Sunday, August 3, 2014

Jika cinta hanya sebatang coklat dan setangkai bunga mawar

©       Cinta sebatas sebatang coklat?
ü  Wajarlah bila hilang dilahab nafsu.
ü  Bila tidak, ia pun akan lekang digerogoti masa.
©       Wajar dia bisa diletak dengan pisau selingkuh.
ü  Kenapa tidak? Toh cinta sebatas sebatang coklat.
©        Atau bila cinta terbatas layaknya setangkai mawar merah impor.
ü  wajar pula waktu meluruhkan merahnya, meninggalkan kering kelopak tanpa nyawa.
©       Wajar pula bila gairah cinta juga impor dari barat sana.
ü  Cinta ala bunga mawar yang mekar hanya untuk sehari atau bahkan hanya untuk semalam?
©       Begitulah cinta setangkai bunga mawar.
ü  Habis dicium, habis disentuh, habis dipreteli satu demi satu kelopaknya, habis pula manfaatnya.
©       Habis indah wangi mawar.
ü  Yang tinggal adalah getir pedih penyesalan.
ü  Kenapa ia tercabut dari tanah untuk sebuah pengorbanan sia-sia.
©       Bagaimana bila ia bunga kertas atau bunga pastik yang katanya takkan habis dimakan waktu?
ü  Betul ia bertahan, namun cinta akan jadi sepalsu tampaknya.
©       Wajar bila cinta itu bagai bunga palsu yang tampak cantik.
ü  Namun tiada mewangi dan tak mewujud, penuh kepalsuan khas orang pacaran.
©       Bila cinta sebatang cokelat atau setangkai bunga mawar.
ü  Ia bisa dibayar pula dengan sejumlah harga.
ü  Tak peduli siapa yang meminta.
©       Tapi tidak bagi seorang mukminah, cinta punya mahar.
ü  Pernikahan yang hanya dapat diberikan oleh hamba-hamba allah ikhlas nan taat.
©       Bagi mereka, cinta adalah amanah yang harus diberikan kepada yang berhak.
ü  Yaitu yang berani mendatangi walinya, bukan hanya dirinya.
©       Bagi mereka adalah tanggung jawab yang hanya diserahkan kepada yang ahlinya.
ü  Yang dapat membimbing mereka kehalaman surga.
©       Bagi mereka, cinta adalah pengorbanan yang harus dengan komitmen dan kepastian.
ü  Bukan keraguan dan kebimbangan khas ahli maksiat pacaran.
©       Bagi mereka, cinta memang manis madu dunia, namun juga lebih dari itu.
ü  Dia adalah tunggangan menuju keridhaan Allah tuhan mereka.
©       Tidak pula ndeso romeo-julet menjadi pilihan para mukmin.
ü  Apalagi kisah sontoloyo laila majnun, atau epik lain yang tak mendidik.
©       Rayuan para mukmin adalah ayat-ayat Al-Qur’an, gombalan mereka seruan taat pada Allah.
ü  Dan rindu mereka adalah da’wah dijalan Allah.
©       Bagi mukmin pacaran bukan tanda dewasa.
ü  Bukan pembuktian cowok, mereka tak perlu semuanya.
ü  Bagi mereka, dewasa adalah berjuang dalam Islam.
©       bagi mereka, menundukkan pandangan adalah hak Allah kepada cewek yang harus dia penuhi dan sabar adalah jalan yang harus dia lalui.
©       Bagi mereka, cinta bukan sebatang cokelat dan setangkai bunga mawar.
ü  Bagi mereka adalah cinta berarti perlawanan, perjuangan, dengan kata atau pena.
©       Tanpa lelah, selangkah demi selangkah, harus meretas jalan kemenangan Islam.
ü  Sampai satu saat Allah berkenan mewujudkan cinta mereka.
©       Would you be my valentine?
ü  Nguras laut aja dulu deh, lo! Nih, modal. *gayung*......
Jangan harap orang lain menghargai dan menghormati anda, jika diri anda sendiri belum mampu menghargai, menghormati dan ketaatan kepada Allah l.

“Barang siapa yang mengikuti suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut”

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: