Sunday, August 3, 2014

Pacaran tanda miskinya komitmen

Laki-laki tercipta dengan fitrah mengembara, takkan bisa tertambat hatinya tanpa menikah karena allah.
Mau hanya jadi tempat singgah.
Pacaran bagaikan mampir, nikah itu bagai perhentian.
Mau jadi tempat mampir atau rumah peraduan?
Mau tau apa yang terjadi pada tempat singgah? Lihatlah rest area.
cowok mampir makan, mampir buang hajat, mampir, mampir dan mampir.....
mampir ketempat singgah tidak perlu komitmen, beli rumah perlu komitmen.
Itulah mengapa cowok lebih rindu rumah dari pada tempat singgah.
Cewek pilih mana? Jadi tempat singgah atau jadi rumah perhentian.
Your life is your choice. Choose well, my dear.
Putusin aja, bila tidak ingin jadi tempat singgah, jangan jadi tempat mampirbila perlu dan ditinggalkan bila mau.
Engkau lebih berharga dari sekedar itu.
Jangan jadi barang “Pecah berarti membeli”.
Tapi lantas dipecahkan sama yang gak mampu membeli.
Jadi cewek sejati, dimana engkau harus dinikahi sebelum dilihat dan dirayu.
Pastikan yang punya komitmen menghampirimu.
Cinta tidak selalu indah, karenanya perlu komitmen.
Nafsu tidak perlu komitmen, karenanya pacaran hanya mementingkan rasa nikmat.
Sesuatu yang tanpa komitmen dan ikatan, biasanya disenangi laki.
Dia lakukan ketika ia suka dan ditinggalkan ketika tidak suka.
Kenapa laki suka hubungan tanpa komitmen dan ikatan?
Karena masa depan laki tak dinilai dari masa lalunya.
Tapi wanita tidak sama dengan laki-laki, kehormatannya tidak kembali dua kali.
Sungguh aneh bila wanita rela hubungan miskin komitmen.
Cowok dipilih karena masa depannya tapi wanita dipilih dengan masa lalunya.
Perhatikan dan jagalah baik-baik agar tiada penyesalan dikemudian hari.
Saat kehormatan direggut, cewek kalang kabut.
Sementara cowok tinggal kabur, lalu mencaci korban yang lain.
Bagi cowok yang sudah mendapatkan keinginannya, hilanglah daya pikat seorang wanita.
Itu terjadi bila hubungan tanpa komitmen dan ikatan nikah.
Begitulah realita yang terjadi, kata cinta di obral murahan agar wanita lemah serahkan kehormatannya.
Setelahnya, semua kata cinta yang terlisankan menguap tiada bekas.
Nafsu mengamputasi akal, sedang cinta menguatkan akal.
Nafsu tidak mikir hari esok, yang penting nikmat sekarang.
Bayangkan, saat terlanjur direggut kehormatan.
Bila dia mau nikah, itu musibah bagimu dan bila dia tidak mau, lebih musibah lagi.
Menikahi cowok yang sudah berani berzina sama saja menikahi penzina di masa depan.
Bila dia tiada taubat, sensara dipastikan nyata di depan mata.
Bila dia yang berbuat lepas tanggung jawab untuk menikah?
Maka kehidupan bagimu berat karena kau bawa beban teramat sangat.
Karenannya tiada kebaikan sama sekali dalam pacaran.
Itulah ancaman sebenarnya terhadap kehormatan cewek satu-satunya.
Untuk apa pacaran walau alasan perkenalan, bila cewek yang dirugikan?
Lebih baik lagi, bila sadar diri belumlah siap, jangan mulai yang tak mampu diselesaikan.
Ucapan “cayank” tidak menyelamatkan wanita dari kerugian.
Takut tiada berjodoh lalu pacaran, sama saja membeli sensara masa depan.
Bila cewek mengetahui apa yang dipikirkan cowok saat pacaran.
Tentu saja dia akan meninggalkan detik itu juga, sayangnya hanya sedikit yang mengetahui.
Boleh angap ini sebuah fiksi, sampai suatu saat nati akan menjadi faksi bagimu.
Boleh saja dianggap menakuti, sampai padamu terjadi.
Pacaran 100% merugikan cewek cepat atau lambat.
100% menguntungkan cowok cepat atau lambat.
©       Dalam banya kasus cowok adalah pihak yang paling tidak rela saat diputusin.
©       Seperti yang pernah diduga, karena rasa nikmatnya dihentikan.
©       Reaksi beragam warna pun dilakukan, mulai dari pundung sampai mutung pun di lakukan.
©       Dari yang berupa drama korea sampai yang mirip dengan film psikopat.
©       Diantara gaya cowok yang diputus, ada yang paling menyebalkan.
©       Gaya teror perasaan, berusaha manfaatkan kelemahan cewek.
©       Kalau lo putusin gue, gak ada gunanya lagi hidup gue, gue gak tau deh besok lo masih liat gue nafas atau ngak.
©       Begini nih contoh teror perasaan cewek.
©       Lo lihat deh, gue bakal uring-uringan belajar, gue gak mau makan kalau lo gak jadi pacar gue lagi.
©       Lemah banget ya jadi cowok, idh.
©       Gaya teror perasaan, seolah-olah kamu bertanggung jawab jawab atas hidup dia.
©       Menyakitin diri sendiri, lalu pengen dapat perhatian, hancur kan.
©       Yang begini, seharusnya semakin meyakinkanmu.
©       Dia tidak layak sama sekali jadi suami atau ayah anak-anakmu kelak, terlalu lemah.
©       Menghidupi dirinya saja tak mampu, bagaimana menghidupkani dirimu.
©       Dikit-dekit ngancem, ngancem ko dikit-dikit.
©       Sama hidup sendiri gak bisa tanggung jawab bagaimana dengan tanggung jawab sama yang wajib.
©       Mengeluh satu-satunya andalannya.
©       Bila ada yang main ancam teror perasaan beginian tidak usah diladenin.
©       Kamu bukan ibunya yang bertanggung jawab atasnya.
©       Gak perlu merasa bersalah akan tindakan yang dia ancam mau lakukan.
©       Justru seharusnya merasa bersalah bila meneruti nafsu.
©       Laki begini seperti bayi yang harus disuapin.
©       Mungkin nanti pun engkau yang harus berkerja, sementara dia main game dirumah.

