dengan dalih anti Arab. Karena itu
segenap umat Islam harus hati-hati dan waspadalah. Dekatkan diri dengan Allah
sebagai pencipta, pelajarilah Al-Qur’an yang mulia sebagai pedoman hidup
manusia.
0 comments:
Post a Comment