Dunia maya baru-baru ini dihebohkan dengan beredarnya iklan "Rest In Peace" atas nama Joko Widodo alias Jokowi lengkap dengan nama cinanya. Dilapori soal iklan kematiannya, Jokowi pun memberikan komentar “keterlaluan dan sudah di luar batas.”
Beredarnya iklan ini membuat Koordinator Nasional Pro Jokowi (Projo) meradang. Mereka lantas melaporkan ke pihak kepolisian. Senada dengan Jokowi, Kepala Divisi Hukum dan Konstitusi Projo Sunggul Hamonangan Sirait menganggap beredarnya iklan tersebut juga sudah sangat keterlaluan.
Secara alamiah, tudingan pelaku diarahkan kepada tim saingan Jokowi, siapa lagi kalau bukan Prabowo Subianto dan timnya sebagai satu-satunya capres yang dianggap dapat menyaingi Jokowi.
Media-media yang selama digunakan sebagai corong pencitraan Jokowi pun heboh memberitakan. Tidak cukup sekedar memberitakan, beberapa media bahkan sampai memasang iklan di laman Facebook dalam waktu yang hampir bersamaan, dengan judul iklan yang hampir sama, di waktu yang hampir berbarengan pula. Ini tentu tidak lazim, tidak biasa.
Rupanya beberapa kejanggalan dalam iklan ini mengundang kecurigaan orang. Benarkah iklan ini kampanye hitam yang dilakukan lawan politik Jokowi? Siapa yang pertama kali menyebar iklan itu? Apakah benar lawan politik Jokowi? Atau justru sebaliknya, kubu Jokowi sendiri yang menebar isu?
Pegiat social media dengan nama akun @bayprio mencoba menelusuri asal muasal beredarnya gambar RIP Jokowi. Berikut hasil penelusuran @bayprio yang ditweetkan hari kemarin (Jumat, 9/5/2014): (Kami edit seperlupa karena banyak singkatan)
“Saya trace (telusuri–red) pengirim awal di twiter om @ulinyusron Rabu 6PM.
Sy cek Time Line @ulinyusron, benar ada gambar RIP Jokowi, stalking asalnya dari FB Nophie Frinsta & Tatang Badru Tamam. Dan om @ulinyusron sangat fair, beliau infokan sumbernya FB, artinya bisa ditrace di FB kok. Jelas bukan om Ulin yg membuat.”
Sy cek Time Line @ulinyusron, benar ada gambar RIP Jokowi, stalking asalnya dari FB Nophie Frinsta & Tatang Badru Tamam. Dan om @ulinyusron sangat fair, beliau infokan sumbernya FB, artinya bisa ditrace di FB kok. Jelas bukan om Ulin yg membuat.”
”Di TL @ulinyusron sudah dijelaskan bahwa dia dapat dari FB. Ada 2 akun FB Nophie dan 1 akun Tatang. Namun saya tidak menemukan gambar share RIP Jokowi. Saya cek FB Tatang dan Nophie, sepertinya JOKOWI LOVER terlihat dari Picture (gambar) & isi status mereka.”
”Jadi, meskipun ramai di hari kamis, sebenarnya hari Rabu sore sudah menyebar. Kebetulan yang saya trace dari TL @ulinyusron. Sy masih cek juga siapa tau masih ada akun pengirim dibawah jam 6PM hari Rabu, mudah2an ada, bisa saling klarifikasi.
Siapa tau hari Rabu pagi atau Selasa sdh ada akun yg kirim duluan. Tinggal kita tanya ke akun itu.”
Siapa tau hari Rabu pagi atau Selasa sdh ada akun yg kirim duluan. Tinggal kita tanya ke akun itu.”
Cara-cara licik seperti ini di dalam dunia intelejen dikenal dengan nama “False Flag Operation.” Strategi ini bisa jadi digunakan oleh tim Jokowi untuk membuat seolah-olah Jokowi adalah korban fitnah, korban kedzaliman. Mereka berharap, dengan memainkan peran Jokowi seolah menjadi korban, rakyat akan bersimpati dan membelanya, sekaligus juga menjatuhkan moral lawan politiknya.
Patut diduga kuat bahwa strategi play victim Jokowi ini pelakunya adalah pasukan Jokowi sendiri. Apalagi di belakang Jokowi ada Hendropriyono, intelijen kesayangan Megawati dan Luhut Panjaitan purnawirawan dari Golkar, teman bisnis Jokowi di Solo.
0 comments:
Post a Comment