Bayangin bila sudah nikah
*      Mas, kapan mau cari nafkah?
*      Kalau lo-singgung-singgung nafkah lagi, gue mogok napas!.
*      Mas, anu... pintunya ko belum diperbaiki?
*      Kalo lo bilang lagi, gue minum obat nyamuk nih!
*      Mas, jangan main melulu donk.
*      Dari pada gue berhenti main game, lebih baik gue loncat dari tiang menara!
Cowok sejati bukan pandai menggalau.
Karena itu takkan tertarik model pacaran.
Cowok yang punya prinsip menyendiri saat belum siap dan akan meminang saat sudah siap.
Cowok yang tidak punya prinsip lantas pacaran.
Cowok sejati bila lamaran ditolak,
Dia naik pohon kelapa dan melihat masih banyak cewek yang menanti lamarannya.
Cowok lemah, bila diputusin.
Cari poho, lalu gantung diri. Sayang yang dicari pohon cabe.
Pacaran selalu dimulai dengan pengorbanan dan diakhiri saat ada korban.
Sebelum semua terjadi, alangkah baiknya mengakhiri dari sekarang.
Jangan surut niat taatmu karena akting amatiran cowok.
Air mata bukan tanda sayang, tapi tanda kelemahan.
Udah putusin aja.
Lagi pula kamu paling tau, hanya kemaksiatan demi kemaksiatan yang kamu buat saat bersamanya.
Udah putusin aja.
Lebih baik engkau melihat dia menangis sekarang, sebelum kamu yang menangis karena dia enggan bertanggung jawab.
Pantaskah cowok berbicara tentang cinta.
Bila yang ada hanya mengharapkan balas syahwat belaka?
Pantaskah cewek berkata tentang cinta.
Bila rela membiarkan diri dan pasangannya jatuh dalam kemaksiatan, silahkan.
Cowok terhormat tidak akan pertaruhkan kehormatan cewek.
Dia melindunginya dengan tundukkan pandangan atau mengambilnya dengan menikah.
Cowok sejati bukan yang bayak janji.
Tapi yang berani datangin wali, atau menahan diri dari perkataan yang tak pasti.
Perlu cewek ketahui, cowok sejati itu tak pernah ajak pacaran.
Karena sebatas masa dunia tak kaburkan yang Allah janjikan.
Perlu Cewek catat, cowok sejati itu tidak mengenal yang namanya pacaran.
Karena keluarga sakinah adalah yang diinginkan.
Bila masa depan sanggup tumbuhkan khawatir.
Setidaknya mulailah coba berpikir.
Bila masa depan sanggup gerakan hati yang merindukan surga.
Perlu alasan lain untuk bertindak sekarang juga?

Pacaran tidak pernah dirancang untuk keseriusan dan komitmen. Maka wajar, perkenalan pada saat pacaran pun hanya kenalan lewat pisik. Adapun nilai-nilai yang dianut, tanggung jawab yang sangat penting saat membina keluarga serta agama dan akhlaknya mutlak tersembunyi ketika pacaran.
Bagaimana mungkin pacaran akhlaknya bagus, lha pacaran aja sudah termasuk maksiat.
Bagaimana mungkin pacaran punya tanggung jawab. Kalau tanggung jawab dia gak pernah pacaran tapi nikah.
Yang terjadi ketika pacaran bukanlah pembicaraan masa depan tapi kenikmatan masa kini. Pacaran memang bukan perencanaan masa depan. Tapi bagaimana bersenang-senang sekarang.
Kalau memikirkan masa depan dia gak akan membiarkanmu baku dalam maksiat bersamanya.
Maka tiada jaminan sama sekali bila ada yang mengatakan “pacaran itu ajang perkenalan” bertentangan dengan realitas yang ada.
Mau bukti lagi? Coba aja, bila ada cewek yang berpacaran menanyakan kepada pacarnya. Kapan kita Nikah? Kira-kira apa jawaban sang pacar, eh... ehm... err... mei! Meibi Yes, Meibi No! Udah, gak usah pikiran, yang penting enjoy aja dulu. Fun. Aah udah deh. Jangan mikir panjang-panjang, yang ada nikmati aja dulu.
Mati gaya deh, paling juga mengarang bebas, mbulet seadanya, ketahuan gak seriusnya.
Sebelum nikah: haduh, hati-hati cayank, jalan di depanmu tergenang. Mari kakak gendong supaya cayank tidak terbasahkan air yank tak jernih ini.
Setelah Nikah: mata Mu pake donk.
Sebelum: cayank mana yang susah biar kakak bantuin cayank. Abang akan kerahkan seluruh daya upaya membantu kamu. Begini caranya cayank.
Setelah: katanya sarjana, gitu aja gak bisa pake otaklah!
Sebelum: lagunya, “engkau segalanya”
Setelah: lain dendangnya , “separuh Jiwaku Pergi”.
Ingat! Kembali: pacaran itu Cuma mainan, nikah itu tanda serius. Terus, mau dimainin atau diseriusin?
Engkau ucapkan cinta padahal itu Dusta
Lisankan cayank padahal itu Bohong
Sebelum akad terucap, tak ada jaminan kata!

Udah Putusin Aja.

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: