Thursday, March 3, 2016

Dibully Sudah Biasa



Oleh: Amriadi Al Masjidiy*

Artikel ini saya tulis sebagai curhatan yang pernah saya alami. Saya mengenal yang namanya computer dan Internet itu pada tahun 2008 dan baru memakai HP (Telepon Genggam) pada tahun 2011. Agak ketinggalan, apa boleh buat karena saya bukan orang yang punya. Pada tahun 2008 saya baru memiliki satu akun media social yaitu Facebook.

Kalau sekarang Alhamdulillah saya sudah memiliki 5 macam media social yaitu FacebookTwitterBlog,Youtube, dan Fanspage. Selama saya memakai media social pada tahun 2009 saya mengalami penutupan akun dari facebook dan aneka macam serangan hacker. Semua akun facebook saya pada tahun 2009 hilang atau dikendalikan oleh orang lain.

Kenapa demikian karena mereka menganggap saya tukang penyebar ajaran kebecian. Padahal saya hanya memposting foto-foto komplik Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh, kemudian ditambah lagi masalah khilafiyah yang cenderung menurut sebagian pengguna facebook itu memecahkan ummat.

Padahal tahun 2010 saya sudah mempelajari aneka trik dan tip Internet, akhirnya setiap serangan saya bisa mengambil balik. Pada tahun 2011 saya sudah memiliki akun media social lainnya. Hal ini membuat saya terus mempelajari dan berinteraksi dengan dunia maya. Aneka bully juga datang lantaran saya mengkritisi demokrasi dan mengkritisi capres.

Para pendukung setia mereka tentunya akan membela mati-matian. Padahal pada tahun 2014 saya menyatakan golput. Pada saat itulah akun saya mulai ramai jadi pembahasan media social. Saya mengkritisi Jokowi atas kinerjanya dan tanpa segan-segan saya katakan capres pelanggar HAM adalah Prabowo. Oleh karena itu mengajak yang lain juga untuk golput.

Setiap saat status ramai yang komentar, lataran di facebook saya telah berkumpul para pendukung capres setia waktu itu. Saling debat, saling bully dan sebagainya itu sudah biasa. Selama itu juga akun saya mulai diretas lebih kurang sampai sekarang 16 kali dan penutupan akun dari pihak facebook dari tahun 2012 sampai sekarang sudah 9 kali. Namun lagi-lagi facebook saya tetap bisa digunakan lagi lantaran saya sudah mengetahui triknya.

Pada tahun 2015 saya membuka sebuah groub tertutup dengan nama Islam Online. Dan saya juga mengeluarkan majalah Islam Online. Kemudian groub ini tidak lama, seluruh admin yang berjumlah 9 orang diblokir oleh pihak facebook tanpa sebab.

Pada tahun yang sama saya mengkritis seorang Kiyai NU  yang berorasi di Parade Aswaja Aceh. Kemudian pada tahun 2016 diangkat lagi artikel saya yang telah usang itu oleh Muslimedia News (MMN) untuk membully saya lagi. Dengan kritikan yang sangat menyudutkan saya dan hal ini telah saya klarifikasi disini.

Tulisan-tulisan saya sekarang tidak hanya saya muat di blog-blog seperti Kompasiana, Forum, Okezone, detik dan blog ini. Namun tulisan saya telah merambah kemana-mana termasuk media-media besar di Kota Bekasi dan Aceh, bahkan banyak aktivis blog juga yang menyebarkan luaskan artikel saya, baik yang memiliki izin atau yang sembarangan mengkopi paste.

Saat ini saya sedang merintis media Online yaitu Tebar Suara namun masih dalam bentuk blog, karena belum ada dana untuk membeli domain. Maklum karena hanya saya sendiri yang merangkap semuanya. Hal ini bisa saja saya kembangkan sendiri jika ada yang mau mensponsorinya. Jika pembaca sekalian yang ingin berpartisipasi dalam pengembangan Media Online ini silahkan menghubungi saya via Email: adiklikdotcom@gmail.com dan bagi yang ingin mengirim tulisan ke Tebar Suara dengan senang hati kami akan memuatnya dengan syarat tidak mengandung unsur sara dan menyertai data diri.


*) Penulis Merupakan Aktivis Media Sosial dan Lingkungan di Kota Bekasi. Mahasiswa Komumikasi dan Penyiaran Islam di sebuah PTS di Jakarta. Tulisan Ini Telah di Muat pada media Tebar Suara

SHARE THIS

Author:

Penulis merupakan penulis bebas dan juga penggiat blockchain dan Cryptocurrency. Terima Kasih sudah berkunjung ke Blog Saya, bebas copy paste asal mencantumkan sumber sebagaimana mestinya.

0 comments: